Senin, 05 November 2012

SEKILAS TENTANG FISIOLOGI KARDIOVASKULER

Dr. Suparyanto, M.Kes


SEKILAS TENTANG FISIOLOGI KARDIOVASKULER

1.    Darah
Darah adalah jaringan cairan yang terdiri atas dua jaringan. Bahan interseluler adalah cairan yang disebut plasma dan didalamnya terdapat uunsur-unsur padat, yaitu sel darah. Volume darah secar keseluruhan kira-kira merupakan 1/12 belas berat badan atau kira-kira 5 liter. Sekitar 55 persennya adalah cairan, sedangkan 45 persen sisanya terdiri atas sel darah. Angka ini diyatakan dalam nilai hematokrit atau volume sel darah yang didapatkan yang berkisar antara 40-47 (Evelyn c. Pearce.2002).

2.    Sirkulasi Darah
Darah bertugas membawa zat-zat ke seluruh tubuh, terutama zat gizi dan oksigen supaya sel-sel tubuh dapat terus hidup dengan baik, dan untuk membersihkan zat-zat berbahaya seperti karbon dioksida. Darah mengambil oksigen dari udara dalam paru-paru. Darah yang mengandung oksigen kemudian masuk ke jantung dan dipompa keseluruh tubuh melalui pembuluh arteri (pembuluh darah besar). Pembuluh darah arteri lalu bercabang menjadi pembuluh yang lebih kecil dan makin kecil mengandung oksigen kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena, lalu di pompa kembali ke paru-paru untuk mengambil oksigen lagi.

3.    Katup Jantung dan Sirkulasi Darah
Keempat katup jantung berfungsi untuk memastikan aliran darah ke satu arah. Katup membuka agar darah dapat mengalir dan menutup kembali untuk mencegah darah mengalir kearah sebaliknya. Pergerakan katup tersebut merupakan respons dari perubahan tekanan ketika jantung berkontraksi dan mengendur ketika rongga jantung berkontraksi,gerakan tersebut mendorong darah masuk ke bilik atau keluar dari jantung menuju ke pembuluh  arteri.

Katup trikuspidalis dan bikuspidalis yang trletak di antara serambi dan bilik di sebut katup atrioventrikel. Saat katup-katup ini membuka, darah mengalir dari serambi ke bilik. Ketika bilik berkontraksi, tekanan dari darah menggerakkan katup naik sampai ujung-ujungnya bertemu dan menutup. Pada saat yang bersamaan tali jaringan ikat tipis-korda tendinea (katup-katup tersebut terhubung ke otot papiler oleh urat yang berbentuk seperti kawat) mengecang dan mencegah katup berbalik sehingga mencegah darah mengalir kearah sebaliknya.

Sampai dengan pembuluh darah mikroskopis yang kemudian membentuk pembuluh darah kecil yang dinamakan pembuluh kapiler. Dengan adanya jaringan ini, darah bisa mencapai setiap sel-sel tubuh yang membutuhkan oksigen. Darah yang sudah tidak

Katup aorta dan jantung di kenal juga dengan sebutan katup semilunar karena terbentuk dari tiga buah kuspa yang mirip bulan. Katup SL membuat darah mengalir dari jantung ke arteri dan mencegah darah mengalir kembali ke dalam bilik. Katup SL membuka ketika tekanan pada bilik lebih besar dari tekanan pada arteri, membuat darah mengalir dari bilik ke dalam jantung dan aorta. Saat bilik mengendur, darah mengalir kembali ke jantung. Ketika darah yang mengalir kembali tersebut memenuhi kuspa, katup SL menutup. Katup tidak menjaga jalan masuk vena kava ke dalam serambi.

4.    Peredaran Darah (peredaran paru-paru dan peredaran sistemik)
System sirkulasi terdiri atas 2 sistem peredaran, yaitu peredaran melalui paru-paru yang disebut peredaran paru-paru dan peredaran ke seluruh bagian tubuh lainnya, dinamakan peredaran sistemik.
Darah mengalir melalui kedua system ini oleh dua pompa yang berada di jantung sebelah kiri dan kanan. Walaupun pompa kanan dan kiri ini bergerak bersamaan darah di tiap pompa terpisah dan, hingga tahap tertentu, berfungsi mandiri. Pompa di kiri jantung berukuran lebih besar, lebih berotot, dan bekerja lebih berat dari yang di kanan jantung karena mendorong darak ke seluruh bagian tubuh.

Jantung memompa darah ke dalam dua sirkuit tertutup. kedua sirkuit tersebut diatur berdasarkan urutan-hasil salah satu sirkuit menjadi sumber dari yang lain. Pompa di kiri jantung merupakan pompa bagi seluruh tubuh (peredaran sistemik), yang menerima darah segar yang penuh oksigen dan paru-paru. Bilik kiri memompa darah ke aorta. Dari aorta, darah mengalir ke dalam arteri sistemik kecil yang membawah darah ke semua organ tubuh,kecuali kantung udara (alveolus) di paru-paru. Pada tiap bagian tubuh, urat nadi berujung ke system kapiler tempat terjadinya pertukaran zat gizi dan gas. Darah melepaskan oksigen dan menyerap karbon dioksida (CO2). Darah mengalir melalui system kapiler menuju system venula, venula membawa darah dari jaringan ke system vena kemudian kembali ke serambi kanan jantung.

Bagian kanan jantung menerima darah kotor yang tidak lagi mengandung oksigen dari peredaran sistemik. Bagian kanan jantung merupakan pompa untuk peredaran paru. Darah mengalir dari serambi kanan ke bilik kanan, lalu di pompa ke dalam batang paru-paru yang kemudian membawahnya ke paru-paru kanan dan kiri melalui arteri paru-paru. Dalam kapiler paru-paru, darah melepaskan CO2 (mengembuskan nafas) dan menyerap oksigen. Darah segar yang mengandung oksigen tersebut kemudian mengalir ke vena paru-paru dan kembali ke serambi kiri jantung.

Kembali ke vena
Darah selalu berada dalam tekanan pada kedua sistem (paru-paru dan sirkulasi sistemik), pada arteri, kapiler, dan nadi, karena tidak ada tekanan, peredaran darah tidak akan terjadi. Tekanan pada kapiler harus tetap stabil sehingga kondisi perpindahan gas dan zat-zat gizi dalam sel-sel dan jaringan tubuh tetap sama, walaupun bagian tubuh lainnya sedang melakukan hal berbeda. Hal ini merupakan alas an utama berubah-ubahnya tekanan darah pada urat nadi

5.    Suara Jantung
Saura detak jantung yang utama berasal dari pengolakan darah yang disebabkan oleh tertutupnya katup-katup jantung. Pada setiap siklus jantung, serambi dan bilik berkontraksi dan mengendur secara bergantian. Tiap siklus jantung diasosiasikan dengan satu detak jantung meliputi sistol (fase kontraksi) dan diastolik (fase mengendur) dari serambi dan sistol dan diastole dari bilik. Jika kecepatan jantung adalah 75 detak/menit, satu siklus jantung berlangsung selama 0,8 detik.

Dalam satu siklus terdapat empat suara jantung tapi biasanya hanya yang pertama dan kedua yang cukup keras sehingga dapat terdengar melalui stetoskop. Suara pertama (S1) lebih keras dan lebih lama dari yang kedua. Ini di karenakan penutup katup atrioventrikel (AV) di perlukan sistol bilik (kontraksi bilik). Suara kedua (S2) lebih pendek dan tidak sekeras yang pertama. Hal ini karena penutupnya katup semilunar (SL) pada awal diastole bilik (mengendurnya bilik), normalnya, suara ketiga (S3) dan keempat (S4) tidak cukup keras untuk bisa didengar, karena S3 merupakan pengolakan darah saat pengisian ventricular secara cepat dan S4 karena pergolakan darah selama sistol serambi (berkontraksinya serambi) (Jain.2011).

6.    Metode Mengukur Tekanan Darah
Sfigmomanometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah, alat ini juga bisa disebut ‘ pemantau tekanan darah’ atau sesuatu yang serupa, namun Sfigmomanometer adalah nama yang dipilih ketika pertama kali alat ini dikeluarkan pada akhir abad ke-19 dan masih tetap digunakan sampai sekarang.

Sfigmomanometer dalam pemakaian sehari-hari di tempat praktek dokter terdiri atas alat untuk mengukur tekanan darah yang dihubungkan ke manset yang dapat digembungkan, yang nantinya dililitkan ke lengan bagian atas. Ada tiga jenis alat Sfigmomanometer :
1)    Sfigmomanometer air raksa
2)    Sfigmomanometer aneroid
3)    Sfigmomanometer elektronik menurut (Julian dan Tom. 2003)

DAFTAR PUSTAKA

  1. Arumi, sekar (2011). Menstabilkan Darah Tinggi dan Darah Rendah.Penerbit araska: Yogyakarta
  2. Dalimartha, setiawan dkk (2008).care your self Hipertensi.penerbit KDT : Jakarta
  3. Dekker, E (2005). Hidup dengan Tekanan DarahTinggi. PT surya multi grafika. Jakarta
  4. Jain, ritu (2011). Pengobatan Alternative untuk Mengatasi Tekanan Darah. PT gramedia pustaka utama : Jakarta
  5. Junaidi, iskandar (2010). Hipertensi. Penerbit.bhuana almu popular : Jakarta
  6. wahdah, nurul (2011). Menaklukan Hipertensi dan Diabetes. Penerbit multipres: Yogyakarta
  7. Kholish, nur (2011). Bebas Hipertensi Seumur Hidup dengan Terapi Herbal. Penerbit Real book. Yogyakarta
  8. Kowelski, e Robert, (2010). Terapi Hipertensi. Penerbit PT mizan pustaka: Bandung
  9. Samadi, budi (2002). Teknik Budi Daya Mentimun Hibrida. Penerbit kanisius:Yogyakarta
  10. Maryam. dkk (2008).Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Salemba Medika: Jakarta
  11. Nugroho (2008). Keperawatan Gerontik. Buku Kedokteran EGC: Jakarta
  12. Nursalam. (2011). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan  Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta.
  13. Pearce, evelyn c (2007). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedic. Penerbit PT gramedia : Jakarta
  14. Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UNIPDU Jombang. (2010). Buku Panduan Penyusunan Proposal dan Skripsi.
  15. Setiadi. (2007).Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan.edisi pertama. Penerbit graham ilmu : Yogyakarta
  16. Soeryoko, Hery (2010). 20 Tanaman Obat Terpopuler Penurun Hipertensi. Penerbit C.V ANDI OFFSET : Yogyakarta
  17. Surtiretna, nina (2006). Menganal System Peredaran Darah.PT kiblat : Bandung
  18. Yuliarti, Nurheti (2011). Libas Hipertensi Dengan Herbal.gajayana publisher : Yogyakarta
  19. Gunawan Lany (2001). Hipertensi :  Tekanan DarahTinggi, kanisius. Yogyakarta
  20. Soeparman & Sarwono (2001). Buku Ajaran Penyakit Dalam.jilid 2, Balai penerbit FKUI: Jakarta



Tidak ada komentar:

Posting Komentar