Senin, 15 Januari 2018

PERCAYA DIRI



PERCAYA DIRI

Yan Karta Sakamira
15 Januari 2018

Percaya diri adalah suatu sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Sehingga dengan alasan ini, ia akan mampu melakukan tindakan sesuai dengan apa yang ia inginkan, rencanakan dan harapkan.

Mukmin harus percaya diri menjalani hidup sebagai hamba Allah, bukan sebagai hamba yang lainnya. Seseorang yang menjalani hidup sebagai hamba selain Allah, menunjukan bahwa dia tidak yakin bahwa rizky dan takdir seseorang, Allah yang tentukan.

Rasulullah bersabda:

“Jadilah orang yang bersama Allah, manakala kamu belum sanggup bersama Allah, maka jadilah orang yang bersama orang yang bersama Allah. Karena sesungguhnya orang tersebutlah yang menyambungkan kamu kepada Allah”. (HR: Abu Dawud)

ORANG BERIMAN TIDAK BOLEH LEMAH

Allah berfirman:

وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran : 139)
Allah berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu". (QS. Fusshilat: 30).

ORANG BERIMAN TIDAK BOLEH TERLALU PERCAYA DIRI
Mukmin dalam menjalani hidup harus percaya diri bahwa segala sesuatu yang terjadi padanya atas kehendak Allah, namun juga tidak boleh terlalu percaya diri, seperti mengagumi kepandaiannya, kekuasaannya, kekayaanya, seakan-akan dirinya tidak perlu Allah lagi.
Allah berfirman:
كَلا إِنَّ الإنْسَانَ لَيَطْغَى (٦) أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى (٧
“Ketahuilah, sesungguhnya manusia itu benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup”. (QS. Al-‘Alaq: 6 – 7)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar