Minggu, 04 Juli 2010

KONSEP IBU MENYUSUI

Dr. Suparyanto, M.Kes

KONSEP IBU MENYUSUI

Konsep Ibu
Pengertian Ibu
  • Ibu adalah sebutan untuk orang perempuan yang telah melahirkan kita, wanita yang telah bersuami, panggilan yang lazim pada wanita (Poerwodarminto, 2003).
  • Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang, panggilan yang lazim pada wanita baik yang sudah bersuami maupun belum (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001).

Peran Ibu
  • Peran ibu menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal sifat kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.

Peranan ini didasari oleh harapan dan pola perilaku dalam keluarga, kelompok, dan masyarakat. Adanya peran ibu sebagai berikut:
  1. Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya
  2. Mengurus rumah tangga
  3. Sebagai pengaruh dan pendidik anak-anaknya
  4. Sebagai pelindung anak-anaknya
  5. Pencari nafkah tambahan dalam keluarga (Zulfajri EM, 2001).

Konsep Menyusui

Pengetian Menyusui
  • Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu (http://id.wikipedia.org).
  • Menyusui adalah memberikan air susu untuk diminum kepada bayi, dan sebagainya dari buah dada (Kamus Besar Bahasa Indonesia.2001).

Langkah-Langkah Menyusui Yang Benar
  • Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.
  • Bayi diletakkan menghadap perut ibu /payudara, Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk leboih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu, dan yang satu di depan. Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi). Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
  • Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah. Jangan menekan putting susu atau areolanya saja.
  • Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting refleks) dengan cara: Menyentuh pipi dengan putting susu atau, Menyentuh sisi mulut bayi.
  • Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi. Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi, sehingga putting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola. Setelah bayi mulai menghisap, payudara tak perlu dipegang atau disangga lagi (Suradi,2003).

Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui
  1. Sarana pelayanan kesehatan mempunyai kebijakan tentang penerapan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui dan melarang promosi PASI.
  2. Sarana pelayanan kesehatan melakukan pelatihan untuk staf sendiri atau lainnya.
  3. Menyiapkan ibu hamil untuk mengetahui manfaat ASI dan langkah keberhasilan menyusui.
  4. Melakukan kontak dan menyusui dini bayi baru lahir (30-60 menit setelah lahir).
  5. Membantu ibu melakukan teknik menyusui yang benar (posisi peletakan tubuh bayi dan pelekatan mulut bayi pada payudara).
  6. Hanya memberikan ASI saja tanpa minuman tambahan lain sejak lahir.
  7. Melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi.
  8. Melaksanakan pemberian ASI sesering dan semau bayi.
  9. Tidak memberikan dot atau kempeng.
  10. Menindak lanjuti ibu-bayi setelah pulang dari sarana pelayanan kesehatan (IDAI, 2008)

Perilaku Seputar Menyusui
  • Pemberian ASI tak lepas dari tatanan budaya. Didalam buku Kehamilan, Kelahiran, Perawatan Ibu dan Bayi, Dalam Konteks Budaya (Meutia F, Sarwono, editor.1997) dituturkan berbagai gambaran perilaku menyusui pada masyarakat yang diteliti. Penuturan para antropolog yang melakukan penelitian dan menuliskan hasilnya dalam buku ini mengungkapkan adanya perhatian dan perlakuan khususnya terhadap ibu dalam masa kehamilannya,saat persalinan dan pasca persalinan.

  • Perilaku dibentuk oleh kebiasaan, yang bisa diwarnai oleh adat (budaya), tatanan norma yang berlaku di masyarakat (sosial), dan kepercayaan (agama). Perilaku umumnya tidak secara tiba-tiba. Perilaku adalah hasil dari proses yang berlangsung selama masa perkembangan. Setiap orang selalu terpapar dan tersentuh oleh kebiasaan di lingkungannya serta mendapat pengaruh dari masyarakat, baik secara langsung maupun tak langsung. Pemahaman terhadap latar belakang sosial, budaya, agama, dan pendidikan seseorang akan lebih memudahkan upaya mengenal perilaku dan alasan yang mendasarinya.

  • Membantu ibu agar bisa menyusui bayinya dengan benar memerlukan pemahaman tentang perilaku ibu, keluarga, dan lingkungan sosial budayanya dalam hal menyusui. Pemahaman ini perlu agar bisa lebih mengetahui alasan ibu untuk menyusui atau tidak menyusui

  • Lingkungan menjadi faktor penentu kesiapan dan kesediaan ibu untuk menyusui bayinya. Tatanan budaya cukup berpengaruh dalam pengambilan keputusan ibu untuk menyusui atau tidak menyusui. Pengalaman dalam keluarga ibu tentang menyusui, pengalaman ibu, pengetahuan ibu dan keluarganya tentang manfaat ASI, dan sikap ibu terhadap kehamilannya (diinginkan atau tidak), sikap suami dan keluarga lainnya terhadap pengambilan keputusan untuk menyusui atau tidak. Persepsi ibu tentang dirinya, pandangan ibu tentang payudaranya, penghayatan ibu terhadap ke-ibuan-nya merupakan unsur utama yang menentukan keberhasilan pemberian ASI. Kemampuan ibu untuk segera mandiri dalam pengambilan keputusan juga penting. Apakah hal ini dimungkinkan oleh latar belakang sosial-budaya dan agamanya? Siapa yang lebih menentukan dalam pengambilan keputusan? Apakah dia pro-ASI atau sebaliknya? Latar belakang inilah yang harus dipelajari sebelum memberikan dorongan kepada ibu agar menyusui bayinya (Suradi,2003).

DAFTAR PUSTAKA

  1. Arikunto S, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta
  2. Depkes RI. 2005. Manajemen Laktasi. Jakarta
  3. Moody, Jane, dkk. 2006. Menyusui Cara Mudah, Praktis, & Nyaman. Jakarta: Arcan
  4. Nadhiroh, Siti R. 2008. Menanti Perda ASI Eksklusif. Surabaya: FKM-UNAIR
  5. Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
  6. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
  7. Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
  8. Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
  9. Prasetyono, DS. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif. Jogjakarta: DIVA Press
  10. Poerwodarminto. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Alfabeta
  11. Purwanti, Sri. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta: EGC
  12. Roesli, U. 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda
  13. Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Kesehatan. Bandung: Alfabeta
  14. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta
  15. Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Perawatan. Jakarta: EGC
  16. Sulistyawati, Ari. 2009. Buku ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Penerbit Andi
  17. Suradi R, dkk. 2003. Bahan Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta: Perkumpulan Perinatalogi Indonesia
  18. Zulfajri, EM. 2001. Kamus Bahasa Indonesia Difa Publizer. Jakarta
  19. Wikipedia bahasa Indonesia. http://id.wikipedia.org. diakses tanggal 13-04-2010, written by Henny Zainal, dr . http://www.petitiononline.com. created by Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI). diakses tanggal 03-05-2010
  20. . 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka
  21. . 2008. Bedah ASI Kajian dari Berbagai Sudut Pandangan Ilmiah. Jakarta: IDAI

1 komentar:

  1. pak ada tambahan lain untuk konsep ibu ya pak ?
    izin copas untuk KTI...

    BalasHapus