Minggu, 15 Mei 2011

KONSEP KELAS IBU HAMIL 2

Dr. Suparyanto, M.Kes

KONSEP KELAS IBU HAMIL 2

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KE-2

A. PERSALINAN
  • Persalinan adalah dimana fetus dan plasenta keluar dari uterus, ditandai dengan peningkatan aktifitas myometrium (frekuensi dan intensitas kontraksi) yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks serta keluarnya lendir darah (show) dari vagina (Depkes RI, 2009).

(1). Tanda persalinan
  • Tanda-tanda bahwa persalinan mulai berlangsung: adanya kontraksi rahim yang berkala dengan lama dan kekuatan tertentu. Biasanya lama kontraksi antara 45-75 detik (Depkes RI, 2009).
  1. Kekukatan kontraksi: semakin lama akan bertambah kuat. Saat mulas jika kita menekan perut dengan telunjuk akan terasa mengeras.
  2. Jarak antar kontraksi: akan bertambah sering, permulaan 10 menit sekali, kemudian menjadi semakin sering.
  3. Keluarnya bercak darah bukan petunjuk akurat ibu akan segera melahirkan. Namun ibu perlu waspada terhadap hal tersebut, jika perdarahan banyak, ibu perlu segera ke Polindes/Puskesmas tanpa perlu menunggu hingga kontraksi yang terjadi mulai teratur dan bertambah kuat kekuatannya.
  4. Pecahnya ketuban

(2). Tanda bahaya persalinan
  • Proses persalinan di duga mengalami ganguan jika didapatkan hal-hal (Depkes RI, 2009) berikut:
  1. Pendarahan dari jalan lahir
  2. Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir
  3. Ibu tidak kuat mengejan
  4. Mengalami kejang
  5. Ibu gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat
  6. Air ketuban keruh dan berbau.

B. PROSES PERSALINAN
  • Ibu berhak memilih proses persalinan yang sesuai dengan keinginannya, tetapi kondisi janin maupun kehamilan yang seringkali tidak diduga akan membuat ibu menjalani penanganan persalinan dengan proses tertentu. Pada saat ini penolong akan memberitahukan kepada ibu dan keluarga untuk meminta persetujuan tindakan atau rujukan (Depkes RI, 2009).

  • Proses persalinan (Suheimi, 2009) terdiri dari empat kala, yaitu:
  1. Kala I : dimulai sejak awal kontraksi dengan frekuensi, intensitas dan durasi yang cukup sehingga menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks.
  2. Kala II: kala dua dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (+10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi.
  3. Kala III: segera setelah kelahiran bayi dan berakhir dengan kelahiran plasenta dan selaput ketuban.
  4. Kala IV : dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai dua jam pertama post partum.

C. INISIASI MENYUSUI DINI (IMD)
  • Sebelum persalinan berlangsung Bidan atau penolong persalinan akan memberitahukan kepada ibu tentang Inisiasi Menyusui Dini. Penting sekali untuk bayi agar disusui segera (1/2-1 jam) setelah bayi lahir dengan cara bayi dikeringkan dahulu kemudian letakkan bayi didada ibu agar bayi berusaha mencari puting susu ibu. Upaya untuk menyusu dalam 30 menit sampai 1 jam pertama kelahiran, penting untuk keberhasilan proses menyusui selanjutnya yaitu karena akan merangsang produksi ASI, serta memperkuat reflex menghisap bayi. Reflek menghisap awal pada bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir (Depkes RI, 2009).
  • Ibu sebaiknya menyusui bayinya dengan cara alami, karena air susu ibu (ASI) merupakan menu utama bagi seorang bayi. Sebaiknya ibu memberikan ASI kepada bayi setiap 2-3 jam. Menyusui bayi dengan ASI adalah tradisi yang sangat mulia, baik dari sudut pandang agama dan sosial maupun dunia ilmu kedokteran modern, karena ASI disamping sebagai makanan utama bayi, juga penguat jalinan jiwa. Misalnya saja saat disusui bayi menggenggam kepalan tangannya, dan menempatkan dibawah dagu dan menggerakkan jari kakinya kontak mata antara ibu dan bayi juga terjadi yang dapat meningkatkan komunikasi antara ibu bayi (Soetjiningsih, 2007).

D. PERAWATAN NIFAS
  • Persalinan merupakan kerja yang sangat melelahkan, baik secara fisik maupun psikis. Kelelahan yang muncul merupakan akumulasi kelelahan yang terjadi sepanjang kehamilan. Menyusui juga menimbulkan kelelahan, karena untuk menyusui dengan baik ibu dituntut untuk berusaha keras dan telaten serta bersedia untuk belajar. 
  • Menyusui merupakan hal yang sangat melelahkan karena untuk memenuhi kebutuhan bayinya ibu harus bersedia memberikan setiap bayi menginginkan. ASI sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, selain murah karena tidak harus membeli, menyiapkannya tidak sulit dibanding susu formula. Kandungan gizi terbaiknya dan zat kekebalan yang sampai saat ini belum ada susu formula yang menandinginya. Manfaat psikologis dari ibu yang memberikan ASI ternyata ibu dapat lebih tenang (Depkes RI, 2009).

E. PERAWATAN PAYUDARA
  • Perawatan payudara adalah usaha untuk memperlancar aliran ASI dan mencegah masalah-masalah yang akan muncul saat menyusui seperti putting susu nyeri atau lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat. Perawatan payudara tidak hanya dilakukan saat kehamilan sampai melahirkan. Perawatan payudara dilakukan sehari dua kali saat mandi dan bila ada masalah dengan menyusui dilakukan dua kali sehari (Soetjiningsih, 2007).
(1). Perawatan payudara selama kehamilan
  1. Bila BH sudah mulai terasa sempit, sebaiknya menggantinya dengan BH yang pas dan sesuai dengan ukuran payudara untuk memberikan kenyamanan dan juga support yang baik untuk payudara.
  2. Gunakan BH untuk menyusui pada akhir kehamilan. Pilihlah BH yang ukurannya sesuai dengan payudara, memakai BH yang mempunyai ukuran yang tidak sesuai dengan ukuran payudara dapat menyebabkan infeksi seperti mastitis (suatu infeksi pada kelenjar susu di payudara).
  3. Persiapan puting susu. Dengan lembut putar puting antara telunjuk dan ibu jari sekitar 10 detik sewaktu mandi. Jika mendapatkan kesulitan atau puting susu rata atau masuk kedalam, konsultasikan ke dokter, sehingga hal ini dapat diatasi dini untuk mencegah kesulitan nantinya.
  4. Pada tahap akhir bulan kehamilan, memijat lembut payudara di daerah yang berwarna gelap (aerola) dan puting susu, mungkin akan mengeluarkan beberapa tetes kolostrum (cairan kental berwarna kekuningan dari putingnya) untuk membantu membuka saluran susu.
  5. Bersihkan payudara dan puting, jangan menggunakan sabun di daerah puting hal ini dapat menyebabkan daerah tersebut kering. Gunakan air saja lalu keringkan dengan handuk (Suririnah, 2009)

(2). Perawatan payudara setelah melahirkan

(a)Siapkan alat dan bahan
  1. Baby oil atau minyak kelapa bersih.
  2. Gelas
  3. Air hangat dan dingin dalam baskom kecil
  4. Dua buah handuk mandi bersih
  5. Kapas
  6. Handuk kecil atau washlap untuk kompres
(b)Kompres puting susu dengan kapas yang dibasahi baby oil selama beberapa menit.

(c)Lakukan pengurutan payudara
  1. Licinkan kedua tangan dengan minyak. Tempatkan kedua tangan diantara payudara.
  2. Pengurutan dilakukan dimulai ke arah atas, lalu telapak tangan kiri ke arah sisi kiri dan telapak kanan ke arah sisi kanan.
  3. Lakukan terus pengurutan ke bawah dan ke samping.
  4. Ulangi masing-masing 20 hingga 30 gerakan untuk setiap payudara.
  5. Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian dengan pinggir kelingking tangan kanan urut payudara dari pangkal hingga puting susu. Lakukan juga untuk payudara sebelah kanan.
  6. Ulangi masing-masing 20 hingga 30 gerakan untuk setiap payudara.
  7. Sokong payudara kiri dengan satu tangan kiri sedang tangan kanan mengepal dan mengurut dengan buku-buku jari pangkal ke arah puting susu.
  8. Lakukan juga untuk payudara sebelah kanan.
  9. Ulangi masing-masing 20 hingga 30 gerakan untuk setiap payudara.
  10. Pegang pangkal payudara dengan kedua tangan lalu urut dari pangkal payudara ke arah puting susu sebanyak satu kali.
  11. Pijat puting susu hingga keluar cairan ASI dan tamping dengan tempat yang bersih atau gelas.
  12.  Kompres kedua payudara dengan handuk kecil hangat selama dua menit, lalu ganti dengan kompres air dingin dua menit dan kompres lagi dengan air hangat selama dua menit (Saryono dkk, 2009)





Gambar 1 Tehnik menyokong payudara










Gambar 2 Gerakan memutar satu payudara









Gambar 3 Gerakan memutar payudara











Gambar 4 Mengurut payudara







F. MENJAGA KESEHATAN IBU NIFAS
  • Banyak orang beranggapan bila seorang ibu sudah melahirkan anaknya dengan selamat berarti sudah selesai semua urusan. Padahal masih ada hal penting yang harus diperhatikan yaitu perawatan terpulang pada proses persalinan yang dilaluinya. Dalam arti apakah normal atau spontan, menggunakan alat bantu semisal forcep atau vakum maupun bedah sesar (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
(1). Dua jam pertama
  • Dua jam pertama pada persalinan normal, petugas kesehatan akan memantau kesadaran, tekanan darah dan pernapasan si ibu. Terlebih untuk mengetahui adakah perdarahan atau tidak. Jika semuanya dalam keadaan baik dan tidak terjadi perdarahan si ibu dapat beristirahat. Sedangkan bila terjadi perdarahan akan segera ditangani. Dalam arti dicari apa penyebab terjadinya perdarahan tersebut. Bila rahim tidak mau berkontraksi maka akan diberi obat-obatan yang dapat menguatkan kontraksi, dan jika terdapat sisa plasenta akan dilakukan pembersihan.
(2). Kebersihan jalan lahir
  • Jahitan pada jalan lahir dalam beberapa hari masih sakit, untuk menjaga kebersihan jalan lahir harus jadi perhatian utama. Gunakan sabun lembut dan bilas dengan air banyak. Infeksi yang menyebabkan pembengkakan dilakukan pengompresan pada daerah bengkak dengan revanol dan periksa ke dokter atau bidan.
(3). Kontraksi rahim
  • Kontraksi yang baik menyebabkan rahim kembali ke ukuran normal tidak ada bantuan dari obat-obatan. Kontraksi rahim pada dasarnya tidak hanya dibutuhkan untuk mengeluarkan janin saat persalinan, tapi juga mengembalikan rahim ke bentuk dan ukuran semula, baik pada persalinan normal maupun persalinan tindakan seperti vakum, forcep atau sesar. Secara otomatis rahim akan berkontraksi dengan sendirinya, hingga bila kontraksi cukup kuat atau lemah dicurigai, mungkin disebabkan Hb kurang dari 11 mg% atau ada sesuatu yang tertinggal di rahim, semisal sisa plasenta. Jika Hb dibawah 9 mg% maka dilakukan tranfusi darah, sedangkan jika terdapat sisa plasenta maka dilakukan kuretase untuk membersihkan sisa plasenta.
(4). Banyak minum
  • BAK setelah persalinan minimal 1 kali dan BAB 8 jam setelah persalinan, jika tidak BAK dan BAB berarti proses involusi atau pengecilan rahim terhambat. Bukan tidak mungkin terjadi pelengketan antar organ bagian dalam mengingat kandung kemih dan usus letaknya berdekatan dengan rahim. Gangguan di salah satu organ tersebut berdampak pula pada organ lainnya. Dengan kata lain bila masih ada kotoran yang terkumpul di usus besar, proses mengecilnya rahim dapat terhambat. Agar dapat cepat BAK sekaligus mengganti cairan tubuh yang banyak terbuang saat bersalin, usai melahirkan ibu-ibu disarankan banyak minum, minimal 2-3 liter per hari.
(5). Mobilisasi
  • Kendati merasa letih ibu tidak boleh bersikap malas-malasan dengan hanya berbaring sepanjang waktu, ibu harus mulai bergerak supaya sirkulasi darahnya menjadi baik.

G. TANDA-TANDA BAHAYA DAN PENYAKIT PADA IBU NIFAS
  • Infeksi adalah salah satu keadaan yang perlu diwaspadai oleh ibu pada masa nifas. Infeksi terjadi karena ibu kurang teliti dalam melakukan perawatan pasca persalinan. Ibu takut menyentuh luka yang ada sehingga memilih tidak membersihkannya. Keadaan luka sangat rentan didatangi oleh kuman dan bakteri shingga mudah terinfeksi, 
  • Gejala infeksi (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
  1. Suhu tubuh melebih 37,5O C
  2. Menggigil, pusing dan mual
  3. Keputihan
  4. Keluar cairan seperti nanah dari jalan lahir.
  5. Cairan yang keluar disertai bau yang menyengat.
  6. Keluarnya cairan disertai dengan rasa nyeri.
  7. Terasa nyeri di perut.
  8. Pendarahan kembali banyak padahal sebelumnya sudah sedikit, misalnya seminggu sesudah melahirkan, perdarahan mulai berkurang tapi tiba-tiba darah kembali banyak keluar.

H. KB PASCA SALIN
  • Pemilihan jenis KB sampai saat ini belum ditemukan suatu metode kontrasepsi yang ideal atau sempurna. Ideal dalam arti aman dan tidak berbahaya, dapat diandalkan, sederhana, murah dan dapat diterima oleh orang banyak dan dapat dipakai dalam waktu lama secara efektif (Depkes RI, 2009).
  • Calon akseptor (peserta KB) harus mendapat penjelasan mengenai efektivitas dan keamanan alat kontrasepsi tersebut. Faktor yang dapat berakibat buruk terhadap akseptor KB misalnya spiral tidak boleh dipasang pada ibu yang mengalami infeksi panggul atau perdarahan dari jalan lahir yang tidak diketahui penyebabnya. 
  • Kontrasepsi terpilih untuk pasca salin harus mempertimbangkan beberapa hal (Depkes RI, 2009) seperti berikut ini:
  1. Pastikan ibu menyusukan bayinya atau tidak.
  2. Pilih jenis kontrasepsi yang sesuai
  3. Tidak ada masalah gangguan pembekuan darah, produksi ASI dan tumbuh kembang bayi bila ibu menggunakan kontrasepsi.
  4. Tidak harus menghentikan pemberian ASI untuk menggunakan suatu alat kontrasepsi.
  5. Kontrasepsi terpilih harus tidak mempengaruhi kualitas dan jumlah ASI atau mengganggu kesehatan bayi.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Aziz, 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika
  2. Azrul, 2008. Memilih Melahirkan Secara Alamiah atau Seksio. www.InfoIbu.com
  3. Azwar, 2010. Sikap Manusia, Jogjakarta: Pustaka Pelajar
  4. Depkes RI, 2006. Promosi Kesehatan bagi Petugas Kesehatan, Jakarta
  5. Depkes RI. 2009. Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil. Jakarta
  6. Depkes RI. 2009. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Jakarta.
  7. Depkes RI. 2009. Senam Ibu Hamil. Jakarta.
  8. Hurlock, 2009. Psikologi Perkembangan Rentang Kehidupan. Jakarta: EGC
  9. Notoatmodjo, 2007. Kesehatan Masyarakat dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta
  10. Notoatmodjo, 2009. Ilmu Perilaku Manusia. Jakarta: Rineka Cipta
  11. Notoatmodjo, 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
  12. Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
  13. Saryono dkk, 2009. Perawatan Payudara. Jogjakarta:Mitra Cendekia.
  14. Soemantri, 2010. Aplikasi Statistika dalam Penelitian, Bandung: Pustaka Setia
  15. Soetjiningsih, 2009. Tumbuh Kembang Anak, Jakarta: EGC
  16. Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
  17. Suliha, dkk., 2009. Manajemen Organisasi, Jakarta: Puspa Swara
  18. Suririnah, 2009. Air Susu Ibu (ASI) Memberi Keuntungan Ganda Untuk Ibu dan Bayi. http://www.infoibu.com/mod
  19. Wiyati, 2010. Perawatan Ibu Bersalin, Jogjakarta: Fitra Maya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar