SEKILAS
TENTANG PENYAKIT HEPATITIS B
BAB
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hepatitis”merupakan
penyakit peradangan pada hati yang disebabkan oleh virus, bakteri, penyakit
autoimun, racun dan lain sebagainya. Virus hepatitis , sebagai penyebab
hepatitis virus telah banyak mengalami perkembangan. Namun demikian untuk
mendeteksinya kini dapat sehari jadi. Saat ini, telah ditemukan jenis-jenis
virus hepatitis antara lain virus hepatitis A, B, C, D, E, G dan TT (masih
dalam tahap penelitian). Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut
“Hepatitis akut”, hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut
“hepatitis kronis”.
Penyebab
Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus
hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi
virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi
sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan
obat-obatan. Penyakit hepatitis telah menjadi masalah dunia saat ini.
Diperkirakan sebanyak 400 juta orang di dunia mengidap penyakit hepatitis B
kronis. Sekitar 1 juta orang meninggal setiap tahun karena penyakit hepatitis
yang disebabkan oleh virus hepatitis) B (VHB) ini.
Penyakit
hepatitis juga menjadi masalah besar di Indonesia mengingat jumlah penduduk
Indonesia yang juga besar, jumlah penduduk yang besar ini membawa konsekuensi
yang besar pula. Penduduk dengan golongan sosial, ekonomi dan pendidikan rendah
dihadapkan pada masalah kesehatan terkait gizi, penyakit menular serta
kebersihan sanitasi yang buruk. Sedangkan penduduk dengan golongan sosial,
ekonomi dan pendidikan tinggi memiliki masalah kesehatan terkait gaya hidup dan
pola makan. Tak mengherankan jika saat ini penyakit hepatitis menjadi salah
satu penyakit yang mendapat perhatian serius di Indonesia.
Kasus
hepatitis di Indonesia cukup banyak dan menjadi perhatian khusus pemerintah.
Sekitar 11 juta penduduk Indonesia diperkirakan mengidap penyakit hepatitis B,
ada sebuah asumsi bahwa 1 dari 20 orang di Jakarta menderita hepatitis B.
1.2
Tujuan
1)
Untuk
mengetahui tentang penyakit hepatitis b
2)
Untuk
memudahkan dalam mempelajari epidemiologi penyakit hepatitis b
3)
Untuk
memudahkan dalam pembelajaran epidemiologi
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Faktor agent
Hepatitis
disebabkan oleh virus, bakteri, penyakit autoimun, racun dan lain sebagainya.
Virus hepatitis, sebagai penyebab hepatitis virus telah banyak mengalami
perkembangan.
2.2
Faktor Host
Kelompok
resiko tinggi yang terkena ppenyakit hepatitis b:
1)
Individu
yang karena profesi / pekerjaannya atau lingkungannya relatif
lebih.sering.ketularan, misal : petugas kesehatan (dokter, dokter gigi,
perawat,bidan), petugas laboratorium, pengguna jarum suntik, wanita tuna
susila, pria homoseksual, supir, dukun bayi, bayi yang dilahirkan dari ibu yang
terinfeksi hepatitis B.
2)
Individu
dengan kelainan sistem kekebalan selular, misal penderita
hemofilia,hemodialisa, leukemia limfositik,
penderita sindroma Down
dan penderita yang mendapat
terapi imunosupresif
2.3
Faktor Envaironment
Merupakan keseluruhan
kondisi dan pengaruh
luar yang mempengaruhi perkembangan hepatitis B.
Yang
termasuk faktor lingkungan adalah:
1)
Lingkungan
dengan sanitasi yang jelek.
2)
Daerah
dengan angka prevalensi VHB nya tinggi.
3)
Daerah
unit pembedahan: Ginekologi, gigi, mata.
4)
Daerah
unit laboratorium.
5)
Daerah
unit Bank Darah.
6)
Daerah
tempat pembersihan.
7)
Daerah
dialisa dan transplantasi.
8)
Daerah
unit perawatan penyakit dalam.
2.4
Transmisi
Mode
transmisi adalah sama bagi human immunodeficiency virus (HIV), tetapi HBV
adalah 50 sampai 100 kali lebih menular seperti HIV, VHB dapat bertahan hidup
di luar tubuh setidaknya selama 7 hari. Selama waktu itu, virus tetap dapat
menyebabkan infeksi jika memasuki tubuh orang yang tidak terinfeksi.
Transmisi
Virus Hepatitis secara vertical dan horizontal.
Infeksi
pada bayi terjadi pada saat persalinan dari ibu pengidap HBsAg dan penularan
ini disebut sebagai penularan vertikal. Selain itu juga terdapat penularan
secara horizontal berupa kontak erat dengan pengidap hepatitis B.
Sumber.Penularan.Hepatitis.B:
a.Darah
Dalam
perjalanan infeksi virus hepatitis B hati dan darah merupakan tempat yang
mengandung konsentrasi virus hepatitis B yang tertinggi.
b.Air.Seni
HBsAg
dapat ditemukan dalam jumlah yang kecil dalam air seni penderita hepatitis akut
B dan pengidap dengan fungsi ginjal yang normal. Bukti yang nyata bahwa air
seni dapat menularkan infeksi tidak jelas.
c.Tinja
Dan Sekresi Usus
Pada
waktu ini dianggap bahwa HBsAg tidak terdapat dalam tinja penderita hepatitis
akut B dan pengidap.
d.
Air Liur
HBsAg
sering dijumpai pada air liur pada kasus hepatitis akut ataupun pengidap.
Walaupun air liur dapat mengandung sejumlah kecil partikel virus hepatitis B
namun agaknya daya infeksinya.rendah.
e.Semen
(cairan mani), Sekresi Vagina dan Darah Menstruasi
HBsAg
telah dijumpai pada semen, baik pada kasus akut maupun pengidap, demikian pula
pada sekret vagina dan darah menstruasi. Kontak seksual merupakan salah satu
penularan HbsAg yang penting.
f.
Air Susu,Keringat dan cairan tubuh yang lain.
HBsAg
telah dilaporkan dapat dijumpai pada air susu, keringat dan pada eksudat
seperti cairan ketuban dan cairan sendi. Namun peranan dalam penularan HBsAg
agaknya kecil.
g.
Lain-lain:
Sisir,
pisau cukur, selimut, alat makan, alat kedokteran yang terkontaminasi virus
hepatitis B. Selain itu dicurigai penularan melalui.nyamuk atau serangga
penghisap darah.
BAB
III PEMBAHASAN
3.1
Pencegahan
Pencegahan
penyakit dapat dilakukan melalui immunisasi baik aktif maupun pasif.
1.
Immunisasi Aktif
Pada
negara dengan prevalensi tinggi, immunisasi diberikan pada bayi yang lahir dari
ibu HBsAg positif, sedang pada negara yang prevalensi rendah immunisasi
diberikan pada orang yang mempunyai resiko besar tertular. Tujuan utamanya
adalah prevalensi HBsAg kurang dari 1% pada anak usia 5 tahun atau lebih.
Strategi kunci untuk mencapai tujuannya adalah imunisasi bayi universal dengan
tiga dosis vaksin hepatitis B, dengan dosis pertama, selanjutnya disebut
sebagai dosis lahir, diberikan dalam waktu 24 jam setelah kelahiran. Intervensi
harus diteruskan bahkan setelah tujuan telah dicapai. Vaksin hepatitis
diberikan secara intra muskular sebanyak 3 kali dan memberikan perlindungan selama 2 tahun.
Program
pemberian sebagai berikut:
Dewasa:
Setiap kali diberikan
20 µg IM
yang diberikan sebagai
dosis awal, kemudian diulangi
setelah 1 bulan dan berikutnya setelah 6 bulan.
Anak : Diberikan dengan dosis 10 µg IM sebagai
dosis awal , kemudian diulangi
setelah
1 bulan dan berikutnya setelah 6 bulan.
2.
Immunisasi Pasif
Pemberian
Hepatitis B Imunoglobulin (HBIG) merupakan immunisasi pasif dimana daya lindung
HBIG diperkirakan dapat menetralkan virus yang infeksius dengan menggumpalkannya. HBIG
dapat memberikan perlindungan
terhadap
Post
Expossure maupun Pre Expossure. Pada bayi yang lahir dari ibu, yang HBsAs
positif diberikan HBIG 0,5 ml intra muscular segera setelah lahir (jangan lebih
dari 24 jam). Pemberian ulangan pada bulan ke 3 dan ke 5. Pada orang yan
terkontaminasi dengan HBsAg positif diberikan HBIG 0,06 ml/Kg BB diberikan
dalam 24 jam post expossure dan diulang setelah 1 bulan.
2.
Pengobatan / Penatalaksanaan
Penderita
yang diduga Hepatitis B, untuk kepastian diagnosa yang ditegakkan maka akan
dilakukan periksaan darah. Setelah diagnosa ditegakkan sebagai Hepatitis B,
maka ada cara pengobatan untuk hepatitis B, yaitu pengobatan telan (oral) dan
secara injeksi
a.
Pengobatan, oral yang terkenal adalah;
1)
Pemberian
obat Lamivudine dari kelompok nukleosida analog, yang dikenal dengan nama 3TC.
Obat ini digunakan bagi dewasa maupun anak-anak, Pemakaian obat ini cenderung
meningkatkan enzyme hati (ALT) untuk itu penderita akan mendapat monitor
bersinambungan.dari.dokter.
2)
Pemberian
obat Adefovir dipivoxil (Hepsera). Pemberian secara oral akan lebih efektif,
tetapi pemberian dengan dosis yang tinggi akan berpengaruh buruk terhadap
fungsi ginjal.
3)
Pemberian
obat Baraclude (Entecavir). Obat ini diberikan pada penderita Hepatitis B
kronik, efek samping dari pemakaian obat ini adalah sakit kepala, pusing,
letih, mual dan terjadi peningkatan enzyme hati. Tingkat keoptimalan dan
kestabilan pemberian obat ini belum dikatakan.stabil.
b.
Pengobatan dengan injeksi/suntikan adalah:
Pemberian
suntikan Microsphere yang mengandung partikel radioaktif pemancar sinar ß yang akan menghancurkan sel kanker hati
tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya. Injeksi Alfa Interferon (Intron A,
Infergen, Roferon) diberikan secara subcutan dengan skala pemberian 3 kali
dalam seminggu selama 12-16 minggu atau lebih. Efek samping pemberian obat ini
adalah depresi, terutama pada penderita yang memilki riwayat depresi
sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa sakit pada otot-otot, cepat letih dan
sedikit menimbulkan demam yang hal ini dapat dihilangkan dengan pemberian paracetamol
BAB
IV PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Hepatitis
B merupakan persoalan kesehatan masyarakat yang perlu segera ditanggulangi,
mengingat prevalensi yang tinggi dan akibat yang ditimbulkan hepatitis B.
Penularan
hepatitis B terjadi melalui kontak dengan darah / produk darah, saliva, semen,
alat-alat yang tercemar hepatitis B dan inokulasi perkutan dan subkutan secara
tidak sengaja. Penularan secara parenteral dan non parenteral serta vertikal
dan horizontal dalam keluarga atau lingkungan.
Resiko untuk terkena
hepatitis B di
masyarakat berkaitan dengan kebiasaan hidup
yang meliputi aktivitas
seksual, gaya hidup
bebas, serta pekerjaan yang
memungkinkan kontak dengan darah dan material penderita.
Pengendalian penyakit
ini lebih dimungkinkan melalui
pencegahan diban-dingkan
pengobatan yang masih dalam penelitian. Pencegahan dilakukan meliputi
pencegahan penularan penyakit dengan kegiatan Health Promotion dan Spesifik
Protection, maupun pencegahan penyakit dengan imunisasi aktif dan pasif.
4.2
Saran
Hepatitis
B berasal dari infeksi virus hepatitis B, seperti yang kita tahu bahwa
pengobatan virus lebih susah maka lebih diutamakan pencegahan. Pencegahan yang
dilakukan meliputi pencegahan penularan penyakit hepatitis B melalui Health Promotion
dan pencegahan penyakit melalui pemberian vasinasi.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
WHO,
http://who.int/immunization/topics/hepatitis_b/en/index.html
2. Sastrawinata, Ucke
Sugeng. 2008. Virologi Manusia. Bandung: Penerbit PT Alumni
3. Widoyono. 2008. Penyakit
Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan Pemberantasan. Jakarta :
Penerbit Erlangga
4. Profil Kesehatan Kota
Palembang 2009, Dinas Kesehatan Kota Palembang diakses dari
http://dinkes.palembang.go.id/tampung/dokumen35-37.pdf
5. Siregar, Fazidah Aguslina.
Hepatitis B ditinjau dari Kesehatan Masyarakat dan Upaya Pencegahan. FKM USU.
Jurnal online
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3706/1/fkm-fazidah.pdf
6. Harian Kompas
http://health.kompas.com/read/2011/07/26/09381955/Indonesia.Peringkat.Ketiga.Pengidap.Hepatitis
7. Lembar Fakta
Hepatitis B http://who.int/mediacentre/factsheets/fs204/en/
8. Manju Rani, Baoping
Yang and Richard Nesbit. Hepatitis B controlled by 2012 in
9. The WHO Pacific
Region: Rationale and implications
http://www.who.int/bulletin/volume/87/9/08-059220/en/
10. Lembar Fakta
Hepatitis http://www.depkes.go.id/hepatitis/index.php/component/content/article/34-press-release/799-lembar-fakta-hepatitis.html
11.
Penyakit
Hepatitis B http://www.infopenyakit.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar