SEKILAS
TENTANG MINAT
1.
Pengertian Minat
Minat adalah suatu disposisi yang
terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek
khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian dan
pencapaian (Djemari Mardapi, 2008)
2.
Minat terbagi menjadi 3 aspek, yaitu: (Hurlock, 1995 : 117)
1).
Aspek kognitif
Berdasarkan
atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik di rumah, sekolah
dan masyarakat serta dari berbagai jenis media massa. Menurut Notoatmojo 2003
sumber informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai
pemberitahuan seseorang adanya informasi baru mengenai suatu hal memberikan
landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.
Pesan-pesan sugestif dibawa oleh sumber informasi tersebut apabila arah sikap
tertentu. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggunakan kesadaran
masyarakat terhadap suatu inovasi yang berpengaruh perubahan perilaku, biasanya
digunakan melalui media massa.
2).
Aspek afektif
Konsep
yang membangun aspek kognitif, minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan
yang ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman pribadi dari sikap orang
yang penting yaitu: orang tua, guru dan teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari
sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap
kegiatan itu.
3).
Aspek Psikomotorik
Berjalan
dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat. Namun kemajuan tetap
memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan meningkat meskipun ini semua
berjalan lambat.
3.
Faktor- faktor yang mempengaruhi timbulnya minat menurut crow and crow (1973)
yaitu:
1.
Dorongan
dari dalam diri individu, misal dorongan untuk makan, ingin tahu seks, dorongan
untuk bekerja atau mencari penghasilan, minat terhadap produksi makanan dan
lain-lain.
2.
Motif
sosial, dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan suatu
aktivitas tertentu misal minat terhadap pakaian timbul karena ingin mendapat
persetujuan atau penerimaan dan perhatian orang lain.
3.
Faktor
emosional, minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi. Bila seseorang
mendapatkan kesuksesan pada aktivitas akan menimbulkan perasaan senang, dan hal
tersebut akan memperkuat minat terhadap aktivitas tersebut, sebaliknya suatu
kegagalan akan menghilangkan minat terhadap hal tersebut.
4.
Macam- macam Minat
Minat
dapat digolongkan menjadi beberapa macam, ini sangat tergantung pada sudut
pandang dan cara penggolongan misalnya berdasarkan timbulnya minat, berdasarkan
arahnya minat, dan berdasarkan cara mendapatkan atau mengungkapkan minat itu
sendiri.
1.
Berdasarkan timbulnya, minat dan dapat dibedakan menjadi minat primitif dan
minat kiltural. Minat primitif adalah minat yang timbul karena kebutuhan
biologis atau jaringan-jaringan tubuh, misalnya kebutuhan akan makanan,
perasaan enak atau nyaman, kebebasan beraktivitas dan seks. Minat kultural atau
minat sosial adalah minat yang timbulnya karena proses belajar, minat ini tidak
secara langsung berhubungan dengan diri kita. Sebagai contoh: keinginan untuk
memiliki mobil, kekayaan, pakaian mewah dan lain-lain (Witherington,1982).
Beberapa kondisi yang mempengaruhi minat yaitu:
a.
Status ekonomi
Apabila
status ekonomi, orang cenderung memperluas minat mereka mencakup hal yang
semula belum mampu mereka laksanakan.
Sebaliknya kalau status ekonomi mengalami kemunduran karena tanggung jawab
keluarga atau usaha yang kurang maju,
maka cenderung untuk mempersempit minat mereka.
b.
Pendidikan
Semakin
tinggi dan semakin besar pula kegiatan
yang bersifat intelek yang dilakukan. Seperti yang di kutip notoatmojo, 1997 dari L.W. Green mengatakan
bahwa “Jika ada seseorang yang mempunyai pengetahuan yang baik, maka ia mencari
pelayanan yang lebih kompeten atau lebih aman baginya”. Kurangnya pengetahuan
masyarakat mengenai pelayanan kesehatan akan mempengaruhi pemanfaatan fasilitas
pelayanan yang ada sehingga berpengaruh
pada kondisi kesehatan mereka.
c.Tempat
tinggal
Di
mana orang tinggal banyak dipengaruhi oleh keinginan yang biasa mereka penuhi
pada kehidupan sebelumnya masih dapat dilakukan atau tidak.
2.
Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi minat instrinsik dan
ekstrinsik. Minat intrinsik adalah minat yang langsung berhubungan dengan
aktivitas itu sendiri, ini merupakan minat yang lebih mendasar atau minat asli
sebagai contoh: seseorang belajar karena memang pada ilmu pengetahuan atau
senang membaca, bukan karena ingin mendapatkan pujian atau penghargaan. Minat
ekstrinsik adalah minat yang berhubungan dengan tujuan akhir dari kegiatan
tersebut, apabila tujuannya sudah tercapai ada kemungkinan minat tersebut
hilang, sebagai contoh: seseorang yang belajar dengan tujuan agar menjadi juara
kelas dan lulus ujian saringan SIPENMARU, setelah menjadi juara kelas atau
lulus ujian saringan SIPENMARU minat belajarnya menjadi turun (Joner, 1965)
3.
Berdasarkan cara mengungkapkan minat dapat dibedakan menjadi empat yaitu:
Expressed interest, manifest interest, tested interest, inventoried interest
(Super & Crites, 1965).
a.
Expressed interest adalah minat yang diungkapakan dengan cara meminta kepada
subyek untuk menyatakan atau menuliskan kegiatan-kegiatan baik yang berupa
tugas maupun bukan tugas yang di senangi dan paling tidak disenangi. Dari
jawabannya dapatlah diketahui minatnya.
b.
Manifest interest adalah minat yang diungkapkan dengan cara mengobservasi atau
melakukan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas-aktivitas yang
dilakukan subyek atau dengan mengetahui hobinya.
c.
Tested interest adalah minat yang diungkapkan cara menyimpulkan dari hasil
jawaban tes objektif yang diberikan, nilai-nilai yang tinggi pada suatu objek
atau masalah biasanya menunjukkan minat yang tinggi pula terhadap hal tersebut.
d.
Inventoried interest adalah minat yang diungkapkan dengan menggunakan alat-alat
yang sudah distandardisasikan dimana biasanya berisi pertanyaan-pertanyaan yang
ditujukan kepada subjek apakah ia senang atau tidak senang terhadap sejumlah
aktivitas atau sesuatu objek yang ditanyakan.
5.
Metode Pengukuran Minat
Ada
beberapa metode yang digunakan untuk mengadakan pengukuran minat, menurut
Nurkancana dan Sumartana (Dalam Tomi Darmawan, 2007) metode pengukuran minat
yaitu:
a.
Observasi
Pengukuran
minat dengan metode observasi mempunyai 1 keuntungan karena dapat mengamati dalam
kondisi yang wajar, jadi tidak dibuat-buat. Observasi dapat dilakukan dalam
setiap situasi dan pencatatan hasil-hasil observasi dapat dilakukan selama
observasi berlangsung.
b.
Interview
Pelaksanaan
interview biasanya lebih baik dilakukan dalam situasi yang tidak formal,
sehingga mencakapkan akan dapat
berlangsung lebih bebas.
c.
Angket atau kuesioner
Angket
atau kuesioner jauh lebih efisien dan penggunaan waktu, isi pertanyaan dalam
kuesioner pada prinsipnya tidak jauh berbeda pertanyaan interview. Minat diukur
dengan menggunakan kuesioner atau dengan menggunakan wawancara. Dalam TRA
(Theory of Reasoned Action), minat merupakan bagian dari intense sehingga belum
Nampak kegiatannya dan tidak dapat dilakukan observasi secara langsung
(Fishben, 1975). Hasil pengukuran minat menurut Azjen (1996), dapat
dikategorikan menjadi minat tinggi (67-100%), minat sedang (34-66%) dan minat
rendah (0-33%) (referensi kesehatan, 2010).
d.
Inventori
Adalah
suatu metode untuk mengadakan pengukuran sejenis kuesioner, perbedaannya dalam
kuesioner responden menulis jawaban yang relatif panjang, sedangkan inventori
responden memberi jawaban dengan membertanda cek, lingkaran atau tanda yang
lain yang berupa jawaban-jawaban singkat (Arihdya, 2010).
Pengukuran
minat dengan menggunakan skala likert. Skala likert ini pada umumnya dibuat
seperti checklist terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negatif dengan
4 pilihan jawaban. Interpretasi penilaiannya adalah sebagai berikut:
Pernyataan
positif:
Sangat
setuju (SS) nilainya adalah 4
Setuju (S) nilainya adalah 3
Tidak
Setuju (TS) nilainya adalah 2
Sangat
tidak setuju (STS) nilainya adalah 1
Pernyataan
negatif:
Sangat
setuju (SS) nilainya adalah 1
Setuju (S) nilainya
adalah 2
Tidak
setuju (TS) nilainya adalah 3
Sangat
tidak setuju (STS) nilainya adalah 4 (A. Aziz Alimul Hidayat,
2012)
Kemudian
hasilnya di analisis dan di presentasekan dengan criteria:
a. Minat tinggi : 67-100%
b. Minat sedang : 34-66%
c. Minat lemah/rendah : 0-33% (Hidayat, 2009)
6.
Kriteria Minat
Menurut
Nursalam (2003), minat seseorang dapat digolongkan menjadi:
1.
Rendah,
Jika seseorang tidak menginginkan obyek minat
2.
Sedang,
Jika seseorang menginginkan obyek minat akan tetapi tidak dalam waktu segera
3.
Tinggi,
Jika seseorang sangat menginginkan obyek minat dalam waktu segera.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Hidayat,
Aziz Alimul. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:
Salemba Medika.
2.
Hidayat,
Aziz Alimul. 2012. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik analisis data.
Jakarta : Salemba Medika
3.
Arikunto.
Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta
4.
Notoatmodjo.
Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta
5.
Saifuddin,
Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
6.
Arum,
Dyah Noviawati Setya, DKK. 2011. Panduan Lengkap Pelayanan KB terkini.
Yogyakarta : Mutia Medika
7.
Shaleh,
Abdul Rahman, DKK. 2004. Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam.
Jakarta : Prenada Media
8.
Nursalam.
2011. Kosep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
9.
Mubarak,
Wahid Iqbal, DKK. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat : Teori dan Aplikasi. Jakarta
: Salemba Medika
10. Dinas Kesehatan
Kabupaten Jombang. 2011. Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan. Jombang :
Permenkes
11. Pendit. Brahm U.
2007. Ragam Metode Kontrasepsi. Jakarta : EGC
12. Mardapi. Djemari.
2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes. Yogyakarta : Mitra Cendekia
13. Varney. Helen. DKK.
2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC
14. Surjaningrat.
Suwardjono. 2006. Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi. 2006. Jakarta
: EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar