Minggu, 07 April 2013

SEKILAS TENTANG GONOBLENOREA

Dr. Suparyanto, M.Kes


SEKILAS TENTANG GONOBLENOREA

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Suatu radang konjungtiva akut dan hebat dengan disertai sekret purulen yang disebabkan kuman Neisseria Gonorhea. Gonokok terdiri dari 4 tipe, yaitu tipe 1 dan 2 yang mempunyai vili yang bersifat virulen, serta tipe 3 dan 4 yang tidak mempunyai vili yang bersifat nonvirulen, vili akan melekat pada mucosa epitel dan akan menimbulkan reaksi sedang (Yumizone, 2011).

Gonoblenore adalah radang selaput lendir mata yang sangat mendadak ditandai dengan getah mata yang bernanah yang kadang-kadang bercampur darah yang disebabkan oleh kuman Neisseria gonoroika. Proses peradangan yang sangat mendadak pada selaput lendir mata dapat disebabkan oieh Neisseria gonoroika, yaitu kuman-kuman berbentuk bulat, yang sering menjadi penyebab uretritis (radang saluran kemih) pada pria dan vaginitis (radang kemaluan) pada wanita. Proses ini dapat menyebar ke organ di sekitarnya (Sidharta Ilyas. 2001 ).

Dan tanda vaginitis pada wanita adalah adanya getah yang keluar lewat kemaluan bernanah. Penyakit Gonoblenore dapat terjadi secara mendadak. Masa inkubasi (massa mulai masuknya kuman sampai timbul gejala penyakit) dapat terjadi beberapa jam sampai 3 hari. Keluhan utamanya adalah: mata merah bengkak, dengan getah mata seperti nanah kadang bercampur darah. Laju infeksi dapat dikurangi dengan menghindari hubungan seksual dengan sembarang orang (bukan istri atau suaminya).

Pembasmian GO (Gonokkus) dengan cepat dari individu yang terinfeksi dengan cara diagnosa dini dan pengobatan, dan penemuan kasus dan kontak melalui pendidikan dan penyaringan penduduk yang mempunyai resiko tinggi. Proses peradangan yang sangat mendadak pada selaput lendir mata .

Proses ini juga dapat menyebar ke organ di sekitarnya yaitu saluran telur, yang lama-kelamaan dapat berakibat kemandulan. lnfeksi pada mata ini dapat terjadi karena adanya kontak langsung antara neisseria pada kemaluan dengan lapisan mata luar.

2. Rumusan masalah
1.    Apa pengertian, tanda dan gejala dari gonoblenore?
2.    Bagaimana proses perjalanan penyakit gonoblenore?

3. Tujuan
1.    Mengetahui pengertian, tanda dan gejala dari Gonoblenore
2.    Mengetahui bagaimana proses perjalanan penyakit Gonoblenore


 BAB II PEMBAHASAN
1. Definisi
Gonoblenore adalah suatu manifestasi dari penyakit infeksi konjungtiva mata yang pengertiannya sendiri adalah radang selaput lendir mata yang sangat mendadak ditandai dengan getah mata yang bernanah yang kadang-kadang bercampur darah yang disebabkan oleh kuman Neisseria gonoroika (Brunner and suddarth. 2001).

2. Etiologi
Gonoblenore yang disebabkan kuman “Neisseria gonoroika” sangat berbahaya sebab dapat menembus kornea mata yang utuh, ini dikarenakan kuman ini mempunyai enzim-enzim penghancur yang dapat merusak (menghancurkan kornea).Biasanya dalam waktu 2-3 hari jika terlambat dalam pengobatan maka komea sudah hancur.

Jika kornea hancur maka jelas dari penglihatan akan sangat turun. Di samping itu jika tidak segera diobati maka kuman akan dapat menjalar ke seluruh isi bola mata. Jika sudah begini maka semua bola mata harus diangkat (diambil) sehingga penderita rongga matanya akan kosong karena tidak ada isinya.

3. Tanda dan gejala
Penyakit Gonoblenore dapat terjadi secara mendadak. Masa inkubasi (massa mulai masuknya kuman sampai timbul gejala penyakit) dapat terjadi beberapa jam sampai 3 hari.

Keluhan utamanya adalah:
Mata merah bengkak, dengan getah mata seperti nanah kadang bercampur darah.
Bayi umur kurang dari 1 tahun juga bisa terkena penyakit ini, biasanya didapatkan karena tertular oleh ibunya, pada waktu melewati jalan lahir. Namun pada bayi ini biasanya yang kena kedua mata langsung. Bayi umur kurang dari 5 tahun bila terkena, biasanya ada kontak dengan orang tuanya. Pengobatan Gonoblenore ini harus benar-benar intensif, sebab jika tidak, dapat terjadi pecahnya kornea (Wijana, Nana. 1990).

4. Path way
Perjalanan penyakit pada orang dewasa secara umum, terdiri atas 3 stadium :

1. Stadium Infiltratif.
pada laki-laki didahului pada mata kanannya Berlangsung 3 – 4 hari, dimana palpebra bengkak, hiperemi, tegang, blefarospasme, disertai rasa sakit. Pada konjungtiva bulbi terdapat injeksi konjungtiva yang lembab, kemotik dan menebal, sekret serous, kadang-kadang berdarah. Kelenjar preauikuler membesar, mungkin disertai demam. Pada orang dewasa selaput konjungtiva lebih bengkak dan lebih menonjol dengan gambaran hipertrofi papilar yang besar. Gambaran ini adalah gambaran spesifik gonore dewasa. Pada umumnya kelainan ini menyerang satu mata terlebih dahulu dan biasanya kelainan ini

2. Stadium Supurativa/Purulenta.
Berlangsung 2 – 3 minggu, berjalan tak begitu hebat lagi, palpebra masih bengkak, hiperemis, tetapi tidak begitu tegang dan masih terdapat blefarospasme. Sekret yang kental campur darah keluar terus-menerus. Pada bayi biasanya mengenai kedua mata dengan sekret kuning kental, terdapat pseudomembran yang merupakan kondensasi fibrin pada permukaan konjungtiva. Kalau palpebra dibuka, yang khas adalah sekret akan keluar dengan mendadak (memancar muncrat), oleh karenanya harus hati-hati bila membuka palpebra, jangan sampai sekret mengenai mata pemeriksa.

3. Stadium Konvalesen (penyembuhan).
Berlangsung 2 – 3 minggu, berjalan tak begitu hebat lagi, palpebra sedikit bengkak, konjungtiva palpebra hiperemi, tidak infiltratif. Pada konjungtiva bulbi injeksi konjungtiva masih nyata, tidak kemotik, sekret jauh berkurang.

Pada neonatus infeksi konjungtiva terjadi pada saat berada pada jalan kelahiran, sehingga pada bayi penyakit ini ditularkan oleh ibu yang sedang menderita penyakit tersebut. Pada orang dewasa penyakit ini didapatkan dari penularan penyakit kelamin sendiri.

Pada neonatus, penyakit ini menimbulkan sekret purulen padat dengan masa inkubasi antara 12 jam hingga 5 hari, disertai perdarahan sub konjungtiva dan konjungtiva kemotik.

5. Klasifikasi
1.    Penyakit ini dapat mengenai bayi berumur 1 – 3 hari, disebut oftalmia neonatorum, akibat infeksi jalan lahir.
2.    Dapat pula mengenai bayi berumur lebih dari 10 hari atau pada anak-anak yang disebut konjungtivitis gonore infantum.
3.    Bila mengenai orang dewasa biasanya disebut konjungtivitis gonoroika adultorum.

6. Gejala klinis
Pada bayi dan anak
Gejala subjektif : (-)
Gejala objektif :
Ditemukan kelainan bilateral dengan sekret kuning kental, sekret dapat bersifat serous tetapi kemudian menjadi kuning kental dan purulen. Kelopak mata membengkak, sukar dibuka dan terdapat pseudomembran pada konjungtiva tarsal. Konjungtiva bulbi merah.
Konjungtivitis gonore (gonoblenore) pada bayi.

Pada orang dewasa
Gejala subjektif :
1.    Rasa nyeri pada mata.
2.    Dapat disertai tanda-tanda infeksi umum.
3.    Biasanya terdapat pada satu mata. Lebih sering terdapat pada laki-laki dan biasanya mengenai mata kanan.
Gambaran klinik meskipun mirip dengan oftalmia nenatorum tetapi mempunyai beberapa perbedaan, yaitu sekret purulen yang tidak begitu kental. Selaput konjungtiva terkena lebih berat dan menjadi lebih menonjol, tampak berupa hipertrofi papiler yang besar. Pada orang dewasa infeksi ini dapat berlangsung berminggu-minggu.
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan secara langsung dari kerokan atau getah mata setelah bahan tersebut dibuat sediaan yang dicat dengan pengecatan gram atau giemsa dapat dijumpai sel-sel radang polimorfonuklear. Pada konjungtivitis yang disebabkan alergi pada pengecatan dengan giemsa akan didapatkan sel-sel eosinofil.

Pada pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan sediaan langsung sekret dengan pewarnaan gram atau Giemsa untuk mengetahui kuman penyebab dan uji sensitivitas untuk perencanaan pengobatan. untuk membedakannya dilakukan tes maltose, dimana gonokok memberikan test maltose (-). Sedang meningokok test maltose (+). Bila pada anak didapatkan gonokok (+), maka kedua orang tua harus diperiksa. Jika pada orang tuanya ditemukan gonokok, maka harus segera diobati.

8. Pengobatan
Pengobatan spesifik tergantung dari identifikasi penyebab. Konjungtivitis karena bakteri dapat diobati dengan sulfonamide (sulfacetamide 15 %) atau antibiotika (Gentamycine 0,3 %; chlorampenicol 0,5 %).

Konjungtivitis karena jamur sangat jarang sedangkan konjungtivitis karena virus pengobatan terutama ditujukan untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder, konjungtivitis karena alergi di obati dengan antihistamin (antazidine 0,5 %, rapazoline 0,05 %) atau kortikosteroid (misalnya dexametazone 0,1 %).

9. Penyulit
Penyulit yang didapat adalah tukak kornea marginal terutama di bagian atas, dimulai dengan infiltrat, kemudian pecah menjadi ulkus. Tukak ini mudah perforasi akibat adanya daya lisis kuman gonokok (enzim proteolitik). Tukak kornea marginal dapat terjadi pada stadium I atau II, dimana terdapat blefarospasme dengan pembentukan sekret yang banyak, sehingga sekret menumpuk dibawah konjungtiva palpebra yang merusak kornea dan hidupnya intraseluler, sehingga dapat menimbulkan keratitis, tanpa didahului kerusakan epitel kornea. Ulkus dapat cepat menimbulkan perforasi, edofthalmitis, panofthalmitis dan dapat berakhir dengan ptisis bulbi.

Pada anak-anak sering terjadi keratitis ataupun tukak kornea sehingga sering terjadi perporasi kornea. Pada orang dewasa tukak yang terjadi sering berbentuk cincin.

10. Pencegahan
Kuman GO (Gonoroika) tersebar luas di dunia. Penyakit hampir semata-mata dipindahkan dengan kontak seksual, terutama oleh wanita dan laki-laki yang mempunyai infeksi menahun yang tidak tampak gejalanya. Sekali berhubungan dengan
pasangan seksual yang terinfeksi kemungkinannya 20-30% (atau lebih besar) akan terkena infeksi.

Laju infeksi dapat dikurangi dengan:
1.    Menghindari hubungan seksual dengan sembarang orang (bukan istri atau suaminya).
2.    Pembasmian GO (Gonokkus) dengan cepat dari individu yang terinfeksi dengan cara diagnosa dini dan pengobatan.
3.    Skrining dan terapi pada perempuan hamil dengan penyakit menular seksual.
4.    Secara klasik diberikan obat tetes mata AgNO3 1% Segera sesudah lahir (harus diperhatikan bahwa konsentrasi AgNO3 tidak melebihi 1%).
5.    Cara lain yang lebih aman adalah pembersihan mata dengan solusio borisi dan pemberian kloramfenikol salep mata.
6.    Operasi caesar direkomendasikan bila si ibu mempunyai lesi herpes aktif saat melahirkan.
7.    Antibiotik, diberikan intravena, bisa diberikan pada neonatus yang lahir dari ibu dengan gonore yang tidak diterapi.
8.    Penemuan kasus dan kontak melalui pendidikan dan penyaringan penduduk yang mempunyai resiko tinggi.
9.    GO pada bayi dicegah dengan pemberian obat lokal zat bakterisidat terhadap Gonokokus bila terjadi kontak pada selaput lender mata bayi-bayi yang baru lahir, misalnya perak nitrat 1%.

11. Penatalaksanaan
1.    Sekret dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air bersih (direbus) atau dengan garam fisiologik setiap ¼ jam, kemudian diberi salep penisillin setiap ¼ jam. Penisillin tetes mata dapat diberikan dalam bentuk larutan penisillin (caranya : 10.000 – 20.000 unit/ml) setiap 1 menit sampai 30 menit. Kemudian salep diberikan setiap 5 menit selama 30 menit., disusul pemberian salep penisillin setiap 1 jam selama 3 hari.
2.    Tetes mata penisillin tiap 30 menit, kemudian salf setiap 5 menit selama 30 menit.
3.    Disusul salf penisillin tiap 1 jam selama 3 hari. Antibiotik sistemik
4.    Pencegahan dengan membersihkan mata bayi baru lahir dengan lar Borisi dan salf kloramfenikol.
5.    Pasien dirawat dan diberi pengobatan dengan penicillin, salep dan suntikan, pada           bayi diberikan 50.000 U/kgBB selama 7 hari.
6.    Antibiotika sistemik diberikan sesuai dengan pengobatan gonoblenore.
7.    Pengobatan diberhentikan bila pada pemeriksan mikroskopik yang dibuat setiap hari menghasilkan 3 kali berturut-turut negatif.
8.    Pada pasien yang resisten terhadap penicillin dapat diberikan cefriaksone (Rocephin) atau Azithromycin (Zithromax) dosis tinggi.

BAB 3 PENUTUP
1. Kesimpulan
Gonoblenore adalah radang selaput lendir mata yang sangat mendadak ditandai dengan getah mata yang bernanah yang kadang-kadang bercampur darah yang disebabkan oleh kuman Neisseria gonoroika.
Proses peradangan yang sangat mendadak pada selaput lendir mata dapat disebabkan oieh Neisseria gonoroika, yaitu kuman-kuman berbentuk bulat, yang sering menjadi penyebab uretritis (radang saluran kemih) pada pria dan vaginitis (radang kemaluan) pada wanita.

Tanda uretritis pada pria di antaranya adalah keluarnya nanah berwarna krem kuning
dan berkemih yang sakit. Proses ini dapat menyebar ke organ di sekitarnya. Dan tanda vaginitis pada wanita adalah adanya getah yang keluar lewat kemaluan bernanah.

Proses ini juga dapat menyebar ke organ di sekitarnya yaitu saluran telur, yang lama-kelamaan dapat berakibat kemandulan. Sedangkan timbulnya uretritis dan vaginitis ini dapat terjadi karena penderita berganti-ganti pasangan seksualnya lnfeksi pada mata ini dapat terjadi karena adanya kontak langsung antara neisseria pada kemaluan dengan lapisan mata luar.

Kontak ini biasanya akibat setelah memegang kemaluan kemudian dipakai menggosok lapisan mata luar. Tetapi kontak ini juga dapat terjadi lewat penularan handuk yang dipakai. Karena kebanyakan orang memakai tangan kanannya untuk beraktifitas, maka setelah memegang kemaluan dengan tangan kanan kemudian dipakai untuk menggosok mata, maka kebanyakan mata yang terkena Gonoblenore adalah mata kanan. Akan tetapi lama kelamaan menyebar ke yang kiri.

DAFTAR PUSTAKA
1.    Brunner and Suddarth. ( 2001 ). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Alih bahasa : dr. H.Y. Kuncara dkk.Jakarta : EGC
2.    Sidharta Ilyas. ( 2001 ).Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Penerbit FKUI
3.    Wijana, Nana. 1990. Ilmu Penyakit mata. Cetakan V. Jakarta.
4.    Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Penerbit: EGC, Jakarta.
5.    www. Asuhan-keperawatan-askep-infeksi Gonoblenorea .html
6.    http//.KONJUNGTIVITIS GONORE DAN PENATALAKSANAANNYA « Yumizone.11 januari 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar