Rabu, 11 Agustus 2010

RANCANGAN PENELITIAN EKSPERIMEN (EXPERIMENT DESIGN RESEARCH)

Dr. Suparyanto, M.Kes

RANCANGAN PENELITIAN EKSPERIMEN (EXPERIMENT DESIGN RESEARCH)

BEDA RANCANGAN PENELITIAN OBSERVASI DAN EKSPERIMEN

  • Pada penelitian observasional, faktor penyebab terjadi secara alamiah, peneliti hanya mengamati (mendata) faktor penyebab dan akibat
  • Pada penelitian eksperimental, faktor penyebab diberikan/dilakukan oleh peneliti, setelah itu diamati (didata) akibatnya

MACAM RANCANGAN PENELITIAN EKSPERIMENT

Non Eksperimental
  1. Hanya Pasca Intervensi
  2. Praintervensi – pascaintervensi
  3. Perbandingan Kelompok Statik

Penelitian Eksperimental
  1. Praintervensi – pascaintervensi dengan kelompok kontrol
  2. Pasca intervensi dengan kelompok kontrol

Eksperimental Semu (Quasy)
  1. Rancangan deret berkala
  2. Praintervensi – pascaintervensi dengan sampel terpisah
  3. Praintervensi – pascaintervensi dengan kelompok kontrol tanpa randomisasi

PERBEDAAN MACAM RANCANGAN PENELITIAN EKSPERIMEN

Syarat rancangan eksperimental murni adalah:
  • Ada kelompok studi dan kelompok kontrol
  • Pemilihan kelompok studi dan kelompok kontrol dilakukan secara randominasi
  • Ada perlakukan dari peneliti untuk kelompok studi
  • Membandingkan hasil antara kelompok studi dan kelompok kontrol (tanpa perlakuan)

  • Pada Quasy Experiment, pemilihan kontrol dan kelompok studi tidak dilakukan secara randomisasi
  • Pada Non Experiment, tidak ada kelompok kontrol, maka tidak dapat dimasukan penelitian experimental, pada beberapa buku ada yang memasukan Quasy Experiment

RANDOMISASI

  • Randomisasi merupakan syarat penelitian eksperimental
  • Randomisasi bertujuan agar terjadi komparabilitas (validitas interna) antara kelompok studi dan kontrol sama
  • Randomisasi tidak sama dengan pengambilan sampel secara random

MACAM RANDOMISASI

  1. Acak Sederhana (Simple Randomization)
  2. Randomisasi dengan Blok (Bloked Randomization)
  3. Acak Stratifikasi (Stratified Randomization)
ACAK SEDERHANA (SIMPLE RANDOMIZATION)

  • Dapat dilakukan dengan undian, pelemparan mata uang atau tabel random
  • Misal dari 50 responden akan dibagi dua kelompok intervensi dan kontrol, maka dilakukan pengambilan 25 kelompok sebagai kelompok intervensi secara random, sedang sisanya sebagai kelompok kontrol

RANDOMISASI DENGAN BLOK (BLOKED RANDOMIZATION)

  • Randominasi dengan blok dilakukan denan rumus:
n = n! / (m/2! X m/2!)

n = jumlah permutasi
m = jumlah blok
n! = n faktorial

  • Jumlah blok harus bilangan genap, misal 4
  • Kelompok intervesi diberi simbol A, sedang kelompok kontrol B

  • Setelah dimasukan rumus, akan didapat 6 permutasi: ABAB, ABBA, AABB, BABA, BBAA
  • Kemudian dipilih satu permutasi secara random, misal terpilih ABAB
  • Maka dalam pelaksanaan, responden 1 intervensi, ke-2 kontrol, ke-3 intervensi, ke-4 kontrol, dan seterunya...kembali lagi

ACAK STRATIFIKASI (STRATIFIED RANDOMIZATION)

  • Misalnya penelitian tentang pengaruh operasi bypass terhadap mortalitas PJK
  • Mortalitas PJK juga dipengaruhi oleh umur dan perokok, maka perlu dilakuan strata agar responden homogen
  • Misal dibuat strata golongan umur:
  1. 40 – 49 tahun
  2. 50 – 59 tahun
  3. 60 – 69 tahun

  • Dibuat strata perokok:
  1. Perokok
  2. Ex perokok
  3. Bukan perokok

  • Berarti banyaknya strata 3x3 = 9 strata: umur 40-49 perokok, umur 50-59 ex prokok, umur 60-69 bukan perokok dst
  • Masing2 strata diambil secara blok randomisasi

ONE SHOT CASE STUDY

  • Desain eksperimental yang paling sederhana disebut One Shot Case Study .
  • Desain ini digunakan untuk meneliti pada satu kelompok dengan diberi satu kali perlakuan dan pengukurannya dilakukan satu kali.
  • Diagramnya adalah sebagai berikut:
  • X O ( x= intervensi, O= pengambilan data)

ONE GROUP PRE-TEST – POST-TEST DESIGN

  • Merupakan perkembangan dari desain One Shot Case Study .
  • Pengembangannya ialah dengan cara melakukan satu kali pengukuran didepan (pre-test) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi (post-test).
  • Desainnya adalah sebagai berikut:
  • O1 X O2

DESIGN TIME SERIES

  • Pengembangan dari One Group Pre-test – Post-test Design adalah Design Time series, jika pengukuran dilakukan secara beulang-ulang dalam kurun waktu tertentu.
  • Maka desainnya menjadi seperti di bawah ini:
  • O1 O2 O3 X O4 O5 O6
  • Pada desain time series, peneliti melakukan pengukuran di depan selama 3 kali berturut, kemudian dia memberikan perlakuan pada obyek yang diteliti. Kemudian peneliti melakukan pengukuran selama 3 kali lagi setelah perlakuan dilakukan.

STATIC GROUP COMPARISON

  • Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih sebagai obyek penelitian.
  • Kelompok pertama mendapatkan perlakuan sedang kelompok kedua tidak mendapat perlakuan.
  • Kelompok kedua ini berfungsi sebagai kelompok pembanding / pengontrol.
  • Desainnya adalah sebagai berikut:
  • X O1
  • O2

POST TEST ONLY CONTROL GROUP DESIGN

  • Desain ini merupakan desain yang paling sederhana dari desain eksperimental sebenarnya (true experimental design), karena responden benar-benar dipilih secara random dan diberi perlakuan serta ada kelompok pengontrolnya.
  • Desainnya adalah sebagai berikut:
  • ( R ) X O1
  • ( R ) O2

PRE-TEST – POST – TEST CONTROL GROUP DESIGN

  • Desain ini merupakan pengembangan design Post Test Only Control Group Design.
  • Perbedaannya terletak pada baik kelompok pertama dan kelompok pengontrol dilakukan pengukuran didepan (pre-test).
  • Desainnya adalah sebagai berikut:
  • ( R ) O1 X O2
  • ( R ) O3 O4

SOLOMON FOUR GROUP DESIGN

  • Desain ini merupakan kombinasi desain Post Test Only Control Group Design dan Pre-test – Post – test Control Group Design yang merupakan model desain ideal untuk melakukan penelitian eksperimen terkontrol.
  • Peneliti dapat menekan sekecil mungkin sumber-sumber kesalahan karena adanya empat kelompok yang berbeda dengan enam format pengkuran.
  • Desainya adalah sebagai berikut:
  • ( R ) O1 X O2
  • ( R ) O3 O4
  • ( R ) X O5
  • ( R ) O6

DAFTAR PUSTAKA

  1. Black A James & Dean J. Champion, 1999, Metode dan Masalah Penelitian Sosial, Bandung, PT Refika Aditama.
  2. Furchan Arief, 1982, Pengantar Penelitian Pendidikan, Surabaya, Usaha Nasional.
  3. Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC

    10 komentar:

    1. Saya mau tny, jika perilaku hanya diukur dengan kuesioner saja boleh atau tidak? jika boleh teori dari buku apa yang mengatakan hal tersebut?
      Disini saya mempunyai 90 responden dan saya hanya ingin meneliti selama 1 minggu saja.
      Saya mohon bantuannya.
      Trmksh sblmnya.

      BalasHapus
    2. Perilaku boleh saja diukur dengan kuesioner.....untuk itu tolong lihat cara pembuatan kuesioner perilaku di blog ini....Trims

      BalasHapus
    3. saya mau tanya apakah untuk mngukur efektifitas kelas ibu hamil terhadap pengetahuan ibu terhadap persalinan harus dengan sampel primi dok?

      BalasHapus
    4. pak kalo hanya terdapat dua sample apa bisa menggunakan Penelitian Eksperimental dgn random??

      BalasHapus
    5. pak, klo peneitian itu menghubungkan 2 kuisioner bagaimana analisis statistiknya.

      BalasHapus
    6. Assalamu'alaikum wr wb, maaf pak dr.Boleh bertanya? bila saya mau meneliti kasus langka (contoh: Retinitis Pigmentosa) di satu kabupaten, dan ternyata setelah dilakukan pemeriksaan/screening, jumlah penderita / sampel hanya 16 orang saja kemudian dilakukan intervensi (diberikan terapi) dan diperiksa ulang setelah 3 bulan (Pre-Pos Test). Apakah dengan jumlah sampel yang sedikit ini bisa dilakukan penelitian dan jenis penelitian serta analisisnya termasuk yang mana ya dok? terimakasi atas jawabannya ( agus setyawan: swawan2011@gmail.com)
      Wassalamu'alaikum wr.wb

      BalasHapus
      Balasan
      1. Untuk penelitian experimen, sample 16 tidak masalah (total sampling), design sebaiknya quasy atau true experiment. Trims

        Hapus
    7. maaf dok,saya mau tanya...bila saya mau meneliti pasien pencabutan gigi di suatu rumah sakit utk meninjau efektifitas obat koagulan,apakah masuk dalam jenis penelitiann eksperimen murni??dan bagaimana cara untuk menentukan sampel penelitianny jika populasinya tidak tentu??

      BalasHapus
    8. Desain penelitian eksperimen ada tiga, pre, quasy dan true, tergantung peneliti mau menggunakan yang mana. jika tidak ada data pasti jumlah populasi, sebaiknya sampel diambil secara acidentil sampling. trims

      BalasHapus
      Balasan
      1. sebelumnya,tujuan penelitian sy untuk menentukan efektifitas obat koagulan...dan jumlah kelompok penelitian sy ada 2,yakni:
        *kelompok kontrol = waktu perdarahan normal tanpa obat koagulan
        *kelompok perlakuan = waktu perdarahan dengan obat koagulan dilihat selama 30 detik

        Dasar teori pengambilan sampel sya dpatkan dri rumus eksperimen (r-1)(t-1)>15,dok..dan hasilnya sampel untuk tiap kelompok minimal 16,masing-masing untuk kelompok kontrol maupun perlakuan...
        Apakah tidak masalah jika saya hanya meneliti 16 sampel untuk kelompok perlakuannya saja?? memang bila dilihat dari hasil rumus bahwa untuk kelompok kontrolnya juga berjumlah 16 sampel...tapi tidak saya lakukan penelitian untuk kelompok kontrolnya...soalnya untuk kelompok kontrol sya sudah punya referensi data WHO...dan sya beranggapan bahwa untuk kelompok kontrol tidak perlu saya teliti lagi karena sudah ada data yg valid (data WHO)...apakah tidak masalah,dok?

        Sekali lagi maaf bila sya bnyak bertanya,dok...

        Hapus