GERAKAN DALAM SHALAT YANG SERING DITINGGALKAN (DIREMEHKAN)
Oleh:
Yan Karta Sakamira
5 Januari 2019
Saudaraku sesama muslim, shalat yang sempurna adalah shalat seperti
yang dilakukan Rasulullah, jadi sebaiknya kita shalat seperti shalatnya
Rasulullah:
Rasulullah bersabda:
وَصَلُّوا كَمَا رَأَيتُمُوْنِي
أُصَلِي
“Dan shalatlah kalian
sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (HR: Bukhari)
Saat ini, banyak gerakan shalat yang ditinggalkan (tidak dilakukan),
dan itu artinya, shalat kita menjadi tidak sempurna. Ada dua gerakan yang perlu
kita perhatikan , karena sering ditinggalkan:
1.
Mengangkat Tangan
Dalam pelaksanaan shalat , disunnahkan mengangkat tangan sejajar
telinga atau bahu sebanyak empat tempat yaitu:
1)
Pada takbiratul ihram
dirakaat yang pertama
2)
Ketika hendak ruku’
3)
Ketika mengucapkan
Samiallahu liman hamidah setelah ruku’
4)
Ketika berdiri dari rakaat
kedua menuju rakaat ketiga
Ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Nafi’ maula Ibnu Umar
rahimahullah, beliau mengatakan:
أَنَّ ابْنَ عُمَرَ كَانَ إِذَا دَخَلَ
فِى الصَّلاَةِ كَبَّرَ ، وَرَفَعَ يَدَيْهِ وَإِذَا رَكَعَ رَفَعَ يَدَيْهِ ،
وَإِذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَفَعَ يَدَيْهِ ، وَإِذَا قَامَ
مِنَ الرَّكْعَتَيْنِ رَفَعَ يَدَيْهِ ورَفَعَ ذلكَ ابنُ عُمَر إلى نبيِّ اللهِ –
صلى الله عليه وسلم -.
Sesungguhnya Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma biasanya jika hendak
memulai shalatnya beliau bertakbir dan mengangkat kedua tangannya. Jika hendak
ruku’ juga mengangkat kedua tangannya. Jika beliau mengucapkan, ”Sami’allâhu
liman hamidah” juga mengangkat kedua
tangannya. Jika berdiri dari rakaat kedua juga mengangkat kedua tangannya. Ibnu
Umar Radhiyallahu anhu memarfu’kannya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
.” [HR. Al-Bukhâri, no. 739 dan Muslim no. 390]
Sedangkan Salim bin Abdillah bin Umar rahimahullah menyampaikan dari
bapaknya Radhiyallahu anhu yang berkata:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ إِذَا افْتَتَحَ
الصَّلاَةَ، وَإِذَا كَبَّرَ لِلرُّكُوعِ، وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ
الرُّكُوعِ، رَفَعَهُمَا كَذَلِكَ أَيْضًا، وَقَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ
حَمِدَهُ، رَبَّنَا وَلَكَ الحَمْدُ، وَكَانَ لاَ يَفْعَلُ ذَلِكَ فِي السُّجُودِ
“
Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu mengangkat
kedua tangannya sejajar dengan kedua bahunya apabila memulai shalat dan ketika
bertakbir untuk ruku’ dan ketika mengangkat kepala dari ruku’ Beliau juga
mengangkat keduanya dan mengucapkan, “Sami’allahu liman hamidah rabbana wa
lakal hamdu” dan Beliau tidak melakukan hal itu dalam sujudnya.” [HR.
Al-Bukhâri]
Walaupun gerakan mengangkat tangan ini hukumnya sunnah, alangkah lebih
baik jika kita mengamalkan, untuk kesempurnaan shalat kita.
2.
Duduk Setelah Sujud Kedua
(Duduk Istirahat)
Gerakan dalam shalat berikutnya yang sering ditinggalkan adalah duduk
setelah sujud kedua (duduk istirahat), artinya setelah sujud kedua disunnahkan
untuk duduk sejenak sebelum berdiri (jangan dari sujud langsung berdiri).
Dari Abu Qilabah ‘Abdullah bin Zaid Al Jarmi Al Bashri, ia berkata,
“Malik bin Al Huwairits pernah mendatangi kami di masjid kami. Ia pun berkata,
“Sesungguhnya aku ingin mengerjakan shalat sebagai contoh untuk kalian meskipun
aku tidak ingin mengerjakan shalat. Aku akan mengerjakan shalat sebagaimana
shalat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang pernah aku lihat.” Ayub
kemudian bertanya kepada Abu Qilabah, “Bagaimana Malik bin Al Huwairits
mengerjakan shalat?” Abu Qilabah menjawab,
مِثْلَ شَيْخِنَا هَذَا . قَالَ
وَكَانَ شَيْخًا يَجْلِسُ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ السُّجُودِ قَبْلَ أَنْ
يَنْهَضَ فِى الرَّكْعَةِ الأُولَى
“Seperti shalat syaikh kami ini. Beliau duduk ketika mengangkat
kepalanya setelah sujud sebelum beliau bangkit dari raka’at pertama.” (HR.
Bukhari no. 677).
Walaupun para ulama memiliki silang pendapat apakah duduk istirahat
disunnahkan bagi setiap orang ataukah tidak, alangkah lebih baik kalau kita
mengerjakannya. Alasannya karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
melakukannya. Perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjukkan bahwa
hal itu disunnahkan.
Sekali lagi untuk menyempurnakan shalat kita, akan lebih baik, kalau
kita shalat seperti shalat Rasulullah.
Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ
فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ
“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku,
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” (QS. Ali Imran: 31).
وَمَا آَتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang
dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah.” (QS. Al Hasyr : 7).
Semoga Bermanfaat. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar