Senin, 22 Januari 2018

TERBALIK: MANUSIA LEBIH TAKUT DIPANGGIL KPK DARIPADA DIPANGGIL ALLAH



TERBALIK: MANUSIA LEBIH TAKUT DIPANGGIL KPK DARIPADA DIPANGGIL ALLAH

Yan Karta sakamira
22 Januari 2018


Saat manusia dipanggil KPK, takutnya bukan main, namun saat manusia dipanggil Allah untuk shalat (adzan) tidak ada perasaan takut sama sekali.


ORANG BERIMAN HANYA TAKUT KEPADA ALLAH

Allâh Azza wa Jalla berfirman :

إِنَّمَا ذَٰلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman [QS: Ali Imrân/3:175]


DILARANG TAKUT KEPADA MANUSIA

Allâh Azza wa Jalla juga berfirman:

فَلَا تَخْشَوُا النَّاسَ وَاخْشَوْنِ وَلَا تَشْتَرُوا بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلًا

“Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit”. [QS: al-Mâidah/5:44]



ORANG YANG TAKUT KEPADA ALLAH BALASANYA SURGA

Allâh Azza wa Jalla berfirman :

وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ جَنَّتَانِ ﴿٤٦﴾ فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ ﴿٤٧﴾ ذَوَاتَا أَفْنَانٍ

“Orang yang takut pada Allâh akan mendapatkan dua surga. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan? Kedua syurga itu mempunyai pohon-pohonan dan buah-buahan”. [QS: ar-Rahmân/55:46-48]



NAFSU SELALU MENGAJAK BERBUAT JELEK

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

إِنَّ ٱلنَّفۡسَ لَأَمَّارَةُۢ بِٱلسُّوٓءِ

“Sesungguhnya nafsu itu selalu memerintahkan kepada yang jelek.” (QS: Yusuf: 53)



MALAIKAT TAKUT DAN TAAT KEPADA ALLAH

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

يَخَافُونَ رَبَّهُم مِّن فَوۡقِهِمۡ وَيَفۡعَلُونَ مَا يُؤۡمَرُونَ۩ ٥٠

“Mereka (malaikat) takut kepada Rabb mereka dan melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka.” (QS: an-Nahl: 50)



MENDENGAR ADZAN PERGILAH KE MASJID SHALAT BERJAMAAH

Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda,

من سمع النداء فلم يأته فلا صلاة له إلا من عذ

“Barangsiapa yang mendengar seruan adzan, namun ia tidak mendatanginya maka tidak ada shalat baginya kecuali apabila ada udzur padanya” (HR: Ahmad, Ibnu Majah)



ORANG BUTA DENGAR ADZAN HARUS KE MASJID

Rasulullah bersabda,

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رجلاً أعمى قال يا رسول الله: ليس لي قائد يقودني إلى المسجد، فهل لي من رخصة أن أصلي في بيتي، فقال له صلى الله عليه وسلم: هل تسمع النداء بالصلاة؟ قال: نعم، قال: فأجب

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, “sesungguhnya ada seorang buta pernah menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, “Wahai Rasulullah, saya tidak memiliki seseorang yang akan menuntunku ke masjid. Apakah ada bagiku keringanan kepada untuk shalat di rumah“.

Rasulullah bertanya kepadanya, “Apakah engkau mendengar panggilan shalat (azan)?”

Laki-laki itu menjawab, “Ya”.

Beliau bersabda, “Penuhilah seruan tersebut (hadiri shalat berjamaah)”. (HR: Muslim)



TAKUTLAH KEPADA ALLAH DAN SHALAT FARDHU BERJAMAAH DI MASJID

dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu, Nabi bersabda,

من سره أن يلقى الله غداً مسلماً فليحافظ على هؤلاء الصلوات حيث ينادى بهن، فإن الله شرع لنبيكم سنن الهدى وإنهن من سنن الهدى، ولو أنكم صليتم في بيوتكم كما يصلي هذا المتخلف في بيته لتركتم سنة نبيكم، ولو تركتم سنة نبيكم لضللتم ولقد رأيتنا وما يتخلف عنها إلا منافق معلوم النفاق أو مريض، ولقد كان الرجل يؤتى به يهادى بين الرجلين حتى يقام في الصف

“Barangsiapa yang ingin ketika berjumpa dengan Allah esok dalam keadaan sebagai muslim, maka hendaknya dia menjaga shalat 5 waktu di tempat dikumandangkan adzan (yaitu di masjid), karena Allah telah mensyariatkan bagi Nabi kalian sunnah-sunnah petunjuk, dan shalat 5 waktu di masjid adalah salah satu di antara sunnah-sunnah petunjuk. Seandainya kalian shalat di rumah-rumah kalian sebagaimana orang yang tidak ikut berjamaah ini, shalat di rumahnya, maka sungguh kalian telah meninggalkan sunnah Nabi kalian, dan jika kalian meninggalkan sunnah Nabi kalian, maka sungguh kalian akan tersesat. Dan sungguh aku melihat dahulu kami para sahabat, tidak ada yang meninggalkan shalat berjamaah di masjid kecuali orang munafiq yang sudah jelas kemunafikannya, dan sungguh dahulu ada sahabat yang dibopong ke masjid dan ditopang di antara dua lelaki agar bisa berdiri dalam shaf“. (HR: Muslim)

Semoga bermanfaat. Aamiin.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar