EPIDEMIOLOGI PENYAKIT DEMAM BERDARAH
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Demam berdarah diyakini merupakan salah satu penyakit yang sudah ada lama
di dunia. Jejak rekam mengenai penyakit dengan gejala
yang serupa telah ditemukan di ensiklopedia medis dari Cina tertanggal tahun
992. Seiiring dengan perkembangan global di bidang pelayaran dan industri
pengiriman barang melalui laut di abad ke 18 dan 19, kota-kota pelabuhan
bertambah dengan pesat dan menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai bagi
pertumbuhan nyamuk vektor bagi penyakit demam berdarah. Nyamuk dan virus yang
berperan dalam penyakit ini terus menyebar ke berbagai daerah baru dan telah
menyebabkan banyak epidemi di seluruh dunia. Salah satu epidemi demam berdarah
yang paling pertama terjadi di daerah Asia Tenggara.
Laporan resmi pertama mengenai pasien yang terjangkit penyakit serupa demam
berdarah terjadi pada tahun 1779.
Belum adanya vaksin atau obat antivirus bagi virus dengue membuat demam
berdarah menjadi salah satu penyakit yang mendapatkan perhatian sangat serius
secara global.
Demam Berdarah Dengue
Demam berdarah merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat yang perluperhatian serius. Pada januari 2010,
Dinkes Kota Bengkulu mencatat 44 kasus DBD dan dua orangdiantaranya meninggal.
Penyakit ini ditandai dengan panas mendadak yang dapat mencapai 38 -40C, selain
itu juga ditandai dengan adanya bintik-bintik merah akibat pecahnya
pembuluh darah.Jika dilakukan pemeriksaan darah, didapatkan penurunan trombosit
yang cukup signifikan.Demam berdarah disebabkan oleh virus dangue yang
ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypty
1.2 Tujuan dan Sasaran
Tujuan umum:
- Mengetahui penyebab penyakit demam berdarah
Tujuan khusus:
a.
Mengetahui factor agent, host dan environment.
b.
Mengetahui penyebab terjadinya demam berdarah.
c.
Mengetahui cara pengobatan dan pemberantasan.
SASARAN
:
Terselesainya makalah ini kami berharap dapat
bermanfaat bagi pelajar, mahasiswa, dan umum untuk menuju kesuksesannya dalam
bidang kesehatan.
1.3 Rumusan Masalah
Menenmukan
penyebab, pemberantasan dan pengobatan dari gejala penyakit demam berdarah
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian
Aedes
Aegypti jentik
nyamuk ini memiliki ciri yang khasyaitu selalu bergerak aktif di dalam air.
Gerakannya berulang-ulang dari bawah ke atas permukaanair untuk bernafas,
kemudian turun kembali ke bawah untuk mencari makanan dan seterusnya.Pada waktu
istirahat, posisinya hampir tegak lurus dengan permukaan air. Biasanya berada
disekitar dinding tempat penampungan air. Setelah 6-8 hari jentik itu akan
berkembang/berubahmenjadi kepompong. Bentuk kepompong adalah seperti koma,
gerakannya lamban dan seringberada dipermukaan air. Setelah 1 - 2 hari akan
menjadi nyamuk baruPemeriksaan jentik dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Pertama, periksalah tempatpenampungan air (bak mandi, wc, drum, vas, ban bekas)
yang ada di dalam rumah atau disekitarrumah. Jika tidak ditemukan jentik di
permukaan, tunggu selama kurang lebih satu menit karena jika bernafas
jentik akan muncul ke permukaan untuk bernafas. Apabila gelap dapat
digunakanbantuan senter untuk melihat kedalam tempat penampungan air. Cocokkan
ciri jentik denganuraian di atas. Jika dapat dipastikan jentik tersebut adalah
jentik Aedes Aegypti, maka petugaskesehatan masyarakat atau jumantik akan
melakukan abatisasi dan pencatatan.Abatisasi yaitu memberikan abate pada tempat
penampungan air yang ditemukan jentik,untuk membunuh jentik yang ada. Tentu
saja ini dilakukan dalam rangka mewujudkan kesehatanmasyarakat, agar terhindar
dari bibit penyebab DBD. Sedangkan Pencatatan yang dilakukanmeliputi tanggal
pemeriksaan dan kelurahan tempat dilakukan survei pemantauan jentik,
namakeluarga dan alamat (lengkap dengan RT/ RW), jumlah semua penampungan air
(container) yangdiperiksa, serta jumlah container yang di temukan jentik. Data
tersebut akan digunakan untukmenghitung angka bebas jentik.Apabila angka bebas
jentik suatu daerah tertentu rendah, maka kemungkinan pendudukdaerah tersebut
untuk terkena DBD adalah lebih besar dibanding daerah lain yang angka
bebas jentiknya lebih besar. Hasil pencatatan kemudian dilaporkan ke Pusat
Kesehatan Masyarakat(Puskesmas) sekitar dan kemudian dilanjutkan ke Dinas
Kesehatan. Jadi mudah bukan melakukanpemberantasan sarang nyamuk? Jika anak
sekolah saja bisa, apalagi kita. Mari ramai-ramai kitacegah demam berdarah dengan
berperan aktif menjadi jumantik.
Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka
pada penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi, oleh karena itu setiap
Penderita yang diduga menderita Penyakit Demam Berdarah dalam tingkat yang
manapun harus segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit, mengingat sewaktu-waktu
dapat mengalami syok / kematian.
Penyebab demam berdarah menunjukkan demam yang lebih
tinggi, pendarahan, trombositopenia dan hemokonsentrasi. Sejumlah kasus kecil
bisa menyebabkan sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi.
2.2
Faktor Agent
Nyamuk Aedes aegypti adalah vektor pembawa virus dengue penyebab
penyakit demam berdarah.
Penyebab utama penyakit demam berdarah adalah virus dengue, yang merupakan
virus dari famili Flaviviridae. Terdapat 4 jenis virus dengue yang
diketahui dapat menyebabkan penyakit demam berdarah. Keempat virus tersebut
adalah DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Gejala demam berdarah baru muncul saat
seseorang yang pernah terinfeksi oleh salah satu dari empat jenis virus dengue
mengalami infeksi oleh jenis virus dengue yang berbeda. Sistem imun yang sudah
terbentuk di dalam tubuh setelah infeksi pertama justru akan mengakibatkan
kemunculan gejala penyakit yang lebih parah saat terinfeksi untuk ke dua
kalinya. Seseorang dapat terinfeksi oleh sedikitnya dua jenis virus dengue
selama masa hidup, namun jenis virus yang sama hanya dapat menginfeksi satu
kali akibat adanya sistem imun tubuh yang terbentuk.
Virus dengue dapat masuk ke tubuh manusia melalui gigitan vektor pembawanya,
yaitu nyamuk dari genus Aedes seperti Aedes aegypti betina dan Aedes
albopictus. Aedes aegypti adalah vektor yang paling banyak ditemukan
menyebabkan penyakit ini. Nyamuk dapat membawa virus dengue setelah menghisap
darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut. Sesudah masa inkubasi virus
di dalam nyamuk selama 8-10 hari, nyamuk yang terinfeksi dapat mentransmisikan
virus dengue tersebut ke manusia sehat yang digigitnya. Nyamuk betina juga
dapat menyebarkan virus dengue yang dibawanya ke keturunannya melalui telur
(transovarial). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa monyet juga dapat
terjangkit oleh virus dengue, serta dapat pula berperan sebagai sumber infeksi
bagi monyet lainnya bila digigit oleh vektor nyamuk.
Tingkat risiko terjangkit penyakit demam berdarah meningkat pada seseorang
yang memiliki antibodi terhadap virus dengue akibat infeksi pertama. Selain
itu, risiko demam berdarah juga lebih tinggi pada wanita, seseorang yang
berusia kurang dari 12 tahun, atau seseorang yang berasal dari ras Kaukasia.
2.3
Faktor Host
2.3.1
Manifestasi Klinis
Infeksi virus dengue dapat bermanifestasi pada
beberapa luaran, meliputi demam biasa, demam berdarah (klasik), demam berdarah
dengue (hemoragik), dan sindrom syok dengue
2.3.1.1 Demam berdarah klasik
Demam berdarah menunjukkan gejala
yang umumnya berbeda-beda tergantung usia pasien. Gejala yang umum terjadi pada
bayi dan anak-anak adalah demam dan munculnya ruam. Sedangkan pada pasien usia
remaja dan dewasa, gejala yang tampak adalah demam tinggi, sakit kepala parah,
nyeri di belakang mata, nyeri pada sendi dan tulang, mual dan muntah, serta
munculnya ruam pada kulit. Penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia) dan
penurunan keping darah atau trombosit (trombositopenia) juga seringkali dapat
diobservasi pada pasien demam berdarah. Pada beberapa epidemi, pasien juga
menunjukkan pendarahan yang meliputi mimisan, gusi berdarah, pendarahan saluran
cerna, kencing berdarah (haematuria), dan pendarahan berat saat menstruasi
(menorrhagia).
2.3.1.2
Demam Berdarah Dengue ( Hemoragik )
Pasien yang menderita demam berdarah dengue (DBD)
biasanya menunjukkan gejala seperti penderita demam berdarah klasik ditambah
dengan empat gejala utama, yaitu demam tinggi, fenomena hemoragik atau
pendarahan hebat, yang seringkali diikuti oleh pembesaran hati dan kegagalan
sistem sirkulasi darah. Adanya kerusakan pembuluh darah, pembuluh limfa,
pendarahan di bawah kulit yang membuat munculnya memar kebiruan,
trombositopenia dan peningkatan jumlah sel darah merah juga sering ditemukan
pada pasien DBD. Salah satu karakteristik untuk membedakan tingkat keparahan
DBD sekaligus membedakannya dari demam berdarah klasik adalah adanya kebocoran
plasma darah. Fase kritis DBD adalah seteah 2-7 hari demam tinggi, pasien
mengalami penurunan suhu tubuh yang drastis. Pasien akan terus berkeringat,
sulit tidur, dan mengalami penurunan tekanan darah. Bila terapi dengan
elektrolit dilakukan dengan cepat dan tepat, pasien dapat sembuh dengan cepat
setelah mengalami masa kritis. Namun bila tidak, DBD dapat mengakibatkan
kematian
2.3.1.3
Sindrom Syok Dengue
Sindrom syok adalah tingkat infeksi virus dengue yang
terparah, di mana pasien akan mengalami sebagian besar atau seluruh gejala yang
terjadi pada penderita demam berdarah klasik dan demam berdarah dengue disertai
dengan kebocoran cairan di luar pembuluh darah, pendarahan parah, dan syok
(mengakibatkan tekanan darah sangat rendah), biasanya setelah 2-7 hari demam.
Tubuh yang dingin, sulit tidur, dan sakit di bagian perut adalah tanda-tanda
awal yang umum sebelum terjadinya syok. Sindrom syok terjadi biasanya pada
anak-anak (kadangkala terjadi pada orang dewasa) yang mengalami infeksi dengue
untuk kedua kalinya. Hal ini umumnya sangat fatal dan dapat berakibat pada
kematian, terutama pada anak-anak, bila tidak ditangani dengan tepat dan cepat.
Durasi syok itu sendiri sangat cepat. Pasien dapat meninggal pada kurun waktu
12-24 jam setelah syok terjadi atau dapat sembuh dengan cepat bila usaha terapi
untuk mengembalikan cairan tubuh dilakukan dengan tepat. Dalam waktu 2-3 hari,
pasien yang telah berhasil melewati masa syok akan sembuh, ditandai dengan
tingkat pengeluaran urin yang sesuai dan kembalinya nafsu makan.
2.4 Faktor
Enviroment
Penyakit demam berdarah ditemukan di daerah
tropis dan subtropis di berbagai belahan dunia, terutama di musim hujan yang
lembap
2.Pencegahan
- Mengganti air vas bunga, tempat minim burung atau tempat lainnya yang sejenis seminggu sekali.
- Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancer/rusak.
- Menutup lubang – lubang pada potongan bambu /pohon, dll.
- Menaburkan bubuk larvasida, misalnya di tempat – tempat yang sulit di kuras atau di daerah yang sulit air.
- Memelihara ikan pemakan jentik di kolam / bak – bak penampung air.
- Memasang kawat kasa.
- Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar.
- Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai.
- Menggunakan kelambu.
- Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk.
2.6
Transmisi
Nyamuk Aedes aegypti adalah
vektor pembawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Pencegahan
Hingga
kini, belum ada vaksin atau obat antivirus bagi penyakit ini. Tindakan paling
efektif untuk menekan epidemi demam berdarah adalah dengan mengontrol
keberadaan dan sedapat mungkin menghindari vektor nyamuk pembawa virus dengue.
Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode
yang tepat, yaitu:
- Lingkungan
Pencegahan
demam berdarah dapat dilakukan dengan mengendalikan vektor nyamuk, antara lain
dengan menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu,
mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali, menutup
dengan rapat tempat penampungan air, mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas
dan ban bekas di sekitar rumah, dan perbaikan desain rumah.
- Biologis
Secara
biologis, vektor nyamuk pembawa virus dengue dapat dikontrol dengan menggunakan
ikan pemakan jentik dan bakteri.
- Kimiawi
Pengasapan (fogging)
dapat membunuh nyamuk dewasa, sedangkan pemberian bubuk abate pada
tempat-tempat penampungan air dapat membunuh jentik-jentik nyamuk. Selain itu
dapat juga digunakan larvasida.
Selain itu
oleh karena nyamuk Aedes aktif di siang hari beberapa tindakan
pencegahan yang dapat dilakukan adalah menggunakan senyawa anti nyamuk yang
mengandung DEET, pikaridin, atau minyak lemon eucalyptus, serta gunakan pakaian
tertutup untuk dapat melindungi tubuh dari gigitan nyamuk bila sedang
beraktivitas di luar rumah. Selain itu, segeralah berobat bila muncul
gejala-gejala penyakit demam berdarah sebelum berkembang menjadi semakin parah.
3.2
Pemberantasan
Jentik nyamuk ini memiliki ciri yang khas yaitu
selalu bergerak aktif di dalam air. Gerakannya berulang-ulang dari bawah ke
atas permukaanair untuk bernafas, kemudian turun kembali ke bawah untuk mencari
makanan dan seterusnya.Pada waktu istirahat, posisinya hampir tegak lurus
dengan permukaan air. Biasanya berada disekitar dinding tempat penampungan air.
Setelah 6-8 hari jentik itu akan berkembang/berubahmenjadi kepompong. Bentuk
kepompong adalah seperti koma, gerakannya lamban dan seringberada dipermukaan
air. Setelah 1 - 2 hari akan menjadi nyamuk baruPemeriksaan jentik dilakukan
dengan cara sebagai berikut. Pertama, periksalah tempat penampungan air (bak
mandi, wc, drum, vas, ban bekas) yang ada di dalam rumah atau disekitarrumah.
Jika tidak ditemukan jentik di permukaan, tunggu selama kurang lebih satu menit
karena jika bernafas jentik akan muncul ke permukaan untuk bernafas.
Apabila gelap dapat digunakanbantuan senter untuk melihat kedalam tempat
penampungan air.
Lakukan 3M (
menguras tempat penampungan air, mengubur barang- barang bekas dan menutup
tempat penampungan air)
3.3
Pengobatan
Obat
yang mengandung acetaminofen, misalnya tilenol, sangat disarankan bagi
penderita demam berdarah untuk meredakan nyeri dan menurunkan demam.
Sampai saat ini belum ada obat
spesifik bagi penderita demam berdarah. Banyak orang yang sembuh dari penyakit
ini dalam jangka waktu 2 minggu. Tindakan pengobatan yang umum dilakukan pada
pasien demam berdarah yang tidak terlalu parah adalah pemberian cairan tubuh
(lewat minuman atau elektrolit) untuk mencegah dehidrasi akibat demam dan
muntah, konsumsi obat yang mengandung acetaminofen (misalnya tilenol) untuk
mengurangi nyeri dan menurunkan demam serta banyak istirahat. Aspirin dan obat
anti peradangan nonsteroidal seperti ibuprofen dan sodium naproxen justru dapat
meningkatkan risiko pendarahan. Bagi pasien dengan demam berdarah yang lebih
parah, akan sangat disarankan untuk menjalani rawat inap di rumah sakit,
pemberian infus dan elektrolit untuk mengganti cairan tubuh, serta transfusi
darah akibat pendarahan yang terjadi.
Seseorang yang terkena demam
berdarah juga harus dicegah terkena gigitan nyamuk, karena dikhawatirkan dapat
menularkan virus dengue kepada orang lain yang sehat.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Demam berdarah (DB) adalah penyakit demam akut
yang disebabkan oleh virus dengue,
yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes,
misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Terdapat empat
jenis virus dengue berbeda, namun berelasi dekat, yang dapat menyebabkan demam
berdarah. Virus dengue merupakan virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Penyakit
demam berdarah ditemukan di daerah tropis dan subtropis di berbagai belahan
dunia, terutama di musim hujan yang lembap. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
memperkirakan setiap tahunnya terdapat 50-100 juta kasus infeksi virus dengue
di seluruh dunia.
4.2 Saran
1.
Bagi Keluarga Pasien
Anda
dan keluarga menjaga higienitas lingkungan tinggal Anda
2. Bagi
Mahasiswa
Mahasiswa
dapat mengerti tentang teori penyakit Demam Berdarah Dengue.
DAFTAR
PUSTAKA
- Kristina, Isminah, Wulandari L (2004) "Demam Berdarah Dengue" Litbang Depkes http://www.litbang.depkes.go.id/maskes/052004/demamberdarah1.htm. Diakses pada 10 Agustus 2011
- World Health Organization (2009) "Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever" World Health Organization http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs117/en/. Diakses pada 10 Agustus 2011
- Centres for Disease Control and Prevention (2010) "Dengue Epidemiology" Centres for Disease Control and Prevention http://www.cdc.gov/Dengue/epidemiology/index.html. Diakses pada 10 Agustus 2011
- Vorvick, L (2010) "Dengue hemorrhagic fever" MedlinePlus http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001373.htm. Diakses pada 10 Agustus 2011
- National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) (2006) "Dengue Fever" National Institute of Allergy and Infectious Diseases http://www.niaid.nih.gov/topics/DengueFever/Understanding/Pages/Cause.aspx. Diakses pada 10 Agustus 2011
- World Health Organizaton. 1997. Clinical Diagnosis. Diakses pada 10 Agustus 2011
- National Institute of Allergy and Infectious Diseases. 2007. Dengue Fever Symptomps. Diakses pada 10 Agustus 2011.
- Dengue Fever Test and Diagnosis. Diakses 10 Agustus 2011.
- Gubler DJ. 2006. Dengue/dengue haemorrhagic fever: history and current status. Novartis Found Symp. 277:3-16.
- National Institute of Allergy and Infectious Diseases. Dengue Fever Treatments. Diakses 10 Agustus 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar