KONSEP
DASAR PUSKESMAS 1
BAB
I PENDAHULUAN
Tujuan
bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea 4
adalah untuk melindungi segenap bangsa Indo-nesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan program pembangunan
nasional secara berkelanjutan, teren-cana dan terarah.
Pembangunan
kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan nasional.
Tujuan diselenggarakannya pembangun-an kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agarterwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan
penting dalam mening-katkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia. Untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselengga-rakan berbagai upaya
kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas adalah
penanggungjawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama.
Sejak
diperkenalkannya konsep Puskesmas pada tahun 1968, berbagai hasil telah banyak
dicapai. Angka kematian ibu dan kematian bayi telah berhasil diturunkan dan
sementara itu umur harapan hidup rata-rata bangsa Indonesia telah meningkat
secara bermakna. Jika pada tahun 1995 Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian
Bayi masing¬masing adalah 373/100.000 kelahiran hidup (SKIRT 1995) serta
60/1000 kelahiran hidup (Susenas 1995), maka pada tahun 1997 Angka Kematian Ibu
turun menjadi 334/100.000 kelahiran hidup (SDKI 1997), sedangkan Angka Kematian
Bayi pada tahun 2001 turun menjadi 51/1000 kelahiran hidup (Susenas 2001).
Sementara itu Umur Harapan Hidup rata-rata meningkat dari 45 tahun pada 1970
menjadi 65 tahun pada 2000.
Pada
saat ini Puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah air. Untuk
menjangkau seluruh wilayah kerjanya, Puskesmas diperkuat dengan Puskesmas
Pembantu serta Puskesmas Keliling. Kecuali itu untuk daerah yang jauh dari
sarana pelayanan rujukan, Puskesmas dilengkapi dengan fasilitas rawat inap.
Tercatat
pada tahun 2002 jumlah Puskesmas di seluruh Indonesia adalah 7.277 unit,
Puskesmas PembantU 21.587 unit, Puskesmas Ketiling 5.084 unit (Perahu 716 unit,
Ambulance 1.302 unit): Sedangkan Puskesmas yang telah dilengkapi dengan
fasilitas rawat !nap tercatat sebanyak 1.818 unit, sisanya sebanyak 5.459 unit
tidak dilengkapi dengan fasilitas rawat inap.
Sekalipun
berbagai hasil telah banyak dicapai, namun dalam pelaksanaannya Puskesmas masih
menghadapi berbagai masalah, antara lain:
1.
Visi,
misi dan fungsi Puskesmas belum dirumuskan secara jelas, sehingga pelaksanaan
program Puskesmas dan keterkaitannya dengan program pembangunan kesehatan
secara keseluruhan belum optimal.
2.
Beban
kerja Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas kesehatan kabupaten/kota
terlalu berat. Pertama, karena rujukan kesehatan ke dan dari Dinas kesehatan
kabupaten/kota kurang berjalan. Kedua, karena Dinas kesehatan kabupateNkota
yang sebenarnya bertanggungjawab penuh terhadap keberhasilan pembangunan
kesehatan secara menyeluruh di wilayah Kabupaten/kota lebih banyak melaksanakan
tugas-tugas administratif.
3.
Sistem
manajemen Puskesmas yakni perencanaan (P1) yang diselenggarakan melalui
mekanisme Perencanaan Mikro (micro planning) yang kemudian menjadi Perencanaan
Tingkat Puskesmas, penggerakan pelaksanaan (P2) yang diselenggarakan melalui
mekanisme Lokakarya Mini (mini workshop) serta pengawasan, pengendalian dan
penilaian (P3) yang diselenggarakan melalui mekanisme Stratifikasi Puskesmas
yang kemudian menjadi Penilaian Kinerja Puskesmas, dengan berlakunya prinsip
otonomi perlu disesuaikan.
4.
Pengetolaan
kegiatan Puskesmas, meskipun telah ditetapkan merupakan aparat daerah tetapi
masih terlalu bersifat sentralistik. Puskesmas dan daerah tidak memiliki keleluasaan
menetapkan kebijakan program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat,
yang tentu saja dinilai tidak sesuai lagi dengan era desentralisasi.
5.
Kegiatan
yang dilaksanakan Puskesmas kurang berorientasi pada masalah dan kebutuhan
kesehatan masyarakat setempat. Selama ini setiap Puskesmas dimanapun berada
menyelenggarakan upaya kesehatan yang sama.
6.
Keterlibatan
masyarakat yang merupakan andalan penyetenggaraan pelayanan kesehatan tingkai:
pertama belum dikembangkan secara optimal. Sampai saat ini Puskesmas kurang
berhasil menumbuhkan inisiatif dan rasa memiliki serta belum mampu mendorong
kontribusi sumber daya dari masyarakat dalam penyelenggaraan upaya Puskesmas.
7.
Sistem
pembiayaan Puskesmas belum mengantisipasi arah perkembangan masa depan, yakni
sistem pembiayaan pra-upaya untuk pelayanan kesehatan perorangan.
Menyadari
keberhasilan Puskesmas adalah penting dalam rangka mewujudkan visi pembangunan
kesehatan di Indonesia yakni Indonesia Sehat 2010, maka berbagai masalah dan
atau kekurangan Puskesmas di atas perlu segera diatasi. Disusunnya konsep dasar
Puskesmas ini yang merupakan bagian dari reformasi kesehatan (health reform),
adalah dalam rangka mengatasi berbagai masalah di atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar