Senin, 24 Desember 2018

BETULKAH, KITA ORANG BERIMAN?


BETULKAH, KITA ORANG BERIMAN?

Oleh:
Yan Karta Sakamira
24 Desember 2018

ORANG BERIMAN MEMILIKI RASA TAKUT DIDALAM HATINYA

Allah Ta’ala berfirman

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka” (QS. Al-Anfal: 2)


ORANG BERIMAN BERTAMBAH IMANNYA SAAT DIBACAKAN AYAT ALLAH

Allah Ta’ala berfirman

وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًا

“dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya)” (QS. Al-Anfal: 2)


ORANG BERIMAN TAWAKAL HANYA KEPADA ALLAH

Allah Ta’ala berfirman

وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

“dan hanya kepada Rabbnya mereka bertawakkal” (QS. Al-Anfal: 2).


ORANG BERIMAN MENDIRIKAN SHALAT

Allah Ta’ala berfirman

ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ

“(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat” (QS. Al-Anfal: 3).


ORANG BERIMAN SENANG BERINFAK

Allah Ta’ala berfirman

وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ

“dan yang menginfakkan rizki yang Kami berikan kepada mereka” (QS. Al-Anfal: 3).


ORANG BERIMAN BERSYUKUR  JIKA MEMPEROLEH KEBAHAGIAAN, BERSABAR SAAT MENJALANI UJIAN

Rasulullah  bersabda:

عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ

“Urusan orang yang beriman itu sangat menakjubkan. Seluruh perkaranya baik. dan itu hanya milik orang yang beriman. Jika ia meraih kesenangan, ia bersyukur, dan itu kebaikan baginya. Jika ia ditimpa kesulitan, ia bersabar, dan itu menjadi kebaikan baginya.” (HR Muslim)


ORANG BERIMAN CINTA DAN PEDULI PADA SESAMA ORANG BERIMAN

Rasulullah bersabda:

الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

“Orang-orang beriman seperti satu kesatuan bangunan yang saling menguatkan” (HR: Al-Bukhari and Muslim,222)


ORANG BERIMAN SEJATI ADALAH ORANG YANG BERAKHLAK BAIK

Abu Darda ‘meriwayatkan bahwa Nabi saw, bersabda:

شَىْءٍ يُوضَعُ فِى الْمِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الْخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلاَةِ

“Tidak ada sesuatu yang diletakkan pada timbangan hari kiamat yang lebih berat daripada akhlak yang mulia, dan sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa mencapai derajat orang yang berpuasa dan shalat.” (HR: At-Tirmidzi, 2002)

Rasulullah  bersabda:

“Seorang mukmin yang berperilaku baik mencapai pahala yang sama dengan orang yang sering berpuasa dan shalat qiyamul lail.” (HR: At-Tirmidzi, 108)



ORANG BERIMAN SUKA MEMBACA AL-QUR’AN

Dari Abu Musa Al Asy’ariy radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْمُؤْمِنُ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَعْمَلُ بِهِ كَالأُتْرُجَّةِ ، طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَرِيحُهَا طَيِّبٌ ، وَالْمُؤْمِنُ الَّذِى لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَعْمَلُ بِهِ كَالتَّمْرَةِ ، طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَلاَ رِيحَ لَهَا ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالرَّيْحَانَةِ ، رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِى لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالْحَنْظَلَةِ ، طَعْمُهَا مُرٌّ – أَوْ خَبِيثٌ – وَرِيحُهَا مُرٌّ

“Permisalan orang yang membaca Al Qur’an dan mengamalkannya adalah bagaikan buah utrujah, rasa dan baunya enak. Orang mukmin yang tidak membaca Al Qur’an dan mengamalkannya adalah bagaikan buah kurma, rasanya enak namun tidak beraroma. Orang munafik yang membaca Al Qur’an adalah bagaikan royhanah, baunya menyenangkan namun rasanya pahit. Dan orang munafik yang tidak membaca Al Qur’an bagaikan hanzholah, rasa dan baunya pahit dan tidak enak.” (HR. Bukhari, no. 5059)



ORANG BERIMAN SEJATI TIDAK MENGALAHKAN SAUDARANYA DALAM TAWAR MENAWAR

Rasulullah  bersabda:

“Seorang mukmin adalah saudara bagi mukmin yang lain. Oleh karena itu tidak halal baginya untuk mengalahkan saudaranya dalam tawar menawar ketika saudaranya membeli sesuatu, atau melamar seorang wanita ketika saudaranya telah melakukannya, kecuali ia memberinya izin.” (HR: Ibnu Majah, 2331)


ORANG BERIMAN HARUS CERDAS

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ يُلْدَغُ الْمُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ

“Tidak selayaknya seorang mukmin dipatuk ular dari lubang yang sama sebanyak dua kali.” (HR. Bukhari no. 6133 dan Muslim no. 2998)



ORANG BERIMAN ADALAH ORANG YANG TIDAK SUKA MENGUTUK

Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda,

لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَلَا اللَّعَّانِ وَلَا الْفَاحِشِ وَلَا الْبَذِيءِ

“Seorang mukmin bukanlah orang yang banyak mencela, bukan orang yang banyak melaknat, bukan pula orang yang keji (buruk akhlaqnya), dan bukan orang yang jorok omongannya” (HR. Tirmidzi, no. 1977; Ahmad, no. 3839



ORANG BERIMAN JIKA BERHUTANG, JIWANYA TERIKAT PADA UTANGNYA

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda:

نَفْسُ الْـمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّىٰ يُقْضَى عَنْهُ

“Jiwa seorang mukmin itu terkatung-katung dengan sebab hutangnya sampai hutangnya dilunasi.” (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi)


ORANG BERIMAN, BERKATA BAIK, MENGHORMATI TAMU DAN TETANGGA

Dari Abu Harairah, Rasulullah  bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ. [رواه البخاري ومسلم]

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, hendaklah ia berkata baik atau diam. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat,hendaklah ia menghormati tetangganya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, hendaklah ia menghormati tamunya. (HR: Bukhari)


Semoga bermanfaat. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar