Senin, 12 Februari 2018

KEHANCURAN UMAT NABI SHALIH



KEHANCURAN UMAT NABI SHALIH

Ustadz Kholid Syamhudi Lc

Kaum Tsamud adalah satu suku terkenal yang tinggal di daerah al Hajar yang berada antara al Hijaz dengan Tabuk. Mereka adalah kaum setelah kaum ‘Ad dan menyembah berhala.

Tempat tinggal mereka terkenal sebagai daerah agraris. Mereka bercocok tanam dan beternak. Mereka betul-betul dipenuhi dengan kenikmatan, sehingga mereka membuat istana-istana yang megah di dataran, dan daerah perbukitan mereka bentuk rumah-rumah yang dipahat dengan indahnya. Namun mereka mengkufuri nikmat tersebut dan menyembah selain Allah. Kemudian Allah mengutus Nabi Shalih yang telah terkenal nasabnya, kedudukannya yang tinggi, kemulian akhlaknya, kejujuran dan amanahnya untuk menyeru kepada tauhid dan meninggalkan sesembahan selain Allah.

Mendengar seruan Nabi Shalih ini, mereka melakukan penolakan terhadap ajakan beliau. Allah menceritakan dalam firman-Nya :

وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖ قَدْ جَاءَتْكُمْ بَيِّنَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ ۖ هَٰذِهِ نَاقَةُ اللَّهِ لَكُمْ آيَةً ۖ فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِي أَرْضِ اللَّهِ ۖ وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

“Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Shalih. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Ilah bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Rabbmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya, dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih”.

وَاذْكُرُوا إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِنْ بَعْدِ عَادٍ وَبَوَّأَكُمْ فِي الْأَرْضِ تَتَّخِذُونَ مِنْ سُهُولِهَا قُصُورًا وَتَنْحِتُونَ الْجِبَالَ بُيُوتًا ۖ فَاذْكُرُوا آلَاءَ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ

“Dan ingatlah olehmu di waktu Allah menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum ‘Ad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah, maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan”.

قَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا مِنْ قَوْمِهِ لِلَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا لِمَنْ آمَنَ مِنْهُمْ أَتَعْلَمُونَ أَنَّ صَالِحًا مُرْسَلٌ مِنْ رَبِّهِ ۚ قَالُوا إِنَّا بِمَا أُرْسِلَ بِهِ مُؤْمِنُونَ

Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka: “Tahukah kamu bahwa Shalih diutus (menjadi rasul) oleh Rabbnya?” Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu, yang Shalih diutus untuk menyampaikannya,”

قَالَ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا بِالَّذِي آمَنْتُمْ بِهِ كَافِرُونَ

Orang-orang yang menyombongkan diri berkata: “Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu,”

فَعَقَرُوا النَّاقَةَ وَعَتَوْا عَنْ أَمْرِ رَبِّهِمْ وَقَالُوا يَا صَالِحُ ائْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ

Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah Rabb. Dan mereka berkata: “Hai Shalih, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah)”. [QS. Al A’raf/7:73-77]

Kemudian Nabi Shalih menjawab:

فَقَالَ تَمَتَّعُوا فِي دَارِكُمْ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ

“Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari, itu adalah janji yang tidak dapat didustakan”. – [QS. Hud/11 : 65].

Mendengar seruan itu, mereka pun berkeinginan membunuh Nabi Shalih sebagaimana membunuh onta tersebut. Allah menceritakan dalam firman-Nya :

قَالُوا تَقَاسَمُوا بِاللَّهِ لَنُبَيِّتَنَّهُ وَأَهْلَهُ ثُمَّ لَنَقُولَنَّ لِوَلِيِّهِ مَا شَهِدْنَا مَهْلِكَ أَهْلِهِ وَإِنَّا لَصَادِقُونَ

“Mereka berkata: “Bersumpahlah kamu dengan nama Allah, bahwa kita sungguh-sungguh akan menyerangnya dengan tiba-tiba beserta keluarganya di malam hari, kemudian kita katakan kepada warisnya (bahwa) kita tidak menyaksikan kematian keluarganya itu, dan sesungguhnya kita adalah orang-orang yang benar”. [QS. An-Naml/27:49]

Maka Allah menjawab dengan firman-Nya :

وَمَكَرُوا مَكْرًا وَمَكَرْنَا مَكْرًا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ ﴿٥٠﴾ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ مَكْرِهِمْ أَنَّا دَمَّرْنَاهُمْ وَقَوْمَهُمْ أَجْمَعِينَ ﴿٥١﴾ فَتِلْكَ بُيُوتُهُمْ خَاوِيَةً بِمَا ظَلَمُوا ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

“Dan mereka pun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh dan Kami merencanakan makar (pula), sedang mereka tidak menyadari. Maka perhatikanlah betapa sesungguhnya akibat makar mereka itu, bahwasanya Kami membinasakan mereka dan kaum mereka semuanya. Maka itulah rumah-rumah mereka dalam keadaan runtuh disebabkan kezhaliman mereka. Sesungguhnya pada demikian itu (terdapat) pelajaran bagi kaum yang mengetahui “. [QS. An-Naml/27:50-52]

Allah mengirimkan batu besar kepada orang-orang yang bermaksud membunuh Nabi Shalih, dan menimpa mereka, sehingga mereka semua binasa sebelum kebinasaan kaumnya. Sedangkan kaum Tsamud, mereka menunggu tiga hari setelah peringatan Nabi Shalih, dimulai hari Kamis. Pada pagi hari Ahadnya, mereka bersiap-siap dan duduk menunggu apa yang akan terjadi atas diri mereka pada hari itu.

Ketika matahari terbit, datanglah suara keras mengguntur (halilintar) dari langit di atas mereka, dan digoyang gempa dari bawah sehingga mayat-mayat bergelimpangan di tempat-tempat mereka. Allah berfirman :

فَأَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ مُصْبِحِينَ

“Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur di waktu pagi” [QS. Al Hijr/15 : 83]

Dan firman-Nya :

فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ

“Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan ditempat tinggal mereka” [QS. Al A’raf/ 7:78].


Sumber: https://almanhaj.or.id/3889-pelajaran-dari-umat-terdahulu-1.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar