Selasa, 23 April 2013

SEKILAS TENTANG PENGETAHUAN

Dr. Suparyanto, M.Kes


SEKILAS TENTANG PENGETAHUAN

1. Definisi
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi  melalui pancaindra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010).

Pengatahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya (Mubarak, 2011).

2. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan :

a. Tahu (Know)
Tahu diartikan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah dengan cara menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat menginterpresentasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

d. Analisis (Analysis)
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk kepada kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2010).


Menurut (Rogers tahun 1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :
1.    Awareness (kesadaran), yakni orang gtersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.
2.    Interest (merasa tertarik), yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.
3.    Evaluation (menimbang-nimbang), yakni menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4.    Trial (mencoba), yakni orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5.    Adoption (adopsi), yakni subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus (Notoatmodjo, 2010).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan dapat diuraikan sebagai berikut :

a.Faktor internal
1). Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu cara untuk memperoleh pengetahuan melalui proses belajar dan pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya akan tetapi semakin rendah pendidikan seseorang maka semakin rendah pula pengetahuan yang dimilikinya (Notoatmodjo, 2010).

2). Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun, semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang jalan berpikir dan bekerja (Nursalam, 2008 ). Usia remaja menurut WHO adalah sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa yaitu dengan batasan 12 sampai 25 tahun.

3). Minat
Suatu fungsi jiwa untuk mendapatkan sesuatu, inat merupakan kekuatan diri dalam diri sendiri untuk menambah pengetahuan.

4). Intelegensi
Pengetahuan yang dipengaruhi intelegensi adalah pengetahuan intelegen dimana seseorang dapat bertindak secara tepat, cepat dan mudah dalam mengambil keputusan. Seseorang yang mempunyai intelegensia yang rendah akan bertingkah laku lambat dalam mengambil keputusan.

b. Faktor eksternal
1). Media massa
Dengan majunya teknologi akan tersedia pula bermacam-macam media massa yang dapat pula mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.
2). Pengalaman
Suatu peristiwa yang pernah dialami seseorang.

3). Sosial budaya
Sosial budaya adalah hal-hal yang komplek yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan-kemampuan, serta kebiasaan berevolusi dimuka bumi ini sehingga hasil karya, karsa dan cipta dari masyarakat.

4). Lingkungan
Lingkungan dimana kita tinggal dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pengetahuan seseorang.

5). Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung (Mubarak, 2011). Masyarakat yang sibuk hanya memiliki sedikit waktu untuk memperoleh informasi sehingga pengetahuan yang mereka peroleh kemungkinan juga berkurang  (Notoatmodjo, 2010).

6). Penyuluhan
Meningkatkan pengetahuan masyarakat juga dapat melalui metode penyuluhan. Dengan pengetahuan bertambah seseorang akan merubah perilakunya.

7). Informasi
Rangsangan atau stimulus yang disampaikan oleh sumber sasaran karena merupakan hasil pemikiran dan pendapat sumber yang ingin disampaikan kepada orang lain (Mubarak, 2011).

4. Cara Mengukur Pengetahuan
Menurut Nursalam (2011) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala ordinal yaitu:
a). Baik           : hasil presentase 76% - 100%
b). Cukup      : hasil presentase 56% - 75%
c). Kurang     : <56 span="">

5. Cara Memperoleh Pengetahuan
Dari cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran, pengetahuan dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

a. Cara Kuno Untuk Memperoleh Pengetahuan
1). Cara Coba-coba Salah (Trial and Error)
Dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dipecahkan.

2). Cara Kekuasaan (Otorita)
Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan. Prinsip ini orang yang mengemukakan adalah orang yang punya otorita, tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya, bisa berdasarkan fakta empiris atau penalaran sendiri.

3). Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi pada masa lalu.

4). Melalui Jalan Pikiran
Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui pertanyaan-pertanyaan khusus kepada umum dinamakan induksi. Sedangkan duduksi adalah perbuatan kesinpulan dari pertanyaan yang umum kepada yang khusus.

b. Cara Modern Dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan  oleh Franis Balon (1561-1626) kemudian dikembangkan oleh Debold Van Dallen. Akhirnya lahir suatu cara penelitian yang dewasa ini kita kenal sebagai metodologi penelitian (Notoatmodjo, 2010).

DAFTAR PUSTAKA

1.    Alimul, H.Aziz. 2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
2.    Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
3.    Asri, Dwi dan Clervo, Cristine. 2010. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta: Nuha Medika.
4.    Gupta, J.K., & Nikdem, V.C. (2003). Position for women during second stage of labor. In The Cochrane Review issue 2.www.lamaze.org diakses pada 10 April 2012.
5.    Manuaba, Ida Bagus Gde. 2009. Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan, dan Keluarga berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
6.    Mochtar, Rustam. 2002. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.
7.    Mubarak, W Iqbal. 2011. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
8.    Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka cipta.
9.    Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
10. Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Edisi III. Jakarta: Salemba Medika.
11. Revina, pevi. 2010. www.bidanku.com. Di akses pada 13 april 2012.
12. Setiadi. 2007. Konsep & Penulisan, Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
13. Simkin, Penny dan Ancheta Ruth. 2005. Buka Saku Persalinan. Jakarta: ECG.
14. Sofyan, Mustika. 2008. 50 Tahun Ikatan Bidan Indosesia Bidan Menyongsong masa Depan. Jakarta: PP IBI.
15. Supriatmaja. Hasil Penelitian Pengaruh Senam Hamil . (http:www. Kalbe. Co.id. ), diakses pada 13 April 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar