SEKILAS
TENTANG KB SUNTIK
1.
Pengertian Kontrasepsi Suntik
Penggunaan
alat kontrasepsi suntik seperti Depo-provera merupakan suatu tindakan invasif.
Karena menembus pelindung kulit, penyuntikan harus dilakukan hati-hati dengan
teknik aseptik untuk mencegah infeksi (buku panduan praktis pelayanan
kontrasepsi, 2006).
Keunggulan
utama adalah kesederhanaan cara pemberian serta durasi kerja yang lama jadwal
penyuntikan setiap 3 bulan tampaknya cocok bagi banyak wanita sedangkan
interval yang lebih singkat kurang begitu disukai (keluarga berencana &
kesehatan reproduksi, 2006).
2.
Profil Kontrasepsi Suntikan Progestin
1.
Sangat
efektif
2.
Aman
3.
Dapat
di pakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi
4.
Kembalinya
kesuburan lebih lambat rata-rata 4 bulan
5.
Cocok
untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI
3.
Jenis Kontrasepsi Suntikan Progestin
Tersedia
2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu:
1.
Depo
Medroksiprogesteron Asetat (Depo Provera), mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik
intramaskular (di daerah bokong).
2.
Depo
Norestisteron Enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg Noretdron
Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara di suntik intramuscular.
4.
Cara Kerja Kontrasepsi Suntikan Progestin
1.
Mencegah
ovulasi
2.
Mengentalkan
lender serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma
3.
Menjadikan
selaput lendir rahim tipis dan strofi
4.
Menghambat
transportasi gamet oleh tuba
5.
Efektivitas
Kedua
kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektevitas tinggi dengan 0,3 kehamilan
per 100 perempuan per tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur
sesuai jadwal yang telah di tentukan.
6.
Keuntungan
1.
Sangat
efektif
2.
Pencegahan
kehamilan jangka panjang
3.
Tidak
mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
4.
Penyakit
jantung dan gangguan pembekuan darah
5.
Tidak
memiliki pengaruh terhadap ASI
6.
Sedikit
efek samping
7.
Klien
tidak perlu menyimpan obat suntik
8.
Dapat
digunakan oleh perempuan usia >35th sampai perimenopause
9.
Membantu
mencegah kanker endrometrium dan kehamilan ektopik
10. Menurunkan kejadian
penyakit jinak payudara
11. Mencegah beberapa
penyebab penyakit radang panggul
12. Menurunkan krisis
anemia bulan sabit (sickle cell)
7.
Keterbatasan
1.
Sering
ditemukan gangguan haid seperti: a.Siklus haid yang memendek atau memanjang;
b.Perdarahan yang banyak atau sedikit; c.Perdarahan tidak teratur atau
perdarahan bercak (spotting); d.Tidak haid sama sekali
2.
Klien
sangat tergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk
suntikan)
3.
Tidak
dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya
4.
Permasalahan
berat badan merupakan efek samping tersering
5.
Tidak
menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B
virus atau infeksi virus HIV
6.
Terlambatnya
kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
7.
Terlambatnya
kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan/kelainan pada organ
genitalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya
(tempat suntikan)
8.
Pada
penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas)
9.
Pada
penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan
libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nervositas, jerawat.
8.
Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
1.
Usia
reproduksi
2.
Nulipara
dan yang telah memiliki anak
3.
Menghendaki
kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi
4.
Menyusui
dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
5.
Setelah
melahirkan dan tidak menyusui
6.
Setelah
abortus atau keguguran
7.
Perokok
8.
Tekanan
darah >180/110mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah atau anemia
bulan sabit
9.
Menggunakan
obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiurat) atau obat tuberculosis
(rifampisin)
10. Tidak dapat memakai
kontrasepsi yang mengandung estrogen
11. Sering lupa
menggunakan pil kontrasepsi
12. Anemia defisiensi
besi
13. Mendekati usia
menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi
9.
Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
1.
Hamil
atau dicurigai hamil (risiko cacat ada janin 7 per 100.000 kelahiran)
2.
Perdarahan
pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3.
Tidak
dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea
4.
Menderita
kanker payudara atau riwayat kanker payudara
5.
Diabetes
mellitus disertai komplikasi
10.
Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
1.
Setiap
saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil
2.
Mulai
hari pertama sampai hari ke -7 siklus haid
3.
Pada
ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat asalkan saja
ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan
hubungan seksual
4.
Ibu
yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan
kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi hormonal
sebelumnya secara benar dan ibu menunggu sampai haid berikutnya datang
5.
Bila
ibu sedang menggunakan kontrasepsi jenis lain dan menggantinya dengan jenis
kontrasepsi pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya
6.
Ibu
yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin menggantinya dengan
kontrasepsi hormonal. Suntikan kontrasepsi hormonal akan/dapat segera
diberikan, asal saja ibu tersebut tidak hamil. Dan pemberiannya tidak perlu
menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik setelah ke-7 haid tersebut,
selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan seksual
7.
Ibu
ingin menggunakan AKDR dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama dapat
diberikan pada hari ke-7 siklus haid saja dengan keyakinan ibu tersebut tidak
hamil
8.
Ibu
tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal
saja ibu tersebut tidak hamil dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh
melakukan hubungan seksual
11.
Cara Penggunaan Kontrasepsi Suntikan
Cara
pemberian kontrasepsi suntikan dapat dilihat
1.
Kontrasepsi
suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskular
yang dalam di daerah pantat. Apabila
suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat
dan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan setiap 90 hari,
pemberian kontrasepsi suntikan Noristerat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan
setiap 8 minggu. Mulai injeksi kelima diberikan setiap 12 minggu
2.
Bersihkan
kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi oleh etil/isopropyl
alcohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum di suntik, Setelah kulit kering
baru di suntik
3.
Kocok
dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara. Kontrasepsi
suntik tidak perlu didinginkan bila terdapat endapan putih pada dasar ampul,
upayakan menghilangkannya dengan menghangatkannya
12.
Informasi lain yang perlu disampaikan
1.
Pemberian
kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid (Amenorea). Gangguan haid
ini biasanya brsifat sementara dan sedikit sekali mengganggu kesehatan.
2.
Dapat
terjadi efek samping seperti peningkatan berat badan, sakit kepala dan nyeri
payudara. Efek-efek samping ini jarang, tidak berbahaya dan cepat hilang.
3.
Karena
terlambat kembalinya kesuburan, penjelasan perlu diberikan pada usia muda yang
ingin menunda kehamilan atau bagi ibu yang merencanakan kehamilan berikutnya
dalam waktu dekat.
4.
Setelah
suntikan dihentikan, haid tidak segera datang, haid baru datang kembali pada
umumnya setelah 6 bulan. Selama tidak haid tersebut dapat saja terjadi
kehamilan. Bila stelah 3-6 bulan tidak juga haid. Klien harus kembali ke dokter
atau tempat pelayanan kesehatan untuk mencari penyebab tidak haid tersebut.
5.
Bila
klien tidak dapat kembali sesuai jadwal yang telah ditentukan, suntikan dapat diberikan 2 minggu sebelum
jadwal. Dapat juga suntikan diberikan 2 minggu setelah jadwal yang diterapkan,
asal saja tidak terjadi kehamilan. Klien tidak dibenarkan melakukan hubungan
seksual selama 7 hari. Bila perlu dapat juga menggunakan kontrasepsi darurat.
6.
Bila
klien misalnya sedang menggunakan salah satu kontrasepsi suntikan dan kemudian
meminta untuk digantikan dengan kontrasepsi suntikan yang lain, sebaiknya
jangan dilakukan. Andai kata terpaksa dilakukan, kontrasepsi yang akan
diberikan diinjeksi sesuai dengan jadwal suntikan dari kontrasepsi hormonal
yang sebelumnya.
7.
Bila
klien lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan, asal saja diyakini
ibu tersebut tidak hamil.
13.
Peringatan bagi Pemakai Kontrasepsi Suntikan Progestin
1.
Setiap
terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan
2.
Nyeri
abdomen bawah yang berta kemungkinan gejala kehamilan ektopik terganggu
3.
Timbulnya
abses atau perdarahan tempat injeksi
4.
Sakit
kepala migrain, sakit kepala berulang yang berat atau kaburnya penglihatan
5.
Perdarahan
berat yang ke 2 kali lebih panajng dari masa haid atau 2 kali lebih banyak
dalam satu periode masa haid (Panduan lengkap pelayanan KB terkini, 2011).
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Hidayat,
Aziz Alimul. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:
Salemba Medika.
2.
Hidayat,
Aziz Alimul. 2012. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik analisis data.
Jakarta : Salemba Medika
3.
Arikunto.
Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta
4.
Notoatmodjo.
Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta
5.
Saifuddin,
Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
6.
Arum,
Dyah Noviawati Setya, DKK. 2011. Panduan Lengkap Pelayanan KB terkini.
Yogyakarta : Mutia Medika
7.
Shaleh,
Abdul Rahman, DKK. 2004. Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam.
Jakarta : Prenada Media
8.
Nursalam.
2011. Kosep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
9.
Mubarak,
Wahid Iqbal, DKK. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat : Teori dan Aplikasi. Jakarta
: Salemba Medika
10. Dinas Kesehatan
Kabupaten Jombang. 2011. Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan. Jombang :
Permenkes
11. Pendit. Brahm U.
2007. Ragam Metode Kontrasepsi. Jakarta : EGC
12. Mardapi. Djemari.
2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes. Yogyakarta : Mitra Cendekia
13. Varney. Helen. DKK.
2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC
14. Surjaningrat.
Suwardjono. 2006. Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi. 2006. Jakarta
: EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar