TERNYATA BUPATI LEBIH DIMULIAKAN DARIPADA ALLAH
Oleh:
Yan Karta Sakamira
15 Februari 2019
Saudaraku sesama muslim, kajian kita kali ini tentang perilaku si Fulan
pada saat mendapat undangan menghadap bupati.
Pada saat si Fulan mendapat undangan untuk menghadap bupati, hatinya
sangat senang, karena dia merasa mendapatkan kehormatan bisa bertemu dengan
bupati. Persiapanpun dilakukannya dengan baik, disiapkan baju terbaik, baju
diseterika dengan halus dan rapi, Hp-nya di reminder, agar bangun pagi tidak
terlambat.
Pada saat hari H, si Fulan tidak terlambat bangun karena reminder Hp, dia
segera mandi serta berpakaian terbaik dan rapi, tidak lupa disemprotkan parfum,
agar baju dan dirinya harum, sampai di pendopo ternyata dia datang terlalu awal,
dengan sabar dia menunggu, setelah dipersilahkan masuk oleh ajudan, si Fulan
masuk dengan langkah sopan dan menunduk, dia tidak berani mengangkat kepalanya,
kuatir bupati marah jika sikapnya salah, dia berbicara dengan sopan dan pelan, serta
menggunakan bahasa yang halus dan sopan.
Coba bandingkan dengan si Fulan pada saat mendapat undangan Allah untuk
menghadiri shalat jumat, tidak ada persiapan apapun, dia menganggap peristiwa shalat
jumat adalah sesuatu yang sudah biasa dan sering terjadi. Dia berangkat ke
masjid juga tanpa mandi dulu, dia berpendapat bahwa yang penting wudlu, tidak
mandi tidak masalah, tidak membatalkan shalat. Pada saat adzan dikumandangkan,
dia juga tidak segera berangkat, dia beranggapan bahwa shalatnya masih lama,
daripada menunggu di masjid, lebih baik mengerjakan pekerjaan yang lain agar
bermanfaat. Pada akhirnya dia datang ke masjid pada saat khotib sudah naik ke mimbar,
lalu dilanjutkan dengan shalat menghadap Allah, dia mengerjakan shalat kurang
semangat serta tidak diiringi dengan rasa takut, jadi dia membaca surat Al
fatikhah dan surat lainnya asal terbaca, pandangannya juga tidak fokus ke
tempat sujud, masih melirik kesana-kemari, dan pikirannya melayang jauh kemana-mana,
tidak khusyu’ menghadap Allah.
MELIHAT FENOMENA DIATAS, SI FULAN LEBIH MEMULIAKAN BUPATI DARIPADA
ALLAH.
1.
Mengapa pada saat akan
menghadap bupati dipersipakan dengan baik, sedang ketika menghadap Allah tidak
ada persiapan?
2.
Mengapa pada saat menghadap
bupati mandi dulu dengan bersih, sedang saat menghadap Allah tidak mandi?
3.
Mengapa pada saat menghadap
bupati memakai baju yang baik, bersih, harum dan rapi, sedangkan pada saat
menghadap Allah, asal pakai baju?
4.
Mengapa pada saat menghadap
bupati tidak terlambat dan dengan sabar menunggu, sedang pada saat menghadap
Allah selau terlambat?
5.
Mengapa pada saat menghadap
bupati bicara dengan sopan pelan dan halus, sedang pada saat menghadap Allah,
berbicara asal bunyi?
6.
Mengapa pada saat menghadap
bupati selalu menundukan kepala, sedangkan pada saat menghadap Allah tidak focus
menghadapkan mukany ke tempat sujud?
ALLAH SEHARUSNYA MENDAPATKAN PERLAKUAN YANG LEBIH UTAMA DARI MANUSIA
MANAPUN.
HARI JUMAT ADALAH HARI YANG ISTIMEWA
Rasullah bersabda:
خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ
الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ
وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا وَلَا تَقُومُ السَّاعَةُ إِلَّا فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ
“Sebaik-baiknya hari yang matahari terbit padanya adalah hari Jum’at.
Pada hari itu Adam diciptakan, masuk dan keluar dari syurga dan hari kiamat
hanya akan terjadi pada hari Jum’at.” (HR: Muslim).
SHALAT JUMAT HUKUMNYA WAJIB UNTUK SETIAP MUSLIM
Allah berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِذَا
نُودِيَ لِلصَّلاَةِ مِن يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللهِ
وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرُُ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat
pada hari Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan
tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui” (QS, Al Jum’ah:9).
DISUNNAKAN MANDI DULU SEBELUM SHALAT JUMAT
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
من أتى الجمعة من الرجال والنساء
فليغتسل ومن لم يأتها فليس عليه غسل من الرجال والنساء
“Barangsiapa menghadiri shala Jum’at baik laki-laki maupun perempuan, maka
hendaklah ia mandi. Sedangkan yang tidak menghadirinya –baik laki-laki maupun
perempuan-, maka ia tidak punya keharusan untuk mandi”. (HR. Al Baihaqi).
DISUNNAHKAN MEMAKAI BAJU TERBAIK PADA SAAT PERGI KE MASJID
Allah Ta’ala berfirman
يَا بَنِي آدَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمْ
عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ
“Hai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)
masjid.” (QS, Al A’raf: 31).
KEUTAMAAN MENUNGGU WAKTU SHALAT
وعن أبي هريرة – رضي الله عنه – : أنَّ
رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم – ، قَالَ : (( ألا أدُلُّكُمْ عَلَى مَا
يَمْحُو اللهُ بِهِ الخَطَايَا ، وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ ؟ )) قَالُوا :
بَلَى يا رَسُول اللهِ ؟ قَالَ : (( إسْبَاغُ الوُضُوءِ عَلَى المَكَارِهِ ،
وَكَثْرَةُ الخُطَا إلَى المَسَاجِدِ ، وَانْتِظَارُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصَّلاَةِ
، فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ ، فذَلِكُمُ الرِّبَاطُ ))
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang dengannya
Allah menghapus dosa-dosa dan mengangkat derajat?” Para sahabat berkata,
“Tentu, wahai Rasulullah.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Menyempurnakan wudhu pada saat-saat yang tidak disukai, banyak melangkah ke masjid,
dan menunggu shalat setelah shalat.
Itulah yang namanya ribath (mencurahkan diri dalam ketaatan), itulah yang
namanya ribath.” (HR. Muslim, no. 251)
SHALAT DAN DZIKIR DENGAN SUARA PELAN (LEMBUT)
Allah berfirman:
وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا
تُخَافِتْ بِهَا
“Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah
pula terlalu merendahkannya” (QS. Al Isro’: 110).
Dalam hadits Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ – صلى
الله عليه وسلم – ، فَكُنَّا إِذَا أَشْرَفْنَا عَلَى وَادٍ هَلَّلْنَا
وَكَبَّرْنَا ارْتَفَعَتْ أَصْوَاتُنَا ، فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم
– « يَا أَيُّهَا النَّاسُ ، ارْبَعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ ، فَإِنَّكُمْ لاَ
تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلاَ غَائِبًا ، إِنَّهُ مَعَكُمْ ، إِنَّهُ سَمِيعٌ قَرِيبٌ ،
تَبَارَكَ اسْمُهُ وَتَعَالَى جَدُّهُ »
“Kami pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jika
sampai ke suatu lembah, kami bertahlil dan bertakbir dengan mengeraskan suara
kami. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Wahai sekalian
manusia. Lirihkanlah suara kalian. Kalian tidaklah menyeru sesuatu yang tuli
dan ghoib. Sesungguhnya Allah bersama kalian. Allah Maha Mendengar dan Maha
Dekat. Maha berkah nama dan Maha Tinggi kemuliaan-Nya.” (HR. Bukhari no. 2830
dan Muslim no. 2704).
SHALAT DENGAN KHUSYU’
Allah berfirman:
{قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ،
الَّذِينَ هُمْ فِي صَلاتِهِمْ خَاشِعُونَ}
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu)
orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya” (QS al-Mu’minuun: 1-2)”.
Semoga Bermanfaat. Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar