Kamis, 24 April 2014

MASALAH DIABETES MELLITUS, APA DAN BAGAIMANA SOLUSINYA

Dr. Suparyanto, M.Kes


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
DM ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa keataspada seluruh status sosial ekonomi. Saat ini upaya penanggulangan penyakitDM belum menempati skala prioritas utama dalam pelayanan kesehatan,walaupun diketahui dampak negatif yang ditimbulkannya cukup besar antaralain komplikasi kronik pada penyakit jantung kronis, hipertensi, otak, systemsaraf, hati, mata dan ginjal.
Dalam jumlah prevalensi penduduk dunia dengan DM di perhitungkan mencapai 125 juta pertahun dengan DM, dengan prediksi berlipat ganda mencapai 250 juta dalam 10 tahun mendatang (tahun 2010). Peningkatan prevalensi akan lebih menonjol perkembangannya di negara berkembang dibandingkan dengan negara maju. Prevalensi DM di Indonesia besarnya 1,2% – 2,3% dari penduduk usia lebih 15 tahun.
Kecenderungan peningkatan prevalensi akan membuat perubahan posisi DM yang semakin merajalela, yang ditandai dengan perubahan atau kenaikan peringkatnya dikalangan 10 besar penyakit (leading desiases). Selain itu DM juga memberi kontribusi terhadap kematian.
Sebagian besar gambaran patologik dari DM dapat dihubungkan dengan salah satu efek utama akibat kurangnya insulin berikut:
1.                     Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel – sel tubuh yang mengakibatkan naiknya konsentrasi glukosa darah setinggi 300 – 1200 mg/dl.
2.                     Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah penyimpanan lemak yang menyebabkan terjadinya metabolisme lemak yang abnormal disertai dengan endapan kolestrol pada dinding pembuluh darah.
3.                     Berkurangnya protein dalam jaringan tubuh.
Oleh karena itu penulis bermaksud membuat makalah tentang penyakit diabetes melitus untuk dijadikan referensi pembaca agar lebih memahami tentang penyakit diabetes melitus.
1.2    Rumusan Masalah
1.    Bagaimana konsep dasar dari penyakit diabetes melitus ?
2.    Apa masalah yang ditimbulkan dari penyakit diabetes melitus ?
3.    Apa saja penyebab masalah dari penyakit diabetes melitus ?
4.    Bagaimana cara mengatasi penyebab masalah dari penyakit diabetes melitus ?
1.3    Tujuan
a.     Tujuan Umum
Mengetahui masalah, penyebab masalah, dan cara mengatasinya dari penyakit diabetes melitus.
b.    Tujuan Khusus
§  Mengidentifikasi masalah dari penyakit diabetes melitus.
§  Mengidentifikasi penyebab masalah dari penyakit diabetes melitus.
§  Mengidentifikasi penyelesaian dari penyebab masalah penyakit diabetes melitus.
1.4    Manfaat
·         Pembaca dapat mengetahui penyebab timbulnya masalah dari penyakit diabetes melitus serta dapat mengaplikasikan tentang cara pencegahan hingga mengatasi dari setiap masalah yang ditimbulkan penyakit diabetes melitus.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Pengertian
DM merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kelainan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau akibat kerja insulin yang tidak adekuat (Brunner & Suddart, 2005).
Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi, meningkat setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat lainnya.
2.2  Klasifikasi
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan bentuk diabetes mellitus berdasarkan perawatan dan simtoma:
1.      Diabetes tipe 1, yang meliputi simtoma ketoasidosis hingga rusaknya sel beta di dalam pankreas yang disebabkan atau menyebabkan autoimunitas, dan bersifat idiopatik. Diabetes mellitus dengan patogenesis jelas, seperti fibrosis sistik atau defisiensi mitokondria, tidak termasuk pada penggolongan ini.
2.      Diabetes tipe 2, yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin, seringkali disertai dengan sindrom resistansi insulin
3.      Diabetes gestasional, yang meliputi gestational impaired glucose tolerance, dan menurut tahap klinis tanpa pertimbangan patogenesis, dibuat menjadi:
2.3  Etiologi
Penyakit diabetes bisa disebabkan oleh beberapa faktor pemicu,diantaranya:
1.                                   Pola makan
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan oleh dan tidak diimbangi dengan sekresi insulin dalam jumlah yang memadai tubuh dapat memacu timbulnya diabetes mellitus.
2.      Obesitas (kegemukan)
Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 kg cenderung memiliki peluang lebih besar untuk terkena penyakit diabetes militus.
3.      Faktor genetis
Gen penyebab diabetes mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes mellitus.
4.      Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
Segala jenis residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pancreas mengakibatkan fungsi pankreas menurun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin.
5.      Penyakit dan infeksi pada pancreas
Infeksi mikroorganisme dan virus patda pankreas serta penyakit seperti kolesterol tinggi dan dislipidemia dapat meningkatkan resiko terkema diabetes mellitus.
6.      Pola hidup
Jika orang malas berolah raga memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit diabetes mellitus karena olah raga berfungsi untuk membakar kalori yang berlebihan di dalam tubuh.
7.      Kurang tidur.
Hasil riset para ahli dari University of Chicago mengungkapkan, kurang tidur selama 3 hari mengakibatkan kemampuan tubuh memproses glukosa menurun drastis.
8.      Sering stress
Saat stres datang, tubuh akan meningkatkan produksi hormon epinephrine dan kortisol supaya gula darah naik dan ada cadangan energi untuk beraktivitas.
9.      Menggunakan pil kontrasepsi
kerja hormon pil kontrasepsi berlawanan dengan kerja insulin.
2.4  Patofisiologi
Sebagian besar gambaran patologik dari DM dapat dihubungkan dengan salah satu efek utama akibat kurangnya insulin berikut:
1.  Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel – sel tubuh yang mengakibatkan naiknya konsentrasi glukosa darah setinggi 300 – 1200 mg/dl.
2.  Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah penyimpanan lemak yang menyebabkan terjadinya metabolisme lemak yang abnormal disertai dengan endapan kolestrol pada dinding pembuluh darah.
3.  Berkurangnya protein dalam jaringan tubuh.
Pasien – pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal atau toleransi sesudah makan. Pada hiperglikemia parah yang melebihi ambang ginjal normal ( konsentrasi glukosa darah sebesar 160 – 180 mg/100 ml ), akan timbul glikosuria karena tubulus – tubulus renalis tidak dapat  menyerap kembali semua glukosa. Glukosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik yang menyebabkan poliuri disertai kehilangan sodium, klorida, potasium, dan pospat. Adanya poliuri menyebabkan dehidrasi dan timbul polidipsi. Akibat glukosa yang keluar bersama urine maka pasien akan mengalami keseimbangan protein negatif dan berat badan menurun serta cenderung terjadi polifagi. Akibat yang lain adalah astenia atau kekurangan energi sehingga pasien menjadi cepat telah dan mengantuk yang disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya protein tubuh dan juga berkurangnya penggunaan karbohidrat untuk energi.
Hiperglikemia yang lama  akan menyebabkan arterosklerosis, penebalan membran basalis dan perubahan pada saraf perifer. Ini akan memudahkan terjadinya gangren.
2.5  Manifestasi Klinis
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose), sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut.
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita :
1        Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2        Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
3        Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4        Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
5        Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6        Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
7        Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8        Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9        Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
10    Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.
2.6  Penatalaksanaan
Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin (Lantus/Levemir, Humalog, Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan, selain itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet).
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan, yaitu dengan mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga. Jika hal ini tidak mencapai hasil yang diharapkan, maka pemberian obat tablet akan diperlukan. Bahkan pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar gula darah.
2.7  Komplikasi
Komplikasi jangka lama termasuk penyakit kardiovaskular (risiko ganda), kegagalan kronis ginjal (penyebab utama dialisis), kerusakan retina yang dapat menyebabkan kebutaan, serta kerusakan saraf yang dapat menyebabkan impotensi dan gangren dengan risiko amputasi. Komplikasi yang lebih serius lebih umum bila kontrol kadar gula darah buruk.


BAB III
PEMBAHASAN
3.1  Masalah
hiperglisemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, sebagai akibat dari:
·         defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya
·         defisiensi transporter glukosa.
·         atau keduanya.
3.2            Penyebab masalah :
A.    Input :
Insulin kurang /glukosa dalam sel tidak dapat diserap
·         Man         :          manusia / pasien sendiri , keluarga (genetic)
·      Money      :           fiansial tercukupi, tariff pengobatan
·      Material    :          asupan Glukosa, insulin
·      Machine   :           pancreas
·      Methode   :          system metabolism dalam tubuh
·      Market      :          kurangnya sosialisasi tantang DM
B.     Proses
Efek utama kurangnya insulin :
1.  Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel – sel tubuh yang mengakibatkan naiknya konsentrasi glukosa darah setinggi 300 – 1200 mg/dl.
2.    Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah penyimpanan lemak yang menyebabkan terjadinya metabolisme lemak yang abnormal disertai dengan endapan kolestrol pada dinding pembuluh darah.
3.    Berkurangnya protein dalam jaringan tubuh.
·         Penyebab lain yang dapat meemicu terjadinya DM :
-                    Pola makan                      
-                    Obesitas (kegemukan)
-                    Factor genetic
-                    Bahan-bahan kima dan obat-obatan
-                    Penyakit dan infeksi pancreas
-                    Pola hidup
-                    Kurang tidur
-                    Sering stress
-                    Menggunakan pil kontrasepsi

3.3.          Penyelesaian masalah
1.       Pola makan
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan oleh dan tidak diimbangi dengan sekresi insulin dalam jumlah yang memadai tubuh dapat memacu timbulnya diabetes mellitus.
Penyelesaian : keberhasilan penanganan DM, sangat dipengaruhi oleh 3T (tepat waktu makan, tepat jumlah makanan yang dikonsumsi, dan tepat jenis makanan yang di konsumsi) (Hariyani,2011).
2.      Obesitas (kegemukan)
Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 kg cenderung memiliki peluang lebih besar untuk terkena penyakit diabetes militus.
Penyelesaian : mengurangi konsumsi nasi, roti, ubi, lemak, gula, tidak ngemil,boleh ngemil sayuran atau lauk pauk saja (Dradjat Boediman, 2009). Diet sehat serta olahraga bertahap untuk membakar kalori yang berlebih di dalam tubuh (Hariyani,2011).
3.      Faktor genetis
Gen penyebab diabetes mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes mellitus.
Penyelesaian : hindari menikah dengan wanita/pria yang memiliki riwayat penyakit DM. Sehingga dapat menekan penyakit DM untuk diturunkan ke anaknya.

4.      Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
Segala jenis residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pancreas mengakibatkan fungsi pankreas menurun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin.
Penyelesaian : menggunakan obat seperlunya dan tidak berlebihan.
5.      Penyakit dan infeksi pada pancreas
Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas serta penyakit seperti kolesterol tinggi dan dislipidemia dapat meningkatkan resiko terkema diabetes mellitus.
Penyelesaian : pengobatan dengan penyembuhan penyakit dan infeksi terdahulu serta menjaga kolesterol dan lemak dalam batas normal
6.      Pola hidup
Jika orang malas berolah raga memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit diabetes mellitus karena olah raga berfungsi untuk membakar kalori yang berlebihan di dalam tubuh.
Penyelesaian : melakukan kegiatan jasmani yang cukup serta sesuai dengan umur dan kemampuan fisik pasien. Olahraga akan membantu mengurangi timbunan lemak salam tubuh(Dradjat Boediman, 2009).
7.      Kurang tidur.
Hasil riset para ahli dari University of Chicago mengungkapkan, kurang tidur selama 3 hari mengakibatkan kemampuan tubuh memproses glukosa menurun drastis.
Penyelesaian : kurang tidur tentu akan mempengaruhi fungsi saraf pusat maupun efek sistem fungsional oleh karena itu untuk menghindari kelainan pada tubuh, diperlukan tidur yang cukup 8 jam/hari(Guyton&Hall,2007)
8.      Sering stress
Saat stres datang, tubuh akan meningkatkan produksi hormon epinephrine dan kortisol supaya gula darah naik dan ada cadangan energi untuk beraktivitas.
Penyelesaian : menggunakan koping yang baik dalam diri saat stress. Jangan mengalihkan diri saat stress dengan ngemil. (dr. Arisman,2008)
9.      Menggunakan pil kontrasepsi
kerja hormon pil kontrasepsi berlawanan dengan kerja insulin.
Penyelesaian : dapat mengalihkan KB dengan KB non hormonal atau juga dapat menggunakan dengan KB alamiah dengan metode kalender, suhu basal, mukosa serviks, karena tidak ada efek samping.
·         Semua bisa dikendalikan oleh setiap individu jika dilakukan penyuluhan yang menyeluruh kepada masyarat mengenai berbagai hal berkaitan dengan DM dan komplikasinya, agar terjadi penurunan angka kejadian penyakit DM serta mencegah terjadinya komplikasi yang ditimbulkan karena kurangya informasi di masyarakat.





BAB IV
PENUTUP
4.1  Kesimpulan
Pasien – pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal atau toleransi sesudah makan. Pada hiperglikemia parah yang melebihi ambang ginjal normal ( konsentrasi glukosa darah sebesar 160 – 180 mg/100 ml ), akan timbul glikosuria karena tubulus – tubulus renalis tidak dapat  menyerap kembali semua glukosa. Semua itu terjadi karena kesalahan manusia sendiri yang tidak dapt menjaga pola hidupnya dengan mengkonsumsi makanan tinggi kalori. Oleh karena itu penatalaksanaan pengobatan dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan, yaitu dengan mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga. Jika hal ini tidak mencapai hasil yang diharapkan, maka pemberian obat tablet akan diperlukan. Bahkan pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar gula darah.
4.2  Saran
Adapun saran bagi pembaca dari makalah ini adalah selalu berhati – hatilah dalam menjaga pola  hidup, sering berolah raga dan istirahat yang cukup serta jaga pola makan anda. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau minuman yang terlalu manis. Karena itu dapat menyebabkan kadar gula melonjak tinggi.


DAFTAR PUSTAKA

1.    Arisman.2008.Gizi Dalam Daur Kehidupan.jakarta:EGC.
2.      Boediman,Dradjat.2009.Sehat Bersama Gizi.Jakarta:Cv Sagung Seto.
3.      Guyton dan Hall.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC.
4.      Marmi dan Margiyati.2013.Psikologi Kebidanan.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
5.      Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare.2005. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin Asih.Jakarta : EGC.
  1. http://pusparima.wordpress.com/2013/05/31/makalah-diabetes-melitus/

http://faluethautamiee.blogspot.com/2012/12/makalah-diabetes-militus.htmltriee utamiee pada Sabtu, 01 Desember 2012 jam 05.18


Tidak ada komentar:

Posting Komentar