Rabu, 08 Mei 2013

SEKILAS TENTANG INFEKSI SALURAN KEMIH

Dr. Suparyanto, M.Kes


SEKILAS TENTANG INFEKSI SALURAN KEMIH

BAB I PENDAHULUAN

1.1       Latar belakang
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk menyatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Prevalensi ISK di masyarakat makin meningkat seiring engan meningkatnya usia. Pada usia 40 – 60 tahun mempunyai angka prevalensi 3,2 %. Sedangkan pada usia sama atau diatas 65 tahun kira-kira mempunyai angka prevalensi ISK sebesar 20%.

Infeksi saluran kemih dapat dialami laki-laki maupun wanita dari semua umur baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lanjut usia. Akan tetapi dari kedua jenis kelamin, ternyata wanita lebih sering mengalami isk dari pada pria.

Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan adanya bakteri dalam urin. Bakteriuria yang disertai dengan gejala saluran kemih disebut bakteriuria simptomatis. Sedangkan yang tanpa gejala disebut bakteriuria asimptomatis. Dikatakan bakteriuria positif pada pasien asimptomatisbila terdapat lebih dari 105 koloni bakteri dalam sampel urin midstream, sedangkan pada pasien simptomatis bisa terdapat jumlah koloni lebih rendah.


1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah Untuk mengetahui penyebab dari isk, gejala-gejala ISK serta cara pengobatan dan pencegahannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian ISK
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kemih, ISK dapat terjadi di saluran ginjal (ureter), kandung kemih (bladder), atau saluran kencing bagian luar (uretra). Jenis ISK yang paling umum adalah infeksi kandung kemih yang sering juga disebut sebagai sistitis. Diagnosa didasarkan dengan terdapatnya dan ditemukannya lebih dari 10.000 kuman/ml urine.

2.2 Penyebab ISK
Infeksi Saluran Kemih (ISK) antara lain disebabkan karena bakteri  Escherichia  coli (E.coli), yang banyak terdapat pada tinja manusia dan biasa hidup di kolon. Wanita lebih rentan terkena ISK karena uretra wanita lebih pendek dari pada uretra pria sehingga bakteri ini lebih mudah menjangkaunya. Infeksi juga dapat dipicu oleh batu di saluran kencing yang menahan koloni kuman. Sebaliknya, ISK kronis juga dapat menimbulkan batu.

Mikroorganisme lain yang bernama Klamidia dan Mikoplasma juga dapat menyebabkan ISK pada laki-laki maupun perempuan, tetapi cenderung hanya di uretra dan sistem reproduksi. Berbeda dengan E coli, kedua bakteri itu dapat ditularkan secara seksual sehingga penanganannya harus bersamaan pada suami dan istri.

Selain disebabkan oleh bakteri, ISK  juga dapat disebabkan oleh kebiasaan yang tidak baik seperti kurang minum, dan sering menahan buang air kecil. Serta gaya hidup yang kurang sehat terlalu banyak mengkonsumsi vitamin c dosis tinggi, dan mengkonsumsi kopi manis, sehingga memicu terjadinya ISK karena urine yang melewati saluran kemih mengandung asam urat sehingga hal ini dapat memicu terjadinya batu ginjal pada saluran kemih yang dapat menyebabkan peradangan pada saluran kantung kemih.

2.3 Gejala ISK
Beberapa gejala ISK dapat berupa simtomatis (menimbulkan gejala) dan asimtomatis yaitu (tidak menimbulkan gejala). Gejala simtomatis dari ISK sebagai berikut :
1)    Sakit pada saat atau setelah kencing
2)    Ingin kencing, tetapi tidak ada atau sedikit air seni yang keluar
3)    Warna air seni kental/pekat seperti air teh, kadang kemerahan bila ada darah
4)    Nyeri pada pinggang
5)    Demam atau menggigil, yang dapat menandakan infeksi telah mencapai ginjal (diiringi rasa nyeri di sisi bawah belakang rusuk, mual atau muntah)

Sedangkan gejala asimtomatis inilah yang lebih membahayakan hal ini disebabkan tidak menimbulkan gejala sehingga penanggulangan serta pengobatannya akan terlambat.

2.4 Faktor Host
Faktor predisposisi antara lain kelainan anatomi saluran kemih,batu saluran kemih
Status imunologi host

2.5 Faktor agent
Faktor agent (mikroorganisme)
Bakteri dilengkapi dengan fili atau fimbriae yang terdapat di permukaannya. Pili berfungsi untuk menempel pada urotelium melalui reseptor yang ada dipermukaan urotelium. Ditinjau dari jenis pilinya terdapat 2 jenis bakteri yang mempunyai virulensi berbeda, yaitu :
1)    Tipe fili 1, banyak menimbulkan infeksi pada sistitis.
2)    Tipe fili P, yang sering menimbulkan infeksi berat pielonefritis akut.

Selain itu beberapa bakteri mempunyai sifat dapat membentuk antigen, menghasilkan toksin (hemolisin), dan menghasilkan enzim urease yang dapat merubah suasana urin menjadi basa

2.6 faktor Environment
1)    Lingkungan yang kurang bersih
2)    Pola hidup yang kurang terjaga
3)    Pola seksual yang kurang bersih

2.7 Transmisi
Bagaimana mikro-organisme masuk ke saluran kencing hingga menimbulkan infeksi ? Kadang penderita ISK merasa heran, mengapa bisa terjangkit padahal dirinya bukan tipe jorok. Ok, mikro-organisme masuk ke saluran kencing melalui beberapa cara, yakni:
1)    Penyebaran langsung dari tempat infeksi terdekat.
2)    Penyebaran mikro-organisme melalui aliran darah (hematogen)
3)    Penyebaran mikro-organisme melalui saluran getah bening
4)    Dari luar, misalnya karena pemakaian kateter, dan lain-lain.

Selain beberapa cara penyebaran di atas, ISK mudah terjadi karena kondisi-kondisi di bawah ini:
1)    Bendungan aliran urine
2)    Kembalinya urine dari kandung kemih ke saluran kencing bagian atas (refluks vesiko-ureter)
3)    Adanya sisa urine dalam kandung kemih
4)    Gangguan metabolisme
5)    Peralatan medis, misalnya kateter
6)    Wanita hamil, karena bendungan dan ph urine yang tinggi

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pencegahan
Infeksi Saluran kencing (ISK) dapat dicegah dengan cara sebagai berikut :
1)    Perbanyak minum air sebagai upaya untuk membersihkan saluran kemih dari kuman.
2)    Jangan menahan kencing bila Anda ingin buang air kecil

Bagi penderita ISK, kedua hal tersebut lebih ditekankan lagi karena ISK dapat menimbulkan lingkaran setan. Penderita ISK cenderung untuk menahan kemih, padahal menahan kemih itu sendiri dapat memperberat ISK. Banyak mengkonsumsi air minum 8 gelas sehari atau 2,5liter dalam sehari sehingga dapat mengurangi resiko terkena ISK

3.2 Penatalaksanaan
a. ISK bawah
1)    Intake cairan ditambah
2)    Antibiotik adekuat (ampisilin,trimetoprim )
3)    Infeksi clamidia dengan terapi tetrasiklin
4)    Infeksi anaerobik dengan terapi kuinolon
5)    Simtomatik

b. ISK atas
1)    Rawat inap
2)    Pertahankan status hidrasi
3)    Antibiotik parenteral minimal 48 jam
4)    Fluorokuinolon
5)    Aminoglikosida dengan atau tanpa ampisilin
6)    Sefalosporin spektrum luas dengan atau tanpa aminoglikosida

c. Bakteriuria asimtomatik pada kehamilan
1)    Harus mendapatkan terapi antimikroba untuk mencegah pyelonefritis

d. Bakteriuria asimtomatik pada DM
1)    Faktor predisposisi PNA,nekrosis papiler,insufisiensi renal.mendapatkan terapi antimikroba

e. ISK berhubungan dengan kateter
1)    Bersifat polimikroba
2)    Pengunaan kateter urine berselaput campuran perak atau kateter oksida perak

3.3 Pengobatan ISK
Pengobatan ISK biasanya dilakukan dokter dengan pemberian antibiotik. Secara tradisional, orang sering memakai air daun sirih karena diyakini memiliki daya antiseptik. Namun demikian, pengobatan tradisional seperti itu tidak boleh terlalu diandalkan. Bila Anda merasakan gejala di atas, segeralah memeriksakan diri ke dokter.

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Infeksi Saluran Kemih adalah infeksi yang terjadi di saluran kemih, saluran ginjal, dan saluran kencing bagian luar, yang disebabkan oleh bakteri yaitu bakeri E.coli ,mikroorganisme Klamidia dan mikroorganisme Mikoplasma. Selain bakteri tersebut, ISK juga dapat disebabkan oleh kebiasaan buruk seperti kurang minum dan sering menahan buang air kecil.

Beberapa ISK ada yang menimbulkan gejala (simtomatis) dan ada yang tidak menimbulkan gejala (asimtomatis). Pada ISK simtomatis, penderita mengalami sakit pada saat atau setelah buang air kecil, ingin kencing tetapi tidak ada atau sedikit air kencing yang keluar, serta warna air kencing yang pekat.
ISK dapat diobati dengan obat-obat tradisional seperti air daun sirih dan obat-obat tradisional lainnya, tetapi ISK juga harus diperiksa ke dokter apabila telah merasakan gejala-gejala diatas.

ISK dapat di cegah, dengan tidak menahan buang air kecil, dan banyak mengkonsumsi air putih 8 gelas per hari atau 2,5 liter dalam sehari.

4.2 Saran
Bagi para penderita ISK, tidak menahan kencing dan harus banyak mengkonsumsi air putih sebagai upaya untuk membersihkan saluran kemih dari kuman. Bagi penderita ISK, kedua hal tersebut lebih ditekankan lagi karena ISK dapat menimbulkan infeksi dan kerusakan pada ginjal.

DAFTAR PUSTAKA

1)    'http://ads6.kompasads.com/new/www/delivery/ck.php?n=a0c78bfb&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE'target='_blank'>
2)    'http://ads6.kompasads.com/new/www/delivery/avw.php?zoneid=92&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&n=a0c78bfb' border='0' alt='' />

Tidak ada komentar:

Posting Komentar