PERINGATAN

Dilarang meng-copy materi dari blog ini, tanpa mencantumkan nama penulis dan alamat web (URL). Terima Kasih

Kamis, 30 Juni 2011

ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) 1

Dr. Suparyanto, M.Kes

ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) 1

  • Pelaksanaan Standar Asuhan Persalinan Normal dalam Pertolongan Persalinan
  • Seperti yang telah penulis uraikan pada bagian sebelumnya bahwa Standar pelayanan kebidanan terdiri dari 25 Standar, yaitu: Standar 1 s/d 25. Sesuai dengan materi penelitian, maka pada bagian ini penulis akan membahas lebih lanjut tentang standar dalam pertolongan Persalinan yang terdiri dari 4 Standar yaitu Standar 9 sampai dengan Standar 12.
  • Adapun penjelasan lebih rinci Standar tersebut adalah sebagai berikut:

STANDAR 9: ASUHAN PERSALINAN KALA I

1.Tujuan
  • Untuk memberikan perawatan yang memadai dalam mendukung pertolongan persalinan yang aman.
2.Pernyataan Standar:
  • Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai, kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang memadahi dengan memberikan kebutuhan klien, selama proses persalinan berlangsung.
3.Hasil
  1. Meningkatkan persalinan yang ditolong oleh bidan
  2. Berkurangnya kematian/kesakitan oleh ibu/bayi akibat partus lama
  3. Ibu bersalin mendapat pertolongan darurat yang memadai dan tepat waktu, bila diperlukan.
4.Prasyarat
  1. Bidan dipanggil apabila ibu sudah mulai mulas/ketuban pecah.
  2. Bidan terampil dalam hal: a.Pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dan b.Penggunaan partograf dan pembacaannya.
  3. Tersedianya alat dan bahan habis pakai untuk pertolongan persalinan.
  4. Menggunakan KMS ibu hamil, partograf dan kartu ibu.

5.Proses
  • Bidan harus:
  1. Segera mendatangi ibu hamil ketika diberi tahu persalinan sudah dimulai/ketuban pecah.
  2. Melaksanakan pemeriksan kehamilan dengan memberikan perhatian terhadap tekanan darah, teratur tidaknya his dan denyut jantung janin (DJJ), bila ketuban sudah pecah.
  3. Catat semua temuan pemeriksaan dengan tepat. Jika ditemukan kelainan, lakukan rujukan ke Puskesmas/Rumah Sakit.
  4. Lakukan pemeriksaan dalam seccara aseptik dan sesuai dengan kebutuhan. (Jika his teratur dan tidak ada hal yang mengkhawatirkan atau his lemah tapi tanda-tanda vital ibu/janin normal, maka tidak perlu segera dilakukan pemeriksaan dalam).
  5. Dalam keadaan normal periksa dalam, cukup setiap 4 jam dan HARUS selalu secara aseptik.
  6. Jika sampai pada fase aktif, catat semua temuan dalam partograf dan kartu ibu.
  7. Anjurkan ibu untuk mandi dan tetap aktif bergerak seperti biasa, dan memilih posisi yang dirasa nyaman, kecuali bila belum terjadi penurunan kepala sementara ketuban sudah pecah. (Riset membuktikan banyak keuntungan jika ibu tetap aktif bergerak semampunya dan merasa senyaman mungkin).
  8. Amati kontraksi dan DJJ sedikitnya 30 menit pada kala I. Pada akhir kala II atau jika kontraksi sudah sangat kuat, periksa DJJ setiap 15 menit.
  9. Catat dan amati penurunan kepala janin dengan palpasi abdomen setiap 4 jam.
  10. Catat tekanan darah setiap 4 jam.
  11. Minta ibu hamil agar sering buang air kecil sedikitnya setiap 2 jam.
  12. Pada persalinan normal, mintalah ibu untuk banyak minum guna menghindari dehidrasi dan gawat janin. (Riset menunjukkan bahwa, pada persalinan normal, tidak ada gunanya untuk mengurangi minum dan makan makanan kecil yang mudah dicerna).
  13. Selama persalinan, beri dukungan moril dan perlakuan yang baik dan peka terhadap kebutuhan ibu hamil, suami/orang terdekat yang mendampingi.
  14. Jelaskan proses persalinan yang edang terjadi pada ibu, suami dan keluarganya. Beritahu mereka kemajuan persalinan secara berkala.
  15. Segera catat semua temuan pada partograf dan kartu ibu.
  16. Saat proses persalinan berlangsung, bersiaplah untuk menghadapi kelahiran bayi (lihat Standar 10).
  17. Lakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman (lihat Standar 10).

STANDAR 10: PERSALINAN YANG AMAN

1. Tujuan
  • Memastikan persalinan yang aman untuk ibu dan bayi.
2. Prasyarat
  1. Bidan dipanggil apabila ibu sudah mulai mulas/ketuban pecah.
  2. Bidan sudah terampil dalam menolong persalinan secara bersih dan aman.
  3. Adanya alat untuk pertolongan persalinan dalam keadaan desinfeksi tingkat tinggi (DTT).
  4. Adanya bahan-bahan untuk pertolongan persalinan yang bersih

3.Pernyataan Standar:
  • Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman, dengan sikap sopan dan penghargaanterhadap klien serta memperhatikan tradisi setempat.
4.Hasil
  1. Persalinan yang bersih dan aman
  2. Meningkatnya kepercayaan terhadap bidan
  3. Menurunnya komplikasi seperti pendarahan postpartum, asfiksia neonatal,trauma kelahiran.
  4. Menurunnya angka sepsis puerperalis.
  5. Bidan sedapat mungkin menggunakan sarung tangan yang bersih.
  6. Tersedia ruangan yang hangat, bersih dan ehat untuk persalinan.
  7. Menggunakan kartu ibu.
5.Proses
  • Bidan harus:
  1. Memastikan tersedianya ruangan yang hangat, bersih dan sehat untuk persalinan, juga kain hangat untuk mengeringkan bayi baru lahir, tempat untuk plasenta. (Jika ibu belum mandi, bersihkan daerah perineum dengan air bersih).
  2. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih, kemudian keringkan hingga betul-betul kering dengan handuk bersih. (Kuku harus dipotong pendek dan bersih)
  3. Bantu ibu untuk mengambil posisi yang paling nyaman. (Riet menunjukkan bahwa posisi duduk tau jongkok memberikan banyak keuntungan).
  4. Anjurkan ibu untuk meneran atau mengejan hanya jika merasa ingin atau saat kepala bayi sudah kelihatan. (Riset menunjukkan bahwa menahan nafas sambil meneran adalah berbahaya, dan meneran sebelum kepala bayi tampak tidaklah perlu. Bahkan meneran sebelum pembukaan serviks lengkap adalah berbahaya). Jika kepala belum terlihat, padahal ibu sudah sangat ingin meneran, periksa pembukaan serviks dengan periksa dalam. Jika pembukaan belum lengkap, keinginan meneran bisa dikurangi dengan memiringkan ibu ke sisi sebelah kiri.
  5. Pada kala II, dengarkan DJJ setiap his terakhir, irama dan frekuensinya harus egera kembali ke normal. Jika tidak cari pertolongan medis. (Jika kepala udah menegangkan perineum, dan terjadi kelambatan kemajuan persalinan atau DJJ menurun sampai 100x/menit atau kurang, atau meningkat menjadi 160x/menit atau lebih, maka percepat persalinan dengan melakukan episiotom),
  6. Hindari peregangan vagina secara manual dengaan gerakan menyapu atau menariknya ke arah luar. (Riset menunjukkan bahwa hal tersebut berbahaya).
  7. Pakai sarung tangan sedapat mungkin, saat kepala bayi kelihatan.
  8. Jika ada kotoran keluar dari rektum, bersihkan dengan kain kering.
  9. Bantu kepala bayi lahir perlahan, sebaiknya diantara his. (Riset menunjukkan bahwa robekan tingkat dua dapat sembuh sama baiknya dengan luka episiotomi, sehingga tidak perlu menggunting perineum, kecuali terjadi gawat janin atau kemungkinan terjadi robekan tingkat tiga yang mengenai rektum).
  10. Begitu kepala bayi lahir, bahu bai akan memutar. (Hal ini harusnya terjadi pontan, sehingga bayi tak perlu dibantu. Jika bahu tidak memutar).
  11. Begitu bahu sudah pada poisi anterior posterior yang benar, bantulah persalinan.
  12. Segera setelah lahir, keringkan bayi dengan handuk bersih yang hangat, dan berikan berikan pada ibu atau letakkan di dadanya untuk disusui. (Riset menunjukkan hal ini penting untuk keberhasilan dalam memberikan ASI dan membantu pelepasan plasenta. Kontak kulit dengan kulit adalah cara yang baik untuk menjaga kehangatan bayi, sementara handuk diselimutkan pada punggung bayi. Jika bayi tidak didekap oleh ibuya, selimuti bayi dengan kain yang bersih dan hangat. Tutupi bayi agar tidak kehilngan panas).
  13. Pembersihan jalan nafas bayi tidak selalu diperlukan. Jika bayi tidak menangis spontan gunakan pengisap lendir untuk membersihkan jalan naas
  14. Tali pusat di klem di dua tempat, lalu potong diantara dua klem denagn gunting steril yang tajam.
  15. Perhatikan tanda pelepasan plasenta (fundus membulat dan mengeras, darah meleleh, tinggi fundus meningkat, tali pusat memanjang). Kemudian mintalah ibu meneran saat his berikutnya. Pegang dan regangkan tali pusat, jangan ditarik, kemudian plsenta akan lahir dan terimalah dengan kedua tangan. Periksa kelengkapannya.
  16. Letakkan tangan pada fundus uteri untuk memeriksa kontraksi. Palpasi fundus dan jika tidak keras, keluarkan bekuan darah dan lakukan pengusapan/massase fundus dengan hati-hati agar terjadi kontraksi uterus. Perkirakan kehilangan darah secara akurat. (ingat pendarahan sulit diukur dan sering diperkirakan lebih sedikit).
  17. Lakukan pemeriksaan bayi, perawatan mata dan prosedur lain untuk perawatan bai baru lahir.

6. Pernyataan Standar:
  • Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.
  1. Bersihkan perineum dengan air bersih dan tutupi dengan kain bersih/telah dijemur.
  2. Berikan plasenta dan selaput ketuban kepada suami/keluarga ibu.
  3. Pastikan agar ibu dan bayi merasa nyaman. Berikan bayi kepada ibu untuk diberi ASI.
  4. Catat semua temuan dengan seksama.

STANDAR 11: PENGELUARAN PLASENTA DENGAN PENEGANGAN TALI PUSAT

1. Tujuan
  • Membantu pengeluaran plasenta dan selaputnya secara lengkap tanpa menyebabkan pendarahan.
2. Prasyarat
  • Bidan sudah terlatih dalam membantu pengeluaran plasenta secara
3. Hasil
  1. Ibu dengan resiko pendarahan postpartum primer mendapat penanganan yang memadai.
  2. Menurunnya kejadian pendarahan postpartum akibat salah penanganan kala III lengkap dengan penegangan tali pusat secara benar.
  3. Adanya alat dan bahan untuk melahirkan plasenta, termasuk air bersih, larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi, sabun dan handuk bersih untuk cuci tangan, juga tempat untuk plasenta. Sebaiknya Bidan menggunakan sarung tangan yang bersih.
  4. Tersedia oksitosika yang dikirim dan disimpan dengan benar.
4.Proses
  1. Masukkan okitosika (okitosin 10 IU IM) ke dalam alat suntik menjelang persalinan.
  2. Setelah bayi lahir, periksa kemungkinan adanya bayi kembar. Jika tidak ada, beri oksitosi secara IM secepatnya. (Kecuali jika terdapat hal lain yang mengharuskan pemberian secara IV).
  3. Tunggu tanda terlepasnya plasenta (yaitu fundus mengeras dan bulat, keluarnya tetesan darah, fundus naik, tali pusat memanjang). Periksa fundus untuk mengetahui adanya kontraksi, keluarkan gumpalan jika perlu.
  4. Bantu ibu untuk bersandar atauberbaring untuk pengeluaran plasenta dan selaputnya.
  5. Jika plasenta sudah terlepas dari dinding uterus, letakkan tangan kiri di atas simfisis pubis untuk menahan korpus uteri, dan regangkan tali pusat dengan tangan yang lain tetapi jangan ditarik. Mula-mula regangan diarahkan ke bawah, lalu secara perlahan diregangkan ke atas dengan mengikuti sumbu jalan lahir. Jangan menekan funus karena dapat menyebabkan inversio uteri.
  6. Jika plasenta sudah tampak dari luar, secara bertahap tarik ke atas
5. Pernyataan Standar:
  • Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala II yang lama, dan segera melakukan episiotomi dengan aman untuk menperlancar persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum. sehingga plasenta mengikuti jalan yang sama dengan bayi. Lepaskan tangan kiri dari perut, untuk menerima plasenta.
  1. Keluarkan selaput dengan hati-hati. (Hal ini harus dikerjakan secara perlahan dan hati-hati. Jangan ditarik karena selaput mungkin robek).
  2. Begitu plasenta sudah lahir ecara lengkap, perikasa apakah uterus berkontraksi dengan baik. (Mungkin perlu mengeluarkan gumpalan darah dan mengusap fundus dari luar agar uterus berkontraksi, jika uterus tidak keras dan bulat).
  3. Taksir jumlah kehilangan darah secermat-cermatnya.
  4. Periksa apakah plasenta telah dilahirkan secara lengkap, jika tidak lengkap, ulangi pemberian oksitosida. Jika pendarahan tidak banyak dan rumah sakit dekat, ibu segera dirujuk. Bila pendarahan banyak dan rumah sakit jauh, lakukan plasenta manual Untuk penanganan pendarahan.
  5. Bersihkan vulva dan perineum dengan air bersih dan tutup dengan pembalut wanita/kain kering yang bersih.
  6. Periksa tanda-tanda vital. Catat semua temuan secermat-cermatnya.
  7. Berikan plsenta kepada suami/keluarga ibu.

STANDAR 12: PENANGANAN KALA II DENGAN GAWAT JANIN MELALUI EPISIOTOMI

1. Tujuan
  • Mempercepat persalinan dengan melakukan episiotomi pada keadaan gawat janin.
2. Hasil
  1. Penurunan kejadian asfiksia neonatorum berat.
  2. Penurunan kejadianlahir mati pada kala II
  3. Penurunan kejadian sepsi puerperalis
3. Prasyarat
  1. Bidan sudah terlatih dalam melaksanakan episiotomi dan menjahit perineum secara benar.
  2. Tersedia alat atu bahan untuk melakukan episiotomi, termasuk gunting tajam yang steril dan alat/bahan untuk penjahitan perineum (berikan anestesi lokal, misalnya dengan 5 ml 1% lidokain dan alat suntik/jarum hipodermik steril).
  3. Menggunakan kartu ibu.
4.Proses
  • Jika ada tanda gawat janin berat dan kepala sudah terlihat, mak satusatunya cara yang dapat dilakukan oleh Bidan untuk menyelamatkan janin adalah dengan melakukan episiotomi.
Bidan harus
  1. Mempersiapkan alat-alat steril untuk tindakan ini.
  2. Memberi tahu ibu tentang perlunya episiotomi dilakukan dan yang akan dirasakan.
  3. Anestesi lokal diberikan pada saat his. Sebelum menyuntikkannya, tarik jarum sedikit, (untuk memastikan jarum tidak menembus pembuluh darah). Msukkan dua jari tangan kiri ke dalam vagina untuk melindungi kepala bayi, dan dengan tangan kanan, tusukkan jarum sepanjang garis yang akan digunting hingga teranastesi.
  4. Tunggu satu menit agar anestesinya bekerja, lakukan tes kekebalan.
  5. Pada Puncak his berikutnya, lindungi kepala janin seperti di atas, kemudian lakukan pengguntingan tunggal yang mantap.
  6. Lindungi kepala bayi dengan tangan kiri agar kelahiran kepala terkendali dan tidak terlalu cepat. Minta ibu untuk meneran diantara dua his. Kemudianlahirkan bayi secara normal.
  7. Begitu bayi lahir, tutupi perineum dengan pembalut steril dan lakukan resusitasi neonatus jika diperlukan.
  8. Lahirkan plsenta secara lengkap, sesuai dengan Standar 11.
  9. Segera setelah plsenta dikeluarkan, lakukan penjahitan secara aseptik dengan peralatan yang steril.
  10. Lakukan penjahitan secara berlapis. Mulai dari vagina, lalu perineum.
  11. Sesudah penjahitan, masukkan jari dengan hati-hati ke rektum untuk memastikan bahwa penjahitan tidak menembus dinding rektum. Bila hal tersebut terjadi, lepaskan jahitan dan lakukan jahitan ulang. periksa vagina dan pastikan tidak ada bahan yang tertinggal.
  12. Bersihkan perineum dengan air bersih, usahakan agar ibu merasa bersih dan nyaman. Periksa apakah pendarahan dari raerah insisi sudah berhenti. Bila pendarahan masih ada, periksa sumbernya. Bila berasal dari luka episiotomi, temukan titik pendarahan dan segera ikat, jika bukan, ikuti Standar 22.
  13. Pastikan bahwa ibu diberi tahu agar menjaga perineum tetap bersih dan kering.
  14. Catat semua temuan secermat-cermatnya

DAFTAR PUSTAKA

  1. JNPK-KR, 2008, Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal, Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi, Jakarta, JNPK-KR

ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN)

Dr. Suparyanto, M.Kes

ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN)

PENGERTIAN APN
  • Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
  • Menurut Saifuddin(10), persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
  • Definisi persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang dimulai secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan. Bayi dilahirkan secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37 hingga 42 minggu lengkap. Setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi sehat.

TUJUAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL
  • Tujuan asuhan persalinan normal adalah tercapainya kelangsungan hidup dan kesehatan yang tinggi bagi ibu serta bayinya, melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap namun menggunakan intervensi seminimal mungkin sehingga prinsip keamanan dan kualitas layanan dapat terjaga pada tingkat yang seoptimal mungkin. pendekatan seperti ini berarti bahwa: dalam asuhan persalinan normal harus ada alasan yang kuat dan bukti manfaat apabila akan melakukan intervensi terhadap jalannya proses persalinan yang fisiologis/alamiah.

TUGAS PENOLONG PERSALINAN PADA ASUHAN PERSALINAN NORMAL.
  • Tugas penolong persalinan pada asuhan persalinan normal yaitu:
  1. Memberikan dukungan pada ibu, suami dan keluarganya selama proses persalinan, saat akan melahirkan bayi dan pada masa sesudahnya.
  2. Melakukan pemantauan terhadap ibu dan janin dalam proses persalinan dan setelah persalinan; menilai adanya faktor risiko; melakukan deteksi dini terhadap komplikasi persalinan yang mungkin muncul.
  3. Melakukan intervensi minor bila diperlukan seperti melakukan amniotommi; episotomi pada kasus gawat janin; melakukan penatalaksanaan pada bayi baru melahirkan dengan asfiksi ringan.
  4. Melakukan rujukan pada fasilitas yang lebih lengkap sesuai dengan masalah kasusu yang dirujuk bila didapatkan adanya faktor risiko atau terdeteksi adanya komplikasi selama proses persalinan. Selain tugaaas-tugas di atas, seorang penolong persalinan harus mendapatkan kualifikasi sebagai tenaga pelaksana penolong persalinan melalui serangkaian latihan, bimbingan langsung dan kesempatan untuk mempraktekkan keterampilannya pada suasana sesungguhnya. Dalam kualifikasi tersebut, penolong persalinan dapat melakukan penilaian terhadap faktor risiko, mendeteksi secara dini terjadinya komplikasi persalinan, melakukan pemantauan terhadap ibu maupun janin, dan juga bayi setelah dilahirkan. Penolong persalinan harus mampu melakukan penatalaksanaan awal terhadap komplikasi terhadap bayi baru lahir. Ia juga harus mampu untuk melakukan rujukan baik ibu maupun bayi bila komplikasi yang terjadi memerlukan penatalaksanaan lebihlanjut yang membutuhkan keterampilan di luar kompetensi yang dimilikinya. Tidak kalah pentingnya adalah seorang penolong persalinan harus memiliki kesabaran, kemampuan untuk berempati dimana hal ini amat diperlukan dalam memberikan dukungan bagi ibu dan keluarganya.

LIMA BENANG MERAH DALAM ASUHAN PERSALINAN NORMAL
  • Di dalam asuhan Persalinan terdapat 5 (lima) aspek disebut juga sebagai 5 (lima) benang merah yang perlu mendapatkan perhatian, ke 5 aspek tersebut yaitu:
  1. Aspek Pemecahan Masalah yang diperlukan untuk menentukan Pengambilan Keputusan Klinik (Clinical Decision Making). Dalam keperawatan dikenal dengan Proses Keperawatan, para bidan menggunakan proses serupa yang disebut sebagai proses penatalaksanaan kebidanan atau proses pengambilan keputusan klinik (clinical decision making). Proses ini memiliki beberapa tahapan mulai dari pengumpulan data, diagnosis, perencanaan dan penatalaksanaan, serta evaluasi, yang merupakan pola pikir yang sistematis bagi para bidan selama memberikan Asuhan Kebidanan khususnya dalam Asuhan Persalinan Normal.
  2. Aspek Sayang Ibu yang Berarti sayang Bayi
  • Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan yang harus diperhatikan para Bidan adalah:
  1. Suami, saudara atau keluarga lainnya harus diperkenankan untuk mendampingi ibu selama proses persalinan bila ibu menginginkannya.
  2. Standar untuk persalinan yang bersih harus selalu dipertahankan
  3. Kontak segera antara ibu dan bayi serta pemberian Aair Susu Ibu harus dianjurkan untuk dikerjakan.
  4. Penolong persalinan harus bersikap sopan dan penuh pengertian.
  5. Penolong persalinan harus menerangkan pada ibu maupun keluarga mengenai seluruh proses persalinan.
  6. Penolong persalinan harus mau mendengarkan dan memberi jawaban atas keluhan maupun kebutuhan ibu.
  7. Penolong persalinan harus cukup mempunyai fleksibilitas dalam menentukan pilihan mengenai hal-hal yang biasa dilakukan selama proses persalinan maupun pemilihan posisi saat melahirkan.
  8. Tindakan-tindakan yang secara tradisional sering dilakukan dan sudah terbukti tidak berbahaya harus diperbolehkan bila dilakukan.
  9. Ibu harus diberi privasi bila ibu menginginkan.
  10. Tindakan-tindakan medik yang rutin dikerjakan dan ternyata tidak perlu dan harus dihindari (episiotomi, pencukuran dan klisma).

3. Aspek Pencegahan Infeksi
  • Cara efektif untuk mencegah penyebaran penyakit dari orang ke orang dan atau dari peralatan/sarana kesehatan ke orang dapat dilakukan dengan meletakkan penghalang diantara mikroorganisme dan individu (klien atau petugas kesehatan). Penghalang ini dapat berupa proses secara fisik, mekanik ataupun kimia yang meliputi:
1. Cuci tangan
  • Secara praktis, mencuci tangan secara benar merupakan salah satu tindakan pencegahan infeksi paling penting untuk mengurangi penyebaran penyakit dan menjaga lingkungan bebas dari infeksi. Cuci tangan dilakukan sesuai dengan Standar dan prosedur yang ada.
2. Pakai sarung tangan
  • Untuk tindakan pencegahan, sarung tangan harus digunakan oleh semua penolong persalinan sebelum kontak dengan darah atau cairan tubuh dari klien. Sepasang sarung tangan dipakai hanya untuk seorang klien guna mencegah kontaminasi silang. Jika mungkin, gunakanlah sarung tangan sekai pakai, namun jika tidak mungkin sebelum dipakai ulang sarung taangan dapat dicuci dan disteril dengan otoklaf, atau dicuci dan didesinfektan tingkat tinggi dengan cara mengkukus.
3. Penggunaan Cairan Antiseptik
  • Penggunaan antiseptik hanya dapat menurunkan jumlah mikroorganisme yang dapat mengkontaminaasi luka dan dapat menyebabkan infeksi. Untuk mencapai manfaat yang optimal, penggunaan antiseptik seperti alkohol dan lodofor (Betadin) membutuhkan waktu beberapa menit untuk bekerja secara aktif. Karena tiu, untuk suatu tindakan kecil yang membutuhkan waktu segeraseperti penyuntikan oksitosin IM saat penatalaksanaan aktif kala III dan pemotongan tali pusat saat bayi baru lahir, penggunaan antiseptik semacam ini tidak diperlukan sepanjang alat-alat yang digunakan steril atau DTT.
4. Pemrosesan alat bekas
  • Proses dasar pencegahan infeksi yang biasa digunakan untuk mencegah penyebaran penyakit dari peralatan, sarung tangan dan bahan-bahan lain yang terkontaminasi adalah dengan :
a. Pencucian dan pembilasan
  • Pencucian penting karena: merupakan cara yang paling efektif untuk menghilangkan sejumlah besar mikroorganisme pada peralatan kotor atau bekas di pakai. Tanpa pencucian, prosedur terilisasi ataupun desinfeksi tingkat tinggi tidak akan terjadi secara efektif. Jika alat sterilisasi tidak teredia, pencucian yang seksama merupakan cara mekanik satu-satunya untuk menghilangkan sejumlah endospora.
b. Dekontaminasi
  • Dekontaminas yaitu segera setelah alat-alat itu digunakan, tempatkan benda-benda tersebut dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit, yang akan secara cepat mematikan virus Hepatitis B dan virus HIV. Larutan klorin cepat sekali berubah keadaannya, oleh sebab itu setiap hari harus diganti atau dibuat baru apabila larutan tersebut tampak kotor (keruh).
c. Sterilisasi atau Desinfeksi Tingkat Tinggi 
  • Sterilisasi atau Desinfeksi Tingkat Tinggi di beberapa tempat pelayanan yang tidak memungkinkan untuk melakukan sterilisasi dengan otoklaf atau oven/jenis alat yang tidakmemungkinkan untuk dilakukan sterilisasi dengan cara diatas, maka Deinfeksi Tingkat Tinggi merupakan pilihan satu-satunya yang masih bisa diterima. DTT ini bisa dengan cara merebus, menggunakan uap, menggunakan bahan kimia, dengan langkah-langkah sesuai prosedur yang sudah ada.
d. Pembuangan sampah
  • Tujuan pembuangan sampah klinik seccara benar adalah: mencegah penyebaran infeksi kepada petugas klinik yang menangani sampah dan masyarakat yang sekaligus dapat melindunginya dari luka karena tidak terkena benda-benda tajam yang sudah terkontaminasi.
  • Jadi dengan penanganan sampah yang benar tersebut akan mengurangi penyebaran infeksi baik kepada petugas klinik maupun kepada masyarakat setempat
5. Aspek Pencatatan (Dokumentasi)
  • Dokumentaaai dalam manajemen kebidanan merupakan bagian yang sangat penting. Hal ini karena:
  1. Dokumentasi menyediakan catatan permanen tentang manajemen pasien.
  2. Memungkinkan terjadinya pertukaran informasi diantara petugas kesehatan.
  3. Kelanjutan dari perawatan dipermudah, dari kunjungan ke kunjungan berikutnya, dari petugas ke petugas yang lain, atau petugas ke fasilitas.
  4. Informasi dapat digunakan untuk evaluasi, untuk melihat apakah perawatan sudah dilakukan dengan tepat, mengidentifikasi kesenjangan yang ada, dan membuat perubahan dan perbaikan peningkatan manajemen perawatan pasien.
  5. Memperkuat keberhasilan manajemen, sehingga metode-metode dapat dilanjutkan dan disosialisasikan kepada yang lain.
  6. Data yang ada dapat digunakan untuk penelitian atau studi kasus.
  7. Dapat digunakan sebagai data tatitik, untuk catatan nasional.
  8. Sebagai data statitik yang berkaitan dengan kesakitan dan kematin ibu dan bayi.
  • Dalam Asuhan Persalinan Normal, sistem pencatatan yang digunakan adalah partograf, hasil pemeriksaan yang tidak dicatat pada partograf dapat diartikan bahwa pemeriksan tersebut tidak dilakukan
6. Aspek Rujukan
  • Jika ditemukan uatu masalahdalam persalinan, sering kali ulit untuk melakukan upaya rujukan dengan cepat, hal ini karena banyak faktor yang mempengaruhi. Penundaan dalam membuat keputusan dan pengiriman ibu ke tempat rujukan akan menyebbkan tertundanya ibu mendapatkan penatalaksanaan yang memadai, sehingga akhirnya dapat menyebabkan tingginya angka kematian ibu. Rujukan tepat waktu merupakan bagian dari asuhan sayang ibu dan menunjang terwujudnya program Safe Motherhood.

KEBIJAKAN PELAYANAN ASUHAN PERSALINAN
  • Sebagai kebijakan pemerintah tentang pelayanan asuhan persalinan adalah:
  1. Semua persalinan harus dihadiri dan dipantau oleh petugas kesehatan terlatih.
  2. Rumah Bersalin dan tempat rujukan dengan fasilitaas memadai untuk menangani kegawatdaruratan obstetri dan neonatal harus tersedia 24 jam.
  3. Obat-obat esensial, bahan dan perlengkapan harus tersedia bagi seluruh petugas terlatih.

REKOMENDASI KEBIJAKAN TEKNIS ASUHAN PERSALINAN DAN KELAHIRAN
  • Untuk mendukung dilaksanakannya kebijakan tentang pelayanan asuhan persalinan, maka selanjutnya pemerintah merekomendasikan tentang kebijakan terebut. Adapun rekomendasi yang dimaksud adalah:
  1. Asuhan Sayang Ibu dan Sayang Bayi harus dimasukkan sebagai bagian dari persalinan bersih dan aman, termasuk hadirnya keluarga atau orang-orang yang memberi dukungan bagi ibu.
  2. Partograf harus digunakan untuk memantau persalinan dan berfungsi sebagai suatu catatan/rekam medik untuk persalinan.
  3. Selama persalinan normal, intevensi hanya dilaksanakan jika benarbenar dibutuhkan. Prosedur ini hanya dilakukan jika ada indikasi atau penyulit.
  4. Manajemen aktif kala III, termasuk penjepitan danpemotongan tali pusat secara dini, memberikan suntikan oksitosin IM, melakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT) dan segera melakukan massase fundus, harus dilakukan pada semua persalinan normal.
  5. Penolong persalinan harus tetap tinggal bersama ibu dan bayi setidaktidaknya 2 jam pertama etelah kelahiran, atau sampai ibu sudah dalam keadaan stabil. Fundus harus diperiksa setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada jam ke dua. Massase fundus harus dilakukan sesuai kebutuhan untuk memastikan tonus uterus tetap baik, pendarahan minimal dan mencegah pendarahan.
  6. Selama 24 jam pertama setelah persalinan, fundus harus sering diperiksa dan dimassase sampai tonus baik. ibu atau anggita keluarga dapat diajrkan melakukan hal ini.
  7. Segera setelah lahir, seluruh tubuh terutama kepala bayi harus segera diselimuti dan bayi segera dikeringkan serta dijaga kehangatannya untuk mencegah terjadinya hipotermi.
  8. Obat-obat esensial, bahan dan perlengkapan harus disediakan oleh petugas dan keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

  1. JNPK-KR, 2008, Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal, Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi, Jakarta, JNPK-KR

Minggu, 19 Juni 2011

VULVA HYGIENE MASA NIFAS

Dr. Suparyanto, M.Kes

VULVA HYGIENE MASA NIFAS

PENGERTIAN
  • Vulva hygiene adalah membersihkan vulva dan daerah sekitarnya pada pasien wanita yang sedang nifas atau tidak dapat melakukannya sendiri. Pasien yang harus istirahat di tempat tidur (misalnya, karena hipertensi, pemberian infus, sectio caesarea) harus dimandikan setiap hari dengan pencucian daerah perineum yang dilakukan dua kali sehari dan pada waktu sesudah selesai membuang hajat. Meskipun ibu yang akan bersalin biasanya masih muda dan sehat, daerah daerah yang tertekan tetap memerlukan perhatian serta perawatan protektif (mediague.wordpress.com).
  • Setelah ibu mampu mandi sendiri (idealnya, dua kali sehari), biasanya daerah perineum dicuci sendiri dengan menggunakan air dalam botol atau wadah lain yang disediakan khusus untuk keperluan tersebut. Penggantian tampon harus sering dilakukan, sedikitnya sesudah pencucian perineum dan setiap kali sehabis ke belakang atau sehabis menggunakan pispot. Payudara harus mendapatkan perhatian khusus pada saat mandi yang bisa dilakukan dengan memakai spons atau shower dua kali sehari. Payudara dibasuh dengan menggunakan alat pembasuh muka yang disediakan khusus untuk keperluan ini. Kemudian masase payudara dilakukan dilakukan dengan perlahan – lahan dan puting secara hati – hati ditarik keluar. Jangan menggunakan sabun untuk membersihkan puting

TUJUAN
  1. Untuk mencegah infeksi
  2. Untuk penyembuhan luka jahitan perineum.
  3. Untuk kebersihan perineum, vulva juga memberikan rasa nyaman bagi klien.

PERSIAPAN ALAT
  1. Kapas sumblimat
  2. Alas pantat
  3. Botol cebok berisi larutan desinfektan sesuai dengan kebutuhan
  4. Betadin dan kain kasa
  5. Bengkok

CARA IBU NIFAS MELAKUKAN VULVA HYGIENE SENDIRI.
  • Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan diri Ibu nifas adalah sebagai berikut :
  1. Membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Langkah pertama ibu membersihkan daerah sekitar vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang, kemudian membersihkan daerah anus. Dan sebaiknya ibu membersihkan daerah sekitar vulva setiap kali selesai BAK atau BAB.
  2. Mengganti pembalut atau kain pembalut 2 kali sehari, kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari dan disetrika.
  3. Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
  4. Jika ibu mempunyai luka episotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah tersebut (Saifuddin, 2002).

PENATALAKSANAAN
  • Sebelum dilakukan vulva hygiene hendaknya perawat memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang hal yang akan dilakukan kepada klien.

Pelaksanaan
  1. Pintu dan jendela ditutup dan jika perlu pasanglah sampiran
  2. Alat-alat didekatkan pada pasien dan pasien diberitahu tentang hal yang akan dilakukan
  3. Perawat mencuci tangan
  4. Pakaian pasien bagian bawah dikeataskan atau dibuka.
  5. Pengalas dan dipasang dibawah bokong pasien, sikap pasien dorsal recumbent
  6. Perawat memakai sarung tangan (tangan kiri)
  7. Siram vulva dengan air cebok yang berisi larutan desinfektan
  8. Kemudian ambil kapas sublimat untuk membuka labia minora. vulva dibersihkan mulai dari labia minora kiri, labia minora kanan, labia mayora kiri, labia mayora kanan, vestibulum, perineum.
  9. Cara mengusap dari atas ke bawah bila masih kotor diusap lagi dengan kapas sublimat yang baru hingga bersih.
  10. Keadaan perineum diperhatikan jahitannya, bagaimana jahitannya apakah masih basah, apakah ada pembengkakan, iritasi dan sebagainya
  11. Jahitan perineum dikompres dengan betadin
  12. Setelah selesai pasien dirapihkan dan posisinya diatur kembali
  13. Peralatan dibereskan, dibersihkan dan dikembalikan ke tempat semula.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Ambarwati, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika
  2. Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
  3. Aziz, Alimul, 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisi Data. Jakarta: Salemba Medika
  4. Azwar, Syaefuddin, 2008. Sikap manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Belajar
  5. Notoatmodjo, 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta
  6. Nursalam, 2008.Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:Salemba Medika.
  7. Prawirohardjo, 2009.Ilmu Kebidanan. Yogyakarta:YBPSP
  8. Saifuddin, 2002.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:YBPSP
  9. Sugiono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta
  10. Sulistyowati, Ari,2009.Buku Ajar Asuhan kebidanan. Yogyakarta.:Andi Yogyakarta.
  11. Varney, 2004.Ilmu Kebidanan. Jakarta:EGC


LATIHAN SOAL PATOFISIOLOGI D3 ANALIS KESEHATAN 2011


Dr. Suparyanto, M.Kes

LATIHAN SOAL PATOFISIOLOGI D3 ANALIS KESEHATAN 2011

  1. Dehidrasi sedang berarti tubuh kekurangan cairan sebanyak berapa persen?
  2. Sebutkan causa dehidrasi renal
  3. Sebutkan gejala dehidrasi
  4. Bagaimana prinsip rehidrasi penderita dehidrasi
  5. Apa saja penyebab edema
  6. Sebutkan gejala klinis overload cairan
  7. Kelebihan cairan kategori berat, berarti kelebihan cairan sebanyak berapa persen
  8. Sebutkamn komplikasi overload cairan yang mengancam jiwa
  9. Hiperosmosis cairan tubuh meencerminkan apa
  10. Hiponatremia menyebabkan apa
  11. Apa yang dimaksud dengan Hipokalemia
  12. Hiperkalemia dapat menyebabkan apa
  13. Apa yang dimaksud dengan Asidosis
  14. Sebagai buffer pH darah, perbandingan konsentrasi [HCO3-] : PaCO2 harus berapa
  15. Asidosis metabolic ditandai dengan apa
  16. Alkalososis metabolic dikompensasi dengan apa
  17. Asidosis respiratorik dikompensasi dengan apa
  18. Alkalosis respiratorik ditandai dengan apa
  19. Bagaimana cara Penatalaksanaan asidosis metabolic
  20. Bagaimana cara Penatalaksanaan alkalosis metabolic
  21. Jelaskan apa saja fungsi ginjal
  22. Mengapa kelainan ginjal dapat menyebabkan Anemia
  23. Sebutkan faktor yang dapat merangsang keluarnya renin dari ginjal
  24. Sebutkan apa yang berfungsi merubah angiotensin 1 menjadi angiotensin 2
  25. Bagaima upaya tubuh pada saat kelebihan cairan
  26. Glomerulal Filtration Rate rata-ratanya berapa
  27. Adanya eritrosit dalam jumlah banyak didalam darah disebut apa
  28. Zat apa yang normal ditemukan dalam sedimen urine
  29. Untuk mengetahui morfologi ginjal dapat dipergunakan pemeriksaan apa
  30. Apa yang dimaksud dengan biopsi
  31. Sebutkan penyebab gagal ginjal akut prerenal
  32. Bagaimanan urutan yang benar stadium Gagal Ginjal Akut
  33. Apa beda syndrome uremia dan azotemia
  34. Sebutkan jenis Diet yang tepat untuk penderita Gagal Ginjal Kronik
  35. Jelaskan terapi pilihan untuk gagal ginjal kronik saat ini
  36. Apa yang dimaksud dengan hormon
  37. Reseptor hormone steroid ada dimana
  38. Sebutkan Fungsi system endokrin
  39. Jelaskan karakteristik hormone
  40. Defisiensi growth hormone akan mengakibatkanapa
  41. Sebutkan penyakitakibat Kelebihan growth hormone
  42. Apa dampak Hipotiroidea pada anak
  43. Hiperfungsi hormone ACTH akan mengakibatkan apa
  44. Sebutkan gejala hipertiroid
  45. Jelaskan perbedaan diabetes insipus dan diabetes mellitus
  46. Sebutkan fungsi utama plasma darah
  47. Sebutkan komponen plasma darah
  48. Sebutkan komponen sel darah yang berfungsi untuk imunitas
  49. Apa nama sel induk trombosit
  50. Berapa Harga normal eritosit
  51. Berapa batasan Leucopenia
  52. Berapa batasan Trombositosis
  53. Aktivitas sumsum tulang yang meningkat, pada pemeriksaan darah tepi ditunjukan dengan ditemukan apa
  54. Defisiensi asam folat menyebabkan apa
  55. Anemia akibat produksi yang menurun dalam sumsum tulang disebut apa
  56. Sebutkan nama Anemia yang berhubungan dengan keturunan
  57. Berapa Umur eritrosit
  58. Apa sifat bilirubin indirex
  59. Apa yang dimaksud denganKonjugasi bilirubin
  60. Sebutkan sifat bilirubin direx
  61. Sebutkan zat yang memberi warna kuning pada urine dan feses
  62. Apa yang dimaksud dengan hiperbilirubinemia
  63. Apa yang dimaksud dengan icterus
  64. Sebutkan macam penyebab icterus
  65. Bagaimana Hasil laboratorium yang benar tentang kasus anemia hemolitik
  66. Bagaimana Hasil laboratorium yang benar tentang kasus hepatitis
  67. Proses perubahan ammonia menjadi urea terjadi di organ apa
  68. Sebutkan Carier didalam hepar yang dapat menangkap ammonia
  69. Urea pada siklus urea berasal dari senyawa apa ?
  70. Jelaskan apa yang menyebakan nuremia

Jumat, 17 Juni 2011

SOAL LATIHAN BIOKIMIA S1 KEPERAWATAN 2011

Dr. Suparyanto, M.Kes

SOAL LATIHAN BIOKIMIA S1 KEPERAWATAN 2011

  1. Sebutkan cara Replikasi DNA
  2. Sebutkan Bagian DNA yang melakukan transkripsi
  3. Transkripsi adalah proses copy kodogen dari DNA ke siapa
  4. Sebutkan Tempat sintesa protein
  5. Siapa yang berfungsi mengantar kodon dari inti sel ke ribosom
  6. Siapa yang menerima kodon dari mesenger RNA
  7. Siapa yang berfungsi mencari bahan asam amino dalam sintesa protein
  8. Dalam sintesa protein, translasi dilakukan oleh siapa
  9. Jika kodogen ADN: AGT maka kodon ARN –nya apa?
  10. Hasil translasi kodon disebut apa
  11. Apa yang dimaksud Asidosis
  12. Apa yang dimaksud larutan buffer
  13. Sebutkan macam system buffer pada tubuh manusia
  14. Asidosis metabolic disebabkan apa
  15. Alkalosis respiratorik disebabkan apa
  16. Alkalosis metabolic dikompensasi oleh siapa
  17. Asidosis respiratorik dikompensasi tubuh dengan cara bagaimana
  18. Penderita sesak nafas dapat mengakibatkan apa
  19. Penyakit ginjal yang menyebabkan kadar [HCO3-] meningkat disebut apa
  20. Bagaimana caraPenatalaksanaan alkalosis metabolic
  21. Apa yang dimaksud denganHeme
  22. Berapa Umur eritrosit
  23. Jelaskan Urutan perubahan yang benar pada katabolisme heme
  24. Apa yang dimaksud Konjugasi bilirubin
  25. Sebutkan sifat bilirubin direx
  26. Apa yang memberi warna kuning pada urine dan feses
  27. Bilirubin akan berdifusi kedalam jaringan dan menyebabkan icterus jika kadarnya dalam darah berapa
  28. Sebutkan macam penyebab icterus
  29. Beri contoh Penyebab icterus post hepatik
  30. Sebutkan Hasil laboratorium yang benar tentang kasus hepatitis
  31. Dalam pencernakan, lemak diabsorpsi dalam bentuk apa
  32. Fase pertama metabolisme lemak disebut apa
  33. Sebutkan Lipoprotein dalam plasma yang paling ringan
  34. Sebutkan Bentuk lemak yang dapat dibuat energy
  35. Proses perubahan asam lemak menjadi asetil koenzim A disebut apa
  36. Asam palmitat (C15H31COOH) jika dipecah dengan beta oksidasi akan terbentuk asetil koenzim-A, berapa banyak
  37. Dimana tempat terjadinya Siklus Kreb
  38. Bagaimana cara membakar lemak tubuh
  39. Faktor apa yang menyebabkan Aterosklerosis
  40. Sebutkan Hormon yang membantu pembakaran lemak tubuh
  41. Apa saja yang termasuk protein tubuh
  42. Rangkaian delapan puluh asam amino disebut apa
  43. Asam amino yang tidak dapat dibuat sendiri oleh tubuh disebut apa
  44. Fase pertama metabolism protein disebut apa
  45. Dimana Proses perubahan ammonia menjadi urea
  46. Sebutkan Carier didalam hepar yang dapat menangkap ammonia
  47. Urea merupakan hasil pecahan senyawa apa
  48. Gangguan fungsi hati dapat menyebabkan apa
  49. Dimana ATP di otot disimpan
  50. Asam urat merupakan sisa metabolisme senyawa apa

LATIHAN SOAL BIOKIMIA D3 KEBIDANAN 2011

Dr. Suparyanto, M.Kes

LATIHAN SOAL BIOKIMIA D3 KEBIDANAN 2011

  1. Gabungan basa purin/pirimidin + pentose disebut apa
  2. Sebutkan macam basa DNA dan RNA
  3. Sebutkanmacam basa purin
  4. Sebutkan Sisa metabolism senyawa purin
  5. Sebutkan jenis RNA yang berfungsi mencari bahan untuk sintesa protein
  6. Apa yang dimaksud dengan Penyakit Gout
  7. Sisa metabolism CO2 dan NH3 diperoleh jika mengkatabolisme senyawa apa
  8. Produksi asam urat meningkat terjadi pada penyakit apa
  9. Apa yang dimaksud dengan Hiperuricemia
  10. Sebutkan Makanan yang banyak mengandung senyawa purin
  11. Apa yang dimaksud dengan Heme
  12. Berapa Umur eritrosit
  13. Metabolisme heme dilaksanakan di organ apa
  14. Sebutkan Urutan perubahan yang benar pada katabolisme heme
  15. Apa yang dimaksud Konjugasi bilirubin
  16. Sebutkan sifat bilirubin direx
  17. Sebutkan senyawa yang memberi warna kuning pada urine dan feses
  18. Bilirubin akan berdifusi kedalam jaringan dan menyebabkan icterus jika kadarnya dalam darah berapa
  19. Ikterus fisiologis neonatorum termasuk penyebab hiperbilirubinemia kategori apa
  20. Sebutkan Penyebab icterus post hepatik
  21. Jelaskan Hasil laboratorium yang benar tentang kasus hepatitis
  22. Sebutkan macam makromineral
  23. Apa yang dimaksud dengasn Mikromineral
  24. Defisiensi kalsium akan menyebabkan apa
  25. Hipertensi dapat disebabkan karena kelebihan mineral apa
  26. Diabetes Mellitus salah satunya disebabkan kekurangan mineral apa
  27. Sebutkan Mineral yang dapat menyebabkan anemia
  28. Kritinisme terjadi akibat kekurangan mineral apa
  29. Sebutkan Mineral yang berhubungan dengan rambut rontok
  30. Caries gigi akibat kekurangan mineral apa
  31. Semua mekanisme yang digunakan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup disebut apa
  32. Jelaskan apa yang dimaksud imunologi
  33. Jelaskan sifat yang benar tentang sistem imun alamiah
  34. Apa yang dimaksud sistem imun spesifik
  35. Sistem imun spesifik dapat diperoleh melalui apa
  36. Apa yang dimaksud Hapten
  37. Apa nama Antigen dengan: jenis epitop satu, jumlah epitop lebih dari satu
  38. Sebutkan jenis Imunoglobulin yang tidak dapat menembus plasenta
  39. Sebutkan jenis Imunoglobulin yang banyak didapat pada kasus alergi
  40. Reaksi hipersensitivitas tipe II, menggunakan mekanisme imunoglobulin jenis apa
  41. Jelaskan Prinsip pemeriksaan hemoglobin
  42. Jelaskan prinsip pemeriksaan LED
  43. Pada pemeriksaan golongan darah, jika hasilnya anti A positif dan anti B negatif berarti golongan darahnya apa
  44. Jelaskan prinsip pemeriksaan hitung jenis eritrosit, leukosit dan trombosit
  45. Sebutkan Larutan yang dipergunakan untuk mengecat leukosit
  46. Sebutkan Larutan yang dipergunakan untuk mengecat trombosit
  47. Berapa Harga normal trombosit
  48. Tes kehamilan dengan metode hambatan aglutinasi, kapan hasil dinyatakan positif
  49. Untuk pemeriksaan protein urin, perlu ditambahkan reagen apa
  50. Untuk mengetahui adanya glukose dalam urine, dipakai pemeriksaan apa

LATIHAN SOAL KOMUNITAS S1 KEPERAWATAN 2011

Dr. Suparyanto, M.Kes

LATIHAN SOAL KOMUNITAS S1 KEPERAWATAN 2011

  1. Menurut Blum, sebutkan faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan
  2. Beri contoh sasaran penyehatan makanan minuman
  3. Kamar dalam rumah ukuran 3 x 3 m, maksimal boleh dihuni berapa orang
  4. Apa syarat Lantai rumah dikatakan sehat
  5. Jelaskan apa yang dimaksud Ventilasi rumah dikatakan sehat
  6. Apa Guna cahaya matahari masuk rumah
  7. Apa perbedaan syarat Air yang dipergunakan untuk mandi dan minum
  8. Bagaimana Cara untuk membunuh kuman dalam air
  9. Sebutkan syarat Jamban yang sehat
  10. Sebutkan beberap macam Model jamban yang sehat, dan mana yang paling ideal
  11. Sebutkan Jenis sampah yang cocok untuk dijadikan pupuk kompos
  12. Apa nama Sampah yang berasal dari sisa makanan
  13. Apa yang dimaksud dengan Rabish
  14. Bagaimana cara Pengelolaan sampah medis, yang berupa benda tajam seperti jarum suntik
  15. Bagaimanan cara Pengelolaan sampah medis, sebelum dibuang ke TPS (Tempat Pembuangan Sampah)
  16. Jelaskan apa yang berperan dalam pengolahan air limbah secara kolam oksidasi
  17. Sebutkan macam program pencegahan penyakit (P2)
  18. Sebutkan macam imunisasi program pemerintah, dosis dan cara pemberianya
  19. Sebutkan nama Vaksin yang pemberianya dengan cara diteteskan
  20. Bagaiman cara pemberian imunisasi TT pada WUS
  21. Beri contoh penyakit bersumber binatang
  22. Apa syarat suatu daerah perlu dilakukan fogging
  23. Sebutkan penyakit menular langsung
  24. Sebutkan gejala TB paru
  25. Jelaskan apa yang dimaksud Strategi DOTS
  26. Jelaskan cara Pemeriksaan sputum pada penderita suspek TB
  27. Sebutkan komponen strategi DOTS
  28. Jelaskan dan beri contoh penemuan penderita pasif
  29. Sebutkan Kardinal sign diagnosis kusta
  30. Sebutkan Klasifikasi Kusta tipe MB dan PB
  31. Jelaskan cara Pengobatan kusta tipe PB dan MB
  32. Apa yang dimaksud UP (universal Precaution) dan sebutkan komponennya
  33. Kapan Bulan pemberian vitamin A
  34. Apa yang dimaksud dengan Lipiodol
  35. Modisco adalah formula untuk apa
  36. Apa yang dimaksud dengan masalah
  37. Masalah adalah kesenjangan antara apa saja
  38. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sistem
  39. Sebutkan komponen input, proses dan output
  40. Beri contoh komponen output
  41. Dalam sistem, masalah terletak dimana
  42. Penyebab masalah terletak dimana
  43. Untuk menyelesaikan masalah, apa yang harus ditemukan
  44. Bagaimana Tindak lanjut penyelesaian masalah
  45. Beri contoh penulisan masalah yang benar
  46. Apa yang dimaksud Penyakit menular
  47. Bagaimana cara menyelesaikan masalah penyakit menular
  48. Bagaimana cara mencegah Penyakit menular
  49. Jelaskan apa yang dimaksud vektor
  50. Sebutkan Port of exit penyakit disenteri
  51. Sebutkan Port of entry penyakit HIV
  52. Sebutkan contoh upaya memutus transmisi
  53. Sebutkan contoh upaya pencegahan tingkat kedua
  54. Pasien kejang yang dipasang spatel yang dibungkus kasa pada mulutnya adalah upaya pencegahan tingkat berapa
  55. Jelaskan apa yang dimaksud Penyelidikan epidemiologi penyakit demam berdarah positif
  56. Sebutkan indikator konsep sehat menurut WHO, apa beda menurut UU Kesehatan
  57. Jelaskan beberapa definisi sakit
  58. Apa yang menyebabkan host sakit
  59. Apa beda penyakit degeneratif, dan kronis
  60. Sebutkan contoh penyakit degeneratif
  61. Jika umur harapan hidup meningkat, maka penyakit apa yang ikut meningkat
  62. Apa perbedaan penyakit menular dan penyakit tidak menular
  63. Beri Contoh penyakit tidak menular dan penyakit tidak menular
  64. Apa Faktor dominan penyebab terjadinya penyakit tidak menular
  65. Beri contoh penyakit kronis
  66. Apa saja yang tercantum dalam label obat
  67. Jelaskan kode lingkaran hijau, biru, merah dan hitam pada label obat
  68. Awas ! Obat Keras, Hanya untuk bagian luar dari badan, adalah peringatan nomer berapa
  69. Peringatan nomer 2 pada label obat berbunyi apa
  70. Obat yang labelnya hilang, sebaiknya diapakan
  71. Untuk obat yang masa kedaluwarsanya hampir sama, bagaimana prinsip penyimpanan dan pengeluaranya
  72. Bagaimanan Cara penyusunan obat yang benar
  73. Obat apa yang perlu disimpan dalam lemari khusus dan dikunci
  74. Jelaskan apa Tanda obat rusak
  75. Pada saat pemberian obat ke pasien, apa yang harus diperhatikan
  76. Apa perbedaan Volume sendok makan dan sendok teh
  77. Format apa Untuk keperluan pencatatan dan pelaporan obat di Dinas kesehatan
  78. Jika kebutuhan amoksilin tiap bulan 2 botol bila pemesanan dikirim tiap 3 bulan , maka jumlah pemesanan ulang berapa
  79. Apa yang dimaksud dengan kebijakan
  80. Bagaiman seharusnya Kerjasama lintas sektor dalam pembangunan kesehatan
  81. Apa yang dimaksud dengan pemberdayaan
  82. Bagaimana kriteria Tenaga kesehatan yang diharapkan pemerintah
  83. Sebutkan contoh Obat bermutu dan terjangkau masyarakat
  84. Sebutkan Masalah kesehatan di Indonesia
  85. Sebutkan strategi utama pembangunan kesehatan Indonesia
  86. ”Semua sediaan farmasi, makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat kesehatan” adalah strategi apa
  87. Sebutkan strategi meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
  88. Apa yang dimaksud dengan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat dan beri contohnya
  89. Sebutkan nilai-nilai pembangunan kesehatan
  90. Apa Visi Departemen Kesehatan

Rabu, 15 Juni 2011

SEKS BEBAS, MASALAH DAN SOLUSI

Dr. Suparyanto, M.Kes

SEKS BEBAS, MASALAH DAN SOLUSI

PENGERTIAN SEKS BEBAS
  • Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya. Termasuk didalamnya tentang pentingnya memberikan filter tentang perilaku-perilaku yang negatif, yang antara lain; minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang, sex bebas, dan lain-lain yang dapat menyebabkan terjangkitnya penyakit HIV/AIDS.
  • Globalisasi adalah kebebasan dari segala aspek, sehingga banyak kebudayaan-kebudayaan yang asing yang masuk. Sementara tidak cocok dengan kebudayaan kita. Sebagai contoh kebudayaan free sex itu tidak cocok dengan kebudayaan kita yaitu kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang mengartikan para remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum para remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya.
  • Mereka sudah mengenal istilah pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka, merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja kemudian terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar. Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus sekolah karena hamil. Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan.
  • Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya.

DEFINISI SEKS BEBAS
  • Masalah seks pada remaja sering kali merupakan para orang tua, juga pendidik, pejabat pemerintah, para ahli, dan sebagainya. Adapun yang dimaksud perilaku sekssual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun dengan sesame jenis. (Sarwono Sarlito W, 2011: 174)
  • Pada jaman modern sekarang muncul pula sekelompok manusia yang mnyebar luaskan kebebasan ekstim dalam seks. (Kartono Kartini, 2006:80)

DAMPAK SEKS BEBAS
  • Ancaman pola hidup seks bebas remaja secara umum baik di pondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang semakin serius. Pakar seks juga specialis Obstetri dan Ginekologi Dr. Boyke Dian Nugraha di Jakarta mengungkapkan, dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan hubungan seks bebas semakin meningkat. 
  • Dari sekitar lima persen pada tahun 1980-an, menjadi dua puluh persen pada tahun 2000. Kisaran angka tersebut, kata Boyke, dikumpulkan dari berbagai penelitian di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Palu dan Banjarmasin. Bahkan di pulau Palu, Sulawesi Tenggara, pada tahun 2000 lalu tercatat remaja yang pernah melakukan hubungan seks pranikah mencapai 29,9 persen. 
  • Kelompok remaja yang masuk ke dalam penelitian tersebut rata-rata berusia 17-21 tahun, dan umumnya masih bersekolah di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau mahasiswa. Namun dalam beberapa kasus juga terjadi pada anak-anak yang duduk di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). 
  • Tingginya angka hubungan seks pranikah di kalangan remaja erat kaitannya dengan meningkatnya jumlah aborsi saat ini, serta kurangnya pengetahuan remaja akan reproduksi sehat. Jumlah aborsi saat ini tercatat sekitar 2,3 juta, dan 15-20 persen diantaranya dilakukan remaja. Hal ini pula yang menjadikan tingginya angka kematian ibu di Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai negara yang angka kematian ibunya tertinggi di seluruh Asia Tenggara.Dari sisi kesehatan, perilaku seks bebas bisa menimbulkan berbagai gangguan. Diantaranya, terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Selain tentunya kecenderungan untuk aborsi, juga menjadi salah satu penyebab munculnya anak-anak yang tidak diinginkan. 
  • Keadaan ini juga bisa dijadikan bahan pertanyaan tentang kualitas anak tersebut, apabila ibunya sudah tidak menghendaki. Seks pranikah, lanjut Boyke juga bisa meningkatkan resiko kanker mulut rahim. Jika hubungan seks tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun, risiko terkena penyakit tersebut bisa mencapai empat hingga lima kali lipat.

MASALAH KEPRIBADIAN DALAM PERKEMBANGAN SEKS
  • Kepribadian adalah kebulatan sikap seseorang yang khas dan membedakannya dengan orang lain dalam berbagai hal, termasukmasalah seksual. Dengan demikian dapat dibedakan berbagai bentuk kepribadian sebagai berikut:
a. Kepribadaian terbuka
  • Mereka sangat terbuka dalam masalah seksual dan dengan mudah dapat diterka oleh orang lain
b. Kepribadaian tertutup
  • Mereka mempunyai kepribadaian tertutp suka diterka, dan dapat menyampaikan kepada orang lain.
c. Kepribadian emosional
  • Emosinya menguasai diri – sendiri. Tingkah laku seksualnya menonjol, sehingga setiap perasaan cinta harus diakhiri denga hubungan seksual
d. Kepribadian rasional
  • Dengan kepribadian ini, mereka tidak mudah jatuh cinta dan dicintai. Segala dipertimbangkan dengan baik, sehingga hasilnya memuaskan hatinya secara rasional

PENYEBAB TERJADINYA SEK BEBAS
  1. Adanya budaya barat yang msuk ke dalam negri yang menggutamakan nafsu, merambah aspek hidup remaja.
  2. Faktor – Faktor Di Dalam Diri Anak Itu Sendiri
a). Predis posing factor
  • Faktor ini dibawa semenjak lahir, atau oleh kejadian – kejadian ketika kelahiran bayi, yang disebut birth injury, yaitu luka dikepala bayi yang ditarik dari perut ibu.
b). Lemahnya pertahanan diri
  • Adalah faktor yang ada di dalam diri untuk mengontrol dan mempertahankan diri terhadap pengaruh – pengaruh negative dari lingkungan.
c). Kurangnya penyesuaian diri
  • Ketidakmampuan penyesuaian diri terhadap lingkungan social, dengan mempunyai daya pilih teman bergaul yang membantu pembentukan prilaku positif.
d). Kurangnya dasar – dasar keimanan didalam diri remaja
  1. Masalah agama belum menjadi upaya sunguh – sungguh dari orang tua dan guru terhadap diri remaja
a.Faktor – faktor dirumah tangga
  1. Anak kurang mendapatkan kasih saying dan perhatian dari orang tua
  2. Lemahnya keadaan ekonomi orang tua sidesa – desa, tidak mampu mencukupi kebutuhan anak – anaknya.
  3. Kehidupan keluarga yang tidak harmonis

b.Faktor – faktor dimasyarakat
  1. Kurangnya pelaksanaan ajaran agama – agama secara konsekuen
  2. Masyarakat kurang memperoleh pendidikan
  3. Kurangnya pengawasan terhadap remaja
  4. Pengaruh pengaruh norma – norma baru dari luar yang dianggap benar

MINAT SEKS DAN PERILAKU SEKS
  • Dorongan untuk Melakukan seks dikalangan remaja muncul tekanan sosial terutama dari minat remaja tentang seks dan keingin tahuannya tentang seks. Meningkatnya sek ini reamaja selalu berusaha mencari lebih banyak mencari informasi tentang seks. Hanya sebagian kecil anak yang bertanya kepada orang tuanya.

TINDAKAN IMORIL PADA ADOLENSE
  • Tindakan imoritas atau imoril itu khususnya berkaitan dengan tingkah lakuseksual, yang begitu a-susila sifatnya dan sangat mencolok mata, sehingga ditolakoleh masyarakat.individu – individuimmoril dan orang kriminalitas itu mempunyai beberapa cirri yang sama, yaitu:
  1. Kurang terkendalinya rem – rem psikis, system pengontrol diri jadi lemah,dan kurangnya pembentukan karakter lemah.
  2. Immoralitas dan kriminalitas yang kronisitu abnormal sifatnya, biasanya detrimental (sangat merugikan) bagi kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

PERKEMBANGAN SEKSUALITAS
  • Terjadinya peninggkatan perhatian remaja terhadap kehidupan seksual ini sangt dipengaruhi oleh faktor perubahan – perubahan fisik selama periode pubertas. Kematangan seksual dan perubahan hormonal mengakibatkan dorongan seksualitas pada remaja.

CARA MENANGGULANGI SEK BEBAS PADA REMAJA
  1. Harus ada kepercayaan orang tua terhadap remaja. Karena dapat bertanggung jawab terhadap dirinya dan keluarga. Dengan memberikan penghargaan remaja akan merasa dihargai, dan sebaliknya ereka pula akan menghargai pula terhadap keluarga
  2. Pendidikan agama sejak dini. Saat ini pendidikan agama adalah mencipkan suasana agamis dikeluarga. Sholat berjama’ah, membaca alqur’an,dan suka menolong orang miskin.
  3. Komunikasi yang lancer antara remaja dengan orang tuadan anggota keluarga lainnya.
  4. Dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya.
  5. Dalam memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap remaja yang sedang jatuh cinta, orangtua hendaknya bersikap seimbang, seimbang antar pengawasan dengan kebebasan. Semakin muda usia anak, semakin ketat pengawasan yang diberikan tetapi anak harus banyak diberi pengertian agar mereka tidak ketakutan dengan orangtua yang dapat menyebabkan mereka berpacaran dengan sembunyi-sembunyi.Apabila usia makin meningkat, orangtua dapat memberi lebih banyak kebebasan kepada anak. Namun, tetap harus dijaga agar mereka tidak salah jalan.
  6. Kuatnya mental seorang remaja untuk tidak tergoda pola hidup seks bebas, kalau terus-menerus mengalami godaan dan dalam kondisi sangat bebas dari kontrol, tentu suatu saat akan tergoda pula untuk melakukannya. Godaan semacam itu terasa lebih berat lagi bagi remaja yang memang benteng mental dan keagamaannya tidak begitu kuat.
  7. Untuk menekankan jumlah pelaku seks bebas juga hrus dibentengi pula dengan pendampingan orang tua dan selektivitas dalam memilih teman-teman

PENDIDIKAN SEKS
  • Pendidikan sek adalah suatu cara untuk mengurangi atau mencegah penyalah gunaan seks. Khususnya untuk mencegah dampak – dampak negative yang tdak diharapkan seperti kehamilan yang tidak direncanakan, penyakit menular seksual, depresi, dan perasaan berdosa. (Sarwono,Sarlito W: 2011)

DAFTAR PUSTAKA

  1. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarata : Rineka Cipta
  2. Elizabet B, 1980. “Psikologogi perkembangan ” Jakarta : Aerlangga
  3. Hatono,Kartini.2006. “Psikologi Wanita”. Bandung: Mandar Maju
  4. Mar’at, samsunuwiyati. 2005. “Psikologi perkembangan” Bandung : PT Remaja Rosda Karya
  5. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
  6. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.2004.
  7. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
  8. Nursalam. 2006. Konsep dan Penerapan Metodologi Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
  9. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
  10. Prawiro harjo, Sarwono.2007. “Ilmu Kebidanan”. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
  11. Sarwono, sarlito W. 2011. “psikologi remaja” Jakarta: charisma putra utama ofset
  12. Sobur, Alex. 2009. “Psikologi Umum” Bandung : Pustaka Setia
  13. Sugiyono, 2008. “Metodologi penelitian”. Bandung: alfa beta
  14. Sugiyono, 2010. “Metodologi penelitian”. Bandung: alfa beta
  15. Wilis, Sofyan S. 2008. “Remaja Dan Masalahnya”. Bandung: alfabeta
  16. Zulkifli, 2009. “psikologi perkembangan”. Bandung : Remaja Rosdakarya
  17. BKKBN,2005. http//:www.BKKBN/2005.co.id
  18. Mudijanah, desti, 2001. Kebutuhan akan informasi dan pelayanan kesehatan remaja. http://www.KTI.destimudijanah/KebutuhanAkanInformasidanPelayananKesehatanReproduksi Remaja.com
  19. Rawin,2011. Remaja. http://www.rawin/network/remaja.com
  20. Rizki dinar winiar,2002. Frunand safe http://www.RizkiDinarWiniar,S.K.M/Fruit/FunandSafe/CreatingaYouth/CondomBrandIndonesia.com

Minggu, 12 Juni 2011

KELAINAN SIKLUS MENSTRUASI

Dr. Suparyanto, M.Kes

KELAINAN SIKLUS MENSTRUASI

PENGERTIAN HAID
  • Haid adalah perdarahan secara priodik dan siklik dari rahim disertai pengeluaran (deskuamiasi) endometrium, yang dipengaruhi oleh hormon-hormon tertentu.
  • Hormon-hormon ini diatur oleh otak, alat-alat kandungan, kelenjar tyroid, dan beberapa kelenjar lainnya.
  • Hormon-hormon tersebut adalah:
  1. FSH/folice stimulating hormone yang dikeluarkan oleh otak.
  2. Estrogen yang dihasilkan kandung telur.
  3. LH/luteinizing hormone yang dihasilkan otak.
  4. Progesteron yang dihasilkan kandung telur.
  • Hormon-hormon tersebut mempunyai pola-pola tertentu. Setelah menstruasi selesai, endometrium (otot rahim bagian dalam) menjadi semakin tebal karena pengaruh FSH dan estrogen.
  • Jika terjadi ovulasi, selaput ini menjadi semakin tebal lagi. Mentruasi tersebut biasanya terjadi pada wanita setiap 28 hari sekali atau disebut juga iklus mentruasi, dengan masa mentruasi sekitar 7 hari. Namun, siklus mentruasi ini dapat bervariasi pada setiap orang. Siklus ini dapat memendek atau memanjang. Wanita pertama kali menstruasi dinamakan menarche.

SIKLUS MENTRUASI
  • Siklus mentruasi terdiri atas.
1.Fase proliferasi.
  • Dibawah pengaruh estrogen, endometrium mengalami regenerasi, kelenjar memanjang, dan jaringan ikat bertambah. Fase ini biasanya terjadi selama 7-9 hari.
2.Fase sekresi.
  • Dibawah pengaruh progesteron, kelenjar membesar dan melebar serta berkelok-kelok, juga mengeluarkan banyak getah dan jaringan ikat diantaranya menjadi sembab. Fase ini biasanya terjadi selama 11 hari.
3.Fase iskemia/prementruasi.
  • Jika telur tidak dibuahi, korpus luteum berdegenerasi dan lapisan endometrium mengalami pengerutan. Saat ini hormon progesteron dan estrogen turun. fase Ini biasanya terjadi selama 3 hari.
4.Fase mentruasi.
  • Fase ini biasanya terjadi selama 3-6 hari

GANGGUAN HAID DAN SIKLUS
  • Siklus perdarahan haid lamanya kurang lebih 2-6 hari, pada hari ke lima sampai ke 14 adalah fase folikuler atau prolifirasi yang di mulai setelah perdarahan berakhir dan berlangsung sampai saat ovulasi. Fase ini berguna untuk menumbuhkan endometrium agar setiap menerima ovum yang telah dibuahi. Pada fase ini dalam ovarium yang telah dibuahi . Pada fase ini dalam ovarium terjadi pematangan folikel akibat pengaruh follice stimulating hormone (FSH) folikel ini akan menghasilkan estradol dalam jumlah banyak. Pembentukan estradiol terus meningkat sampai kira-kira hari ke-13.
  • Puncak sekresi luetinizing Hormone (LH) akan memacu terjadiny ovulasi pada hari ke 14. Hari ke 14-28 adalah fase luteal atau fase sekresi yang mempunyai ciri khas terbentuknya korpus luteum dan terjadinya perubahan pada kelenjar endometrium. Pengaruh estrogen terhadap endometrium paling terlihat pada hari ke 22, yaitu saat nidasi seharusnya terjadi.
  • Bila tidak terjadi nidasi, estradiol dan progesteron akan menghambat FSH dan LH sehingga korpus luteum tidak dapat berkembang lagi. Akibat pengaruh estradiol dan progesteron akan terjadi penyempitan pembuluh darah endometrium yang berlanjut dengan iskemia. Dengan demikian, endometrium akan terlepas dan timbul perdarahan (Ariff mansjoer. dkk. 2000. 371).

KELAINAN SIKLUS
  • Kelainan haid yang dijumpai dapat berupa kelainan siklus atau kelainan dari jumlah darah yang dikeluarkan dan lamanya perdarahan.
1.Polimenorea
  • Pada kelainan ini, siklus mentruasi memendek. Siklus mentruasi yang biasanya terjadi sekitar 28 hari, pada kasus polimenorea akan terjadi kurang dari 28 hari. Yaitu sekitar 21 hari dan darah yang keluar bisa sama atau lebih banyak dari pada biasanya. Kelainan ini biasanya terjadi karena adanya gangguan hormonal atau adanya endometriosis (terdapat jaringan serupa sel rahim di luar rahim) atau adanya peradangan.
2.Oligomenorea
  • Pada kelainan ini, Siklus mentruasi menjadi lebih panjang, yaitu lebih dari 35 hari dan perdarahanya biasanya hanya sedikit. Kelainan ini biasnya terjadi karena adanya kelainan hormonal, gangguan gizi, dan gangguan kejiwaan seperti stres atau karena penyakit-penyakit tertentu.
3.Amenorea
  • Keadaan di mana tidak terjadinya mentruasi selama 3 bulan berturut-turut. Amenorea ini di bagi 2, yaitu
  1. Amenorea primer
  2. Amenorea sekunder

OLIGOMENOREA
  • Oligomenorea merupakan suatu kondisi dimana siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari (nomal: 25-35 hari). Apabila panjangnya siklus lebih dari tiga bulan, hal itu sudah dinamakan amenorea. Perdarahan pada oligomenorea biasanya berkurang.
  • Oligomenorea dan amenorea sering kali mempunyai dasar yang sama, perbedaannya terletak dalam tingkat. Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehatan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik. Siklus haid biasanya juga ovulator dengan masa proliferasi lebih panjang dari biasanya.
  • Oligomenore yang terjadi pada remaja, seringkali disebabkan karena kurangnya sinkronisasi antara hipotalamus, kelenjar pituari dan indung telur. Hipotalamus merupakan bagian otak yang mengatur suhu tubuh, metabolisme sel dan fungsi dasar seperti makan, tidur dan reproduksi. Hipotalamus mengatur pengeluaran hormon yang mengatur kelenjar pituari. Kemudian kelenjar pituari akan merangsang produksi hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksi. Pada awal dan akhir masa reproduksi wanita, beberapa hormon tersebut dapat menjadi kurang tersinkronisasi, sehingga akan menyebabkan terjadinya haid yang tidak teratur.
  • Oligomenorea yang menetap dapat terjadi akibat dari:
  1. Perpanjangan stadium follikuler.
  2. Perpanjangan stadium luteal.
  3. Kedua stadium diatas menjadi panjang.
  • Pada PCOS (polycystic ovary syndrome), oligomenore dapat disebabkan oleh kadar hormon wanita & hormon pria yang tidak sesuai. Hormon pria diproduksi dalam jumlah yang kecil oleh setiap wanita, tetapi pada wanita yang mengalami PCOS, kadar hormon pria tersebut (androgen) lebih tinggi dibandingkan pada wanita lain. Pada atlet wanita, model, artis, penari, oligomenore terjadi karena rasio antara lemak tubuh dengan berat badan turun sangat jauh.

PENYEBAB OLIGOMENOREA
  • Oligomenorea biasanya berhubungan dengan anovulasi atau dapat juga disebabkan kelainan endoktrin seperti kehamilan, gangguan hipofise-hipotalamus, dan menopouse atau sebab sistematik seperti kehilangan berat badan berlebih. Dapat juga terjadi pada wanita dengan sindrom ovarium polikistik dimana pada keadaan ini dihasilkan androgen yang lebih tinggi dari kadar pada wanita normal. Oligomenore dapat juga terjadi pada stress fisik dan emosional, penyakit kronis, tumor yang mensekresikan estrogen dan nutrisi buruk. Oligomenorrhe dapat juga disebabkan ketidak seimbangan hormonal seperti pada awal pubertas.Oligomenore yang menetap dapat terjadi akibat perpanjangan stadium folikular, perpanjangan stadium luteal, ataupun perpanjang kedua stadium tersebut. Bila siklus tiba-tiba memanjang maka dapat disebabkan oleh pengaruh psikis atau pengaruh penyakit.

GEJALA-GEJALA DARI OLIGOMENOREA MELIPUTI :
  1. Periode siklus menstruasi yang lebih dari 35 hari sekali, dimana hanya didapatkan 4-9 periode dalam 1 tahun.
  2. Haid yang tidak teratur dengan jumlah yang tidak tentu.
  3. Pada beberapa wanita yang mengalami oligomenore terkadang juga mengalami kesulitan untuk hamil.
  • Bila kadar estrogen yang menjadi penyebab, wanita tersebut mungkin mengalami osteoporosis dan penyakit kardiovaskular. Wanita tersebut juga memiliki resiko besar untuk mengalami kanker uterus.

PENANGANAN
  • Pengobatan oligomenore tergantung dengan penyebab, berikut uraiannya:
  1. Pada oligomenore dengan anovulatoir serta pada remaja dan wanita yang mendekati menopouse tidak memerlukan terapi.
  2. Perbaikan status gizi pada penderita dengan gangguan nutrisi dapat memperbaiki keadaan oligomenore.
  3. Oligomenore sering diobati dengan pil KB untuk memperbaiki ketidak seimbangan hormonal.
  4. Bila gejala terjadi akibat adanya tumor, operasi mungkin diperlukan: Adanya tumor yang mempengaruhi pengeluaran hormon estrogen, maka tumor ini perlu di tindak lanjuti seperti dengan operasi, kemoterapi, dll
  5. Pengobatan alternatif lainnya dapat menggunakan akupuntur atau ramuan herbal.

Pengobatan herbal seperti :
  1. Air degan
  2. Lalapan daun pepaya yg sudah direbus
  3. Minum jamu dari kunyit dan asam jawa campur sedikit gula jawa.
  4. 2 rimpang kunyit, ½ sendok teh ketumbar, ½ sendok teh biji pala, ½ genggam daun srigading. Semua bahan ditumbuk halus, direbus dengan 1 kliter air sampai mendidih, saring dan dinginkan. Minum 1 gelas perhari untuk memperlancar haid.

KOMPLIKASI
  • Komplikasi yang paling menakutkan adalah terganggunya fertilitas dan setres emosional pada penderita sehingga dapat memperburuk terjadinya kelainan haid lebih lanjut. Prognosa akan memburuk bila oligomenorea mengarah pada fertilitas atau tanda dari keganasan (Zumrohhasanah, 2008, oligominorea, http:/www, diakses pada tgl 10 April 2011, jam 15:00).
  • Pada umumnya oligomenorea yang avulator tidak memerlukan teraphi, kalau mendekati amenorea maka dapat diusahakan mangadakan ovulasi. Kelainan banyaknya perdarahan dan lamanya perdarahan, banyak perdarahan ditentukan oleh:
  1. Lebarnya pembuluh darah: pada hipoplasia uteri, astheni, tumor-tumor yang mengurangi daya kontraksi seperti mioma.
  2. Banyaknya pembuluh darah yang terbuka atau luasnya luka: pada uterus myomatosus, endrometriosis interna.
  3. Tekanan intravaskuler: tekanan arteriil meninggi, pada tumor-tumor, kelainan letak.
  4. Daya beku darah.
  • Kita tahu bahwa darah haid terlalu banyak apabila ada bekuan darah dalam darah haid. Lamanya perdarahan ditentukan oleh daya penyembuhan luka atau dengan perkataan lain oleh daya regenerasi endometrium. Daya regenerasi berkurang pada infeksi, pada myoma atau polip dan pada carcinoma (Offset, Elstar. 1981).

DAFTAR PUSTAKA

  1. Alimul, Aziz. 2007. Riset Kepercayaan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba medika
  2. Arikunto. Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: PT Renika Cipta
  3. Budiarto. Eko, SKM. 2006. Biostatiktik untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta.
  4. Ian Danny Kurniawan, 2010, Angka Kejadian Oligomenorea, htt:/www, diakses pada tanggal 10 april 2011, jam 15:00
  5. Mansjoer. Arif. Dkk. 2002. Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta. Media Aesculapus
  6. Manuaba. Ida Ayu Chandra, 2009, Memahami Kesehatan ReproduksiWanita. Jakarta, EGC
  7. Notoajdmojo. Soekkidjo.2005. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Renika Cipta.
  8. Notoajdmojo. Soekkidjo.2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Renika Cipta
  9. Notoatmojdo. Soekidjo.2010.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Renika Cipta.
  10. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian. Jakarta: Salemba Medika.
  11. Najibah.Yahya, Dipi, 2010. KesehatanReproduksiPranikah. Jakarta:CIBTAC
  12. Offest, Elstar. 1981. Ginekologi. Bandung.
  13. Prawirohardjo, Sarwono, 2005. Ilmu Kandungan.Jakarta. Yayasan Bina Pustaka.
  14. Rahmat,2010,Pengertian Mahasiswa, http/ id. diakses, pada tanggal 10 april 2011, pada jam, 15:00
  15. Saundres Company,W.B,dkk. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta. Kedokteran EGC.
  16. Sugiyono, 2009. Metodelogi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Jumat, 10 Juni 2011

PERAWATAN PAYUDARA

Dr. Suparyanto, M.Kes

PERAWATAN PAYUDARA

PENGERTIAN
  • Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat payudara terutama pada masa nifas (masa menyusui) untuk memperlancarkan pengeluaran ASI (Sitti Saleha, 2009).
  • Perawatan payudara adalah perawatan payudara setelah ibu melahirkan dan menyusui yang merupakan suatu cara yang dilakukan untuk merawat payudara agar air susu keluar dengan lancar (Suririnah, 2007).
  • Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai masa menyusui. Hal ini dikarenakan payudara merupakan satu-satu pengahasil ASI yang merupakan makanan pokok bayi yang baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin.

TUJUAN PERAWATAN PAYUDARA
  1. Memelihara hygene payudara
  2. Melenturkan dan menguatkan puting susu
  3. Payudara yang terawat akan memproduksi ASI cukup untuk kebutuhan bayi
  4. Dengan perawatan payudara yang baik ibu tidak perlu khawatir bentuk payudaranya akan cepat berubah sehingga kurang menarik.
  5. Dengan perawatan payudara yang baik puting susu tidak akan lecet sewaktu dihisap oleh bayi.
  6. Melancarkan aliran ASI
  7. Mengatasi puting susu datar atau terbenam supaya dapat dikeluarkan sehingga siap untuk disusukan kepada bayinya (Depkes RI, 2006).

WAKTU PELAKSANAAN
  1. Pertama kali dilakukan pada hari kedua setelah melahirkan
  2. Dilakukan minimal 2x dalam sehari

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MELAKUKAN PERAWATAN PAYUDARA
  1. Potong kuku tangan sependek mungkin,serta kikir agar halus dan tidak melukai payudara.
  2. Cuci bersih tangan dan terutama jari tangan.
  3. Lakukan pada suasana santai,misalnya pada waktu mandi sore atau sebelum berangkat tidur.

PERSYARATAN PERAWATAN PAYUDARA
  1. Pengurutan harus dikerjakan secara sistematis dan teratur minimal dua kali dalam sehari.
  2. Memperhatikan makanan dengan menu seimbang
  3. Memperhatikan kebersihan sehari-hari
  4. Memakai BH yang bersih dan bentuknya yang menyokong payudara
  5. Menghindari rokok dan minuman beralkohol
  6. Istirahat yang cukup dan pikiran yang tenang (Suririnah, 2007)

ALAT YANG DIGUNAKAN
  1. Minyak kelapa atau baby oil
  2. Handuk kering
  3. Washlap
  4. Baskom
  5. Air hangat dan air dingin
  6. Cawan

TEKNIK PERAWATAN PAYUDARA
  1. Tempelkan kapas yang sudah diberi minyak kelapa atau baby oil selama ± 5 menit, kemudian puting susu dibersihkan
  2. Tempelkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara.
  3. Pengurutan dimulai kearah atas, kesamping, lalu kearah bawah.Dalam pengurutan posisi tangan kiri kearah sisi kiri, telapak tangan kanan kearah sisi kanan.
  4. Pengurutan diteruskan kebawah,kesamping selanjutnya melintang, lalu telapak tangan mengurut kedepan kemudian kedua tangan dilepaskan dari payudara,ulangi gerakan 20-30 kali
  5. Tangan kiri menopang payudara kiri, lalu tiga jari tangan kanan membuat gerakan memutar sambil menekan mulai dari pangkal payudara sampai pada puting susu.Lakukan tahap yang sama pada payudara kanan, lakukan dua kali gerakan pada tiap payudara.
  6. Satu tangan menopang payudara, sedangkan tangan yang lain mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah tepi kearah putting susu. Lakukan tahap yang sama pada kedua payudara. Lakukan gerakan ini sekitar 30 kali.
  7. Selesai pengurutan, payudara disiram dengan air hangat dan dingin bergantian selama ± 5 menit,keringkan payudara dengan handuk bersih kemudian gunakan BH yang bersih dan menopang (Sitti Saleha,2009).

FAKTOR YANG MENDUKUNG PERAWATAN PAYUDARA 

1. Menjaga payudara agar tetap kering
2. Senam payudara
  • Manfaat senam payudara adalah menjaga otot dada sebagai penyangga, agar tetap kencang, juga untuk mencegah payudara turun atau kendur sebelum waktunya. Manfaat aerobik, seperti berjalan, joging atau naik sepeda dapat membantu mendapatkan postur tubuh yang baik, sekaligus memperbaiki penampilan payudara. Senam lainnya adalah mendayung, berenang, dan latihan aerobik yang menggunakan alat – alat pemberat tangan serta beberapa gerakan yoga. Senam ringan ini tidak menjamin perubahan bentuk dan ukuran payudara. Namun dengan melakukan senam tersebut otot – otot dada akan menguat dan tampilan payudara akan lebih padat dan indah.
  • Langkah – langkah yang dapat di lakukan pada senam payudara yaitu:
  1. Pertemukan telapak tangan didepan belahan payudara.
  2. Berdiri dengan tegak dan lakukan gerakan saling menekan.
  3. Tahan selama 5 detik. Rileks dan ulangi gerakan tersebut 10 x.
  4. Lengan bawah saling menggenggam. Cengkeram lengan bawah tangan dengan telapak tangan kiri, dan lengan bawah kiri dengan telapak tangan kanan, dengan posisi siku sebatas bahu.
  5. Tarik – tarik kedua arah (kedalam dan keluar), jangan sampai terlepas ulangi gerakan tersebut 10 x.
  6. Pertemukan jari – jari kedua tangan anda di bawah dagu dan tekuk keduanya dengan posisi saling mengunci, kemudian tariklah. Tahan selama 5 detik ulangi gerakan ini 10 x.
3. Memijat payudara
  1. Usap payudara, dimulai dengan payudara kanan, dengan gerakan ke atas, menggunakan kedua telapak tangan.
  2. Dengan sapuan telapak tangan, bentuk payudara agar menjulang dengan cara mengusap – usap dari segala arah menuju ketengah (puting susu), kumpulkan daging payudara kearah tengah, dengan mencubitnya.
4. Pemilihan dan perawatan bra.
  • Cara pemilihan bra meliputi Size atau ukuran, kawat, dan cup.Untuk perawatan bra dapat dilakukan sendiri dan caranya pun juga sederhana.
  1. Rendam bra dalam air sabun.
  2. Cuci bra dengan sabun cuci air, hindari menggunakan mesin cuci karena dapat merusak bentuk bra.
  3. Apabila menghendaki mencuci dengan mesin, maka gunakan mesin yang dapat di set hand wash.
  4. Setelah dicuci langsung dijemur, hindari pengeringan menggunakan mesin apalagi di peras, biarkan air menetes dari bra dengan sendirinya saat digantung.

PERAWATAN PAYUDARA DENGAN MASALAH

1).  Puting Lecet
  • Untuk mencegah rasa sakit, bersihkan puting susu dengan air hangat ketika sedang mandi dan jangan menggunakan sabun, karena sabun bisa membuat puting susu kering dan iritasi.
2). Penyumbatan Kelenjar Payudara
  • Sebelum menyusui, pijat payudara dengan lembut, mulailah dari luar kemudian perlahan-lahan bergerak ke arah puting susu dan lebih berhati-hatilah pada area yang mengeras. Menyusui sesering mungkin dan selama mungkin. Lanjutkan dengan mengeluarkan air susu dari payudara itu setiap kali selesai menyusui jika bayi belum benar-benar mengabiskan isi payudara yang sakit tersebut. Kompres dengan menggunakan handuk hangat pada payudara yang sakit beberapa kali dalam sehari.
3). Pengerasan Payudara
  • Menyusui secara rutin sesuai dengan kebutuhan bisa membantu mengurangi pengerasan, tetapi jika bayi sudah menyusu dengan baik, ibu mungkin harus melakukan sesuatu untuk mengurangi tekanan pada payudara. Sebagai contoh, merendam kain dalam air hangat dan kemudian ditempelkan pada payudara atau mandi dengan air hangat sebelim menyusui bayi. Untuk pengerasan yang parah, gunakan kompres dingin atau es kemasan ketika sedang tidak menyusui untuk mengurangi rasa tidak nyaman dan mengurangi pembengkakan.

DAMPAK TIDAK MELAKUKAN PERAWATAN PAYUDARA
  1. ASI tidak lancar
  2. Puting susu tidak menonjol,sehingga bayi sulit menghisap
  3. Produksi ASI sedikit sehingga tidak cukup dikonsumsi bayi
  4. Muncul bendungan payudara, mastitis, dan lain-lain (Saryono dan Pramitasari,R.D, 2009).

DAFTAR PUSTAKA


  1. Alimul, Aziz. 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta :: Salemba Medika.
  2. Alimul, Aziz. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.
  3. Azwar. 2008. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
  4. Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta
  5. BKKBN. 2005. Pelayanan Kontrasepsi dan Pemberian ASI. From:: http://www.BKKBN.com.id (diakses februari 2011)
  6. Depkes RI. 2005. Perawatan Payudara. From: http://www.depkesRI.co.id (diakses februari 2011)
  7. Dinkes Jatim, 2007. Standar Pelayanan Minimal. From http://www.dinkes-jatim.com (diakses februari 2011)
  8. Dharmatanna,B. 2008. Motivasi. From:http://blogs unpad.ac.id (diakses februari 2011)
  9. Nasir. 2005. Metode Penelitian. Bogor. Ghalia Indonesia
  10. Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta.Rineka Cipta
  11. Notoatmodjo. 2005. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta
  12. Notoatmodjo. 2007. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta:Rineka Cipta
  13. Novitasari. 2008. Proses Motivasi. From :http//www. damandari. or.id (diakses februari 2011)
  14. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika
  15. Saleha, sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
  16. Saryono dyah pramitasari poischa. (2009). Perawatan payudara. Jogjakarta:mitra cendikia.
  17. Sobur. 2009. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia
  18. Sayuti. 2007. Motivasi Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta : Ghalia Indonesia
  19. Suririnah. 2007. ASI Menyelamatkan Jiwa Bayi. From: http//www.kompas.com (diakses februari 2011)
  20. WHO. 2003. Manfaat Pemberian Makanan Tambahan. Jakarta: EGC
  21. Hendrayani,Yeyen. 2009. Masa Nifas. From: http//www.nifas.com (diakses februari,2011)




Rabu, 08 Juni 2011

DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN SADARI

Dr. Suparyanto, M.Kes

DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN SADARI

PENGERTIAN SADARI
  • Usaha atau cara pemeriksaan payudara yang secara teratur dan sistematik oleh wanita itu sendiri yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari program screening atau deteksi dini. (Romauli, Suryati, 2009 : 166)

TUJUAN SADARI
  • Dapat mendeteksi ketidaknormalan atau perubahan yang terjadi pada payudara.
1.Ciri-ciri Tumor Payudara
  • Adanya benjolan
  • Keras
  • Dan mastalgia (rasa sakit) pada payudara (Nugroho, 2010)

2.Ciri-ciri Kanker Payudara
  • Adanya benjolan di payudara
  • Adanya borok atau luka yang tidak sembuh (Romauli, Suryati, 2009 : 165)
  • Keluar cairan yang tidak normal dari putting susu, cairan berupa nanah, darah, cairan encer atau keluar air susu pada wanita yang tidak hamil dan menyusui
  • Perubahan bentuk dan besarnya payudara
  • Kulit putting susu dan areola menekuk ke dalam atau berkerut
  • Nyeri dipayudara (Setiati, Eni, 2009:51).

3. Penyebab kanker payudara
  • Pola makan yang tidak baik atau mengkonsumsi lemak terlalu banyak
  • Merokok
  • Minum minuman alcohol
  • Tidak menyusui (ibu menyusui yang ASInya tidak disusukan)
  • Faktor keturunan

4. Fungsi payudara: Suatu organ tambahan yang ada pada perempuan yang fungsinya sebagai produksi susu setelah melahirkan

WAKTU MELAKUKAN SADARI
  • Dengan mengikuti cara yang sama setiap bulan, sekitar 1 minggu sesudah menstruasi terhitung sejak hari pertama pada waktu payudara dalam keadaan tidak membengkak. Pada wanita yang umurnya lebih dari 20 tahun, melakukan SADARI tiap 3 bulan sekali. (Saryono, 2009)
  • Kanker payudara kebanyakan dialami oleh wanita yang usianya 20-40 tahun.

PENATALAKSANAAN SADARI



Gambar 2.1 Penatalaksanaan SADARI
Sumber : Indonesian Breast Self Examination 2003

Beberapa cara melakukan pijatan payudara
A.Ke atas kebawah (Up and Down)
B.Pijatan menuju puting (Wedge)
C.Pijatan melingkar (Circular)



Gambar 2.2 Cara-cara melakukan pijatan payudara
Sumber : Indonesian Breast Self Examination 2003

DAFTAR PUSTAKA

  1. Arifin, Syamsul. 2008. Perkembangan Masa Remaja. http://www/inpin4.esmartstudent.com/psiko.htm. diakses tanggal 12-3-2011
  2. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
  3. Bass. 2003. Angka Kejadian Kanker. http://www.google.co.id/search?hl=id&biw=1126&bih=670&tbm=bks&q=angka+kejadian+kanker+payudara+menurut+Bass+2003&aq=f&aqi=&aql=&oq
  4. Dianawati, Ajen. 2003. Pendidikan Seks Untuk Remaja. Purwakerta : Kawan Pustaka.
  5. Ihea . 2003. Indonesian Breast Self Examination. http//www.ihea.info.diakses tanggal 13-3-2011
  6. Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Asdi Mahasatya.
  7. Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Asdi Mahasatya.
  8. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
  9. Pieter, S. psi, Herri Zan. Dkk. 2010. Pengantar Psikologi Untuk Kebidanan. Jakarta: Prenada Media Grup.
  10. Romauli, Suryati, dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Nuha Medika.
  11. Saryono, dkk. 2009. Perawatan Payudara Cetakan Medika. Yogyakarta : Mitra Cendika.
  12. Setiati, Eni, 2009. Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET.
  13. Sirs. 2007. http://matanews.com/2010/02/04/kanker-payudara-dominan-di-indonesia
  14. Weblog, Coralene’s. 2008. Dampak Anemia. http://worpres.com//2008/06/03/dampak-anemia/. Diakses tanggal 12-03-2011