Rabu, 01 Juni 2011

PATOFISIOLOGI ENDOKRIN 2

Dr. Suparyanto, M.Kes

PATOFISIOLOGI ENDOKRIN 2

GLANDULA ADRENAL – SUPRARENAL
  • Letak: diujung/kutub superior renal
  • Bagian luar: Cortex adrenal
  • Bagian dalam: Medulla adrenal

HORMON GLANDULA ADRENAL
  • Cortex Adrenal:
  1. H. Glukokorticoid → kortisol - hidrokortison
  2. H. Mineralokorticoid → aldosteron
  3. H. Androgen → mirip testosteron

  • Medulla Adrenal
  1. H. Adrenalin
  2. H. Noradrenalin

EFEK METABOLIK KORTISOL
  • Metabolisme protein: efek katabolik menyebabkan hilangnya protein dari kulit, otot dan tulang, menyebabkan striae, atropi otot, osteoporosis
  • Metabolisme KH: merangsang glukoneogenesis dan melawan efek insulin yang menyebabkan terjadinya hiperglikemia
  • Metabolisme Lemak: mobilisasi asam lemak dan mendistribusi ulang lemak ke wajah dan batang tubuh
  • Menghambat respon imun humoral, selular dan peradangan yang menurunkan pertahanan imun dan memperlambat proses penyembuhan
  • Merangsang aktivitas sekresi lambung (pepsin dan HCl), meningkatkan risiko ulkus peptikum
  • Fungsi otak berlebihan, yang berkaitan dengan kelabilan emosi

PEMERIKSAAN
  • Tumor atau hiperplasia kortek dan medulla kel. Adrenal sering tidak dapat ditemukan pada pemeriksaan fisik → sebab letaknya tersembunyi
  • Kelainan kel. Adrenal yang memerlukan tindakan bedah sebagian besar disebabkan hipersekresi
  • Pemeriksaan khusus: pemeriksaan kadar hormon, CT Scan → menentukan letak tumor, dan pemeriksaan radioaktif dng → jodium 131

PENYEBAB HIPERKORTISISME
  1. Adenoma basofil hipofisis
  2. Hiperplasia kelenjar adrenal
  3. Adenoma atau karsinoma kel adrenal
  4. Penggunaan kortikosteroid yang lama

SINDROM CUSHING
  • Disebabkan sekresi kortisol atau kortikosteron yang berlebihan
  • Kelebihan stimulasi ACTH → hiperplasia korteks arenal
  • Adenoma korteks adrenal, hiperaktifitas hipofisis atau tumor laian yang mengeluarkan ACTH

GAMBARAN KLINIK SINDROM CUSHING
  1. Obesitas
  2. Gundukan lemak pada punggung
  3. Muka bulat (moon face)
  4. Striae
  5. Berkurangnya massa otot
  6. Kelemahan otot
  7. Hirsutisme (kelebihan bulu pada wanita)
  8. Amenorhoe/impotensi

DIAGNOSIS SINDROM CUSHING
  1. Pemeriksaan kadar hormon dalam darah
  2. Penentuan letak tumor dengan: CT Scan, sidik radioaktif, angiografi
  3. Komplikasi
  4. Gangguan ginjal atau strok → hipertensi
  5. Hiperglikemia, infeksi → DM
  6. Lumpuh → kelemahan otot

PENANGANAN SINDROM CUSHING
  • Mitotan (lisodren) → menghambat biosintesis steroid pada tumor ganas korteks suprarenal
  • Hipofisektomi → tumor hipofisis
  • Adrenalektomi → tumor adrenal
  • Ablasio hipofisis → dengan radiasi atau bedah mikro
  • Pasca bedah → terapi substitusi kortikosteroid seumur hidup

HIPERALDOSTERONISME (MORBUS CONN)
  • 85% → disebabkan adenoma
  • 15% → disebabkan hiperplasia nodular bilateral
  • Gejala:
  1. Hipertensi
  2. Poliuria
  3. Polidipsia
  4. Kelemahan otot
  5. Tetani

  • Laboratorium:
  1. Hipokalemia
  2. Alkalosis
  3. Kadar aldosteron tinggi di urine dan plasma
  4. Letak tumor:
  5. Roentgen → negatif jika tumor kecil
  6. CT Scan

ADDISON DISEASE (HIPOADRENALISME)
  • Akibat atropi primer kortek adrenal → korteks adrenal tidak lagi mensekresi aldosteron → cadangan garam tubuh menjadi sangat berkurang → akibat reabsorbsi Na menurun → Na, Cl dan air hilang kedalam urine
  • Penyebab: autoimune pada korteks adrenal, TB pada korteks adrenal, kanker koteks adrenal
  • Akibat banyak hilangnya CES → volume plasma berkurang, konsentrasi eritrosit meningkat, curah jantung turun → penderita mengalami syok →mati
  • Defisiensi Glukokortikoid → tidak mampu mempertahankan glukose darah normal antara makan → karena tidak dapat mensintesa glukose dalam jumlah bermakna dengan glukoneogenesis
  • Hipoglukokortikoid juga menyebabkan → mudah stres dan infeksi saluran nafas
  • Pengobatan:
  • Penyakit Addison yang tidak diobati akan mati dalam beberapa hari karena kelemahan otot dan syok
  • Bila diberikan mineralokortikoid dan glukokortikoid serta asupan garam yg tinggi dapat hidup ber tahun-tahun

VIRILISASI
  • Sekresi androgen yang berlebihan pada wanita menyebabkan virilisasi
  • Gejala: jerawat, suara memberat, pembesaran klitoris, kebotakan, oligomenorea, amenorea, hirsutisme: pertumbuhan rambut kasar yang berwarna gelap berlebihan dengan distribusi maskulin pada wajah, putting susu dan daerah pubis

PANKREAS
  • Letak: membentang secara transversal pd dinding abdomen posterior. Kepala pada curva duodenum ekor samapi limpa
  • Dibagi 2 bagian: Asinus dan Pulau Langerhans
  • Acinus → kel. Eksokrin → getah pankreas (enzim)
  • Pulau Langerhans → kel. Endokrin → ada 3 macam sel α, β, γ → hormon

HORMON PANKREAS
  1. Sel α → H.glukagon
  2. Sel β → H.Insulin
  3. Sel δ → H.Somatostatin (belum jelas)

DIABETES MELLITUS
  • Batasan → penyakit metabolik akibat menurunya hormon insulin, yang ditandai dengan hiperglikemia dan glukosuria
  • Penyakit DM → primer gangguan metabolisme KH, sekunder gangguan metabolisme lemak dan protein
  • DM tipe 1: → tergantung insulin
  • Kekurangan insulin endogen akibat destruksi autoimune pd sel beta pancreas
  • Idiopatik
  • DM tipe 2: → tidak tergantung insulin
  • Resistensi insulin perifer (reseptor)
  • Gangguan sekresi insulin
  • Produksi glukose hati yang berlebihan
  • Tidak ada bukti detruksi sel beta pancreas
  • Obesitas berhubungan dengan tipe ini

FUNGSI INSULIN
  • Glukose tidak dapat langsung diffusi ke sel
  • Glukose harus berikatan dulu dengan carrier: G + C → GC → GC dapat berdiffusi kedalam sel
  • Didalam sel GC → G + C
  • C keluar sel lagi untuk mengikat G yang lain → sampai semua G masuk sel
  • Proses ini dipercepat oleh H. Insulin
  • Jika H. Insulin kurang → proses masuknya G kedalam sel lambat → G menumpuk didalam darah → DM

KRITERIA DIAGNOSIS
  • Menurut WHO:
  1. Random ≥ 200 mg%
  2. Puasa ≥ 140 mg%
  3. 2 jam PP ≥ 200 mg% (75 gr glukose)
  • Darah → (normal)
  • SDP < 110 mg%
  • 2 jam PP , 140 mg%
  • Urine → (normal)
  • Reduksi negatif

GEJALA KLINIS
  • Mula-mula 3P (Poliuria = banyak kencing, Polidipsia = banyak minum dan Poliphagia = banyak makan)
  • BB naik → sel beta masih dalam keadaan kompensasi → hiperinsulinemia → lipogenesis → BB naik
  • Nafsu makan menurun → tinggal 2P (poliuria dan polidipsia) → BB turun (sindroma Diabetes akut) → mual → menuju Ketoasidosis Diabetik
  • Lemah, capai → komplikasi gangguan metabolisme KH
  • Kesemutan, rasa panas di tungkai, rasa tebal di telapak kaki, kram, nyeri otot, gangguan seksual → komplikasi saraf
  • Pandangan kabur, sering ganti kaca mata → komplikasi retina

KOMPLIKASI DM
  • Retinopati diabetik → akibat mikroangiopati → perdarahan → jaringat parut → kebutaan
  • Glumerulosklerotik diabetik → penyebab GGK stadium akhir (ESRD, End Stadium Renal Disease) → hipertropi ginjal, penebalan membran basal kapiler glomerulus, peningkatan GFR, mikroalbuminuria, hipertensi, nefropati denga proteinuria, penurunan cepat GFR → ESDR
  • Neuropati perifer → penyebab ulcerasi yang sulit dikontrol pada kaki penderita DM
  • Gangguan atau hilangnya sensasi nyeri menyebabkan hilangnya rasa nyeri akibat penekanan sepatu atau trauma
  • Bertambah parah jika disertai gengguan vaskularisasi
  • Penyakit makrovaskuler → mengacu pada aterosklerosis → PJK, Stroke, IMA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar