TINGGALKAN SEGALA PERKARA YANG MERAGUKAN
Oleh:
Yan Karta Sakamira
19 Desember 2018
Saudaraku sesama muslim, pada saat kita menghadapi perkara yang
meragukaan (syubhat), maka tinggalkanlah.
Rasulullah bersabda:
عَنْ أَبِـيْ مُحَمَّدٍ الْحَسَنِ بْنِ
عَلِيِّ بْنِ أَبِيْ طَالِبٍ، سِبْطِ رَسُوْلِ اللهِ وَرَيْحَانَتِهِ قَالَ :
حَفِظْتُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ :(( دَعْ مَا يَرِيْبُكَ إِلَى مَا لاَ
يَرِيْبُكَ)). رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَالنَّسَائِيُّ، وَقَالَ التِّرْمِذِيُّ :
حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ.
Dari Abu Muhammad al-Hasan bin ‘Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kesayangannya Radhiyallahu ‘anhuma, ia
berkata: “Aku telah hafal dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
‘Tinggalkan apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu’.” [HR:
Tirmidzi dan Nasa’i]
BIASAKAN MENJAUHI PERKARA SYUBHAT
Menjauhi sesuatu yang syubhat dan istiqomah mengerjakan yang halal
dalam masalah apapun (ibadah, muamalah), akan mengarahkan seorang muslim
bersifat wara’(meninggalkan perkara haram dan syubhat), yang sangat potensial
untuk menangkal bisikan setan. Dan akan mendatangkan manfaat yang besar baik di
dunia maupun di akhirat.
BIASAKAN TETAP YAKIN, PADA SAAT KERAGUAN MUNCUL SETELAH KEYAKINAN
Pada saat keraguan muncul pada saat kita sebelumnya yakin, maka kita
pilih keyakinan. Keyakinan tidak bisa dihapus dengan munculnya keraguan.
Contohnya, seseorang yang telah berwudhu dengan penuh keyakinan, setelah itu ia
ragu apakah wudhunya batal, maka dalam hal ini wudhu orang tersebut tetap sah.
Rasulullah bersabda:
إِذَا وَجَدَ أَحَدُكُمْ فِي بَطْنِهِ
شَيْئًا فَأَشْكَلَ عَلَيْهِ أَخَرَجَ مِنْهُ شَيْءٌ أَمْ لاَ فَلاَ يَخْرُجَنَّ
مِنْ الْمَسْجِدِ حَتَّى يَسْمَعَ صَوْتًا أَوْ يَجِدَ رِيحًا
"Jika salah seorang dari kalian merasakan sesuatu yang membuatnya
bimbang, apakah ada sesuatu yang keluar darinya atau tidak? Maka hendaknya dia
tidak menghentikan shalatnya sebelum mendengar suara atau mencium bau."
(HR. Muslim, no. 362)
JUJUR BERBUAH KETENANGAN, DUSTA BERBUAH KEGUNDAHAN
Rasulullah Bersabda:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْد
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ
، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ
وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا ، وَإِيَّاكُمْ
وَالْكَذِبَ ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ
الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى
الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا
Dari ‘Abdullâh bin Mas’ûd Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Hendaklah kalian selalu berlaku jujur,
karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang
ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur,
maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh
kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan
mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan
memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta
(pembohong).’”(HR: Ahmad dan Bukhari)
Semoga bermanfaat. Aamiin
Sumber: Musthafa Al Bugho ((2014), Pokok-Pokok Ajaran Islam, Alam Books
Publishing, Depok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar