Dr. Suparyanto, M.Kes
UJI VALIDITAS KUESIONER PENELITIAN
PENGERTIAN
- Uji Validitas Kuesioner Penelitian: adalah prosedur untuk memastikan apakah kuesioner yang akan dipakai untuk mengukur variabel penelitian valid atau tidak
- Kuesioner yang valid berarti kuesioner yang dipergunakan untuk mengumpulkan data itu valid. Valid berarti kuesioner tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.
- Kuesioner ada yang sudah baku, karena telah teruji validitas dan reliabilitasnya, tetapi banyak juga yang belum baku. Jika kita menggunakan kuesioner yang sudah baku, tidak perlu dilakukan uji validitas lagi, sedangkan kuesioner yang belum baku perlu dilakukan uji validitas.
- Kuesioner yang valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal. Kuesioner yang valid harus mempunyai validitas internal atau rasional, bila kriteria yang ada dalam kuesioner secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur, sedangkan kuesioner yang mempunyai validitas eksternal bila kriteria didalam kuesioner disusun berdasarkan fakta-fakta emperis yang telah ada (eksternal)
- Validitas internal kuesioner harus memenuhi: construct validity (validitas kontruks) dan content validity (validitas isi)
Validitas konstruks adalah kerangka dari dari suatu konsep. Untuk mencari kerangka konsep dapat ditempuh dengan:
- Mencari definisi konsep yang dikemukakan oleh para ahli yang tertulis dalam literatur
- Jika dalam literatur tidak didapatkan definisi konsep yang ingin diukur, peneliti harus mendifinisikan sendiri konsep tersebut (dengan bantuan para ahli)
- Menanyakan definisi konsep yang akan diukur kepada calon responden atau orang yang mempunyai karakteristik yang sama dengan responden.
- Validitas isi kuesioner ditentukan oleh sejauh mana isi kuesioner tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep. Misal konsep yang mau diteliti terdiri dari tiga aspek, maka kuesioner yang dibuat harus menanyakan tentang ketiga aspek tersebut, jika hanya menanyakan satu aspek saja berarti kuesioner tersebut tidak memiliki validitas isi yang tinggi.
- Validitas eksternal adalah validitas yang diperoleh dengan cara mengkorelasikan kuesioner baru dengan tolok ukur eksternal yang sudah valid, misal skala pengukur motivasi untuk berprestasi yang diciptakan oleh Mehrabian (1973) yang sudah teruji kevalidanya. Jika kita mau menciptakan kuesioner baru, maka hasil pengukurannya harus dikorelasikan dengan kuesioner yang sudah vailid dengan menggunakan uji korelasi, bila korelasinya tinggi dan signifikan berarti kuesioner yang baru memiliki validitas yang memadai.
PENGUJIAN VALIDITAS KUESIONER
PENGUJIAN VALIDITAS KONSTRUK (CONSTRUCT VALIDITY)
- Untuk menguji validitas konstruk, maka dapat digunakan pendapat dari para ahli (judment experts). Untuk itu kuesioner yang telah dibuat berdasakan teori tertentu, dikonsultansikan kepada ahlinya (minimal tiga) untuk mendapatkan tanggapan atas kuesioner yang telah kita buat, saran para ahli dapat tanpa perbaikan, dengan perbaikan atau dirombak total
- Setelah pengujian konstruk selesai, perlu diteruskan dengan uji coba kuesioner tersebut para populasi yang mempunyai kriteria serupa, setelah data ditabulasi maka pengujian validitas konstruk dilakukan dengan analisis faktor, yaitu mengkorelasikan antar skor item kuesioner.
PENGUJIAN VALIDITAS ISI (CONTENT VALIDITY)
- Pengujian validitas isi dilakukan dengan membandingkan antara isi kuesioner dengan isi yang terdapat dalam konsep, misalkan seorang dosen memberi ujian dengan soal yang telah diajarkan berarti dosen tersebut telah memberi soal yang memenuhi validitas isi.
- Untuk pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat dilakukan dengan uji coba kuesioner tersebut pada responden yang mempunyai karakteristik sama, kemudian hasil masing-masing item kuesioner dikorelasikan dengan skor total (korelasi product moment)
PENGUJIAN VALIDITAS EKSTERNAL
- Validitas eksternal kuesioener diuji dengan cara membandingkan antara kriteria yang ada pada kuesioner dengan fakta-fakta emperis yang terjadi di lapangan, misalkan kuesioner untuk mengukur kinerja pegawai di Puskesmas, maka kriteria kinerja yang ada pada kuesioner tersebut perlu dibandingkan dengan catatan emperis kinerja yang ada di Puskesmas, bila terdapat kesamaan antara kinerja di kuesioner dengan fakta di lapangan maka dapat dikatakan kuesioner tersebut mempunyai validitas eksternal yang tinggi.
CARA MENGUJI VALIDITAS KUESIONER
- Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur
- Melakukan uji coba kuesioner tersebut pada sejumlah responden, disarankan jumlah responden untuk uji coba minimal 30 responden (mendekati kurve normal)
- Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban
- Menghitung korelasi antara masing-masing item dalam kuesioner dengan skor total, dengan menggunakan teknik korelasi product moment
Dengan bantuan software komputer, nilai “r” masing-masing item dalam kuesioner dapat dihitung, misalkan ada 10 item kuesioner dengan hasil “r” sebagai berikut:
1 = 0,884
2 = 0,893
3 = 0,931
4 = 0,811
5 = 0,920
6 = 0,705
7 = 0,827
8 = 0,893
9 = 0,867
10 = 0,564
Angka “r” hitung dari komputer harus dibandingkan dengan “r” tabel (angka kritik)
Cara melihat angka kritik dalam tabel adalah dengan melihat baris N-2,dimana N adalah jumlah responden, misalkan jumlah responden 10 orang, maka jalur yang dilihat adalah baris 10 – 2 = 8, untuk taraf signifikansi 5 % angka kritiknya adalah 0,632 sedangkan untuk taraf signifikansi 1 % angka kritiknya adalah 0,765
CARA MENENTUKAN VALIDITAS
- Bila kita menggunakan taraf signifikansi 5% maka angka kritisnya adalah 0,632, kemudian masing-masing “r” hitung item dalam kuesioner dibandingkan dengan “r” kritis. Item dalam kuesioner dikatakan valid jika hasil “r” hitung lebih besar dari “r” kritis
- Berarti dari 10 item kuesioner diatas, item nomer 1 s/d 9 dinyatkan valid karena nilai ‘r’ hitung lebih besar dari nilai “r” kritis, sedang item nomer 10 dinyatakan tidak valid karena “r” hitung lebih kecil dari “r” kritis
- Untuk item yang tidak valid, tidak dapat digunakan sebagai item kuesioner, dan harus diganti dengan item kuesioner lain yang valid. Oleh karena itu kita harus membuat item kuesioner cadangan, agar dapat digunakan kalau ada item kuesioner yang tidak valid.
REFERENSI
- Sugiyono, 2010, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta
- Singarimbun, 1989, Metode Penelitian Survai, Jakarta: LP3ES
mau tanya Pak...
BalasHapuskalo angket itu hanya melalui proses validasi secara konstruk dan isi dan tidak melalui proses uji coba apakah itu sudah memenuhi syarat validasi???
trimakasih...
Untuk saudara Ratna: anket atau kuesioner dikatakan mempunyai validitas tinggi jika telah memenuhi semua komponen validitas: baik internal maupun eksternal, namun jika ada keterbatasan dalam pelaksanaanya, perlu dijelaskan dalam metode penelitiannya.
BalasHapushatur nuhun dok..
BalasHapustulisannya sangat membantu ^^
tanya pak
BalasHapussaya bingung melakukan uji validitas dan reabilitas, apakah sama tujuannya?atau keduanya harus dilakukan?saya sudah melakukan ujicoba sebanyak 2 kali pada kuesioner saya dan sudah dilakukan uji reabilitasnya, kemudian apakah masih perlu melakukan uji validitas?
terima kasih
@Iza Kurniawi: uji validitas tidak sama dengan uji reliabilitas, uji validitas bertujuan untuk menguji isi, konstruk dari kuesiner, intinya apakah kuesioner yang akan kita gunakan sudah sesuai untuk mengukur variabel penelitian kita, sedangkan uji reliabilitas untuk menguji apakah jika respondon diberi kuesioner beberapa kali hasilnya apakah sama, jika sama berarti kuesioner kita reliabel,Uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk kuesioner yang belum baku, artinya baru saja kita buat sendiri, sedang untuk kuesioner yg telah baku (diambil dari kuesioner buatan para ahli), tidak perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas lagi, kuesioner yg baku telah diuji oleh para ahli yang membuatnya. Trims....sukses ya
BalasHapusdok, saya sedang menyusun skripsi dan saya menggunakan alat ukur adaptasi, apakah saya harus melakukan uji reliabilitas?Jika tidak, adakah saran buku yang bisa saya baca untuk menguatkan keputusan saya tidak melakukan uji reliabilitas?terimakasih :D
HapusSepakat Pak, sering para peneliti menggunakan kuisioner baru, namun tidak melakukan uji kelayakan terhadap kuisioner yang dibuat. dan ada juga dosen yang meminta uji validitas, padahal itu sudah baku (psikologi test). Kadang aneh juga sih. minta ijin Pak add urlnya ke blog saya. Thanks.
BalasHapusThanks dok, tulisannya mampu meghilangkan sumbatan di kepalaku hehe.. sekarang jadi lebih paham sedikit..
BalasHapusSalam Pak.
BalasHapussaya sedang melakukan penelitian tentang perilaku konsumen dengan menggunakan kuesioner Pak.yang jadi pertanyaan saya,apakah semua kuesioner (khususnya yang bukan dari ahli) WAJIB melakukan uji validitas dan reliabilitas Pak.Ketika dilakukan uji validitas, namun ternyata ada pertanyaan kita yang tidak valid padahal pertanyaan tersebut memuat informasi yang penting bagi kita, apa yang kita lakukan Pak?terimakasih banyak Pak. Sukses terus buat Pak dokter.
@stian: kuesioner yang belum baku harus diuji validitas dan reliabilitas sebelum penelitian, jika ada pertanyaan yang tidak valid harus diganti, caranya dengan mengubah pertanyaan yang lebih mudah dimengerti dan tidak membinggungkan dan membuat tafsir ganda. Sukses juga buat Stian.
BalasHapuspak mau tnya,,,
BalasHapusklo dlm kuesioner kita pertnyaan dengn variasi umur,jumlah anak,dan peryaan dengn jwban pasti hrus duji juga ato tdk pak
Pak dokter saya mau tanya.....
BalasHapusApakah kuesioner yg dgunakan untuk mdukung data kualitatif (hasil interview) jg hrs dvalidasi?Dan kalau populasi dalam penelitian sgt terbatas, apakah validasi kuesioner ttp dapat dilakukan dgn sampel sedikit misalnya <10?
Terimakasih
---Tika---
maaf pak, saya mau nanya
BalasHapussaya lagi buat skripsi yang akan menggunakan kuesioner untuk data primer
saya membuat kuesioner, dengan indikator variabel2ny yang Serupa dengan penelitian sebelumnya, namun pertanyaan2nya saya buat sendiri / modifikasi dari kuesioner penelitian lain, karena tidak menemukan kuesioner dari penelitian sebelumnya
apakah kuesioner saya masih perlu uji validitas dan realibilitas ??
dapatkah kuesioner diuji sekaligus dengan menggunakan sampel yang kita pakai untuk penelitian ?
jadi proses penyebarannya cukup sekali
atau memang harus terpisah penyebarannya
jadi ada dua kali uji validitas & realibilitas
satu untuk menguji kuesioner yang dibuat dan satu untuk hasildari kuesioner yang disebarkan ke responden penelitian ?
mohon penceerahannya pak
terimakasih
@Tika: pada prinsipnya semua kuesioner yang belum baku harus dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas, uji tsb dilakukan bukan pada responden penelitian, tetapi pada kelompok lain yang memmpunyai karakteristik yang sama. uji tsb biasanya cukup pada jumlah responden 10. Trims
BalasHapus@tmania: kuesioner yang telah dimodifikasi harus dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas kembali. uji tsb boleh dilakukan pada kelompok responden penelitian dengan syarat jaraknya dengan penelitian harus relatif lama (responden sudah lupa dengan pertanyaan pada kuesioner yang pernah diberikan. Trims
BalasHapusuntuk pegujian pendahuluan kuisionernya itu perlu berapa responden ya pak ?
BalasHapussaya punya 3 var indpndn dan 1 dpendednya
kalau saya coba sebarin secara online ke teman2 saya apakah tidak apa2 ?
#Imania: studi pendahuluan bisa dilakukan pada 10 responden lain yang mempunyai karakteristik sama dengan responden kita, caranya dapat melalui OL internet
BalasHapusmaaf pak, saya jadi tanya2 lagi
BalasHapussaya sudah menyebarkan kuisionernya pak
dari 4 variabel masing2 saya buat 10 pertanyaan
saya sudah mendapat 30 responden
dan dari hasil uji dengan r tabel 30 responden pada alpha 0,05 = 0,306 saya dapati var 1 ada 4 item tidak valid, var 2 ada 1, var 3 ada 3, dan var 4 ada 2
langkah selanjutnya gimana pak
apakah saya harus mengganti semua yang tidak valid itu, agar pertanyaan setiap variabel tetap 10 ?
atau saya terus dengan pertanyaan yang sudah ada, dan nantinya ketika sudah mendapat hasil dari responden sebenarnya, item2 yang tidak valid tidak ikut diperhitungkan dalam analisisnya ?
apakah ada referensi yang menyebutkan suatu variabel minimal harus ada berapa pertanyaan ?
dan setiap variabel jumlah pertanyaannya harus sama ?
maaf pertanyaannya banyak pak
saya senang bertanya disini karena jawabannya cepat
makasih sebelumnya pak
@tmania: kusioner yang tidak valid, harus diganti atau disempurnakan, kemudian diuji lagi sampai valid, atau langsung diganti dengan pertanyaan lain yang valid, jumlah pertanyaan masing2 parameter harus sama, kecuali ada pertimbangan lain. Trims
BalasHapusTrims Atas Kesempatannya...
BalasHapusDalam hal ini saya melakukan pemobobotan dari suatu sistem yang saya buat, berdasarkan tingkat kepentingan dengan menggunakan AHP (Analitical Hirarkhi Procces)sebagai sistem pengolahan data. Dan data diperoleh dari kuisioner dengan menggunakan responden para ahli dibidang dibidang tertentu bukan dengan jumlah populasi.
Yang saya ingin tanyakan:
1. berapakah jumlah responden ahli yang saya butuhkan? dan bisakan saya memperoleh refrensi/ sumber jelas terkait pengenaan jumlah respoden oleh para ahli.
2. apakah kuisioner yg saya buat harus di uji reabilitasnya karna dari sistem dalm AHP sudah ada uji realibilitas dan konsitensinya..
mohon pencerahannya.. terima kasih..
regards
Ivan- Mahasiswa
maaf pak, saya ada pertanyaan...
BalasHapusbolehkah kita menggunakan skala sikap / angket yang dibuat oleh penulis skripsi lain???
@Mollyda: boleh menggunakan kuesioner yang daimbil dari skripsi lain, dengan catatan sumbernya harus ditulis, sehingga tidak plaqiat. Trims
BalasHapusPak apakah jumlah pertanyaan masing-masing variabel harus sama?
BalasHapus@Gandi Siregar: sebaiknya jumlah soal masing2 parameter sama, boleh tidak sama jika ada pembobotan. Trims
BalasHapusmohon maaf pak, saya mau tanya, kalau untuk sekitar 80 item pertanyaan apakah 103 responden sudah cukup?karena untuk mendukung penelitian kualitatif. Kemudian kalau menggunakan skala campuran antara skala pilihan(multiple choice) dan likert, apakah uji validitas dan reliabilitasnya dijadiin satu atau dipisah2?terimakasih:)
BalasHapus@Listianing: jumlah responden sudah cukup, sebaiknya diuji sendiri2 antara multiple choice dan Likert. Trims
Hapuslalu bagaimana merekap hasil kuisoner dengan skala campuran sehingga dapat dimasukkan dalam perangkat lunak SPSS 17? apakah dengan memasukkan hasil pilihan atau dengan pemberian label pada pilahan jawaban sehingga tipe data yang digunakan adalah nominal? terima kasih pak
HapusMaaf,pak dokter,saya mau tanya,dok.
BalasHapuskalau untuk kuesioner yg kita sadur dari penelitian luar negeri dan berbahasa inggris, apakah setelah diterjemahkn ke bhs indonesia kita boleh lgsg memakainya atau dilakukan uji validitas dan reabilitas lg,dok?
terima kasih,dok.
_arin_
Sebaiknya dilakukan uji validitas lagi, karena menterjemahkan sama dengan memodifikasi, bisa diartikan lain oleh responden. Trims
Hapusmaaf Pak..sy mau tanya..yg menyatakan jumlah minimum responden adalah 30, itu di buku mana ya? mohon jawabannya, Pak..
BalasHapus30 adalah batas ideal, banyak buku yang menyatakan itu, silakan baca di perpustakaan. Trims
Hapusmw tanya pak,,
Hapuskalo kita sudah menguji validitas pernyataan uji coba angket,,kemudian diperoleh pernyataan yang valid. selanjutnya pernyataan yang tidak valid kita perbaiki lagi guna menjadi instrumen untuk penelitian.nah pertanyaan saya adalah apakah skor validitas (4,3,2,1) harus diubah menjadi skor ordinal? dan apakah semua pernyataan (valid/tidak valid)harus diuji reabilitasnya saja? atau hanya pernyataan yang valid saja yang diuji reabilitasnya?
maaf pak, bisa bantu saya, ada contoh kisioner penelitian ketaatan berobat penderita tuberkulosis
BalasHapusMaaf saya tidak punya. Trims
Hapuspak, bolehkah saya minta petunjuk, apakah bisa saya membuat tabel uji validitas dengan ms.excel, tanpa mgunakan program spss? selain itu kuesioner yg sudah saya sebar menggunakan 3 choices dan terdiri dr 15 butir soal. apakah itu sudah layak disebut sebagai kuesioner yg baik? karena setelah saya hitung bnyk mendapatkan hasil yg drop, padahal dr jawaban responden saya logikanya seharusnya soal tsb adlh valid. trims pak.
BalasHapusmaaf pak mau tanya seandainya uji validitas kalo d ambil cuma sepertiganya dri sampel bsa tdak??
BalasHapusjumlah sampel sya da 30 orng..
klo bsa da bukunya ga pak?? mengenai pendapat tersbt..
terima kasih pak..
pak, sy mau bertanya.
BalasHapuspenelitian sy kan ttg prilaku. sampelnya itu penderita hipertensi yg rawat jalan di rmh sakit. sy hendak melakukan uji kuesioner. tp sy bingung krn di daerah penelitian sy hnya ada 1 rmh sakit. bisa nggak sampel utk uji validitas sy ambil yg dr puskesmas?
trimakasih pak
pak.. saya menggunakan data rangking konjoin. perlu uji valid dan reliabel gak pak???????
BalasHapuskalo perlu pakai uji ap?? soalnya semua uji reliabel sdh saya coba dan hasilnya tetap 0
Pak,saya mau tanya...saya melakukan penelitian dg korelasi.
BalasHapus1. Dalam menghitung validitas, skor 4,3,2,1 itu diganti skor diskrit,itu kenapa?apakah harus?
2. Dalam menghitung reliabilitasnya,,apakah semua item valid dan tidak valid dihitung atau hanya item yang valid saja?
3. Mengapa dalam penelitian korelasi, jumlah responden harus minimal 30 responden?alasannya apa?
terima kasih
@rere,
BalasHapusjika ada item yang tidak valid maka item tersebut dibuang tidak diikutkan dalam analisa selanjutnya(reliabilitas,normalitas,regresi,korelasi). . ,
lainnya kurang tahu
anonim
untuk sampel penghitunganya bisa dengan rumus slovin,
dan bila kurang dari batas ideal (30) maka bisa menggunakan sampel jenuh atau seluruh populasi,
populasi ini berdasarkan yang kita teliti,
kalau penderita hipertensi rumah sakit A maka populasinya rumah sakit A
kalau penderita hipertensi kabupaten A
maka populasinya kabupaten A
@lia
yang saya tahu biasanya kuisioner menggunakan 2,4 atau lima(skala likert) pilihan jawaban,
mungkin pertanyaan yang anda ajukan kurang bisa dicerna,
untuk penghitungan dengan excel bisa dilakukan dengan data anylize
maaf pak, mau tanya..
BalasHapuskalau kuesioner diambil dari penelitian sebelumnya apakah perlu diuji kembali validitas dan reliabilitas? bagaimana jika misalnya setelah dijui kembali ada yang tidak reliabel atau valid?
makasi.
Tidak perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas kembali jika telah dilakukan, untuk kepentingan KTI perlu dilampirkan hasil uji validitas dan realibilitas penelitian yang lalu
Hapusmaaf pak,,,saya mo nanya ...
Hapus1. Perlukah instrumen penelitian diuji validitas dan reliabilitasnya oleh peneliti?
2. Mengapa instrumen penelitian harus diuji validitas dan reliabilitasnya?
Pak, Misalnya saya membuat kuesioner dengan 5 item pertanyaan. Terdapat 1 item yang TIDAK VALID. Apakah boleh dengan menghapuskan pertanyaan yang tidak valid tersebut dan menggunakan 4 item VALID dalam penelitian sesungguhnya. atau harus menguji ulang 4 item VALID tersebut. Terima kasih.
BalasHapusKuesioner yang tidak valid harus dibuang, kemudian diganti kuesioner lain yang valid, boleh tetap menggunakan 4 kuesioner yang valid, asal ke 4 kuesioner tsb telah memenuhi parameter definisi operasional variabel yang telah dibuat. Trims
Hapuspak, saya mau tanya..
BalasHapusada jumlah minimal item pertanyaan ga untuk 1 variabel..?
Tidak ada batasan minimal untuk membuat kuesioner, prinsip kuesioner itu telah cukup untuk mengambil data sesuai dengan tujuan penelitian. Misalkan untuk mengambil data umur, cukup satu pertanyaan: Berapa tahun usia anda sekarang? Trims
Hapusdok, kalau wawancara, apakah perlu dilakukan uji validitas?
BalasHapus_rizky
selamat pagi pak,
BalasHapusyang ingin saya tanyakan apakah ada ketentuan/rumus untuk menentukan jumlah responden yang di uji validitas?
jika ada, bagaiman rumusnya dan sumbernya? karena dibeberapa skripsi yg saya lihat ada yang menggunakan seluruh dampel dan ada yang sebagian sampel saja.
sampel dalam penelitian saya adalah 85 responden.
mohon bantuan bapak.
trimakasih
saya mau tanya dok,,
BalasHapusuntuk uji validitas saya ambil 20 sampel,,
tapi saya tidak tau apa alasannya mengapa mengambil 20 sampel ..
apakah dalam pengambilan sampel untuk uji vakiditas ada persyaratannya dok ???
-dede-
Tidak ada batasan baku tentang jumlah sampel, baik untuk uji validitas maupun penelitian, aturan umumnya adalah untuk validitas jumlah sample sekitar 10, sedang untuk penelitian sekitar 30. kalau jumlah sample saudara berjumlah 20, menurut hemat kami sudah baik. Trims
HapusPak saya mau tanya, yang dimaskud penelitian sebelumnya itu seperti apa pak? Apa harus dengan judul yang sama? Apa boleh dengan tempat yang berbeda namun masalahnya sama? Trims
BalasHapus@adilla: maaf saya kurang mengerti apa yang anda tanyakan, tolong diperjelas, penelitian sebelumnya tentang masalah apa? trims
HapusTentang penggunaan alat kontrasepsi, variabel yang saya gunakan sama dengan peneliti sebelumnya namun Peneliti sebelumnya mengambil di lokasi x dan saya di lokasi y
Hapus@adilla: betul begitu, yang dimaksud adalah penelitian dengan masalah dan judul yang sama, tempatnya berbeda tidak masalah, kuesioner yang digunakan boleh sama, tidak perlu diuji lagi, namun perlu mencantumnya hasil uji validitas dan uji reliabilitas dari penelitian sebelumnya. trims
HapusDok saya mau bertanya, apakah kuesioner dalam bahasa indonesia yg telah diadaptasi dari kuesioner yang telah baku dlm b.inggris, apa harus diuji validitas dan reabilitasnya kembali ya dok? terimakasih
BalasHapus@Ririn: sebaiknya diuji validitas lagi, sebab telah dilakukan modifikasi (translate), ada kekuatiran makna dan isinya berubah. Trims
Hapusselamat malam pak
BalasHapusmau bertanya, untuk uji kuisioner apakah bisa dilakukan dengan responden di tempat yang sama dengan tempat penelitian? dan berapa jumlah sampel ideal yang diperlukan untuk uji kuisioner tersebut?
jumlah sampel penelitian saya sebanyak 133 orang.
mohon penjelasannya pak. terima kasih.
dok, saya mau tanya
BalasHapussampel penelitian saya 133 responden, untuk uji coba kuisioner, boleh atau tidak jika sampel uji kuisioner diambil dari sebagian sampel penelitian? dan berapa jumlah sampel ideal untuk uji kuisioner?
terima kasih dok. mohon penjelasannya
Responden uji validitas, sebaiknya diambilkan dari kelompok lain yang mempunyai karakteristik sama dengan responden penelitian, jumlah responden sekitar 10. trims
HapusDok, mau tanya:
BalasHapusApakah uji validasi masih perlu padahal sudah divalidasi oleh pakar (kontennya), sedang konstruk, internal/eksternal belum ditambah lagi sampel sangat terbatas jumlahnya cuma ada 35 responden dari 46 jumlah populasi (guru IPA) asumsi saya guru lain tidak bisa di jadikan uji validasi sebab berbeda karakter. Mhn dijawab, trim's.
pak, klo analisis butir soal esay apa rumusnya berbeda dengan multiple choice, kalau memang berbeda untuk analisi butir esay rumusnya bagaimana,? trims
BalasHapuspak ada tidak sumber buku yang menyatakan jlh responden utk uji validitas. krn harus da referensi utk skripsi saya ini pak.
BalasHapussblumnya trims ya pak.
Salam hormat Pak,
BalasHapusSaya mau bertanya. Responden penelitian saya nantinya adalah ibu-ibu Pns di Provinsi SU. Sebelumnya, saya melakukan uji coba kuesioner kepada ibu-ibu Pns yakni 30 orang di Provinsi J dan 30 orang di Provinsi JW. Apakah hasil validitas uji coba kuesioner tersebut bisa saya laporkan menjadi 60 orang (gabungan) atau tidak dapat digabung karena tempat ujinya berbeda?
Jumlah responden 30 orang sudah cukup untuk uji validitas, dan digabung juga boleh, jadi boleh dua-duanya. Trims
HapusSelamat siang dok, saya mahasiswa yang sedang melakukan penelitian untuk skripsi. Saya ingin menanyakan mengenai uji validitas, untuk uji validitas digunakan responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan sampel. Apa yang dimaksud dengan karakteristik yang sama? Karakteristik apa yang ditekankan disini?
BalasHapusJika kuesioner yang saya gunakan ditujukan untuk mengetahui pengetahuan dan perilaku mengenai sebuah program kesehatan, dan program tersebut hanya baru dijalankan di tempat penelitian saya. Apa yang harus saya lakukan? Apakah boleh saya memilih responden untuk validasi dari sampel saya? Ataukah saya mengambil responden untuk validasi dari tempat terdekat lain yang di tempat tersebut karakteristik umur, suku, keadaan tempat tinggal sama dengan sampel, walaupun tidak menjalankan program yang saya teliti ?
Responden dengan karakteristik yang sama, misalnya jika responden siswa SMA, berarti harus dicari responden siswa SMA lain yg bukan calon responden penelitian, itu yang dimaksud dengan karakteristik yang sama. trims
HapusKarakteristik tersebut apakah dipengaruhi tempat juga? contohnya sampel dari ibu di kelurahan A, apakah responden validasi yg lebih dipilih adalah ibu di kelurahan B yang letaknya lebih dekat?
HapusTerimakasih jawabannya dok.
Bukan karakteristik kelurahannya yang lebih penting, tetapai karakteristik ibunya, misalnya: pendidikananya, agamanya, pekerjaananya dan lain2 yang sama. Namun karakteristik juga dipengaruhi tempat, jika faktor itu secara teori berpengaruh. Trims
Hapusdok bisa poskan tutorial bagaimana uji aliditas tidak?
Hapussaya masih bingung menggunakan softwarenya
maaf pak.. mau nanya mengenai penentuan nilai r tabelnya. ?
BalasHapussaya pake program spss , nilai r tiap itemnya ada dan nilai r tabelnya saya tdk tau yang mana.... mohon bantuannya...
Nilai r tabel dilihat di tabel, tabel ada di buku buku tentang Metodologi Penelitian. Trims
Hapusselamat siang dok, saya mau tanya, responden saya ada ada 54 lalu saya gunakan 30 untuk uji validitas. lalu untuk melihat r tabel, N yang saya gunakan itu 30 atau 30-2 ya dok. terima kasih.
BalasHapusBenar, silahkan check di tabel, berapa harganya, terus bandingkan dengan r hitung. Trims
Hapusmisi bapak saya mau konsultasi tentang uji validitas angket,
BalasHapussaya punya soal angket 20, saya uji validitas angket berkali2 tapi saya uji ke-20 soal itu setiap pengujian, dengan catatan soal yang tadinya tidak valid saya perhalus dulu bahasanya baru saya gunakan,
apakh boleh? kalau boleh knpa? adakah sumber bukunya?
apakh alsan koresponden bs saya jadikan sbg salah satu dasar untuk pngujian berulang kali itu?
mksh...
Kuesioner setelah dilakukan uji validitas dan ternyata tidak valid, item tsb tidak boleh digunakan, jadi bisa dibuaang atau direvisi dulu kemudian diuji lagi sampai valid, baru bisa digunakan. trims
HapusPak Suprayanto, saya ingin bertanya
BalasHapusapakah ada dasar atau teori yang mengatakan jika butir pertanyaan untuk masing-masing variabel harus sama? Karena saya pernah melihat beberapa skripsi yang jumlah butir pertanyaannya tidak sama untuk masing-masing variabel.
dan pengecualian apa saja yang bisa membuat jumlah pertanyaan itu boleh tidak sama?
Mohon dengan sangat ya pak jawabannya bisa dikirim ke email saya rahmaannisa10@gmail.com
Terima kasih banyak pak atas bantuannya.
@Rahma Annisa: kalau tidak ada alasan atau teori yang melandasi, sebaiknya dalam membuat kuesioner tiap variabel dibuat sama jumlahnya, atau dibobot dengan dasar teori yang ada. Trims
Hapusselamat pagi pak suparyanto, saya ingin bertanya apakah bisa menggunakan responden <10?
BalasHapusterimakasih pak atas bantuan nya .
Idealnya jumlah responden sekitar 30, jadi kalau bisa lebih dari 10, kecuali memeng adanya itu. trims
Hapusselamat pagi pak suparyanto, saya ingin bertanya jika menggunakan responden <10 bisa tidak pak?
BalasHapusselamat siang dok, responden saya ada ada 54 lalu saya gunakan 30 untuk uji validitas. Yang ingin saya tanyakan untuk melihat r tabel, N yang saya gunakan itu 30 atau 30-2 ya dok? terima kasih.
BalasHapusselamat siang bapak
BalasHapussaya mau bertanya,untuk rentang waktu berapa lama menyebar angket lagi apabila responden uji angket tersebut orang yang sama?
terima kasih
Sebenarnya batasannya responden tsb telah lupa dengan kuesioner yang pernah diberikan, namaun berapa lama, batasannya tidak jelas. Trims
HapusSelamat sore Dok, saya mahasiswa yang hendak melakukan uji validitas kuesioner, Bolehkah saya minta referensinya yang menyatakan boleh menggunakan 10 sampel saja untuk uji validitas dan reliabilitas kuesioner untuk keperluan daftar pustaka,
BalasHapusterimakasih
selamat malam dok...
BalasHapussaya mau tanya saya mau meneliti tentang emosi marah pada pasien hipetensi..
instrumen marah udah pernah diuji validitas dan reliabilitas nya pada subjek lain/bukan hipertensi...
apakah saya perlu mengujinya lagi?
Jika kuesionernya tidak dilakukan perubahan, dan pernah dilakukan uji validitas dan dinyatakan valid, tidak perlu dilakukan uji lagi, namun dalam KTI, sebutkan sumbernya yang menyatakan kuesioner tsb telah diuji validitas. Trims
Hapusmalam dok...bagaimana jika kita tidak dapat menemukan responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan populasi /sampel dengan penelitian kita apakah angket tersebut bisa tidak di uji cobakan????
BalasHapusJika calon responden banyak (populasi) bisa diambil dari populasi yang sama, dengan cacatan tidak diambil lagi sebagai sample penelitian. trims
HapusSelamat siang dok, saya mau tanya?
BalasHapusapakah uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner bisa digunakan untuk satu sampel saja?
pertanyaan pada kuesioner ini pernah di uji validitas dan reliabilitas dengan 30 sample (dan valid dan tepat). sekarang saya gunakan kuesioner tersebut untuk penelitian saya, tapi sampel saya cuma 1. Nah, apakah saya harus melakukan uji validitas dan reliabilitas ulang untuk kuesioner tersebut? makasih atas bantuannya dok.
Kuesioner yang sudah pernah dilakukan uji validitas tidak perlu dilakukan uji ulang, dengan catatan tidak diadakan perubahan atau modifikasi. trims
HapusSelamat pagi dok. Kalau kuesioner yg saya pakai mengenai supervisi kepala ruang ttg tindakan keperawatan, dan saya hanya mengganti pada tindakan keperawatanny saja tnpa mengubah arti apapun mengenai supervisi tsb, apakah perlu diuji validitas dan reliabilitas lagi dok? mohon pencerahannya. Terima kasih.
HapusPerlu dilakukan uji validitas dan reliabitas lagi karena diadakan perubahan. Trims
HapusSelamat malam dok,saya mau tanya...
BalasHapusJika saya menggunakan kuesioner yg sudah baku dr peneliti sebelumnya dengan judul yang sama, apakah karakteristik respondennya juga harus sama dengan karakteristik responden dari peneliti sebelumnya tersebut?
Terimakasih.
Benar harus sama, karena kuesiner itu valid pada responden yang sama. Trims
BalasHapusmau tanya pak,, dari 40 butir quesioner saya hanya 14 yang valid,, apakah datanya bisa dipakai ??
BalasHapusQuesioner yang boleh dipakai untuk penelitian adalah yang valid saja, yang tidak valid harus dirubah dulu, kemudian di uji validitas lagi sampai valid. trims
Hapussalam pak dok,, saya mau tanya,,, dalam penelitian saya menyebarkan kuisioner yang didalamnya terdapat 49 item pernyataan. apakah pada saat uji validitas 49 item tersebut diuji bersamaan atau dipisahkan sesuai dengan dimensi ukurnya masing-masing.? terima kasih
Hapusselamat pagi pak. saya mau bertanya apakah kuesioner yang sudah di uji validasi kemudian hasil validasi tersebut kita berikan kepada responden yang kita teliti apakah jawaban dari responden yang kita teliti di test kembali validasi nya atau tidak?
BalasHapusJika kuesioner telah dilakukan uji validitas dan hasilnya valid, kuesioner tsb bisa langsung digunakan dan hasilnya tidak perlu dilakukan uji validitas lagi. Trims
HapusSelamat pagi dok, saya sedang menyusun kti. Saya mau tanya, dalam kti saya, saya membuat kuesioner mengenai perilaku tetapi hanya komponen tindakan saja. Kalau hanya tindakan apakah perlu di lakukan uji validitas dan reliabilitas? Atau bagaimana dok?
BalasHapusTetap perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas sebelum kuesioner diberikan pada responden. Trims
HapusDok saya ingin bertanya. jumlah sample dalam penelitian saya ada 50 responden. Nah pas diuji validitas 30 sample ada 3 item pernyataan tidak valid. Terus saya coba semuanya sampel jadi 50 sampel responden dan ternyata valid. Kalo ca
BalasHapusra nya seperti itu boleh ga dok. Mohon jawabnnya. Terimakasih
assalmualekum.wr.wb. dan salam sejahtera buat kita semua,..
BalasHapusdok,mohon bantuannya.apakah uji valid dan realibilts, bisa dilakukan ketika sudah melakukan penyebaran kuesioner.
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan sebelum penyebaran kuesioner pada responden. Trims
HapusAssalamualaikum..
BalasHapusMaaf mau tanya. Dalam penelitian saya ingin menggunakan angket skripsi lain yg sudah diuji validitasnya, tapi tidak semua pernyataan saya cantumkan. Misal, angket yg sudah valid berisi 40 pernyataan, tapi sy hanya menggunakan 20/30 pernyataan saja. Apakah itu boleh? Dan apakah harus diuji validitas lagi jika ingin digunakan?
Kalau ada modifikasi sebaiknya diuji validitas lagi. Trims
HapusBapak dokter, saya mohon bantuannya. Saya sudah menguji salah satu kuesioner yg dg uji validitas, dari 5 item, hanya 1 item saja yg lolos. Sedangkan saya tidak bisa menyebar kuesioner lagi, karena berbagai hal atau keterbatasan. Kira2 itu masih bisa dijadikan sebagai alat ukur dalam pengujian? Semua variabel ada 4. Salah satunya ini. Yg cuma 1 item yg lolos. Semua variabel mempunyai jumlah item pertanyaan yg berbeda2.
BalasHapusTerima kasih pak. Mohon pencerahannya.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusPak saya mau tanya, ketika saya menguji validitas pada output spss terdapat angka a, dimana variabel tidak dapat dihitung karena konstan. Item tersebut bisa valid atau tidak ya?
BalasHapuspak saya mau tanya tentang skripsi saya. saya pake metode ahp. jika nilai CR lebih dari 0,1(tidk valid), apa yg harus dilakukan agar valid. trima ksh pak
BalasHapusselamat malam dok, saya mau tanya bagaimana membuat kuesioner kepada 2 sampel yang berbeda persepsinya? penelitian saya tentang persepsi mahasiswa akuntansi dan non akuntansi terhadap pendidikan profesi akuntansi setelah pmk no 24 tahun 2014. nah setelah ada pmk itu, ppak dibuka bagi lulusan non akuntansi juga. bagaimana membuat kusioner untuk kedua sampel ini dok?bagaiamana membuat pertanyaan disetiap variabel dari kedua sampel ini?
BalasHapuskira2 kalau diuji validitas dan realibilitas valid gak ya dok? mohon bantuanya dok, saya bingung mau bertanya pada siapa lagi
Kalau saudara ingin membandingkan persepsi dua kelompok, maka kuesionernya satu saja, dan diberikan kepada kedua kelompok tsb, kemudian dilakukan uji statistik apakah ada perbedaan persepsi diantara dua kelompok tsb, cara membuat kuesioner ada di blog ini. Trims
Hapusselamat malam dok, saya mau tanya skripsi saya tentang persepsi. menggunakan 2 jenis sampel yang karakteristiknya masing2 agak berbeda. saya bingung, dari skripsi terdahulu dalam uji beda nya ada yang menggunakan t-test ada juga yang z test.sebenarnya t-test sama z-test itu digunakan pada kondisi yang gimana dok? terimakasih, sukses buat dr suparyono. saya dani
BalasHapusselamat sore dok. sya ingin bertanya apa yang menetukan kita dapat menetukan jumlah responden untuk validitas kuesioner yang akan dilakukan ? di pustaka tertulis responden sekitar 30 , namun bagaimana jika sya mengambil responden 10. apakah hasilnya tidak bias ketika sya hanya mengambil 10 ? gimna dok ? mohon dijwab dok. terimaksih dok.
BalasHapusJumlah angka 30 adalah jumlah ideal menurut statistik, jika kurang itu boleh saja namun alangkah baiknya jika 30 atau lebih. Trims
HapusSelamat malam dok. saya memiliki responden sebanyak 53 Orang. tapi untuk uji validitas itu sendiri rencananya saya hanya akan menggunakan 30 responden karna asumsi saya pengujian ini di tunjukan untuk melihat tarap kevalidan dan kekuatan dari instrumen yang saya buat? apakah cara tersebut salah atau memang sudah tepat mohon diberikan penjelasannya
BalasHapusTerimakasih
Untuk uji validitas, sebaiknya digunakan responden lain dengan karakteristik yang sama, jangan calon responden untuk penelitian. Trims
HapusSiang dok. Ini baru pertama kali saya berkunjung di page bpk. Saya sangat bersyukur. Saya sedang mengerjakan skripsi dan kesulitan mengolah data saya. Yang sedang saya teliti adalah Daya Tarik Wisata dimana ada 7 variabel bebas. Saya telah menghitung validitas dan reabilitas data dengan analisis faktor dan hasilnya rata2 di atas 0.890.
BalasHapusPermasalahan muncul ketika saya melakukan uji regresi berganda dimana hasilnya terjadi multikolinearitas. Ada 7 variabel bebas, hanya 1 yg tdk multikolinear.
Saya mencoba menggunakan Analisis faktor karena masalah tersebut tapi masalahnya pada output Component Matrix hanya terdiri satu komponen.
Pertanyaan saya:
1. Bagaimana saya mengatasi masalah tersebut ?
2. Apakah saya harus tetap melakukan uji normalitas dan hipotesis jika seandainya menggunakan PCA telah berhasil ?
Trima kasih banyak pak.
Pak saya faren mahasiswa kedokteran. Mw brtanya apakah boleh menggabungkan beberapa pertanyaan dari 2 penelitian yg sudah baku? Apakh msh perlu diuji validasi? Trmksh pak
BalasHapusMenggabungkan dua kuesioner penelitian, berarti melakukan modifikasi, berarti perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas ulang. Trims
Hapussiang dok..
BalasHapussaya ingin meneliti dengan kuesioner..
tetapi sampel saya hanya 6 orang..
bagaimana cara saya menguji validitas dan reliabilitas dri kuesioner sya?
mohon tanggapannya..
terimakasih..
malam dok, saya ingin bertanya. kuesioner saya sudah valid (saya ambil dari kuesioner bahasa inggris). yang ingin saya tanyakan , dalam kuesioner ini tidak di cantumkan data uji validitasnya sebelumnya. apakah kuesioner saya harus di uji validitas untuk mendapatkan data validitasnya dok?
BalasHapustrimakasih
siang dok.
BalasHapussaya ingin bertanya. penelitian saya 1 variabel dan dalam kuesioner saya ada pertanyaan dgn jawaban skala likert dan ada yang dgn skala guttman ( Ya atau tidak ). menurut Dokter, uji validitas baiknya dipisah2 atau digabung saja ya dok? mohon bantuannya Dok. terima kasih sebelumnya
Pak saya mau bertanya, bagaimana jika suatu data kuesioner tidak valid saya harus bagaimana ? Ciri2 data valid dan tidak valid juga bagaimana pak ? Terus pertanyaan yg sama juga kepada data reliabilitas bagaiama jika tidak reliabel ? Mohon bantuannya pak terima kasih
BalasHapuspenelitian saya tentang hubungan usia menarche dan jumlah paritas dengan usia menopause. jadi variabel yang saya tanyakan :
BalasHapus1 umur pertama kali menstruasi ......... tahun
2. umur berhenti menstruasu ......... tahun
3. berapa kali melahirkan ........ kali
apakah saya harus melakukan uji validitas dan reabilitas ?
kalau bisa tolong kasih tau referensinya.
siang dok, judul tesis saya analisis penerapan e-procurement pada kementerian X. Metode penelitian deskriptif kuantitatif. terdiri dari 5 variabel mandiri, yaitu Efektiv, Efisien, Terbuka, Mandiri, Bersaing.Saya akan membuat kuesioner dilihat dari sisi panitia dan penyedia barang/jasa. apakah kuesioner tsb harus dilakukan uji validitas,reliabilitas dan uji t? meskipun variabelnya mandiri? terima kasih sebelumnya Dok.
BalasHapusmohon maaf pak saya wulandari mau tanya jika menggunakan skala guttman (ya atau tidak) itu perlu dilakukan uji coba instrumen atau tidak?mohon bantuannya, terima kasih sebelumnya.
BalasHapusdok saya sudah mau pendadaran . saya menggunakan kuisioner BMQ yang masih baru diindonesia dan sudah melalui proses translasi validasi tetapi haisl yang diperoleh tidak valid . tetapi saya sudah terlanjur menggunakannya , kira kira apa yang bisa saya jawab ya dok apabila penguji menannyakan "loh kok udah tau gak valid kenapa masih dipakai" saya bingung dok. terims
BalasHapussiang pak.. saya mau tanya.. apabila sample saya 50, apakah untuk uji validitas saya hanya perlu menggunakan 30 responden saja, atau ke 50 nya ?
BalasHapusbagaimana ketentuan jumlah pengambilan sampel pada uji validitas ?
terima kasih atas pencerahannya..
Pak mau tanya.. skripsi saya mengenai hubungan pengembangan diri rutin terhadap akhlak siswa akselerasi.. dan instrument sya menggunakan angket kedua variabelnya... namun menurt dosen saya penelitian saya ini tidak perlu ujivaliditas dan reabilitas.. krn angket yg sy gunakan sudah melakukan uji validitas isi berdasarkan teori.. bagaimana menurut bapak.. apakah sy ikuti kata dosen pembimbing apa gimna...
BalasHapusSatu lagi cara mengetahui terdapat sebuah hubungan itu r hitung nya lebih besar dr r tabel... atau sebaliknya pak...
Terus.. klo responden sy 29 mengambil alpa nya yg 5 persen atau 1 persen..
mksh pak sblumnya.. smoga menjadi ilmu untk sya stlah bapak jawab...
Pak ijin bertanya itukan kalau uji validitas harus dengan kriteria yang sama, berhubung didaerah saya TK negeri hanya ada satu tetapi swasta ada banyak. Nah kebetulan tempt penelitian saya yg negeri dengan akreditasi A. Apakah boleh tempt validitasnya TK swasta tetapi akreditasi sama” A
BalasHapus