Senin, 05 November 2012

SEKILAS TENTANG KONTRASEPSI SUNTIK

Dr. Suparyanto, M.Kes

SEKILAS TENTANG KONTRASEPSI SUNTIK

1.    Pengertian kontrasepsi
Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah hubungan intim. Cara kontrasepsi sifatnya tidak permanen, dan memungkinkan pasangan untuk mendapatkan kembali anak apabila diinginkan (Suzilawati, 2009).

2.    Cara kerja kontrasepsi
Pada umumnya cara kerja kontrasepsi adalah sebagai berikut:
1)    Mengusahakan agar tidak terjadi konsepsi
2)    Melumpuhkan sperma
3)    Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma. (Wikjosastro, 2007).

3.    Macam – macam Metode Kontrasepsi
A). Metode alat
1). Tanpa alat
1.    Senggama terputus : penarikan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi.
2.    Pantang berkala       : tidak senggama dengan wanita sekitar waktu terjadinya ovulasi masa subbur 14 -2 hari sebelum masa haid yang akan datang. Masa subur, lebih aman dimulai 18 hari sebelum haid yang akan datang.
3.    Poscoital dauche : pembilasan vagina dengan air biasa dengan atau menambah larutan atau obat segera setelah coitus.
4.    Prolonged location : menyusui mencegah ovulasi dan memperpanjang amenore post partum.

2). Dengan alat
1.    Kondom
2.    Diagfragma
3.    Cream, Jelly dan cairan berbusa

B). Metode modern
1). Kontrasepsi hormonal
a)    Kontrasepsi oral
b)    injeksi atau suntikan
c)    sub-kutis implan
2). Intra Uterine Devices ( IUD, AKDR)
3). Kontrasepsi Mantab (Hartanto,2003).

5.    Konsep Dasar KB suntik
1. Pengertian
Kontrasepsi suntik merupakan suatu tindakan invasif karena menembus pelindung kulit, penyuntikan harus dilakukan hati-hati dengan tehnik aseptik untuk mencegah infeksi (Sarwono, 2003).
Mekanisme kerja suntik KB adalah menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovuum, mengentalkan lendir servik, sehingga sulit mditembus spermatozoa, perubahan peristaltik tuba fallopi, sehingga konsepsi dihambat, mengubah suasana endometrium, sehingga tidak sempurna untuk implantasi hasil konsepsi. Kontrasepsi suntikan merupakan metode KB efektif hormonal yang mengandung esterogen dan progestin yang pemberiannya melalui suntikan ( saifuddin, 2002)

2. Macam –macam  KB suntik dan jadwal waktu suntik
1)    Depoprovera:  interval 12 minggu
2)    Norigest: interval 8 minggu, untuk 4 kali suntikan berikutnya  dan injeksi kelima diberikan setiap 12 minggu.
3)    Cyclofem:   interval 4 minggu, angka kegagalan kurang dari 0,3% per 100 wanita pertahun (Saifuddin, 2002).

3. Jenis metode KB yang biasa digunakan
A). Metode sederhana
1)    Kondom
2)    Spermiside
3)    Koitus interuptus ( senggama terputus)
4)    Pantang berkala

B). Metode efektif
1)    Hormonal ( pil KB, DMPA ,NET EN )
2)    Mekanis (AKDR)
3)    Metode KB darurat ( manuaba, 1998)
4)    Depo Medroxyprogesteron Asetat (DMPA)

A).Pengertian
DMPA adalah suatu sintesa progestin yang mempunyai efek progestin asli dari tubuh wanita dan merupakan suspensi steril medroxyprogesteron acetat dalam air, yang mengandung medroxyprogesteron acetat 150 mg (setiap 3 ml).
DMPA ini telah dipakai lebih dari 90 negara, telah digunakan selama kurang lebih dari 20 tahun dan sampai saat ini akseptornya berjumlah kira-kira 5 juta wanita (Hartanto, 2003)

B).Jenis
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin yaitu :
1)    Depo medroxyprogesteron asetat (DMPA), Mengandung 150 mg DMPA yang diberikan setiap bulan dengan cara disuntik IM ( di daerah bokong)
2)    Depo noretisteron enantat ( Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg noretindron enantat, di berikan setiap 2 bulan dengan cara di suntik IM (Sarwono, 2003).

C).Cara kerja kontrasepsi ini
1)    Mencegah ovulasi
2)    Mengentalkan lendir servik sehingga menurunkan kemampuan  penetrasi sperma
3)    Menjadikan selaput rahim tipis dan atropi
4)    Mengahambat trasportasi gamet oleh tuba. (Sarwono, 2003)

D).Efektifitas
Kontrasepsi suntik tersebut  memiliki efektifitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan per tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang  telah ditentukan (Sarwono, 2003).

E).Keuntungan
Keuntungan penggunaan adalah :
1)    Sangat efektif dan tidak perlu takut lupa
2)    Pencegahan kehamilan jangka panjang
3)    Tidak berpengaruh pada hubngan suami istri
4)    Tidak mengandung esterogen sehingga tidak berdampak serius pada penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah
5)    Tidak berpengaruh pada pemberian asi
6)    Sedikit efek samping
7)    Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai premenopause
8)    Menncegah kanker endronetrium dan kehamilan ektopik
9)    Menurunkan kejadian penyakit tumor jinak payudara
10) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul

F). Kerugian/Keterbatasan
Dapat terjadi perdarahan yang tidak teratur karena tidak terdapatnya esterogen yang diperlukan untuk pengelupasan endometrium secara teratur pada haid (DepKes, 2003).

G). Efek samping KB suntik dan penanganannya
a).Ganguan pola menstruasi

1).Bercak darah atau perdarahan yang berkepanjangan atau sering gejala-gajala ini sering mennyertai terpi esterogen, terutama selama beberapa bulan pemakaian.
Penanganan dirumah:
Ibu tidak perlu merasa khawatir dengan kondisi ini karena hal tersebut normal. Ibu dapat melaksanakan ibadah dirumah karena darah haid yang keluar bukan darah kotor. Jika ibu khawatir ibu datang ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan konseling dan penanganan lebiih lanjut.

2).Amenorrhea
Amenorrhea sering terjadi pada pemberian DMPA dan NET EN, tetapi juga dapat terjadi pada semua metode lain. Amenorrhea berkepanjangan pada pemberian progesteron tidak diketahui membahayakan, dan banyak wanita dapat menerimanya dengan baik. Bagi mereka yang merasa bahwa Amenorrhea tidak alamiah dapat di ambil analogi yang masuk akal dengan Amenorrhea laktasi.
Penanganan di rumah :
Bila haid tidak datang selama 6 minggu setelah haid yang teratur kemungkinan akan terjadi hamil untuk itu ibu lakukan tes kehamilan. Jika hasilnya negatif ibu tidak perlu khawatir karena haid untuk beberapa bulan akan kembali normal. Tetapi jika ibu khawatir ibu datang  ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan konseling dan terapi.

3).Gangguan menstruasi pasca terapi
Setelah efek progesteron itu sendiri tidak ada, jarang terjadi gangguan menstruasi. Para pemakai DMPA mungkin mendapati reparat depot ini memiliki efek selama berbulan-bulan setelah suntikan terakhir, tetapi setelah progesteron sudah tiadak ada tubuh maka siklus menstruasi biasanya cepat pulih ke pola sebelumnya.

b).Folikel ovarium persisten atau kista folikel
Wanita yang menggunakan progesteron dosis rendah kadang-kadang mengalami nyeri payudara temporer dan rasa tidak nyaman di abdomen bawah yang berkaitan dengan menetapnya folikel pengahsil estradiol.
Penanganan :
Jika dalam perabaan perut ibu merasakan ada benjolan ibu tidak perlu khawatir, karena hal tersebut akan hilang dengan sendirinya. Untuk itu tidak perlu  pengobatan khusus atau menghentikan suntikan KB. Jika ibu merasa nyeri di bawah perut maka ibu harus datang ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan perawatan.

c).Jerawat
Jerawat kadang-kadang di sebabkan atau diperberat oleh progesteron yang sedikit androgenik misalnya levonorgestrel atau NET. Perawatan kulit yang baik biasanya dapat membawa wanitanya menggunakan kontrasepsi melewati masa penyesuaian dengan metode baru, walaupun kadang-kadang metode tersebut perlu dihentikan.
Penanganan :
Bersihkan muka minimal 2 kali sehari dengan penyegar atau pebersih  seperti lemon dan hindari dan krim yang berat. Ibu juga bisa menggunakan uap nasi atau uap air. Yaitu ketika memasak buka tutup dandang kemudian wajah ibu agak menunduk sehingga uap nasi atau uap air terkena pada wajah. Lakukan minimal 2 kali sehari.

d).Penundaan pemulihan kesuburan
Penundaan ini mungkin disebabkan oleh menetapnya MPA dalalm sirkulasi, karena mikrikristal di depot yang di suntik kan tersebut kadanng-kadang larut sangat lambat. Penundaan pemulihan kesuburan rata-rata berlangsung 7 sampai 8 bulan setelah perhitungan efek 3-4 bulan dari suntikakn terakhir. Hal ini barati bahwa sebagai  wanita akan memerlukann waktu lebih dari setahun untuk dapat hamil.
Penanganan :
Tidak perlu khawatir karena ini merupakan hal yang normal. Ibu dapat membantunya dengan banyak mengonsumsi sayuran dan buah serta banyak istirahat.

e).Pertambahan berat badan
Hal ini jarang disebabkan oleh progesteron dosis rendah, tetapi mungkin menjadi masalah dari sebagian kecil pemakaia DMPA atau NET EN. Pertambahan ringan sebesar 1 – 2 kg sering kemudian menjadi stabil setelah pemakaian dilanjutkan tetapi sejumlah kecil wanita terus  mengalami pertumbuhan berat badan moderat selama  mereka memakai metode tersebut. Mekanisme utama tampaknya adalah peningkatan nafsu makan disertai peningkatan penimbunan simpanan lemak.
Penanganan :
Pemmbatasan makanan yang ketat dan program olahraga akan membantu, tetapi banyak wanita merasakan hal ini  sulit dilaksanakan dalam jangka panjang. Pengaturan diet yaitu dengan cara mengurangi porsi makan nasi di ganti dengan banyak mengonsumsi sayuran.

f).Efek samping lain
Semua metode progesteron dapat menyebabkan nyeri kepala, pusing, mual, perubahan suasana hati, kembung abdomen, nyeri payudara, penurunan libido.
Penanganan :
Apabila ibu sakit kepala  ringan atau sedang, ibu bisa memberikan analgesik atau obat sakit kepala yang ada di pasaran. Tetapi jika sakit kepala disertai gangguan penglihatan ibu segera datang ke petugas kesehatan.
Bila merasa mual hal itu biasa, ibu tidak perlu khawatir. Ibu bisa melakukan tes kehamilan. Jika hasilnya negatif ibu dapat melanjutkan suntikan, tetapi jika hasilnya positif segera datang ke petugas kesehatan.

6.    Indikasi dan Kontraindikasi KB Suntik
a).Indikasi
1)    Perempuan usia reproduksi
2)    Perempuan yang telah memiliki anak
3)    Perempuan yang ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi
4)    Perempuan yanng menyusui ASI pasca persalinan >6 bulan
5)    Perempuan pasca persalinan
6)    Perempuan dengan tekanan darah < 180/110 mmHg. Dengan masalah gangguan pembekuan darah atau perempuan dengan anemia
7)    Perempuan dengan nyeri haid hebat
8)    Perempuan dengan riwayat kehamilan ektopik
9)    Perempuan yang sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

b).Kontra indikasi
1)    Perempuan hamil atau diduga hamil (resiko cacat pada jani 7 per 100.000 kelahiran)
2)    Perempuan dengan perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3)    Perempuan dengan keganasan pada payudara (Saifuddin, 2002).

7.    Dampak penggunaan KB Suntik jangka panjang

1.Terjadinya perubahan pada lipid serum
Jenis kontrasepsi suntik ini merupakan golongan koombinasi dan mengandung medroksi progesteron asetat dengan campuran estradiol sipionat. Disamping memiliki efek kontrasepsi, ternyata kontrasepsi suntik juga memiliki pengaruh terhadap metabolisme lemak, khususnya lipoprotein. Perubahan metabolisme lemak menyebabkan gangguan keseimbangan fraksi  lemak darah (naik turunnya kadar HDL, LDL, dan total kolestrol) karena adanya pengaruh hormonal yang terkandung dalam kontrasepsi suntikan. Hormon yang digunakan dlam kontrasepsi suntikan biasanya merupakan steroid hormon progesteron tanpa atau dengan hormon esterogen.Hormon progesteron mempunyai efek yang nyata atas pola biokimia normal  yaitu perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, serta menyebabkan peningkatan kadar normal kortikosteroid, meningkatkan asam bebas lemak dalam plasma dengan menambah kecepatan lipolisis triasilgliserol yang disimpan, dan mempercepat pengeluaran asam lemak bebas dari jaringan adiposa (D.W Martin, 1983)

2.Penurunan densitas tulang
Fraser dan Jeppsson dalam Paiva menyatakan bahwa kontrasepsi injeksi DMPA bekerja terutama dengan menekan sekresi kelenjar gonadotropin kelenjar hipotalamus, yang mencegah ovulasi. Produksi estrogen ovarium juga ditekan, penggunaan jangka panjang mempunyai ciri khas level estradiol plasma yang berada pada atau dibawah level saat fase folikular. Defisiensi estrogen relatif ini berhubungan dengan hilangnya efek inhibisi estrogen terhadap resorbsi tulang, yang dapat menimbulkan efek yang merugikan terhadap densitas mineral tulang.
Pengukuran densitas mineral tulang pada perempuan yang berhenti menggunakan DMPA mengindikasikan bahwa kehilangan massa tulang diperoleh kembali setelah jangka waktu yang lama kurang lebih 2-3 tahun setelah penghentian penggunaannya. Lebih jauh lagi, penelitian cross-sectional Virutamassen dkk dalam  Speroff  di  Thailand  menemukan tidak  adanya  penurunan  densitas mineral tulang dalam jangka waktu yang lama (lebih dari 3 tahun) pada pemakai Depo-Provera (Afandi, 2002).

3.Penurunan  libido
Kontrasepsi suntik merupakan kontrasepsi yang paling banyak diminati akseptor KB. Mengingat jumlah akseptor KB suntik semakin meningkat, maka perlu diwaspadai dan diantisipasi kemungkinan resiko efek samping yang dapat terjadi, khususnya penurunan libido. Penurunan libido dapat timbul karena faktor perubahan hormonal, pengeringan vagina yang menyebabkan nyeri saat bersanggama (Saifudin, 2002).

4.Gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat
Penggunaan Depo Medroksi Progesteron Asetat dalam jangka panjang sebabkan atau diperberat oleh progesteron yang sedikit androgenik misalnya levonorgestrel atau NET (Prawirohardjo, 2004).

DAFTAR PUSTAKA
1.    Alimul, A.Aziz.(2007). Metode penelitian kebidanan dan teknik analisa data. Jakarta :  rineka cipta
2.    Arikunto,S.(2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Rineka Cipta. Jakarta.
3.    Berliani, paulina. (2009). Kontrasepsi suntikan (Injeksi) – Depo provera. www.pdf-finder.com/pdf/hubungan Tingkat Pengetahuan tentang KB. Diakses sabtu 18 mei  2012.

4.    Departemen kesehatan RI. (2003). KB di Indonesia. (http://www.depkes-RI.com diakses  10 april 2012)
5.    Dinas kesehatan jawa timur (2011). Kb di jawa timur. (http://www.depkes-jatim2011.com diakses 10 april 2012)
6.    Dinas kesehatan ngawi (2011). Kb di ngawi.(http://www.dinkes-ngawi2011.com  diakses 10 april 2012)
7.    Hartanto , Hanafi .2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Pustaka Sinar  Harapan. Jakarta.
8.    Kartono.2006. Perilaku Manusia. ISBN .Jakarta.
9.    Manuaba, Ida, Gde. (1999. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
10. Notoadmodjo.( 2003). Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta. Jakarta
11. Nursalam. (2003). Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.
12. Nursalam (2008). Konsep Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Pedoman Skripsi,Tesis danIintrumen Penelitian. Salemba Medika. Jakarta.
13. Saifudin. (2002). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
14. Sarwono. (2003). Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar