Sabtu, 28 Juli 2012

PERILAKU REMAJA

Dr. Suparyanto, M.Kes


PERILAKU REMAJA

1.    Pengertian Remaja
Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting. Yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu berproduksi. Menurut konopka (Pikunas) masa remaja ini meliputi remaja awal, remaja madya, remaja akhir. Remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung terhadap orangtua kea rah kemandirian, minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isi-isu normal.

2.    Perkembang Seksual pada Masa Remaja
Perkembangan organ seksual pada masa pubertas amat nyata bila dibandingkan dengan pada masa kanak-kanak. Pematangan secara fisik pada masa pubertas hanya merupakan salah satu proses pada remaja seba variasi pematangan pada remaja bervariasi sesuai dengan perkembangan psikososial. Perkembangan psikososial ini antara lain sebagai berikut:
1)    Mereka ingin bersikap tidak tergantung pada orang tua
2)    Mereka ingin mengembangkan ketrampilan secara interaktif dengan kelompoknya
3)    Mereka sudah mulai mempelajari prinsip-prinsip etika
4)    Mereka ingin menunjukkan kemampuan intelektualnya
5)    Mereka mempunyai tanggung jawab pribadi dan social

Pada masa remaja baik laki-laki maupun perempuan kadang-kadang pada waktu yang bersamaan mempunyai keinginan yang berbeda misalnya disuatu perasaan seksualnya. Bercinta tetapi pada saat yang bersamaan mereka harus mencegah jangan sampai melakukan hubungan seksual. Tetapi kelompok remaja lainya, mereka telah mempunyai pematangan intelektual dan emosionalnya yang bersamaan dengan pematangan fisiknya sehingga mereka dapat menciptakan suatu kebebasan dan rangsangan. Secara garis besar seksualitasnya remaja merupakan suatu proses pematangan biologis saat pubertasa dan pematangan psikoseksual.

Pubertas adalah suatu periode perubahan dari tidak matang menjadi matang. Pada saat pubertas terjadi perkembangan tanda-tanda seks sekunder. Salah satu tanda adanya pematangan fisik ini ialah anak perempuan mulai haid dan anak laki-laki mulai mimpi malam atau ejakulasi dan pada saat ini mereka telah mempuntai kemampuan fertilitas.

Perubahan kadar hormone reproduksi yang akan diikuti dengan perubahan perilaku seksual akan nampak pada masa ini. Pada masa ini terjadi perubahan FSH (follicle stimulating hormon) dan LH (luteinizing hormon) selama tidur dan merangsang produksi hormone testosterone dan spermatozoa pada laki-laki, sedangkan pada anak perempuan hormone ini akan merangsang pengeluaran estrogen dan pematangan sel telur. selama pubertas produksi testosteron mencapai sepuluh sampai duapuluh kali lipat pada anak laki-laki, sedangkan pada anak perempuan tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Tetapi estrogen pada anak perempuan meningkat menjadi delapan sampai sepuluh kali lipat. Pengeluaran hormone dari kelenjar adrenal akan menyebabkan  pertumbuhan rambut pubis dan aksila serta peningkatan kelenjar lemak pada kulit sehingga seringkali menimbulkan jerawat (soetjiningsih, 2010:134).

Table 2.1 Tahap perkembangan remaja laki-laki dan perempuan
Tahapan remaja      Umur (tahun)
Laki-laki         Umur (tahun) Perempuan
Pra remaja    <11     <9
Remaja awal            11-14  9-13
Remaja menengah 14-17  13-16
Remaja akhir            >17     >16
Sumber : PPFA. Adolescent Sexuality. 2001:1:4

3.    Fase perkembangan perilaku seksual remaja
Perkembang fisik termaksuk organ seksual serta peningkatan kadar hormone reproduksi atau hormon seks baik pada anak laki-laki maupun pada anak perempuan akan menyebabkan perubahan perilaku seksual remaja secara keseluruhan. Perkembangan seksual tersebut sesuai dengan bebarapa fase mulai dari praremaja, remaja awal, remaja menengah sampai pada remaja akhir.
1)    Pra remaja
Masa praremaja adalah suatu tahap untuk memasuki tahap remaja yang sesungguhnya. Pada masa praremaja ada beberapa indicator yang telah dapat ditentukan untuk menentukan identitas jender laki-laki maupun perempuan.  Beberapa indikator biologis yang berdasarkan jenis kromosom, bentuk gonad dan kadar hormone. Ciri-ciri perkembangan seksual pada masa ini antara lain ialah perkembangan fisik yang masih tidak banyak beda dengan sebelumnya. Andai kata ada perubahan fisik maka perubahan tersebut masih amat sedikit dan tidak menyolok. Pada masa praremaja ini mereka sudah mulai senang mencari tahu informasi tentang seks dan mitos seks baik dari teman sekolah, keluarga atau dari sumber lainya. Penampilan fisik dan mental secara seksual tidak banyak memberikan kesan yang berarti.
2)    Remaja awal
Merupakan tahap awal atau permulaan, remaja sudah mulai tampak ada perubahan fisik yaitu fisik sudah mulai matang dan berkembang. Pada masa ini remaja sudah mulai mencoba melakukan onani karena telah seringkali terangsang secara seksual akibat pematangan yang dialami. Rangsangan ini diakibatkan oleh faktor internal yaitu meningkatnya kadar testosterone pada laki-laki dan estrogen pada remaja perempuan. Sebagian dari mereka amat menikmati apa yang mereka rasakan, tetapi ternyata sebagian dari mereka justru selama atau sudah merasakan kenikmatan tersebut kemudian merasa kecewa dan merasa berdosa. Perasaan berdosa ini diakibatkan pemahaman agama yang mereka pahami dari para tokoh agamanya yaitu mereka akan berdosa bila melakukan onani. Hampir sebagian besar dari laki-laki pada periode ini tidak bisa menahan untuk tidak melakukan onani sebab pada masa ini mereka seringkali mengalami fantasi. Selain itu tidak jarang dari mereka yang memilih untuk melakukan aktifitas non fisik untuk melakukan fantasia tau menyalurkan perasaan cinta dengan teman lawan jenisnya yaitu dengan bentuk hubungan telepon, surat-menyurat/mempergunakan sarana komputer.
3)    Remaja menengah
Pada masa remaja menengah, para remaja sudah mengalami pematangan fisik secara penuh yaitu anak laki-laki sudah mengalami mimpi basah sedangkan anak perempuan sudah mengalami haid. Pada masa ini gairah seksual remaja sudah mencapai puncak sehingga mereka mempunyai kecenderungan mempergunakan kesempatan untuk melakukan sentuhan fisik. Namun demikian perilaku seksual mereka masih secara alamiah. Mereka tidak jarang melakukan pertemuan untuk bercumbu bahkan kadang-kadang mereka mencari kesempatan untuk melakukan hubungan seksual. Sebagian besar dari dari mereka mempunyai sikap yang tidak mau bertanggung jawab terhadap perilaku seksual yang mereka lakukan.
4)    Remaja akhir
Pada masa remaja akhir, remaja sudah mengalami perkembangan fisik secara penuh, sudah seperti orang dewasa. Mereka telah mempunyai perilaku seksual yang sudah jelas dan mereka sudah mulai mengembangkan dalam bentuk pacaran
(Soetjiningsih, 2010:137).

DAFTAR PUSTAKA

  1. Alimul hidayat, Aziz. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Salemba Medika: Jakarta
  2. Chrisna. 2010. kenakalan remaja di era reformatika, Seks Bebas di Kalangan Remaja (Pelajar dan Mahasiswa), Penyimpangan. (online). http://blabla. student.umm.ac.id/2010/08/12/seks-bebas-di-kalangan-remaja-pelajar-dan-mahasiswa-penyimpangan-kenakalan-atau-gaya-hidup/. Diakses 19 maret 2012.
  3. Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Salemba Medika: Jakarta
  4. Depkes, Poltekkes. 2010. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Salemba Medika: Jakarta
  5. http://forum.kompas.com/nasional/67231-hari-valentine-sejumlah-abg-di-kamar-hotel-terjaring-razia.html (online). diakses 28-1-2012
  6. http://lakpesdamjombang.org/home/index.php?option=com_content&view=article&id=438:jumlah-penderita-hiv-aids-capai-197-orang&catid=7:hot-news. (online). diakses 12-3-2012
  7. http://www.pdf.kq5.org/doc/potensi-seks-bebas-di-kalangan-remaja (online). diakses 12-3-2012
  8. http://ceria.bkkbn.go.id/ceria/penelitian/detail/182. (online). diakses 12-1-2012
  9. http://www.acehforum.or.id/mengatasi-perilaku-seks t2444p2.html  (online). diakses 13-1-2012
  10. Juliastuti. 2009. Pengaruh karakteristik siswa dan sumber informasi terhadap kecenderungan melakukan hubungan seksual pranikah pada siswa di SMA NEGERI di Banda Aceh tahun 2008. (online) . http://www.pdf.kq5.org/ doc/potensi-seks-bebas-di kalangan-remaja. diakses 9 maret 2012
  11. Kartono, Kartini. 2008.  Patologi Sosial. PT Rajagravindo Persada: Jakarta
  12. Muhammad, Naufal. 2009. Bahaya Seks Bebas dan Pengertian Seks Bebas. (online) http://info.g-excess.com/id/online.info, diakses 4 Desember 2009.
  13. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta
  14. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007.Ilmu Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta: Jakarta
  15. Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta
  16. Pratiwi. 2004. Pendidikan seks untuk remaja. Tugu Publisher. Jakarta
  17. Siswanto. 2007. Kesehatan Mental: Konsep, Cakupan dan Perkembanganya. ANDI: Yogyakarta
  18. Soetjiningsih. 2010. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahanya. Sagung Seto: Jakarta
  19. Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Alfabeta: Bandung
  20. Sarwono, W Sarlito. 2011. Psikologi Remaja. PT Rajagravindo Persada: Jakarta
  21. Yusuf, syamsu. 2005. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. PT Remaja Rosdakarya: Bandung
  22. Zen. 2009. Definisi Seks. (online), http://www.dhammacitta.org/pustaka/Ebook /Dharma-Prabha/Dharma-Prabha-48.Pdf, diakses 10 maret 2012.
  23. 2011. Kecenderungan Perilaku Seks Bebas Remaja Perkotaan. (online) http://ceria.bkkbn.go.id/ceria/penelitian /detail/182. diakses 9 maret 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar