Rabu, 08 Juni 2011

KONSEP DASAR REMAJA 2

Dr. Suparyanto, M.Kes

KONSEP DASAR REMAJA

Pengertian Remaja
  • Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya.
  • Secara psikologis, masa remja adalah usia dimana individu berinsterkasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak – anak tidak lagi menjadi merasa dibawah tingkatan orang – orang yang lebih tua melainkan berada didalam tingkatan yang sama, sekurang – kurangnya dalam msalah baik dalam integerasi masyarakat (dewasa) mempunyai banyak – banyak aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber. (Elizabeth B. Hurlock : 1998)
  • Body maccandless mengemukakan bahwa perkembangan manusia dampak akumulatif dari pengalaman belajar yang terintegrasi dalam kepribadian (personality). dalam menjelaskan makna kepribadian, dia mengguanakan konsep “habit hierachy” dengan teori “drive” remaja. Dia berpendapat bahwa rangsangan yang memicu atau mendorong respons – respons kebiasaan mungkin berasal dari kepribadian remaja dan tingkah lakunya, seperti rasa lapar, pencarian kenyamanan, menghindari diri dari rasa sakit dan sek. (yusuf, samsu, 2008)

Sudut Perkembangan
  • Dalam ilmu kedokteran dan ilmu – ilmu yang lain yang terkait (seperti bilogi dan ilmu faal) remdaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik, yaitu massa alat – alat kelamin manusia mencapi kematangannya. Secara anatomis alat – alat kelamin khususnya dan keadaan tubuh pada umumnya memperoleh bentuk tubuh yang sempurna dan secara faali alat – alat kelamin tersebut sudah berfungsi secara sempurna pula. Sarlito . (Sarwono, W: 2011:26)
  • Massa remaja adalah suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan tidak mantap. Disamping itu, seperti narkoba, criminal, dan kejahatan seks. Melalui sek bebas yang dapat membahayakan mereka karena bisa bangkit kelamin terutama AIDS. Penyakit ini sudah menjalar ke seluruh dunia termasuk Indonesia. (Wilis, Sofyan S. : juli 2008)
  • Perkembangan remaja menurut zulkifli tahun 2009 hal 65 perkembangan remaja dapat dilihat dari:
a. Pertumbuhan Fisik
  • Pertumbuhan fisik mengalami pertumbuhan dengan cepat, lebih cepat dibandingkan dengan massa anak – anak dan massa dewasa. Untuk mengimbangi pertumbuhan yang cepat itu, remaja membutuhkan makan dan tidur yang lebih banyak.
b. Perkembangan seksual
  • Seksual mengalami perkembangan yang kadang – kadang menimbulkan masalah dan menjadi penyebab timbulnya perkelahian, bunuh diri, dan sebagainya. Tanda – tanda seksual pada anak laki – laki diantaranya lat reproduksi spermanya mulai bereproduksi, ia mengalami massa mimpi yang pertama, yang tanpa sadar mengeliarkan sperma. Sedangkan permpuan bila rahim sudah siap dibuahi dan sudah mendapatkan menstruasi (datang bulan) yang pertama.
c. Cara Berpikir Kausalitas
  • Reamaja sudah berpikir kritis sehingga ia akan melawan bila orang tua, guru, lingkungan menganggapnya sebagai anak kecil. Bila guru dan orang tua tidak memahami cara berpikir remaja, akibatnya timbullah kenakalan remaja berupa perkelahiran antar pelajar yang sering rterjadi dikota –kota besar.
d. Emosi yang meluap – luap
  • Keadaan emosi pada remaja masih dalam keadaan labil karena erat denag keadaan hormone.
e. Mulai Tertarik Pada Lawan Jenisnya
  • Dalam kehidupan sodial remaja, mereka mulai tertarik kepada lawn jenisnya dan mulai berpacaran. Jika dalam hal ini orang tua kurang mengerti, kemudian melarangnya, akan menimbulkan masalah, dan remaja akan bersikap tertutup terhadap orangtuanya.

f. Menarik Perhatian Lingkungan
  • Pada masa ini remaja mulai mencari perhatian dari lingkungannya, berusaha mendapatkan status dan peranan serperti kegiatan remaja di kampong yang diberi peranan.
g. Terikat Dengan Kelompok
  • Remaja dalam tahap ini sangat peduli pada kelomponya dan tidak jarang orang tua di nomor duakan sedangkan kelompoknya dinomor satukan.

Masa remaja menurut Hurlock
  • Masa remaja adalah masa peralihan atau cara masa transisi dari masa anak – anak menuju dewasa. Masa remaja terbagi lagi dalam berikut:
a. Praremaja (11/12 – 13/14)
  • Praremaja ini mempunyai masa yang sangat pendek, kurang lebih hanya 1 tahun. Untuk wanita 11/12 – 12/13 tahun untuk laki – laki, 12/13 – 13/14 tahun. Diakatakan sebagai fase negative, terlihat tingkah laku yang cenderung negative. Perkembangan fungsi – fungsi tubuh, terutama seks, juga mengganggu.
b. Remaja awal (13/14 – 17 tahun)
  • Perubahan - perubahan fisik terjadi sangat pesat dan mencapai puncaknya. Ketidak seimbangan emosional dan ketidak stabilan dalam banyak hal terdapat pada masa ini. Ia mencari identitas diri karena pada masa ini, statusnya tidak jelas. Pola – pola hubungan sosial mulai berubah.
c. Remaja lanjut (17 – 20/21 tahun)
  • Dirinya ingin menjadi pusat perhatian, ia ingin menonjolkan diri, caranya lain dengan remaja awal. Ia idealis, menggunai cita tinggi, bersemangat dan mempunyai energy yang besar. Ia berusaha memantapkan identitas diri, dan tidak ingin mencapai ketidak tergantungan emosional.

Tahap dan tugas perkembangan pada setiap fase menurut sulivan yang dikutip dari buku psikologi keperawatan antara lain sebagai berikut:

a. Fase bayi
  • Fase ini berlangsung sejak bayi dilahirkan samjpai dengan saat belajar berbicara. Orang tua utama untuk berinteraksi antara bayi dan lingkungan adalah oral. Lingkungan yang menjadi perhatian bayi adalah benda yang akan menyediakan makanannya pasa saat ia lapar, seperti putting susu ibu.
b. Fase kanak – kanak
  • Ditandai dengan anak mengucapkan kata – kata sehingga terjadi kebutuhan antara kawan bermain.
c. Fase pra remaja
  • Ditandai dengan menjalin kebutuhanmenjalin hubungan dengan teman sejenis, kebutuhan akan sahabat yang dapat dipercaya, bekerja sama dalam melaksanakan tugas dan memecahkan masalah kehidupan, dan kebutuhan dalam membangun hubungan dengan baik sehingga tidak kesepian. Fase ini merupakan fase yang sangat penting karena menandakan awal hubungan masusia sejauh dengan orang lain
d. Fase remaja awal
  • Fase ini berasaldari berakhirnya fase praremaja sampai individu menemukan suatu perbuatan stabil yang memuaskan dorongan – dorongan genetalianya.
e. Fase remaja akhir
  • Fase remaja akhir mulai terpolakan aktivitas seksual melalui langkah pendidikan hingga terbentuk hubungan antara pola hubungan pribadi yang sungguh – sungguh matang sesuai dengan kesempatan yang ada.
  • Tugas perkembangan remaja akhir adalah enomically, intellectually, dan emotionally self sufficient. Setelah melewati enam fase perkembangan kepribadian manusia yang matang dan setelah itu memasuki usia lanjut.
f. Fase dewasa
  • Pada fase ini, tugas perkembangannya adalah belajar umtuk saling ketergantungan dan tanggung jawab terhadap orang lain. Pada usia lanjut (diatas 60 tahun) tugas perkembangan adalah menyadari sebagai individu lansia dan menerima arti kehidupan dan kematian. Sunaryo: 2002 (55:58)

Tugas perkembangan remaja
  • Tugas perkembangan remaja pada masa dewasa sebelum menjadi individu dewasa yang matang. Tugas – tugas perkembangan ini terdiri dari:
  1. Menerima citra tubuh
  2. Menerima identitas seksual
  3. Mengembangkan system nilai personal
  4. Membuat persiapan untuk hidup sendiri
  5. Menjadi mendiri dan bebas dari orang tua
  6. Mengembangkan mengambil keputusan
  7. Mengembangkan identitas seseorang yang dewasa
Metabolisme
  • pada massa prapubertas ditemukan metabolism basal bertambahtinggi, kemudian pasca pubertas menurun. Menurut nelson perubahan ini masih dalam batas – batas fisiologis. Juga terlihat penambahan relative dan absolute dari metabolism rate sebelum menarche dan penurunan sesudah menarche. Penurunan basal metabolic rate ini karakteristik pada massa adolesen, tetapi tidak terlihat perubahan klinis pada masing – masing anak. (Hassan,1985: 202)
Aspek Gizi Pada Adolense
  • Pada massa prapubertas terdapat kebutuhan gizi yang khas. Massa pertumbuhan yang cepa membutuhkan waktu kira – kira 2 tahun dan selama massa ini timbul tanda – tanda kematangan seksualitas, kemudian dilanjutkan dengan penurunan pertumbuhan (fase deselarasi) ang ditandai dengan berhentinya pertumbuhan yaitu kira – kira 3 ½ tahun sesudah saat petumbuhan maksimal. (Hassan,1985: 202)
Remaja Sebagai Sub Cultural
  • Kontek kultur dan sub kultur ini merupakan segi lain yang sangat perlu diperhatikan dalam menganalisis masalah – masalah remaja, di samping yang sudah dibicarakan yaitu yang menyangkut masalah diri dalam diri remaja itu sendiri.
a. Masyarakat Transisi
  • Salah satu cirri masyarakat Indonesia adalah tempat sebagian besar remaja tinggal adalah masyarakat transisiyang sedang beranjak dari keadaannyayang tradisional menuju kondisi yang lebih modern.
b. Remaja Dan Masyarakat Transisi
  • Keadaan masyarakat transisi seperti yang diuraikan diatas (diindonesia terjadi pasca-reformasi) oleh emire dukleim dikatakan akan membawa individu anggota masyarakat kepada keadaan anomie. Anomie menurut durkleim adalah normlessmess, yaitu suatu system social tanpa adanya petunjuk atau pedoman untuk mengatur tingkah laku. Yang ada adalah keadaan eksternal sepertidalam keadaan hokum rimba yang terdapat dalam masyarakat yang tiba – tiba dilanda perang. Kebiasaan – kebiasaan dan aturan yang biasa berlaku tiba – tiba tidak berlaku lagi. Akibatnya adalah individualisme dimana individu – individu bertindak pada kepentingannya masing – masing.
c. Remaja Sebagai Anggota Keluarga
  • Dalam masyarakat yang modern, masalah penerusan nilai – nilai dalam keluarga menjadi lebih rumit. Bermacam – macam norma dan nilai yang ada, tidak terbendung lagi masuk kedalam masyarakat yang bentuknya yang masih tradisional hanya mengenai sejumlah norma dan nilai yang terbatas. Teknologi informasi menyebabkan masuknya norma dan nilai baru dari luar dan perkembangan – perkembangan dalam masyarakatsendiripun menyebabkan timbulnya norma dan nilai baru. Pada gilirannya, norma dan nilai – nilai yang baru ini masuk kedalam lingkungankeluarga sehingga terjadilah bermacam konflikdan kesenjangan dalam keluarga.
d. Remaja Di Sekolah
  • Sekolah adalah pendidikan sekunder. Bagi anak yang sudah sekolah, lingkungan yang setiap hari dimsukinya selain lingkungan rumah adalah sekolahnya. Perkembangan jiwa remaj di sekolah berpengaruh sangat besar karena sepertiga dari wakti setiap hari dilewatkan di sekolah. Factor yang berpengaruh di lingkungan sekolah bukan hanya guru dan sarana serta prasarana pendidikan saja. Lingkungan bergaul antar temanpun besar pengaruhnya. Apabila sekolah tersebut berada dikeramaian kota dapat berpengaruh sangat besar karena anak – anak yang akan kesekolah mendapat berbagai rangsangan sosial. Misalnya;pusat perbelanjaan yang menawarkan barang yang mewah,pengangguran yang menawarkan obat terlarang, dan pedagang kaki lima yang menawaarkan vcd porno.
e. Remaja Dalam Masyarakat
  • Masyarakat sebagai lingkungan tersier (ketiga) adalah lingkungan yang terluas bagi remaja dan sekaligus paling banyak menawarkan pilihan. Terutama dengan maju pesatnya teknologikomunikasi massa, maka hampir tidak ada batas geografis, etnis, politis maupun sosial antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarata : Rineka Cipta
  2. Elizabet B, 1980. “Psikologogi perkembangan ” Jakarta : Aerlangga
  3. Hatono,Kartini.2006. “Psikologi Wanita”. Bandung: Mandar Maju
  4. Mar’at, samsunuwiyati. 2005. “Psikologi perkembangan” Bandung : PT Remaja Rosda Karya
  5. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
  6. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.2004.
  7. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
  8. Nursalam. 2006. Konsep dan Penerapan Metodologi Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
  9. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
  10. Prawiro harjo, Sarwono.2007. “Ilmu Kebidanan”. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
  11. Sarwono, sarlito W. 2011. “psikologi remaja” Jakarta: charisma putra utama ofset
  12. Sobur, Alex. 2009. “Psikologi Umum” Bandung : Pustaka Setia
  13. Sugiyono, 2008. “Metodologi penelitian”. Bandung: alfa beta
  14. Sugiyono, 2010. “Metodologi penelitian”. Bandung: alfa beta
  15. Wilis, Sofyan S. 2008. “Remaja Dan Masalahnya”. Bandung: alfabeta
  16. Zulkifli, 2009. “psikologi perkembangan”. Bandung : Remaja Rosdakarya
  17. BKKBN,2005. http//:www.BKKBN/2005.co.id
  18. Mudijanah, desti, 2001. Kebutuhan akan informasi dan pelayanan kesehatan remaja. http://www.KTI.destimudijanah/KebutuhanAkanInformasidanPelayananKesehatanReproduksi Remaja.com
  19. Rawin,2011. Remaja. http://www.rawin/network/remaja.com
  20. Rizki dinar winiar,2002. Frunand safe http://www.RizkiDinarWiniar,S.K.M/Fruit/FunandSafe/CreatingaYouth/CondomBrandIndonesia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar