Minggu, 05 Desember 2010

KONSEP MENYUSUI DAN ASI EKSKLUSIF

Dr. Suparyanto, M.Kes

KONSEP MENYUSUI DAN ASI EKSKLUSIF

PENGERTIAN ASI EKSKLUSIF
  • ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu sebagai makanan utama bagi bayi (Utami, 2004).
  • ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan pendamping lain telah cukup memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi dalam enam bulan pertama setelah dilahirkan (Suririnah, 2006). ASI Eksklusif adalah pemberian ASI murni tanpa bayi diberi tambahan lain seperti cairan air putih, teh, madu, buah-buahan, maupun makanan tambahan seperti bubur susu atau bubur saring dan sebagainya, sampai usia bayi 6 bulan. Non ASI eksklusif adalah pemberian ASI didampingi dengan makanan lain sebelum bayi berumur 6 bulan seperti teh, madu, sari buah, susu formula, bubur, buah dan lain-lain (Suradi, 2006).

ASI Menurut Stadium Laktasi
a. Kolostrum
  • Merupakan cairan yang pertama kali di sekresi oleh kelenjar payudara, mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat dalam dialveoli dan duktus dari kelenjar payudara sebelum dan sesudah masa puerpurium.
  • Merupakan cairan viscous kental dengan warna kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan dengan susu matur.
  • Lebih banyak mengandung protein dibanding dengan ASI yang matur tetapi berlainan dengan ASI matur pada kolostrum protein yang utama adalah globulin (gamma globulin)
  • Lebih banyak mengandung antiodi dibandingkan dengan ASI yang matur, dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai umur 6 bulan.
  • Terdapat tripsin inhibitor, sehingga hidrolisis protein didalam usus bayi menjadi kurang sempurna. Hal ini akan lebih banyak menambah kadar anti bodi pada bayi.
  • Volume berkisar 150 - 300 ml/24 jam.

b. Air Susu Transisi/ Peralihan
  • Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai ASIyang matur.
  • Diskresi dari hal ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi, tetapi ada pula pendapat yang mengatakan bahwa ASI matur baru terjadi pada minggu ketiga sampai minggu kelima.
  • Kadar protein makin merendah sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin meningkat.
  • Jumlah volume akan makin meningkat.

Tabel Komposisi ASI menurut penyelidikan dari Klemner 1,5 dan Osten J.M

Waktu   Protein   Karbohidrat   Lemak
Hari ke-5   2,00   6,42   3,2
Hari ke-9   1,73   6,73   3,7
Minggu ke-34   1,30   7,11   4,0

Sumber : Utami, 2008
Satuan diatas dalam satuan gram/100 ml ASI

c. Air Susu Matur
  • Merupakan ASI yang dikeluarkan pada hari ke -10 dan seharusnya, komposisi relatife konstan (adapula yang menyatakan bahwa komposisi ASI relative baru mulai minggu ke-3 sampai minggu ke -5)
  • Pada ibu yang sehat dimana produksi ASI cukup, ASI ini merupakan makanan satu satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi smpai umur 6 bulan
  • Merupakan suatu cairan bewarna putih kekuning-kuningan yang diakibatkan warna dari garam ca - casianat, riboflavin dan karoten yang terdapat di dalamnya
  • Terdapat anti microbial factor antara lain : a). Antibodi terhadap bakteri dan virus; b). Sel (fagosit granulosit dan makrofot dan limsofit tipe T); c). Enzim (lisozim, laktoperoksidose, lipase, katalase, fosfatase, amilase fosfo diestarase, askalin fosfotase); d). Protein (laktoferin ,B12 binding protein); e). Resistanse factor terhadap stafilokokus; f). Interferion producing cell; g). Hormon – hormon; h). Sifat biokimia yang khas, kapasitas buffer yang rendah dan adanya factor bifidus
  • Laktoforin merupakan suatu iron dinding protein yang bersifat bakteriostatik kuat terhadap Escherichia dan juga menghambat pertumbuhan candida Albican
  • Laktosilus bifidus merupakan kolani kuman yang menyebabkan memetobelisas laktoba menjadi asam lakfat yangmenyebabkan rendahnya PH sehingga partum buhan kuman pathogen akan dihambat
  • Immunogiobulin memberikan mekanisme mekanisme pertahanan yang efektif terhadap bakteri dan virus (terutama Ig A) dan bila bergabung dengan komplemen ini adalah suatu anti bacterial non spesitif yang mengatur pertumbuhan flora usus
  • Faktor lekosit dan ph ASI mempunyai pemgaruh mencegah pertumbuhan kuman pathogen (efek baktesiosfatis dicapai pada ph sekitar 7.20) (Soetjiningsih, 2004).

Tabel Perbedaan antara ASI dan PASI.

Properti    ASI    PASI
Kontaminasi bakteri    Tidak ada     Mungkin ada
Faktor anti infeksi    Ada    Tidak ada
Faktor pertumbuhan    Ada    Tidak ada
Protein    Jumlah sesuai dan mudah dicerna (kasei : whey 40:60 whey : alfa)    Terlalu banyak dan sukar dicerna (Kasein: whey 80:20 whey: betalactoglobulin)
Lemak    Cukup mengandung asam lemak esensial (ALE); DHA dan AA mengandung lipase    Kurang ALE, tidak ada lipase
Zat besi    Jumlah kecil tapi mudah dicerna    Jumlah lebih banyak tapi tidak diserap dengan baik
Vitamin    Cukup    Tidak cukup vitamin A dan C
Air    Cukup    Perlu tambahan

Sumber : Soetjiningsih, 2004

PEDOMAN MENYUSUI (WHO/UNICEF, BREAST FEEDING PROMOTION AND SUPPORT, 2005) DALAM JNPK-KR (2008)

  1. Mulai menyusui segera setelah lahir dalam waktu 1 jam.
  2. Jangan memberikan makanan atau minuman lain kepada bayi (misalnya air, madu, larutan air gula, atau pengganti air susu ibu). Kecuali di instruksikan dokter atas alasan medis, sangat jarang ibu tidak memiliki air susu yang cukup sehingga memerlukan air susu tambahan (Etkin, et all, 2008).
  3. Berikan ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama hidupnya dan baru dianjurkan untuk memulai pemberian makanan pendamping ASI setelah periode eksklusif tersebut.
  4. Berikan ASI pada bayi sesuai dengan dorongan alamiahnya baik siang maupun malam (8-10 kali atau lebih dalam 24 jam) selama bayi menginginkannya.

KEBUTUHAN CAIRAN IBU MENYUSUI
  • Selama laktasi, terjadi peningkatan kebutuhan energi, protein, mineral, dan vitamin maternal. Peningkatan ini memulihkan kehilangan energi yang dialami ibu dalam memproduksi susu, menyediakan cukup nutrient bagi bayi, dan melindungi cadangan ibu sendiri. Diet yang seimbang mengandung 500 kalori ekstra per hari (per bayi) untuk ibu dan bayi. Karena jumlah kalori sebesar ini tidak cukup untuk mengompensasi kehilangan energi akibat produksi susu, ibu akan mengalami penurunan berat badan secara bertahap, karena lemak yang disimpan selama hamil dipakai (Jensen, 2005).

MANFAAT ASI
a. Manfaat bagi bayi
  • ASI adalah makanan alamiah yang disediakan untuk bayi anda. Dengan komposisi nutrisi yang sesuai untuk perkembangan bayi sehat.
  • ASI mudah dicerna oleh bayi.
  • Jarang menyebabkan konstipasi.
  • Nutrisi yang terkandung pada ASI sangat mudah diserap oleh bayi.
  • ASI kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh) yang membantu tubuh bayi untuk melawan infeksi dan penyakit lainnya..
  • ASI dapat mencegah karies karena mengandung mineral selenium.
  • Dari suatu penelitian di Denmark menemukan bahwa bayi yang diberikan ASI sampai lebih dari 9 bulan akan menjadi dewasa yang lebih cerdas. Hal ini diduga karena ASI mengandung DHA/AA.
  • Bayi yang diberikan ASI eksklusif sampai 4 bulan akan menurunkan resiko sakit jantung bila mereka dewasa.
  • ASI juga menurunkan resiko diare, infeksi saluran nafas bagian bawah, infeksi saluran kencing, dan juga menurunkan resiko kematian bayi mendadak.
  • Memberikan ASI juga membina ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi.

b. Manfaat untuk ibu:
  • Memberikan ASI segera setelah melahirkan akan meningkatkan kontraksi rahim, yang berarti mengurangi resiko perdarahan.
  • Memberikan ASI juga membantu memperkecil ukuran rahim ke ukuran sebelum hamil.
  • Menyusui (ASI) membakar kalori sehingga membantu penurunan berat badan lebih cepat.
  • Beberapa ahli menyatakan bahwa terjadinya kanker payudara pada wanita menyusui sangat rendah.
  • ASI lebih hemat waktu karena tidak usah menyiapkan dan mensterilkan botol susu, dot, dan sebagainya
  • ASI tidak akan basi. ASI selalu diproduksi payudara bila ASI telah kosong ASI yang tidak dikeluarkan akan diserap kembali oleh tubuh ibu jadi ASI dalam payudara tidak pernah basi dan ibu tidak perlu memerah dan membuang ASInya selalu menyusui.

c. Untuk keluarga
  • Tidak perlu buang uang untuk membeli susu formula
  • Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam perawatan kesehatan
  • Penjarangan kelahiran karena efek kontrasepsi MAL dari ASI eksklusif
  • Memberikan ASI pada bayi (meneteki) berarti hemat tenaga bagi keluarga sebab ASI selalu siap sedia.

d. Untuk masyarakat dan negara
  • Menghemat devisa negara karena tidak perlu menyimpan susu formula dan peralatan lain untuk persiapan
  • Bayi sehat membuat negara lebih sehat
  • Terjadi penghematan pada sektor kesehatan karena jumlah bayi sakit lebih sedikit
  • Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan kematian
  • ASI adalah sumber daya yang terus-menerus diproduksi dan baru (Suradi, 2009)

MANFAAT ASI EKSKLUSIF ENAM BULAN

a. Untuk bayi
  • Melindungi dari infeksi gastrointestinal
  • Bayi yang ASI eksklusif selama 6 bulan tingkat pertumbuhannya sama dengan yang ASI eksklusif hanya 4 bulan
  • ASI eksklusif 6 bulan ternyata tidak menyebabkan kekurangan zat besi

b. Untuk ibu
  • Menambah panjang kembalinya kesuburan pasca kelahiran, sehingga memberi jarak antara anak yang lebih panjang alias menunda kehamilan berikutnya. Karena kembalinya menstruasi tertunda, ibu menyusui tidak membutuhkan zat besi sebanyak ketika mengalami menstruasi.
  • Ibu lebih cepat langsing, penelitian membuktikan bahwa menyusui 6 bulan lebih langsing setengah kg dibanding ibu yang menyusui (Suradi, 2009).

MANAGEMEN LAKTASI
a. Persiapan menyusui
1. Persiapan psikologis
  • Keberhasilan menyusui didukung oleh persiapan psikologis yang dilakukan sejak masa kehamilan. Persiapan ini sangat berarti karena keputusan atau sikap ibu yang positif terhadap pemberian ASI harus sudah terjadi pada saat kehamilan dan atau bahkan jauh sebelumnya. Sikap ibu terhadap pemberian ASI dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan tentang menyusui di daerah masing-masing. Dokter, bidan atau petugas kesehatan lainnya harus dapat memberikan perhatian dan memperlihatkan pengertian terhadap kondis/situasi ibu. Langkah-langkah persiapan ibu agar secara mental siap menyusui adalah : a. Memberikan dorongan kepada ibu dengan meyakinkan bahwa setiap ibu mampu menyusui bayinya. Kepada ibu dijelaskan bahwa persalinan dan menyusui adalah proses alamiah, hampir semua ibu berhasil menjalaninya; b. Meyakinkan ibu akan keuntungan ASI. Ajak ibu membicarakn susu formula dalam perbandingannya dengan ASI agar ibu bisa melihat keuntungan ASI dan kekurangan susu formula; c. Membantu ibu mengatasi keraguan karena pernah bermasalah ketika menyusui pada pengalaman sebelumnya; d. Mengikut sertakan suami atau anggota keluarga lain yang berperan dalam keluarga; e. Memberi kesempatan ibu untuk bertanya setiap ia membutuhkannya.

2. Pemeriksaan Payudara
  • Dalam masa kehamilan payudara ibu perlu diperiksa sebagai persiapan menyusui. Tujuan pemerikaan ini adalah untuk mengetahui keadaan payudara sehingga bila terdapat kelainan dapat segera diketahui.

b. Cara menyusui yang benar
1. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit kemudian diolesi pada puting susu dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.

2. Bayi diletakkan menghadap perut ibu atau payudara
  • Ibu duduk atau berbaring santai atau duduk lebih baik mengunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak menggantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
  • Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan.kepala bayi tidak boleh tengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
  • Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu, dan yang satu didepan.
  • Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi mengahadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi).
  • Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
  • Ibu menatap bayi dengan kasih sayang
  • Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawah. Jangan menempelkan puting susu atau areolanya saja
  • Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (Rooting Reflek) dengan cara: 1. Menyentuh pipi dengan puting susu atau; 2. Menyentuh mulut sisi bayi
  • Setelah bayi membuka mulut dengan cepat kepala bayi didekatkan di payudara ibu dengan puting serta areola dimasukan ke mulut bayi
  • Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi, sehingga puting susu di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola
  • Setelah bayi mulai menghisap payudara tidak perlu dipegang atau disanggah lagi
  • Melepas isapan bayi, setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya ganti menyusui payudara yang lain.cara melepas isapan bayi : 1. Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau, 2. Dagu bayi ditekan ke bawah
  • Menyusui berikutnya mulai dari payudara yang belum terkosongkan (yang dihisap terakhir)
  • Setelah menyusui ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola dan sekitarnya, biarkan kering dengan sendirinya.
  • Menyendawakan bayi. Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah (gumoh) setelah menyusui. Cara menyedawakan bayi adalah : bayi digendong tegak bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan atau bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu, kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan (Suradi, 2009).

c. Lama dan frekuensi menyusui
  • Sebaiknya bayi disusui nir-jadwal (On Demand), karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing, kepanasan atau kedinginan, atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan atau payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya bayi akan menyusu dengan jadwal yang tidak teratur, dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian. Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui nir-jadwal, sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah timbulnya masalah menyusui (Suradi, 2009).

PENYIMPANAN ASI
  • ASI yang dikeluarkan dapat disimpan untuk beberapa saat. Ada perbedaan lamanya disimpan dikaitkan dengan tempat penyimpanan
  • Di udara terbuka atau bebas : 6-8 jam
  • Di lemari es (4°C) : 24 jam
  • Di lemari pendingin / beku (-18°C) : 6 bulan
  • ASI yang telah didinginkan tidak boleh direbus bila akan dipakai, karena kwalitasnya akan menurun, yaitu usur kekebalan. ASI tersebut cukup didiamkan beberapa saat di dalam suhu kamar, agar tidak terlalu dingin, atau dapat pula direndam di dalam wadah yang telah berisi air panas (Soetjiningsih, 2004).

KRITERIA UNTUK MENGETAHUI JUMLAH ASI CUKUP ATAU TIDAK
  1. Bayi kencing paling sedikit 6 kali dalam 24 jam dan warna urine jernih sampai kuning.
  2. Bayi sering buang air besar berwarna kekuningan berbiji (seedy)
  3. Bayi kelihatannya puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun dan tidur dengan cukup
  4. Bayi paling sedikit menyusui 10 kali sampai 24 jam
  5. Payudara ibu terus lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui
  6. Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI setiap kali bayi mulai menyusu
  7. Ibu dapat mendengar suara menelan yang pelan ketika bayi menelan ASI
  8. Bayi bertambah berat badannya (Varney, 2005).

TIPS PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
  1. Susui bayi sesering mungkin. Payudara kanan dan kiri. Jangan dijadwalkan. Produksi ASI mengikuti hukum permintaan, semakin sering dihisap, maka semakin banyak berproduksi.
  2. Pompa payudara sehabis menyusui. Payudara yang kosong akan semakin mempercepat produksi ASI.
  3. Jangan terlalu cepat memindahkan posisi menyusui dari payudara kiri ke kanan, dan sebaliknya. ASI yang keluar setelah 15 menit pertama justru banyak mengandung lemak yang dapat mengenyangkan bayi. Jangan lakukan posisi menyusui tiduran atau sampai ketiduran.
  4. Makan makanan yang bergizi dan minum cairan yang cukup banyak. Bisa air putih, jus buah, susu rendah lemak, kuah makanan. Makanannya usahakan banyak sayur hijau dan makanan laut. Daun katuk segar lebih cepat menghasilkan daripada suplemen seperti Pro ASI atau lancar ASI.
  5. Minum madu juga sangat bermanfaat
  6. Ibu harus cukup istirahat dan jangan stres! Stres bikin ASI mendadak kering.
  7. Kalau bayi masih tampak kurang puas juga, pompa ASI dan masukkan ke botol untuk diberikan ke bayi. Tapi sebenarnya penggunaan dot tidak dianjurkan paling tidak sampai usia bayi 6 bulan sebab dapat mengganggu perkembangan sistem syaraf dan struktur tulang kepala.
  8. Ini yang paling penting, yaitu rasa percaya diri bahwa kita mampu untuk memberikan yang terbaik untuk bayi kita yaitu ASI (Utami, 2004).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
a. Sosial Ekonomi
  • Faktor sosial ekonomi sangat berperan dimana sosial ekonomi yang cukup atau baik akan memudahkan mencari pelayanan kesehatan yang lebih baik. Faktor ekonomi berkaitan erat dengan konsumsi makanan atau dalam penyajian makanan keluarga khususnya dalam pemberian ASI. Kebanyakan penduduk dapat dikatakan masih kurang mencukupi kebutuhan dirinya masing-masing. Keadaan umum ini dikarenakan rendahnya pendapatan yang mereka peroleh dan banyaknya anggota keluarga yang harus diberi makan dengan jumlah pendapatan rendah (SKRT, 2004).

b. Status Pekerjaan
  • Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu bagi ibu-ibu yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga (Markum, 2003). Seorang yang memerlukan banyak waktu dan tenaga untuk menyeleseikan pekerjaan yang dianggap penting dan memerlukan perhatian dengan adanya pekerjaan. Masyarakat yang sibuk akan memiliki waktu yang sedikit untuk memperoleh informasi, sehingga tingkat pendidikan yang mereka peroleh juga berkurang, sehingga tidak ada waktu untuk memberikan ASI pada bayinya.

c. Sosial Budaya
  • Faktor sosial budaya sangat berperan dalam proses terjadinya masalah pemberian ASI diberbagai kalangan masyarakat. Unsur-unsur budaya mampu menciptakan suatu kebiasaan untuk tidak memberikan ASI karena merasa ketinggalan zaman jika menyusui bayinya, hal ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip yang ada.
  • Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengaruh budaya antara lain sikap terhadap makanan, pemberian ASI, pantangan, takhayul dan tahu yang menyebabkan konsumsi pemberian ASI menjadi rendah (Supariasa, 2001). Adanya pantangan tersebut didasarkan pada keagamaan, tetapi ada pula yang merupakan tradisi yang turun temurun.

d. Perawatan Waktu Lahir
  • Pertolongan pertama dan terakhir kelahiran ditenaga kesehatan sangat penting dalam pengupayaan keberhasilan pemberian ASI dini ditempat pelayanan ibu bersalin sangat tergantung pada petugas kesehatan, karena mereka adalah orang yang pertama akan membantu ibu bersalin melakukan pemberian ASI dini. Pada saat perawatan antenatal petugas kesehatan harus memotivasi ibu untuk memperhatikan dan mempersiapkan payudara dengan melakukan perawatan payudara secara teratur. Pada trimester III kehamilan, petugas kesehatan harus memberikn dorongan psikologis kepada ibu dengan mengemukakan berbagai manfaat pemberian ASI (Markum, 2003)

e. Ketenangan Jiwa dan Pikiran
  • Pemberian ASI dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu yang selalu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri, dan berbagai bentuk ketegangan emosional akan menurunkan volume ASI bahkan produksi ASI tidak bisa terjadi (Soetjiningsih, 2004).

f. Kemauan Ibu
  • Seorang ibu yang secara tidak sadar berpendapat bahwa menyusui hanyalah merupakan beban saja bagi kebebasan pribadinya atau hanya memperburuk ukuran tubuhnya, tidak akan dapat menyusui anaknya dengan baik perasaan tersebut mempunyai pengaruh negative terhadap produksi susu (Kristina, 2007).

g. Karakteristik Ibu
1. Tingkat Pendidikan Dalam Pemberian ASI Eksklusif
  • Tingkat pendidikan merupakan jenjang pendidikan terakhir yang ditempuh seseorang tingkat pendidikan merupakan suatu wahana untuk mendasari seseorang berprilaku secara ilmiah.
  • Tingkat pendidikan yang rendah akan susah mencerna pesan atau informasi yang disampaikan (Notoatmodjo, 2007). Pendidikan diperoleh melalui proses belajar yang khusus diselenggarakan dalam waktu tertentu, tempat tertentu dan kurikulum tertentu, namun dapat diperoleh dari bimbingan yang diselenggarakan sewaktu-waktu dengan maksud mempertinggi kemampuan atau ketrampilan khusus. Dalam garis besar ada tiga tingkatan pendidikan yaitu pendidikan rendah, pendidikan menengah, dan tinggi. Masing-masing tingkat pendidikan tersebut memberikan tingkat pengetahuan tertentu yang sesuai dengan tingkat pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan formal yang diperoleh, semakin tinggi pula pengetahuan tentang pemberian ASI Eksklusif yang dimiliki (Tarmudji, 2003)
  • Pendidikan tentang pemberian ASI merupakan suatu proses mengubah kepribadian, sikap, dan pengertian tentang ASI sehingga tercipta pola kebudayaan dalam memberikan ASI secara Eksklusif tanpa tambahan bahan makanan apapun. Berpedoman pada tujuan pendidikan diperkirakan bahwa semakin meningkatnya pendidikan yang dicapai sebagian besar penduduk, semakin membantu kemudahan pembinaan akan pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi.
2. Umur Ibu
  • Umur adalah lama hidup individu terhitung saat mulai dilahirkan sampai berulang tahun (Nursalam, 2008). Semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari pada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwa (Nursalam, 2008).
3. Pengetahuan Ibu
  • Dari hasil penelitian (FKUI) tampak bahwa ibu yang berpendidikan rendah sampai menengah lebih cepat memberikan susu botol daripada ibu yang tidak berpendidikan formal. Ibu yang tidak formal sebagian telah mengetahui apa manfaat serta keuntungan ASI Eksklusif sehingga mendorong ibu untuk menyusui bayinya sendiri (Notoatmodjo, 2005).

REFERENSI
  1. Amirudin.2007. Dampak Pemberian Kolostrum Pada Bayi. http://www.gizi-net.com. diakses tanggal 15 Februari 2010
  2. Damar, 2007. Pemberian Susu Formula. http://www.info bayi.com. diakses tanggal 15 Mei 2010.
  3. Etkin-et al.2008. Asuhan Persalinan Normal dan Komplikasi Persalinan. Jakarta: Surya Cipta.
  4. Hartono. 2008. BBLR. http://www.boys-well.com. diakses tanggal 15 Juli 2010.
  5. Hidayat 2003. Metode Penelitian Kebidanan. PT.Rineka Cipta. Jakarta.
  6. Jensen. 2005. Kebutuhan Cairan Ibu Menyusui. http://www.info-sehat.com. diakses tanggal 15 Maret
  7. Kristina. 2007. Kemauan Ibu Menyusui. http://www.cyber-sehat.com. diakses tanggal 15 Maret 2010
  8. Notoatmodjo. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta. Jakarta.
  9. Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. PT Rineka Cipta. Jakarta.
  10. Notoatmodjo. 2005. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. PT Rineka Cipta. Jakarta.
  11. Nursalam. 2008. Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.
  12. Pekey 2007. Kolostrum Pada Bayi. http://www.info-kia.com. diakses tanggal 15 Maret 2010
  13. Roesli, Utami.2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Pustaka Bunda. Jakarta.
  14. SKRT.2004. Faktor Ekonomi Yang Mempengaruhi Pemberian ASI. http://www.skrt.com. diakses tanggal 15 Maret 2010
  15. Soetjiningsih. 2004 Tumbuh Kembang Anak Jakarta: EGC
  16. Sugiyono. 2006. Statistik Untuk Kesehatan. ALFABETA. Bandung
  17. Suririnah.2006. ASI Eksklusife. http://www.gizi-net.com. diakses tanggal 15 Juni 2010.
  18. Suradi. 2008. Pemberian ASI Eklusif dan Kolostrom. Jakarat: EGC
  19. Tarmuji.2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta: EGC
  20. Varney. 2005. Asuhan kebidanan. Jakarta: EGC
  21. WHO. 2006. Pemberian ASI Eklusif. http//www. nikita.com http://www.dinkes.com. diakses tanggal 15 Juli 2010.


2 komentar:

  1. Assalam...dok, terima kasih atas postingannya. I kesulitan nyari referensi ttg Asi untuk skripsi. konsep di blog dokter cukup bagus, menurut saya sangat bagus lagi diabadikan dalam terbitan buku dan menjadi sumbangsi bagi ilmu pengetahuan.

    BalasHapus
  2. Sdr Anonim....anda dapat menyari referensi seperti tertulis diatas, untuk ASI, semoga sukses dan cepat lulus

    BalasHapus