Kamis, 14 Juli 2011

KEHAMILAN, PREGNANSI, GRAVIDA

Dr. Suparyanto, M.Kes

KEHAMILAN, PREGNANSI, GRAVIDA

PENGERTIAN
  • Kehamilan adalah peristiwa yang dimulai dari konsepsi (pembuahan) dan berakhir dengan permulaan persalinan. Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim, dan selanjutnya dapat dijelaskan tingkat pertumbuhan dan besarnya janin seusia kehamilan, pada setiap dilakukan pemeriksaan kehamilan (Muhimah, 2010).
  • Kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot nidasi (implantasi) pada uterus pembentukan plasenta, dan tumbuh kembali hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010).
  • Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid terakhir hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal periode antepartum (Varney, 2006). Kehamilan adalah suatu keadaan yang istimewah bagi seorang calon ibu, karena pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisik yang mempengaruhi kehidupan (Weni,2010).

PEMBAGIAN MASA KEHAMILAN
  • Kehamilan dibagi menjadi 3 Trimester :
  1. Trimester I :0 – 12 minggu
  2. Trimester II :13 – 27 minggu
  3. Trimester III :28 – 40 minggu

PROSES KEHAMILAN
  • Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan, terdiri dari :
a. Ovulasi
  • Adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20 sampai 35 tahun hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi.
b. Spermatozoa
  • Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks.
  1. Spermatogonium berasal dari sel primitif tubulus.
  2. Menjadi spermatosit pertama.
  3. Menjadi spermatosit kedua.
  4. Akhirnya spermatozoa.
c. Konsepsi
  • Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi dan membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung sebagai berikut :
  1. Ovum yang dilepas dari proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata, yang mengandung persediaan nutrisi.
  2. Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase di tengah sitoplasma disebut vitellus.
  3. Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona pleusida. Nutrisi dialirkan ke dalam vitellus melalui saluran pada zona pleusida.
  4. Konsepsi terjadi pada pars ampula tuba. a)Tempat yang paling luas. b)Dindingnya penuh jonjot, tertutup sel yang penuh silica. c)Ovum mempunyai waktu terlama dalam tuba.
  5. Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam. a)Spermatozoa ditumpahkan, masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri. b)Dalam kavum uteri terjadi proses kapasitasi yaitu pelepasan sebagian dari “lipoprotein” sehingga mampu mengadakan fertilisasi.c)Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba.d)Spermatozoa hidup selama 3 hari dalam genetalia interna. e)Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi serta mengikis korona radiata dan zona pleusida dengan proses enzimatik, hialuronidase. f)Melalui “stomata” spermatozoa memasuki ovum.g)Setelah kepala spermatozoa masuk ke dalam ovum, ekornya lepas dan tertinggal di luar.h)Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu membentuk zigot.
  6. Proses nidasi atau implantasi. Dengan masuknya inti spermatozoa ke dalam sitoplasma “vitellus” membangkitkan kembali pembelahan dalam inti ovum yang dalam keadaan “metaphase”. Proses pemecahan dan pematangan mengikuti bentuk anafase dan telofase, sehingga pronukleusnya menjadi “haploid”. Pronukleus spermatozoa dalam keadaan haploid saling mendekati dengan inti ovum yang kini haploid dan bertemu dalam pasangan pembawa tanda dari pihak pria maupun wanita.Setelah pertemuan kedua inti ovum dan inti spermatozoa terbentuk zigot, hasil konsepsi terus berjalan menuju uterus. Selama pembelahan sel di bagian dalam terjadi pembentukan sel di bagian luar morula yang kemungkinan berasal dari korona radiata yang menjadi sel trofoblas. Sel trofoblas dalam pertumbuhan mampu mengeluarkan HCG. Pembelahan berjalan terus dan di dalam morula terjadi ruangan yang mengandung cairan yang disebut blastula. Perkembangan dan pertumbuhan berjalan, blastula dengan villi korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk mengadakan nidasi.
  7. Pembentukan placenta. Nidasi dan implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding depan atau belakang. Pada blastula penyebaran sel trofoblas yang tumbuh kembang tidak rata, sehingga bagian blastula dengan inner cell mass akan tertanam ke dalam endometrium sampai terjadi pembentukan placenta yang berasal dari primer villi korealis. Dengan terjadinya nidasi maka desidua terbagi menjadi desidua basalis yang berhadapan dengan koreon frondosum yang berkembang menjadi placenta. Desidua kapsularis yang menutupi hasil konsepsi. Desidua yang berlawanan dengan desidua kapsularis disebut desidua parietalis. Villi korealis yang tidak subur disebut koreon leaf. (Manuaba, 2010).

PERUBAHAN FISIOLOGI WANITA HAMIL
  • Placenta dalam perkembangan mengeluarkan hormon soma-tomamotropin, estrogen dan progesteron yang menyebabkan perubahan pada :
a. Uterus
  • Uterus yang semula beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi (pembesaran serabut otot dan jaringan febroetastic baru) sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan, otot rahim mengalami hyperplasia dan hipertropi menjadi lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin.

Tabel: Tinggi fundus uteri berdasarkan umur kehamilan 

  • Tinggi Fundus Uteri Umur kehamilan
  1. 1/3 di atas symphisis 12 minggu
  2. Pertengahan symphisis-pusat 16 minggu
  3. 3 jari dibawah pusat 20 minggu
  4. Setinggi pusat 24 minggu
  5. 1/3 di atas pusat 28 minggu
  6. Pertengahan pusat prosesus xypoideus 32 minggu
  7. Setinggi prosesus xypoideus 36 minggu
  8. Dua jari bawah prosesus xypoideus 40 minggu. Sumber : Manuaba, 2010

b. Serviks uteri
  • Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan mukus. Akibat kadar estrogen meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi lunak (tanda goodell).
c. Vagina (liang senggama)
  • Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiruan (tanda chadwick).
d. Ovarium
  • Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya placenta yang sempurna pada umur 16 minggu.
  • Terjadinya ini tidak dapat lepas dari kemampuan villi korealis yang mengeluarkan hormon korionik gonadotropin yang mirip dengan hormon luteotropik hipofisis anterior.
e. Payudara
  • Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu estrogen, progestron, dan somatomaotrofin.
f. Sirkulasi darah ibu : 

1. Volume darah
  • Volume darah makin meningkat dimana jumlah serum darah lebih dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah (hemodilusi). Hal ini mulai tampak pada umur kehamilan 16 minggu dan puncaknya pada UK 32 minggu.
2. Sel darah
  • Sel darah makin meningkat jumlah untuk dapat meng-imbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia fisiologis.
3. Sistem respirasi
  • Selain terjadi perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan O2, juga terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar, sebagai kompensasinya, ibu akan bernafas lebih dalam (+ 20 s/d 25 % dari biasanya).
4. Sistem pencernaan
  • Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat menyebabkan :
  1. Hipersalivasi.
  2. Daerah lambung terasa panas.
  3. Morning sickness, emesis gravidarum.
  4. Hyperemesis gravidarum.
  5. Progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang sehingga obstipasi.
5. Traktus urinarius
  • Karena pengasuh pembesaran uterus dan penurunan kepala bayi, pada bumil sering buang air kecil atau miksi. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh. Terjadinya hemodilusi menyebabkan metabolisme air makin lancar sehingga pembentukan air senipun akan bertambah.
6. Perubahan pada kulit
  • Terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating hormone (MSH) lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar supraenalis. Adapun perubahan sistem integumen tersebut, adalah :
a). Muka
  • Pada kedua belah pipi dan hidung sehingga menyerupai topeng dan disebut topeng kehamilan atau cloasma gravidarum atau zwangerchap masker.
b). Areola mammae dan puting susu
  • Areola dan puting semakin hitam karena adanya hiper-pigmentasi.
c). Perut
  • Linea alba adalah garis hitam yang terbentang dari symphisis sampai pusat, pada saat kehamilan warnanya akan menjadi lebih hitam. Selain itu akan timbul garis baru yang terbentang di tengah-tengah atas pusat ke atas yang disebut linea nigra.
  • Terdapat juga striae gravidarum yang merupakan garis-garis pada kulit, ada 2 macam striae :
  1. Striae lividae adalah garis-garis yang warnanya biru pada kulit, karena merupakan striae yang masih baru (pada primi).
  2. Striae albicans adalah striae lividae yang menjadi putih mengkilat dan meninggalkan bekas seperti parut/ cicatrix (pada multi).
7. Metabolisme
  • Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dalam persiapan memberikan ASI. Perubahan metabolisme tersebut diantaranya :
  1. Metabolisme basal naik sebesar 15-20% dari semua terutama trimester ketiga.
  2. Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq/liter menjadi 145 mEq/liter disebabkan hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang dibutuhkan janin.
  3. Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan, dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar ½ gr/kgBB atau sebutir telur ayam sehari.
  4. Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak, dan protein.
  5. Kebutuhan zat mineral untuk bumil : 1)Kalsium 1,5 gr setiap hari, 30-40 gr untuk pembentukan tulang janin. 2)Fosfor rata-rata 2 gr dalam sehari. 3)Zat besi 800 mgr atau 80-50 mgr sehari. 4)Air, ibu hamil memerlukan air, cukup banyak dan dapat terjadi retensi air.
  6. Berat badan ibu hamil bertambah
  • Berat badan ibu hamil bertambah antara 6,5-11,5 kg selama hamil atau terjadi kenaikan BB + ½ kg/minggu. Adapun rincian kenaikan BB :
  1. Janin 3-3,5 kg
  2. Placenta 0,5 kg
  3. Air ketuban 1 kg
  4. Rahim 1 kg
  5. Timbunan lemak 1,5 kg
  6. Timbunan protein 2 kg
  7. Rotensi air dan garam 1,5 kg (Manuaba, 2010).
MASALAH-MASALAH TERKAIT KEHAMILAN

1.Masalah pada ibu hamil 

a) Anemia
  • Anemia yang sering dialami wanita pada masa kehamilan adalah anemia gizi besi. Selama masa kehamilan kebutuhan wanita terhadap zat besi meningkat tajam. Kebutuhan ini akan meningkat seiring dengan perkembangan janin, plasenta, dan peningkatan sel darah merah ibu. Gejala yang dapat dikenali jika terjadi defisiensi terhadap zat besi di antaranya lelah, lesu, kulit dan wajah pucat, serta mudah pusing dan pingsan. Masalah yang dapat terjadi jika keadaan ini terus berlangsung pada ibu hamil adalah meningkatkan risiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, bayi berat lahir rendah (BBLR), dan kelahiran prematur.
  • Defisiensi ini dapat diatasi dengan mengkonsumsi sumplementasi zat besi dan asam folat selain dari makanan.
b). Kurang energi kronis (KEK)
  • Risiko kejadian KEK selama masa kehamilan sangat ditentukan dari status gizi wanita sebelum hamil. Untuk menilai status kejadian KEK pada wanita biasanya digunakan indikator lingkar lengan pada (LILA) dengan cut of point sebesar 23,5 cm. Status KEK pada wanita hamil meningkatkan kecenderungan untuk melahirkan BBLR.
  • Bayi yang dilahirkan dalam keadaan BBLR, pada umumnya akan mempunyai tingkat ketahanan tubuh atau daya imunitas yang rendah. Keadaan ini akan meningkatkan risiko terserang penyakit infeksi dan dalam jangka waktu lama akan berakibatnnya pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan sang bayi kelak.
2. Masalah terhadap janin
  1. Meningkatkan risiko keguguran.
  2. Abortus.
  3. Kematian neonatal (setelah melahirkan)
  4. Cacat bawaan.
  5. Anemia pada bayi.
  6. Asfiksia intra partum (mati dalam kandungan).
  7. Lahir dengan berat badan lahir (BBLR).
3. Masalah terhadap persalinan
  1. Persalinan sulit dan lama.
  2. Persalinan sebelum waktunya (prematur).
  3. Pendarahan setelah persalinan.
4. Masalah selama proses menyusui
  1. Puting usus data /tertarik ke dalam (inverted nipple).
  2. Puting susu lecet.
  3. Pembengkakan payudara (engorgement).
  4. Penyumbatan saluran air susu ibu (obstructed duct).
  5. Mastitis (peradangan payudara).
  6. Minimnya pengeluaran air susu.
  7. Abses payudara.
  8. Tumor payudara.
  9. Meningkatkan risiko melahirkan dengan operasi (seksio sesarea) (Muhimah, 2010)

HAL- HAL YANG DIANJURKAN SELAMA KEHAMILAN

a. Suplemen makanan / vitamin
  • Supelemen yang paling penting selama kehamilan adalah asam folat. Diberikan 400 mg pre hari 1 bulan sebelum konsepsi dan sampai 12 minggu usia kehamilan dapat mengurangi risiko bayi mengalami kelainan tabung saraf (neural tube defect). Suplemen asam folat harus dilanjutkan pada wanita pembawa sifat thalasemia untuk mencegah defisiensi asam folat dan anemia pada ibu hamil. Wanita hamil yang menjalani diet atau vegetarian sebaiknya menjalani konsultasi gizi dengan ahlinya untuk mendapatkan dan menyesuaikan asupan vitamin yang dibutuhkan.
b. Makanan
  • Direkomendasikan makanan sehat yang mengandung tinggi protein dan relatif rendah lemak juga karbohidrat, plus tambahan susu. Risiko penyakit listeriosis dapat dihindari dengan mengkonsumsi makanan matang dan minum susu pasteurisasi. Infeksi salmonella (typhoid) dapat diminimalkan dengan menghindari makanan mentah atau setengah matang.
c. Obat-obatan
  • Obat-obatan sedapat mungkin sedikit digunakan dan sesuai dengan keperluan (benefit melebihi risiko) serta ditentukan oleh resep dokter, terutama pada 13 minggu pertama kehamilan saat terjadi pembentukan organ tubuh janin. Obat-obatan herbal relatif lebih aman (Muhimah, 2010)

DAFTAR PUSTAKA

  1. Alimul, A.H. 2008. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika
  2. Alimul, A.H. 2009. Metode Penelitian Kebidanan Teknnik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika
  3. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta
  4. Depdikbud. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka
  5. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta
  6. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
  7. Prawirohardjo,Sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
  8. Rukiyah. 2009. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta: TIM
  9. Suyanto. 2009. Riset Kebidanan Metodologi dan Aplikasi. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press
  10. Yuni. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Jogyakarta : Fitramaya
  11. Weni. 2010. Gizi Ibu Hamil. Jogyakarta : Muha Medika
  12. Depkes RI. 1996. Pedoman Penaggulangan Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronis. Jakarta : Direktorat Pembinaan Kesehatan Masyarakat
  13. Arisman. 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC
  14. Proverawati. 2009. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Jogyakarta : Muha Medika
  15. Anonym. 2011. Upah Minimum Regional (http://Informasi Upah Minimum Regional (UMR) Jombang Tahun 2010,2011.com/)
  16. Rochjati,Poedji. 2003. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya : FK UNAIR
  17. Arisman. 2009. Gizi Dalam Daur Keidupan. Jogyakarta : Muha Medika


Tidak ada komentar:

Posting Komentar