Selasa, 06 Juli 2010

KONSEP MAKANAN SEHAT

Dr. Suparyanto, M.Kes

KONSEP MAKANAN SEHAT

Pengertian
  • Makanan sehat adalah dengan meramu berbagai jenis makanan yang seimbang, sehingga terpenuhi seluruh kebutuhan gizi bagi tubuh dan mampu dirasakan secara fisik dan mental (Prasetyono, 2009).
  • Menurut Hulme, “makanan sehat” adalah makanan dalam arti yang sesungguhnya dan mampu menikmati makanan tersebut. Makanan yang sehat harus terdiri dari makanan utama dan makanan penunjang. Makanan sehat tersebut juga dikenal dengan istilah 4 dan 5 sempurna, tetapi kepopulerannya sudah mulai memudar karena berbagai alasan. Makan dengan lauk pauk tahu, tempe, sepotong daging, dan serta mangkuk sayur masih belum cukup memenuhi kebutuhan gizi. Bila dilihat, menu makan tersebut sudah dianggap memenuhi kebutuhan kalori dan protein, tetapi apakah di dalamnya sudah tercakup nutrisi lain yang diperluhkan tubuh.

Zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan sehat

Protein
  • Protein dalam tubuh merupakan asam amino esensial yang diperlukan sebagai zat pembangun, yaitu untuk:
  • Pertumbuhan dan pembentukan protein dalam serum, hemoglobin, enzim, hormone dan antibody.
  • Menggantikan sel-sel yang rusak
  • Memelihara keseimbangan asam basa cairan tubuh
  • Sumber energy
  • (RS.Cipto Mangunkusumo dan Persatuan Ahli Gizi, 2008)

Mineral
  • Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Didalam ketersediaanya tidak semua bahan makanan bisa mengandung mineral yang bisa digunakan untuk keperluan tubuh, dan dimanfaatkan oleh tubuh.

Sumber makanan yang mengandung mineral :
  • Kalsium terdapat dalam susu dan keju
  • Natrium terdapat dalam garam dapur
  • Kalium terdapat dalam daging dan buah-buahan.
  • Fosfor, klorin, Mg dan sulfur terdapat dalam susu dan daging

Fungsi umum mineral dalam tubuh adalah sebagai berikut :
  • Memelihara keseimbangan asam basa tubuh dengan jalan penggunaan mineral pembentuk asam (khlorin), fosfor (belerang dan mineral), pembentuk basa (kapur, besi, magnesium, kalium, dan natrium).
  • Mengkatalisasi reaksi dalam pemecahan karbohidrat, lemak, dan protein serta pembentukan lemak dan protein dalam tubuh.

Vitamin
  • Vitamin adalah zat organik yang kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak didapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu harus didatangkan dari makanan. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas spesifik di dalam tubuh. Karena vitamin dapat rusak karena penyimpanan dan pengolahan. (Sunita, 2007).

Vitamin terbagi atas :
Vitamin yang larut dalam lemak :

Vitamin A
  • Berguna untuk pertumbuhan, penglihatan, reproduksi, dan pemeliharaan kesehatan sel epitel. Sumber makanan vitamin A pepaya, wortel, apel.

Vitamin D
  • Berperan dalam penyerapan dan metabolisme kalsium dan fosfor, serta pembentukan tulang dan gigi. Tubuh manusia mampu membuat vitamin D dengan pertolongan sinar ultraviolet yang berasal dari matahari yang mengenai kulit.

Vitamin E
  • Sebagai anti oksidan untuk berbagai substansi yang larut dalam lemak, misalnya vitamin A dan asam lemak tak jenuh. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan kerusakan saluran darah dan perubahan permeabilitas saluran kapiler sertta dapat menyebabkan kemandulan.
  • Sumber makanan : minyak sayuran, butiran padi-padian yang utuh, sayuran berdaun hijau dan kecambah.

Vitamin K
  • Berperan dalam sistem pembekuan darah.sumber makanan pada daun yang hijau, daging domba, susu dan produk susu.

Vitamin yang larut dalam air 

Vitamin Bl
  • Berfungsi dalam metabolisme karbohidrat untuk pembentukan energi. Sumber makanan Vitamin Bl meliputi ragi, hati, daging babi, butiran padi-padian utuh, kacang, sayuran hijau, ikan, susu, telur .

Vitamin B2
  • Berfungsi dalam metabolisme karbohidrat, asam amino dan asam lemak, juga penting untuk kesehatan kulit, mata, dan syaraf. Sumber makan sumber makanan vitamin sumber B2 adalah susu dan produk susu, sayuran hijau, daging (terutama hati), ikan, butiran padi dan kacang-kacangan.

Niacin
  • Berfungsi untuk pembentukan lemak tubuh dari karbohidrat dan protein. Sumber makanan baik adalah daging unggas, butiran padi-padian, buah keras, kacang-kacangan, dan biji yang berminyak.

Vitamin B6
  • Berperan dalam pembentukan protein dan asam amino, serta pembentukan karbohidrat dan protein. Sumber makanan baik adalah daging merah, telur, butiran padi-padian yang utuh, dan sayur-sayuran hijau.

Asam pantotenat
  • Asam pantotenat memegang peranan penting dalam metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak serta dalam sintesa beberapa substansi yang digunakan dalam tubuh. Sumber makanan adalah padi-padian yang utuh, kacang-kacangan (tertama kacang tanah), hati, dan telur.

Biotin
  • Terlibat dalam metabolisme lemak, karbohidrat sumber makanan adalah putih telur yang dimasak dapat meningkatkan penyerapan biotin.

Asam folat
  • Berfungsi untuk pembentukan sel darah dan pembentukan serta penyempurnaan protein inti yang digunakan untuk membangun inti sel tubuh. sumber makanan sayuran berdaun hijau tua, ragi, daging, dan organ hewan (hati dan ginjal), padi-padian, kacang-kacangan, jeruk, dan ikan.

Vitamin Bl2
  • Berperan untuk membuat inti sel dan pembentukan sel darah merah yang sehat. Sumber makanan adalah hati dan daging, organ lain dari hewan, telur, susu.

Vitamin C
  • Berfungsi meningkatkan daya tahan, metabolisme lemak, protein, asam amino, besi, dan tembaga. Menyempurnakan tulang dan gigi serta pencegahan bisul dengan pendarahan. Sumber makanan jeruk, tomat, dan rambutan.
  • (Djaeni, 2000)

Lemak
  • Lemak merupakan zat padat energi, dimana kandungan energinya dua kali lipat karbohidrat dan protein. Sumber makanan sumber lemak : daging berlemak, margarin, minyak goreng, jerohan, keju, dan lain-lain. (Dep. Kes RI, 2003).

Fungsi lemak :
  • Membentuk jaringan tubuh.
  • Sebagai pelarut, vitamin yang larut lemak seperti vitamin A, D, E, K.

Syarat Makanan Sehat
Didalam pemberian makanan yang sehat pada balita mempunyai beberapa kriteria yaitu:
  • Memenuhi kecukupan energi dan semua zat gizi sesuai dengan umur.
  • Susunan hidangan disesuaikan dengan pola menu seimbang , bahan makanan yang tersedia setempat kebiasaan, dan selera terhadap makanan.
  • Bentuk dan porsi makanan disesuaikan dengan daya terima, toleransi, dan keadaan faali bayi atau anak.
  • Memperhatikan kebersihan perorangan dan lingkungan.

  • Makanan Sehat bagi balita
  • Makanan yang tidak mengandung lemak
  • Makanan yang berkalori tinggi
  • Makanan tidak mengandung gula
  • Makanan yang penuh protein
  • Makanan yang mengandung kalsium
  • Makanan yang mengandung zat besi
  • Makanan yang mengandung asam folat
  • Makanan yang mengandung AA dan DHA+omega 3
  • (Herlina, 2009)

Bahan Makanan Untuk Balita

Daging
  • Daging merupakan bahan makanan yang mengandung protein, selain daging makan yang mengadung protein yaitu telur. Daging segar baik untuk dikomsumsi tidak berbau, berwarna merah tua, tidak berulat..

Sayur-Sayuran
  • Sayur-sayuran merupakan bahan makan yang mengandung zat besi misalnya sayuran bayam, kangkung, sawi. Sayur-sayuran yang layak dimakan yaitu sayuran yang tidak busuk, sayuran yang segar,

Susu
  • Susu mengandung kalsium. Susu yang paling baik buat bayi adalah ASI. Susu juga didapatkan dari hewan yaitu sapi, domba, dan kuda. Susu juga didapat dari kedelai.

Padi
  • Padi merupakan bahan makanan yang mengandung karbohidrat, selain padi makanan yang mengandung karbohidrat yaitu gandum, jagung, dan sagu. Padi digiling jadi beras, beras bisa masak menjadi nasi atau bubur.

Jerohan
  • Jerohan merupakan makanan yang mengandung lemak atau protein. Selain jerohan bahan makanan yang mengndung lemak yaitu keju, margarin, minyak goreng. Jerohan yang paling banyak mengandung lemak didapatkan dalam hati. Hati yang baik untuk dikomsumsi yaitu yang berwarna merah tua, tidak berbau, segar.

Ikan.
  • Ikan merupakan bahan makanan yang mengandung asam folat, protein hewani, AA dan DHA. Ikan laut sangat baik buat balita khususnya buat perkembangan otak yaitu tongkol, salem, muajair, tombro. (Trie, 2009).

Merencanakan Menu Makanan Sehat:
  • Gula dam garam. Melupakan penggunaan gula dan garam pada menu balita. Apabila mereka berusia diatas 1 tahun, batasi penggunanya. Bailta harus mengkonsumsi garam tidak lebih dari 1/6 jumlah maksimum orang dewasa dalam sehari atau kurang dari 1 gram. Cermati makanan anak karena makanan orang dewasa belum cocok untuk anak. Kadang-kadang makanan yang dibuat oleh para ibu terlalu banyak garam atau gula, bahkan mengandung bahan pengawet atau pewarna buatan.
  • Porsi makan. Porsi makan anak juga berbeda dengan orang dewasa. Mereka membutuhkan makanan sumber energi yang lengkap dan bergizi dalam jumlah yang lebih kecil.
  • Kebutuhan energi dan nutrisi. Bahan makanan sumber energi seperti karbohidrat, protein, lemak serta vitamin, mineral dan serat wajib dikonsumsi oleh balita setiap hari. Atur agar semua sumber gizi tersebut ada dalam menu sehari mereka.
  • Susu sebagai salah satu sumber kalsium, juga penting dikonsumsi oleh balita. Sedikitnya balita membutuhkan susu 350 ml/12 ons per hari. Susu merupakan asupan gizi yang mampu memenuhi kebutuhan nutrisi anak usia 12 bulan ke atas dan menjadi pelengkap menu anak.
  • (Yusrianto, 2010).

Mengembangkan Kebiasaan Makan Sehat Pada Balita
  • Mengembangkan kebiasaan makan sehat pada balita perlu lebih dari sekedar menyajikan makanan yang tepat : melainkan berarti menangani semua faktor perilaku, sosial dan lingkungan yang memengaruhi makan. Orang tua harus mencari kesempatan untuk membantu anak belajar tentang makanan dan terlibat dalam nutrisi mereka sendiri.
  • Balita sekarang mengkonsumsi makanan yang tidak seimbang, mengandung terlalu banyak kalori dengan terlalu banyak kalori dengan terlalu sedikit zat gizi. Piramida panduan makanan USDA bagi balita merupakan sarana yang bermanfaat unuk membua komponen utama makanan menjadi seimbang, tetapi masih kurang mengandung informasi penting mengenai cara memilih makanan yang paling sehat.
  • Mengetahui apa yang harus dicari saat memilih makanan dari setiap kelompok dalam piramida itu penting untuk membentuk diet bergizi.
  • (Walker, 2006)

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan bahan makanan balita

Umur Ibu dan Paritas
  • Umur adalah lama hidup individu terhitung saat mulai dilahirkan sampai berulang tahun (Nursalam, 2003:124). Semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari pada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwa (Nursalam, 2003:124).

Paritas
  • Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu hidup diluar rahim (28 minggu) (Syarifudin, 2003:23). Sedangkan menurut Manuaba (2002:153) paritas adalah wanita yang pernah melahirkan bayi aterm.
Status Ekonomi
  • Faktor status ekonomi sangat berperan dimana status ekonomi yang cukup atau baik akan memudahkan mencari pelayanan kesehatan yang lebih baik. Faktor ekonomi berkaitan erat dengan konsumsi makanan atau dalam penyajian makanan keluarga. Kebanyakan penduduk dapat dikatakan masih kurang mencukupi kebutuhan dirinya masing-masing. Keadaan umum ini dikarenakan rendahnya pendapatan yang mereka peroleh dan banyaknya anggota keluarga yang harus diberi makan dengan jumlah pendapatan rendah (SKRT, 2004:2).

  • Status sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat, status sosial ekonomi adalah gambaran tentang keadaan seseorang atau suatu masyarakat yang ditinjau dari segi sosial ekonomi, gambaran itu seperti tingkat pendidikan, pendapatan dan sebagainya. Status ekonomi kemungkinan besar merupakan pembentuk gaya hidup keluarga. Pendapatan keluarga memadai akan menunjang tumbuh kembang anak. Karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik primer maupun skunder (Soetjiningsih, 2004:36).

Status Pekerjaan
  • Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu bagi ibu-ibu yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga (Markum, 2003:2). Seorang yang memerlukan banyak waktu dan tenaga untuk menyeleseikan pekerjaan yang dianggap penting dan memerlukan perhatian dengan adanya pekerjaan. Masyarakat yang sibuk akan memiliki waktu yang sedikit untuk memperoleh informasi, sehingga tingkat pendidikan yang mereka peroleh juga berkurang, sehingga tidak ada waktu dalam memilihkan bahan makanan yang baik.

Sosial Budaya
  • Faktor sosial budaya sangat berperan dalam proses terjadinya masalah dalam pemilihan bahan makanan diberbagai kalangan masyarakat. Unsur-unsur budaya mampu menciptakan suatu kebiasaan untuk memberikan bahan makanan.

Pengetahuan
  • Tingginya pengetahuan seseorang akan mempengaruhi seseorang untuk berperilaku dengan benar. Hal ini sesuai dengan pendapat (Notoatmodjo 2007) bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan bersifat langgeng (long lasting)

DAFTAR PUSTAKA

  1. Almatzier. 2001. Status Gizi. Jakarta: EGC
  2. Dep.Kes RI. Kandungan Makanan Sehat . Http//www.com.dep.kes.id. diakses pada tanggal 10 Maret 2010
  3. Djaeni. 2000. Gizi .Jakarta: EGC
  4. Frisian.2010. 10 Tips Bentuk Membentuk Makanan Sehat. http.www. frisian flag.co.id diakses tanggal 10 Maret 2010
  5. Friedman.2004. Keperawatan Keluarga. Jakarta:EGC
  6. Hasan. 2002. Analisa Data Penelitian.Jakarta: EGC
  7. Hidayat, Alimul, Aziz.2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika
  8. Herlina. 2004. Makanan Sehat Bagi Balita. Http//.www.info-kia.com. diakses pada tanggal 10 Maret 2010.
  9. Johan. 2010. Status Ekonomi Dengan Pemilihan Bahan Makanan. http.www.denias ket yaho mail diakses pada tanggal 10 Maret 2010
  10. Kartono. 2006. Perilaku Manusia. ISBN. Jakarta.
  11. Markum.2004. Status Pekerjaan. Http//www.com.activity.com diakses pada tanggal 10 Maret 2010
  12. Manuaba. 2002. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan. Jakarta EGC
  13. Mangunkusumo. 2008. Persatuan Ahli Gizi. Jakarta Gramedia: Pustaka.
  14. Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia
  15. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
  16. Nursalam, Siti Pariyani 2003. Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
  17. Soetjiningsih.2004. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta EGC
  18. Sugiyono.2006. Statistik untuk penelitian. Jakarta :EGC
  19. Pemda, 2010. UMR Kabupaten Madiun.
  20. Patiha. 2008. Pemenuhan Bahan Makanan Sehat. Jakarta: Bina Pustaka
  21. Pratiwi. 2009. Kesehatan Keluarga. Jogyakarta : Oriza
  22. Prasetyono. 2009. Pengertian Makanan Sehat Http//www.info makanan sehat.co.id. diakses pada tanggal 10 Maret 2010
  23. Sugiyono. 2006. Statistik Untuk Kesehatan. Bandung: ALFABETA.
  24. SKRT.2004.Status Ekonomi Pemilihan Bahan Makanan Http//www.com.skrt.co.id. diakses pada tanggal 10 Maret 2009
  25. Sunita. 2007. Status Ilmu Gizi Jakarta: EGC
  26. Tanfid. 2009. Pemilihan bahan makanan sehat . http://www.info-kia.com.id diakses pada tanggal 10 Maret 2010
  27. Walker.2006. Makanan Sehat Bagi Balita. Jakarta: Surya
  28. Yusrianto.2010.Merencanakan Menu Makan Sehat. Http//www.com.info sehat.id.diakses pada tanggal 10 Maret 2009

2 komentar:

  1. makasih informasinya pak, bisa menambah informasi saya untuk mengerjakan tugas.

    BalasHapus
  2. konsep mengenai makanan sehat ini luar biasa pak, terimakasih banyak ya atas informasinya

    BalasHapus