Minggu, 29 November 2009

PWS KIA (MONITORING LOCAL AREA MATERNAL AND CHILD HEALTH)

Dr. Suparyanto, M.Kes

PENGERTIAN PWS-KIA
  • Pemantauan Wilayah Setempat KIA (PWS-KIA) adalah alat manajemen program KIA untuk memantau cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah (Puskesmas/Kecamatan) secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat terhadap desa yang cakupan KIA-nya rendah

LATAR BELAKANG
  • AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi
  • Penyebab kematian persalinan: Perdarahan: 40 %, Infeksi: 30 %, Toksemia: 20 %
  • Untuk mengatasi masalah diatas, pelayanan KIA dituntut meningkat baik jangkauan maupun mutunya
  • Pelayanan KIA perlu dipantau terus menerus untuk mengetahui gambaran tentang kelompok mana dalam wilayah yang paling rawan
  • Dengan diketahuinya lokasi (desa) rawan kesehatan ibu dan anak, maka desa tersebut dapat lebih diperhatikan dan dicarikan pemecahan masalahnya
  • Untuk memantau cakupan pelayanan KIA dikembangkan sistem PWS-KIA

TUJUAN UMUM
  • Meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan KIA diwilayah kerja Puskesmas, melalui pemantauan cakupan pelayanan KIA di tiap desa secara terus menerus.

TUJUAN KHUSUS
  1. Memantau cakupan pelayanan KIA secaraterus menerus untuk tiap desa
  2. Menilai kesenjangan antara target dan pencapaian sebenarnya untuk tiap desa
  3. Menentukan urutan desa prioritas yang akan ditangani berdasarkan besarnya kesenjangan
  4. Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang tersedia.
  5. Membangkitkan peran pamong setempat dalam penggerakan sasaran dan mobilisasi sumberdaya

PRINSIP PENGELOLAAN PROGRAM KIA
  1. Peningkatan pelayanan ANC disemua fasilitas yankes (mutu dan jangkauan)
  2. Peningkatan pertolongan Bulin oleh nakes profesional
  3. Peningkatan DDRT Bumil baik oleh nakes, kader maupun dukun bayi
  4. Peningkatan pelayanan neonatal (mutu dan jangkauan)

PELAYANAN ANC
Standart minimal 5 T:
  1. Timbang berat badan ukur tinggi badan
  2. (Ukur) Tekanan darah
  3. (Pemberian Imunisasi) Tetanus toksoid (TT) lengkap
  4. (Ukur) Tinggi fundus uteri
  5. (Pemberian) Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan

FREKUENSI ANC
  1. Minimal 1 kali pada triwulan pertama
  2. Minimal 1 kali pada triwulan kedua
  3. Minimal 2 kali pada triwulan ketiga

PERTOLONGAN PERSALINAN
  1. Oleh tenaga profesional: Dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan
  2. Memenuhi standart minimal 3 bersih: bersih tangan penolong, bersih alat pemotong tali pusat, bersih tempat ibu berbaring
  3. Prinsip persalinan: steril, sesuai SOP, merujuk kasus yang tidak mampu ditangani

STRATEGI MAKING PREGNANCY SAFER ( MPS )
  1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih
  2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat
  3. Setiap wanita usia subur ( WUS ) mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran

MENANGANI KEMATIAN AKIBAT TERLAMBAT
  1. Terlambat mengenali bahaya resiko tinggi
  2. Terlambat mengambil keputusan dalam keluarga
  3. Terlambat memperoleh transportasi / rujukan
  4. Terlambat memperoleh penanganan GDON (Gawat Darurat Obstetri Neonatal) secara memadai

DDRT BUMIL (deteksi Dini Risiko Tinggi Ibu Hamil)
  1. Primigravida < 20 tahun atau > 35 tahun
  2. Anak > 4
  3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun Tinggi badan < 145 cm Berat badan < 38 kg atau Lila < 23,5 cm. Riwayat keluarga: DM, HT, cacat kongenital Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul RISTI BUMIL Hb kurang dari 8 gr. % Tekanan darah tinggi (sistole > 140 mmHg, diastole > 90 mmHg).
  4. Oedema yang nyata
  5. Eklampsia
  6. Perdarahan per vaginam
  7. Ketuban pecah dini
  8. Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu
  9. Letak sungsang pada primigravida
  10. Infeksi berat / sepsis
  11. Persalinan prematur
  12. Kehamilan ganda
  13. Janin yang besar
  14. Penyakit kronis ibu : jantung, paru, ginjal, dll.
  15. Riwayat obstetri buruk, riwayat bedah sesar dan komplikasi kehamilan.

DDRT NEONATAL
  1. BBLR ( berat lahir kurang dari 2500 gram )
  2. Bayi dengan tetanus neonaturum
  3. Bayi baru lahir dengan asfiksia
  4. Bayi dengan ikterus neonaturum (ikterus > 10 hari setelah lahir )
  5. Bayi baru lahir dengan sepsis
  6. Bayi lahir dengan berat > 4000 gram
  7. Bayi preterm dan post term
  8. Bayi lahir dengan cacat bawaan sedang
  9. Bayi lahir dengan persalinan dengan tindakan

GRAFIK PWS-KIA
  1. Grafik cakupan K1
  2. Grafik cakupan K4
  3. Grafik cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
  4. Grafik penjaringan ibu hamil beresiko oleh masyarakat
  5. Grafik penjaringan ibu hamil beresiko oleh tenaga kesehatan
  6. Grafik cakupan neoantal oleh tenaga kesehatan

CARA MEMBUAT GRAFIK
  1. Menentukan target rata2 per bulan untuk menggambarkan skala pada garis vertikal (sumbu Y), caranya target 1 tahun/12
  2. Hasil perhitungan cakupan kumulatif, dimasukan kedalam lajur % kumulatif secara berurutan sesuai peringkat (tertinggi sebalah kiri)
  3. Nama desa ditulis pada lajur desa, menyesuaikan lajur kumulatif
  4. Hasil perhitungan bulan ini dan bulan lalu untuk tiap desa dimasukan ke lajur masing2
  5. Gambar anak panah untuk mengisi lajur trend,
  6. Bila bulan ini lebih tinggi dari bulan lalu maka trend naik (↑)
  7. Bila bulan ini lebih rendah dari bulan lalu maka trend turun (↓)
  8. Bila bulan ini sama dari bulan lalu maka trend tetap (−)



RENCANA TINDAK LANJUT
  • Bagi desa yang berstatus baik atau cukup, pola penyelenggaraan pelayanan KIA perlu dilanjutkan, dengan beberapa penyesuaian tertentu sesuai kebutuhan
  • Desa berstatus kurang, yang terutama berstatus jelek perlu diprioritaskan untuk pembinaan selanjutnya. Perlu dilakukan analisis lebih dalam serta dicari penyebab rendahnya cakupan, sehingga dapat diupayakan cara penanganan masalah secara spesifik

  • Intervensi kegiatan yang bersifat teknis (termasuk logistik) harus dibicarakan dalam minilokakarya puskesmas dan rapat dinas kesehatan kabupaten
  • Intervensi kegiatan non teknis (motivasi, penggerakan sasaran, mobilisasi sumberdaya) harus dibicarakan pada rapat koordinasi kecamatan

CARA PENGISIAN KOHORT IBU

NO URUT    NO INDEK      NAMA          ALAMAT RT/RW
                                           IBU SUAMI
1                       2                 3          4                       5

Kolom 1: diisi nomor urut
Kolom 2: diisi nomor indek dari Family Folder SP2TP
Kolom 3: diisi nama ibu hamil
Kolom 4: diisi suami ibu hamil
Kolom 5: diisi alamat ibu hamil

                             UMUR
                IBU                        KEHAMILAN
<20   20-35    >35       0-12 mg    13-24       >24
   6         7        8             9           10          11

6, 7, 8: diisi umur ibu hamil yang sebenarnya dengan angka, misalnya umur 23 tahun diisikan pada kolom 7

9, 10, 11: diisi umur kehamilan ibu pada kunjungan pertama dengan angka, misalnya 20 minggu diisikan pada kolom 10

HAMIL KE     BB TIII <45 Kg    TB <145 cm    Hb <8 g%    TENSI 160/95
  1   2-4    ≥5
12   13      14      15                      16                17                 18

12, 13, 14: diisi jumlah kehamilan yg pernah dialami oleh ibu yg bersangkutan, misalnya kehamilan ke 4, diisikan angka 4 pada kolom 13 15: diisi tanggal ditemukan ibu dengan BB kurang dari 45 Kg pada trimester III 16: diisi tanda (√) bila TB ibu < 145 cm 17: diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan Hb < 8 gr% 18: diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan tekanan darah 160/95 mmHg

PENDETEKSI FAK. RISK       JARAK KEHAMILAN              IMUNISASI
        K             NK                <2TH       >2TH         TT 1      TT 2     TTU
       19            20                   21           22             23         24        25

19, 20: diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan risiko tinggi, NK = non kesehatan, K = kesehatan
21, 22: diisi tanda (√) bila jarak kehamilan <2tahun atau >2 tahun
23, 24, 25: diisi tanggal ibu hamil mendapat imunisasi TT 1, TT 2 atau TT ulang

                                                     KUNJUNGAN IBU
J     F    M    A   M    J    J    A     S    O     N    D    J     F     M     A     M     J     J     A   S   O   N   D
26  27   28   29  30   31 32   33  34   35   36   37   38   39   40    41    42    43   44   45   46 47  48  49

26-49: diisi tanggal pada bulan yang sesuai dengan kunjungan ibu hamil dan kode:
O Untuk K 1
# Untuk K 4
* Untuk persalinan
+ Untuk kematian ibu

Contoh: K4 pada tanggal 21 januari, ditulis 21 # pada kolom 26 dan 38

PENOLONG PERSALINAN        KELAHIRAN              IBU MENYUSUI        KET
                                       LM       LH
TK     DT    DTT            <2500       ≥2500      <42 hr      42 hr -2 th
50     51      52               53             54           55             56                 57

50,51,52: diisi tanda (√) sesuai penolong persalinan; TK = tenaga kesehatan, DT = dukun terlatih, DTT = dukun tidak terlatih
53,54: diisi tanggal kelahiran, LM = lahir mati, LH = lahir hidup
55; diisi tanda lidi setiap kali kunjungan, selama masa nifas (diharapkan 2 kali kunjungan)
56: diisi tanda lidi setiap kali kunjungan, selama periode pasca nifas sampai 2 tahun (diharapkan 4 kali kunjungan setiap tahun)
57: diisi hal lain yang dianggap penting untuk ibu hamil yang bersangkutan

CARA PENGISIAN KOHORT BAYI

NO URUT   NO INDEK   NAMA BAYI    TGL LAHIR    NAMA ORTU     ALAMAT
      1           2                   3                   4                 5                      6

1: diisi no urut
2: diisi nomer indeks dari Family Folder SP2TP
3-6: cukup jelas

L/P                     BBL                        KUNJUNGAN
                                            NEONATAL                  POST NEONATAL
                                         0-7 Hr        8 Hr-1 Bl
7                          8               9                 10                             11

7: diisi sesuai jenis kelamin, L = laki, P = Perempuan
8: diisi angka dalam gram BB bayi yang baru lahir (BBL)
9, 10, 11: diisi tanggal kunjungan tenaga kesehatan yang memeriksa bayi tsb, dan ditulis AE1 (ASI Eksklusif bulan pertama)

                  HASIL PENIMBANGAN
J    F    M    A    M    J      J    A    S    O     N     D
12 13    14   15   16   17 18    19   20  21   22   23

12 – 23: diisi tanggal dan kode BB bayi yang ditimbang; N = naik, T = turun, R = bawah garis titik-titik (BGT), # = bawah garis merah (BGM)

Kolom 12, 13, 14, 15, 16: berturut turut ditulis AE 2, AE 3, AE 4, AE 5, AE 6 ( ASI Eksklusif ke 1,2,3,4,5,6)

                         IMUNISASI
BCG    DPT1/P1    DPT2/P2     DPT3/P3     CAMPAK
24          25               26               27             28

24 – 28: diisi tanggal bayi mendapat imunisasi

                       MENINGGAL                                                        KET
TGL       TETANUS             ISPA            DIARE         LAIN2
29              30                     31              32              33              34

29: diisi tanggal bayi ditemukan meninggal
30 – 32: diisi tanda (√) sesuai dengan penyebab kematian bayi tersebut
33: diisi diagnose penyakit penyebab kematian bayi selain, tetanus, ISPA dan diare
34: diisi hal lain yang dianggap penting untuk bayi yang bersangkutan
.

6 komentar:

  1. asswrwb.
    pak saya bukan mhsi bapak, tp sy jg sdg kuliah mengambil D3 kebidanan, tulisan bpk sangat membantu. Smg dosen saya jg mengikuti jejak bpk ya, dgn memberi kisi2 spt ini.

    Ina permatasari (D3 Stikes Adi husada)

    BalasHapus
  2. Wawrwb. Trims jika weblog kami dapat membantu sdr Ina Permatasari dalam memahami materi kuliah di Stikes Adi Husada. Kami tunggu saran dan kritik berikutnya untuk perbaikan penulisan.

    BalasHapus
  3. pak ada cara membuat grafik PWS KIA secara otomatis gk? programnya bgmn? jd qt cm masukin data, diklik jd grafiknya gt,,mohon bantuan

    yuanita,,Bidan PTT, Kabupaten Ponorogo

    BalasHapus
  4. Trims untuk sdr Yuanita telah mampir di blog kami, untuk membuat grafik PWS-KIA secara otomatis ada programnya,salah satunnya dapat menggunakan program exel,sekali buat program, berikutnya tinggal masukan data. Informasi lebih detail silakan datang ke Dinkes Jombang.

    BalasHapus
  5. terima kasih pak,,,
    saya senang sekali membaca artikel ini, dan murah dipahami.
    tugas saya menjadi ringan, dan tidak berbelit-belit memahaminya..

    BalasHapus
  6. Trim's pak ,artikel bapak sangat membantu dlm pkrjaan saya sbg pemegang program dan mempermudah saya dlm penyampaian kesesama rekan krj saya

    BalasHapus