Selasa, 15 Oktober 2013

PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA

Dr. Suparyanto, M.Kes


PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA

2.1. Konsep Dasar Pelayanan Kesehatan Keluarga
2.1.1.  Pengertian
       Salvacion G. Bailon dan Araceles Maglaja (1978) mendefinisikan keperawatan kesehatan keluarga sebagai tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang dipusatkan kepada “keluarga” sebagai unit atau kesatuan yang dirawat dengan “sehat” sebagai tujuannya dan perawatan sebagai sasarannya.
       Dalam perawatan kesehatan, masyarakat yang menerima asuhan keperawatan di bagi menjadi dalam 3 tingkat:
1.    Tingkat individu
Perawat memberi asuhan keperawatan kepada individu dengan kasus tertentu, misalnya pasien tuberkulosis, diabetes, dan ibu hamil, yang di jumpai di klinik yang kadang-kadang ditindaklanjuti keperawatannya di rumah (lingkungan keluarga). Perhatian utama pada tingkat ini adalah individu yang bersangkutan.
2.    Tingkat keluarga
Pada tingkat ini sasaran asuhan adalah keluarga. Perhatian utamanya adalah masalah keluarga. Perawat akan menghadapi pasien, yaitu keluarga dengan anggotanya yang menderita penyakit TBC, keluarga dengan ibu hamil dan lain-lain.
3.    Tingkat masyarakat
Asuhan keperawatan masih tetap ditujukan kepada individu/keluarga, tetapi klien tersebut dilihat dalam satu kesatuan dalam masyarakat. Contoh: penanggulangan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam tingkat masyarakat pada kondisi endemik malaria, endemik kolera dan lain-lain adalah perbaikan sanitasi, penyuluhan kesehatan dan lain-lain.
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga dengan tujuan menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga.

2.1.2.  Alasan Keluarga Sebagai Unit Pelayanan Keperawatan
       Alasan utama meninjau keluarga sebagai unit pelayanan perawatan menurut Ruth B Freemen, (1981), adalah sebagai berikut:
1.  Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat
2.  Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompok
3.  Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lain
4.  Dalam memelihara kesehatan, anggota keluarga sebagai pengambil keputusan dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya.
5.  Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai usaha-usaha kesehatan masyarakat
       Sedangkan menurut (Spradley & Allender, 1997), Alasan mengapa keluarga menjadi penting bagi perawat keluarga adalah:
1.    Keluarga sebagai seluruh sistem juga membutuhkan pelayanan kesehatan seperti halnya individu agar ia dapat memenuhi tugasnya dalam setiap fase perkembangan
2.    Tingkat kesehatan individu berkaitan erat dengan tingkat kesehatan keluarga begitu pun sebaliknya; dan
3.    Tingkat fungsional keluarga sebagai unit terkecil dari komunitas dapat mempengaruhi derajat kesehatan sistem atasnya.
A.   Implikasi Dari Konsep Keluarga
Apakah implikasinya atau alasan kalau kita melaksanakan pelayanan kesehatan yang terpusat (fokus) kepada keluarga?
Berikut ada beberapa implikasi yang dapat kita kemukakan dalam hal tersebut:
1.    Perawatan kesehatan yang bersifat preventif, kuratif maupun edukatif, di rumah dan sistem pelayanan kesehatan diarahkan untuk membantu seluruh keluarga dalam meningkatkan cara-cara hidup sehat.
2.    Pencakupan pelayanan lebih luas, karena banyak anggota keluarga yang dapat dicakup, dan semua sumber yang ada dapat dikerahkan.
3.    Pelayan kesehatan, pencatatan dan pelaporan, kunjungan kepuskesmas serta pendekatan secara epidemiologi ke semuanya berdasarkan atas terpusat kepada keluarga.
4.    Perlu ditekankan pada waktu-waktu rawan dalam kehidupan keluarga dan pada keadaan-keadaan resiko tinggi.
5.    Perlu ada kontinuitas dari pelayanan serta pengawasan secara teratur.

2.1.3.  Keluarga Sebagai Objek Dan Subjek Keperawatan
       Menurut Tinkham dan Voorhies (1984) keluarga mempunyai peran yang penting dalam keperawatan karena keluarga menyediakan sumber-sumber yang penting untk memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan bagi dirinya dan orang lain dalam keluarga.mereka mengacu pada keluarga sebagai pasien dari perawat komunitas dengan fokus utamanya pada kebutuhan keluarga dan resolusinya.
       Dalam sebuah unit keluarga, disfungsi apa saja (penyakit, cedera, perpisahan) akan mempengaruhi satu atau lebih anggota keluarga dalam hal tertentu. Keluarga merupakan jaringan yang mempunyai hubungan erat serta bersifat mandiri. Dan masalah seorang individu dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain serta seluruh sistem.
       Jika seorang perawat hanya mengkaji satu individu saja, bukan keluarga, ia akan kehilangan bagian yang dibutuhkan untuk memperoleh pengkajian HOLISTIK. Satu hal yang pasti adalah bahwa masalah anggota keluarga identik dengan masalah keluarga.
       Ada semacam hubungan yang kuat antara keluarga dan kesehatan anggotanya, yang peran dari keluarga sangat penting bagi setiap aspek perawatan kesehatan dan individuanggota keluarga mulai dari strategi hingga fase rehabilitasi.
       Melalui perawatan kesehatan keluarga yang berfokus pada peningkatan perawatan diri (self care), pendidikan kesehatan, dan konseling keluarga, serta upaya keperawatan yang dapat mengurangi resiko akibat pola hidup dan bahaya dari lingkungan.
       Penemuan suatu kasus merupakan salah satu alasan penting untuk memberikan perawatan kesehatan. Ditemukannya masalah kesehatan pada salah satu anggota keluarga memberi petunjuk penting bahwa anggota keluarga beresiko tinggi mengalami masalah yang sama. Misalnya, jika salah satu anggota keluarga menderita penyakit infeksi kronis (contohnya TBC), seluruh anggota keluarga harus diperiksa dan dirawat.
       Karena keluarga merupakan sistem pendidikan yang vital untuk memberikan perawatan pencegahan, dengan cara memberi petunjuk bahwa anggota keluarga beresiko tinggi mengalami masalah yang sama. Karenanya keluarga merupakan sistem pendidikan yang vital bagi individu, keluarga perlu dihargai dan dimasukkan ke dalam perencanaan tindakan bagi individu tersebut.

2.1.4.  Interaksi Antara Sehat/Sakit Dan Keluarga
       Status sehat/sakit para anggota keluarga dan keluarga saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Menurut Gilliss dkk. (1989), keluarga cenderung menjadi reaktor terhadap masalah kesehatan dan menjadi faktor dalam menentukan masalah kesehatan anggota keluarga.
       Menurut Suchulan (1965) dan Doberty dan Canphell (1988), yang disederhanakan oleh Marylin M. Friedman, ada 6 tahap interaksi antara sehat sakit dan keluarga, yaitu :
1.    Tahap pencegahan sakit dan penurunan risiko
2.    Tahap gejala penyakit yang dialami oleh keluarga
3.    Tahap mencari perawatan
4.    Tahap kontak keluarga dengan Intitusi kesehatan
5.    Tahap respons sakit terhadap keluarga dan pasien
6.    Tahap adaptasi terhadap penyakit dan pemulihan
Ada versi lain mengenai 6 tahap interaksi sehat/sakit keluarga, yaitu:
1.     Upaya keluarga terkait promosi kesehatan
a.    Keluarga memegang peranan yang penting dalam berbagai bentuk upaya promosi kesehatan di dalam keluarga.
b.    Ada banyak bentuk bentuk peningkatan kesehatan, pencegahan dan pengurangan resiko: Sekitar masalah pola hidup à berhenti merokok, olah raga, imunisasi dan lain-lain.
c.    Agar strategi sehat dapat berhasil; menunut perbaikan pola hidup seluruh anggota keluarga.
d.    Anggota keluarga perlu mempelajari status kesehatan mereka dan citra tubuh à seperti apakah tubuh mereka   lemah, sakit-sakitan atau sehat.
e.    Anggota keluarga yang dapat menunjukkan perilaku hidup sehat akan menjadi contoh yang sangat ampuh  bagi anggota keluarga yang lain.
2.     Respon keluarga terhadap gejala-gejala
a.    Tahapan ini dimulai: mengenal, menginterprestasikan bahaya yang timbul, menujukkan kepeduliaan terhadap masalah yang timbul.
b.    Keluarga meyakini gejala – gejala penyakit yang timbul dan mencari jalan penyelesaiannya.
c.    Tahap ini terdiri dari: kepercayaan yang menyangkut gejala atau penyakit dari anggota keluarga, bagaimana menangani pentakit tersebut. 
3.     Mencari tempat pelayanan
a.    Dimulai ketika keluarga menyetakan adanya anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
b.    Orang yang sakit dan keluarga mulai mencari informasi, bantuan sesuai dengan keyakinan mereka baik kepada tenaga profesional, maupun tenaga yang mereka yakini dapat membantu.
c.    Keputusan apakah ditangani di rumah, di klinik atau RS à cenderung dirundingkan di keluarga.
4.     Merujuk dan mendapatkan pelayanan
a.    Adanya kontak keluarga dengan pelayanan kesehatan.
b.    Keluarga menentukan kepada siapa mereka akan berkonsultasi dan mendapatkan pelayanan.
5.     Respon segera keluarga terhadap penyakit
a.    Keluarga menerima peran sakitnya? Ditandai dengan: Ketergantungan  terhadap tenaga kesehatan, Keinginan utk mentaati nasehat medik, Berusaha keras untuk sembuh
b.    Tahap respon akut à penyesuaian yang hrs segera dibuat.
c.    Penyakit serius/mengancam jiwa à krisis kelg dapat terjadi à respon kekuatan stressor.
6.     Tahap penyesuaian/penyembuhan sakit
a.    Penyakit serius dan kronis dari seorang anggota keluarga à mempengaruhi secara mendalam pada sistem keluarga, khususnya struktur peran dan pelaksanaan fungsi keluarga.
b.    Keseriusan ketidakmampuan.
c.    Sentralitas klien dalam unit keluarga.
d.    Keluarga mempunyai peran yang bersifat mendukung selama masa penyembuhan dan pemulihan.

2.1.5.  Karakteristik Keluarga Sehat
1.     Ada komunikasi, sharing pengalaman
2.     Pendidikan terarah
3.     Saling memperkuat dan mendukung
4.     Mengembangkan sifat saling percaya
5.     Ada rasa bermain dan humor
6.     Ada keseimbangan dalam berinteraksi
7.     Suasana saling tanggung jawab& saling membantu
8.     Mengajarkan baik-buruk, benar-salah
9.     Patuh pada tradisi yang baik dan ajaran agama
10.  Respek terhadap privasi

DAFTAR PUSTAKA

  1. Dian Roslan Hidayat S.Kep M.Kes Direktur Utama Intan Nursing Center Garut.Tren Dan Isu Mutakhir Praktek Perawat.
  2. Guwandi, J. 2005. Rahasia Medis. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
  3. Hanafiah, M.Jusuf dan Amri Amir. 1998. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan.    Medan: EGC
  4. Britton, Keehner, Still & Walden 1999
  5. http://andarka.blogspot.com/pengertian jamkesmas/profilku diakses pada tanggal 1 Oktober 2013 pukul 20.00
  6.  http://ditppk.depsos.go.id/html/modules.php diakses pada tanggal 1 Oktober 2013 pukul 20.00
  7.  www.depkes.go.id/downloads/jamkesmas diakses pada tanggal 1 Oktober 2013 pukul 20.00
  8.  www.jpkm-online.net/sim-jamkesmas/ diakses pada tanggal 1 Oktober 2013 pukul 20.00
  9.  www.kesehatan.kompas.com/read/2010/10/0/jamkesmas diakses pada tanggal 1 Oktober 2013 pukul 20.00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar