Weblog dr. Suparyanto, M.Kes berisi tentang materi kesehatan, taushiyah agama Islam dan akreditasi Puskesmas. Banyak kekurangan dalam penulisan, untuk itu saran dan kritik untuk perbaikan penulisan sangat diharapkan. Terima kasih
•Penyesuaian lama penugasan bagi dokter, dokter gigi PTT dgn kriteria Daerah Ter-pencil & Sangat Terpencil sesuai Permenkes RI Nomor: 312 Tahun 2006 yaitu, 1 (satu) tahun di daerah terpencil dan 6 (enam) bulan di daerah sangat terpencil .
•Insentif untuk dokter spesialis sebesar Rp.7.500.000, dokter umum/dokter gigi sebesar Rp.5.000.000, dan bidan sebesar Rp. 2.500.000,- sesuai Kepmenkes RI nomor: 132 Tahun 2006
•Pelayanan Kes Dokter terbang & RS Terapung
•Kerjasama FK Unhas-Pemda Papua-Depkes untuk penempatan senior residence di Papua.
RENCANA KEGIATAN DEPKES
•Menyusun standar ketenagaan di DACIL, DAGAL & DATAS
•Menganalisis masalah ketenagaan DACIL, DAGAL & DATAS
•Menyusun kebijakan & rekruitmen tenaga khusus untuk DACIL, DAGAL & DATAS.
•Rekruitmen tenaga kesehatan khusus untuk DACIL, DAGAL & DATAS.
•Tugas belajar bagi SDM Kes DACIL, DAGAL & DATAS.
•Tugas belajar bagi SDM Kes DACIL, DAGAL & DATAS .
•Pelatihan teknis dan pelatihan manajerial secara berkala dan berkelanjutan bagi SDM Kes DACIL, DAGAL & DATAS.
MASALAH RUMAH SAKIT
•Sarana pelayanan kesehatan belum merata serta belum memenuhi standar mutu dan Standar Pelayanan Minimal yang harus dipenuhi (UGD, BD/UTD RS, PONEK di RS)
•Sarana Kesehatan tidak optimal dikarenakan Pembangunan baru tidak didukung studi kelayakan yang akurat
•Jauh dari pemukiman penduduk
•Tidak didukung sarana jalan dan transportasi
•Lokasi tidak strategis
•Tidak sesuai dengan kebutuhan pelayanan masyarakat setempat (terlalu mewah ataupun minim)
•Tidak didukung sarana listrik dan air
•Dana APBN terbatas dan kontribusi APBD tidak memadai serta tidak sinergis dan duplikasi
TAHAP PEMBANGUNAN RS
•Penyusunan Study Kelayakan (Feasibility Study)
•Master Program atau Program Induk
•Master Plan atau Rencana Induk
•Detail Design atau Rancang Bangun Rinci
MASALAH DOKTER SPESIALIS
•Jumlah dokter spesialis masih kurang memenuhi kebutuhan
•Terbatasnya produksi
•Distribusi dokter spesialis tidak merata
•Kualitas dan kuantitas pelayanan medik spesialistik masih perlu ditingkatkan
Paradigma Sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan yang bersifat holistik
Melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor
Upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan,
Bukan hanya panyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan
PERUBAHAN PARADIGMA
Paradigma sakit: upaya membuat orang sakit menjadi sehat
Paradigma sehat: upaya membuat orang sehat tetap sehat
Paradigma sehat mengutamakan: upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif
LATAR BELAKANG
Kesehatan hak azasi manusia, menentukan kualitas hidup SDM
Kesehatan karunia Tuhan, perlu disyukuri
Kesehatan dipengaruhi banyak faktor, yang utama lingkungan dan perilaku
UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan pasal 3 menyebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.
VISI KESEHATAN
Untuk mewujudkan paradigma sehat tersebut ditetapkan visi, yaitu gambaran, prediksi atau harapan tentang keadaan masyarakat Indonesia pada masa yang akan datang, yaitu:
Indonesia Sehat 2010
PENGERTIAN INDONESIA SEHAT 2010
Indonesia Sehat 2010 adalah gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup dalam:
Lingkungan sehat,
Perilaku sehat,
Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata,
Memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tinggi nya.
PENGERTIAN LINGKUNGAN SEHAT
Lingkungan Sehat adalah lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang:
Bebas polusi,
Tersedia air bersih,
Sanitasi lingkungan memadai,
Perumahan dan pemukiman sehat
Perencanaan kawasan berwawasan kesehatan,
Kehidupan masyarakat saling tolong-menolong.
PENGERTIAN PERILAKU SEHAT
Perilaku Sehat adalah perilaku proaktif untuk;
Memelihara dan meningkatkan kesehatan,
Mencegah resiko terjadinya penyakit,
Melindungi diri dari ancaman penyakit,
Berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat
MISI PEMBANGUNAN KESEHATAN
Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan: Pelbagai sektor pembangunan harus memasukkan pertimbangan kesehatan dalam semua kebijakan pembangunan-nya: Program pembangunan yang tidak berkontribusi positif terhadap kesehatan, apalagi yang berdampak negatif terhadap kesehatan, seyogyanya tidak diselenggarakan.
Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. Kesehatan adalah tanggung jawab bersama setiap individu, masyarakat, pemerintah dan swasta: Apapun peran yang dimainkan oleh pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang dapat dicapai
Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau. Salah satu tanggung jawab sektor kesehatan adalah menjamin tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilakukan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat .
Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya. Tugas utama sektor kesehatan adalah memelihara dan meningkatkan kesehatan segenap warganya: Oleh karena itu upaya kesehatan yang harus diutamakan adalah yang bersifat promotif-preventif yang didukung oleh upaya kuratif-rehabilitatif. Selain itu upaya penyehatan lingkungan juga harus diprioritaskan.
STRATEGI PEMBANGUNAN KESEHATAN
1. Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan
Semua kebijakan pembangunan nasional yang sedang dan atau akan diselenggarakan harus berwawasan kesehatan, setidak-tidaknya harus memberikan kontribusi positif terhadap pembentukan lingkungan dan perilaku sehat. Sedangkan pembangunan kesehatan harus dapat mendorong pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, terutama melalui upaya promotif-preventif yang didukung oleh upaya kuratif-rehabilitatif.
2. Profesionalisme
Pelayanan kesehatan yang bermutu perlu didukung oleh penerapan pelbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penerapan nilai-nilai moral dan etika. Untuk itu akan ditetapkan standar kompetensi bagi tenaga kesehatan, pelatihan berdasar kompetensi, akreditasi dan legislasi serta kegiatan peningkatan kuatitas lainnya
3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM)
Untuk memantapkan kemandirian masyarakat dalam hidup sehat perlu digalang peranserta masyarakat yang seluas-luasnya termasuk dalam pembiayaan. JPKM pada dasarnya merupakan penataan sistem pembiayaan kesehatan yang mempunyai peranan yang besar pula untuk mempercepat pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan.
4. Desentralisasi
Untuk keberhasilan pembangunan kesehatan, penyelenggaraan pelbagai upaya kesehatan harus berangkat dari masalah dan potensi spesifik masing-masing daerah. Untuk itu wewenang yang lebih besar didelegasikan kepada daerah untuk mengatur sistem pemerintahan dan. rumah tangga sendiri, termasuk di bidang kesehatan.
PROGRAM UNGGULAN
Kebijakan Kesehatan, Pembiayaan Kesehatan dan Hukum Kesehatan,
Perbaikan Gizi.
Pencegahan Penyakit Menular termasuk Imunisasi.
Peningkatan Perilaku Hidup Sehat dan Kesehatan Mental.
Lingkungan Pemukiman, Air dan Udara Sehat.
Kesehatan Keluarga, Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Anti Tembakau, Alkohol dan Madat
Pengawasan obat, Bahan Berbahaya, Makanan dan Minuman.
Pencegahan Kecelakaan dan Rudapaksa, termasuk Keselamatan Lalu Lintas
Merupakan penyusunan rencana 5 tahunan dengan tahapan tiap-tiap tahun di tingkat Puskesmas untuk mengembangkan dan membina Posyandu KB Kesehatan di wilayah kerjanya, berdasarkan masalah yang dihadapi dan kemampuan yang dimiliki dalam rangka meningkatkan fungsi Puskesmas
Perencanaan Tingkat Puskesmas, bertujuan meningkatkan kemampuan Puskesmas dalam bidang perencanaan, khususnya berpikir analitik, inisiatif, kreatif dan inovatif
Lokakarya Mini Puskesmas, bertujuan meningkjatkan kemampuan Puskesmas dalam menggerakan stafnya dalam pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan
Stratifikasi Puskesmas, bertujuan meningkatkan kemampuan Puskesmas dalam melakukan pengendalian dan penilaian Puskesmas
Menyusun usulan kegiatan:Rincian kegiatan, tujuan, sasaran, volume, waktu, lokasi, biaya untuk setiap kegiatan
Mengajukan Usulan Kegiatan, ke Dinkes
Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (POA)
FORMAT MICROPLANNING
Pendahuluan
Keadaan dan Masalah
Tujuan dan Sasaran
Pokok kegiatan dan Tahapan pelaksanaan tahunannya
Penyusunan kebutuhan sumber daya
Pemantauan dan Penilaian
Penutup
DEFINISI:
Perencanaan: salah satu fungsi manajemen yg merupakan keseluruhan proses memilih alternatif, langkah dan alokasi sumber daya yang terbaik untuk mencapai suatu tujuan
Masalah: sesuatu yang perlu dipecahkan mengingat adanya kesenjangan antara tujuan yang diharapkan dengan kenyataan
Tujuan: pernyataan tentang sesuatu yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu, yang dinyatakan dalam uraian pokok dan ringkas serta tidak perlu dinyatakan secara kuantitatif
Sasaran: suatu pernyataan tentang suatu hasil yang terukur (kuantitatif) dan yg direncanakan dicapai dalam kurun waktu tertentu
Kebijakan: ketentuan yang ditetapkan untuk dipergunakan sebagi pedoman atau petunjuk untuk menyelenggarakan upaya dalam mencapai tujuan dan sasaran
Strategi: arah dan cara bertindak yang dipilih dengan memperhitungkan berbagai segi, serta faktor lingkungan, untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai
LOKAKARYA MINI BULANAN
Pertemuan yang diselenggarakan setiap bulan di Puskesmas yang dihadiri oleh seluruh staff di Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Bidan di desa serta dipimpin oleh Kepala Puskesmas
Proses penggalangan kerjasama tim Puskesmas dengan pendekatan sistem
Masukan
Laporan hasil kegiatan bulan lalu
Informasi: hasil rapat dinas kab /kota, rapat kecamatan, kebijakan, program dan konsep baru
Proses .
Analisis hambatan dan masalah, Analisis sebab masalah,
Merumuskan alternatif pemecahan masalah
Keluaran
Rencana kerja bulan yang baru
LOKAKARYA MINI TRIBULANAN
Pertemuan yang diselenggarakan setiap 3 bulan sekali di Puskesmas yang dihadiri oleh instansi lintas sektor tingkat kecamatan, Badan Penyantun Puskesmas (BPP), staf Puskesmas dan jaringannya, serta dipimpin oleh camat
Proses penggalangan kerjasama tim lintas Sektor Puskesmas dengan pendekatan sistem
Masukan
Laporan pelaksanaan program kesehatan dan dukungan sektor terkait
Inventarisasi masalah/hambatan dari masingmasing sektor dalam pelaksanaan program kesehatan
Pemberian informasi baru
Proses
Analisis hambatan dan masalah pelaksanaan program kesehatan
Analisis hambatan dan masalah dukungan dari masing-masing sector
Merumuskan cara penyelesaian masalah
Keluaran
Rencana kerja tribulan yang baru
Kesepakatan bersama (untuk hal-hal yang dipandang perlu)
SUPERVISI
Pengawasan dibedakan atas dua macam yakni pengawasan internal dan eksternal.
Pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh atasan langsung.
Pengawasan eksternal dilakukan oleh masyarakat, dinas kesehatan kabupaten/kota serta berbagai institusi pemerintah terkait.
Pengawasan mencakup aspek administratif, keuangan dan teknis pelayanan. Apabila pada pengawasan ditemukan adanya penyimpangan, baik terhadap rencana, standar, peraturan perundang-undangan maupun berbagai kewajiban yang berlaku, perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
POSYANDU KB-KES
Merupakan salah satu bentuk kegiatan BPD (dulu LKMD), dimana masyarakat (antara lain PKK) menyelenggarakan pelayanan 5 program prioritas secara terpadu di satu tempat dan dalam waktu yang sama, dengan bantuan pelayanan langsung dari staf Puskesmas, yaitu pada jenis pelayanan yang masyarakat tidak kompeten untuk memberikannya sendiri.
KETERPADUAN POSYANDU
Keterpaduan antar 5 program (KIA, KB, Imunisasi, Gizi dan penanggulangan diare)
Keterpaduan antar sektor terkait (BPD, PKK, BKB, Kes
Keterpaduan Pelayanan Kesehatan oleh masyarakat dan kesehatan
POLINDES
Suatu tempat yang didirikan oleh masyarakat atas dasar musyawarah, sebagai kelengkapan dari pembangunan kesehatan masyarakat desa, untuk memberikan pelayanan KIA dan KB.
Dikelola BDD kerjasama dengan dukun bayi serta dibawah pengawasan dokter Puskesmas
Pertolongan persalinan yang ditangani: persalinan normal, faktor risiko sedang
Kriteria faktor risiko sedang:
Umur Ibu <20th atau >35Th
Tinggi badan <145 cm , Jarak antar dua kehamilan < 2 th , Jumlah paritas > 3
Kriteria faktor risiko tinggi:
Perdarahan selama kehamilan
Panas tinggi atau infeksi
Eklamsi
Kelainan letak bayi dalam kandungan
PERSYARATAN POLINDES
Adanya BDD
Adanya peralatan: bidan kit, IUD kit, imunisasi, TB, Infus set, obat sederhana & uterotonika, buku KIA-KB, inkubator
Memenuhi syarat rumah sehat: air bersih, ventilasi cukup, penerangan cukup, SPAL, pekarangan bersih, ukuran minimal: 3x4m2
Lokasi terjangkau roda 4
Ada tempat bersalin, post partum, 1 TT
TUJUAN POLINDES
Tujuan Umum:
Memperluas jangkauan, meningkatkan mutu dan mendekatkan pelayanan KIA-KB kepada masyarakat desa
Tujuan Khusus:
Meningkatkan jangkauan dan mutu ANC dan persalinan normal di desa
Meningkatkan pembinaan dukun desa
Meningkatkan konsultasi dan penyuluhan
Meningkatkan pelayanan kesehatan bayi dan anak oleh bidan
KEGIATAN POLINDES
ANC
Persalinan normal
Pelayanan kesehatan bufas dan buteki
Pelayanan kesehatan neonatal, bayi, balita, anak prasekolah, imunisasi
Pelayanan KB
Pertolongan pertama persalinan risiko tinggi
Menampung rujukan dukun bayi dan merujuk ke fasilitas kes yg lebih mampu
Melatih dan membina dukun bayi
Penyuluhan kesehatan
Mencatat dan melaporkan kegiatan ke Puskesmas
Pembinaan oleh dokter Puskesmas
Pembiayaan: ditetapkan berdasarkan musyawarah desa
Perizinan: bidan harus punya SIPB
PENGERTIAN SP2TP
Sistem Pencatatan dan Pelaporan terpadu Puskesmas: kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas yang ditetapkan melalui SK MENKES/SK/II/1981
JENIS DATA SP2TP
Umum dan demografi
Ketenagaan
Sarana
Kegiatan pokok Puskesmas
MACAM PENCATATAN
Pencatatan dalam gedung dan diluar gedung
Pencatatan dalam gedung , menggunakan: family folder, kartu indek penyakit, buku register dan sensus harian
Pencatatan diluar gedung, menggunakan kartu register dan kartu murid
FORMULIR PELAPORAN
Formulir LB: untuk data kesakitan dan obat dengan LPLPO
Formulir LT: untuk data kegiatan
Formulir LS: untuk data sarana, kegiatan dan kematian
LB1: laporan data kesakitan
LB2: laporan data kematian (tidak dipakai)
LB3: laporan gizi, KIA-KB, P2M
LB4: laporan obat-obatan (LPLPO)
LT: laporan kegiatan Puskesmas (tribulan)
Laporan data dasar Puskesmas (LSD1, LSD2, LSD3)
LSD1: data kependudukan, fasilitas pendidikan, kesehatan, lingkungan dan peran serta)
Pemantauan Wilayah Setempat KIA (PWS-KIA) adalah alat manajemen program KIA untuk memantau cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah (Puskesmas/Kecamatan) secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat terhadap desa yang cakupan KIA-nya rendah
(Pemberian) Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
FREKUENSI ANC
Minimal 1 kali pada triwulan pertama
Minimal 1 kali pada triwulan kedua
Minimal 2 kali pada triwulan ketiga
PERTOLONGAN PERSALINAN
Oleh tenaga profesional: Dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan
Memenuhi standart minimal 3 bersih: bersih tangan penolong, bersih alat pemotong tali pusat, bersih tempat ibu berbaring
Prinsip persalinan: steril, sesuai SOP, merujuk kasus yang tidak mampu ditangani
STRATEGI MAKING PREGNANCY SAFER ( MPS )
Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih
Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat
Setiap wanita usia subur ( WUS ) mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran
MENANGANI KEMATIAN AKIBAT TERLAMBAT
Terlambat mengenali bahaya resiko tinggi
Terlambat mengambil keputusan dalam keluarga
Terlambat memperoleh transportasi / rujukan
Terlambat memperoleh penanganan GDON (Gawat Darurat Obstetri Neonatal) secara memadai
DDRT BUMIL (deteksi Dini Risiko Tinggi Ibu Hamil)
Primigravida < 20 tahun atau > 35 tahun
Anak > 4
Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun Tinggi badan < 145 cm Berat badan < 38 kg atau Lila < 23,5 cm. Riwayat keluarga: DM, HT, cacat kongenital Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul RISTI BUMIL Hb kurang dari 8 gr. % Tekanan darah tinggi (sistole > 140 mmHg, diastole > 90 mmHg).
Oedema yang nyata
Eklampsia
Perdarahan per vaginam
Ketuban pecah dini
Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu
Letak sungsang pada primigravida
Infeksi berat / sepsis
Persalinan prematur
Kehamilan ganda
Janin yang besar
Penyakit kronis ibu : jantung, paru, ginjal, dll.
Riwayat obstetri buruk, riwayat bedah sesar dan komplikasi kehamilan.
DDRT NEONATAL
BBLR ( berat lahir kurang dari 2500 gram )
Bayi dengan tetanus neonaturum
Bayi baru lahir dengan asfiksia
Bayi dengan ikterus neonaturum (ikterus > 10 hari setelah lahir )
Bayi baru lahir dengan sepsis
Bayi lahir dengan berat > 4000 gram
Bayi preterm dan post term
Bayi lahir dengan cacat bawaan sedang
Bayi lahir dengan persalinan dengan tindakan
GRAFIK PWS-KIA
Grafik cakupan K1
Grafik cakupan K4
Grafik cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
Grafik penjaringan ibu hamil beresiko oleh masyarakat
Grafik penjaringan ibu hamil beresiko oleh tenaga kesehatan
Grafik cakupan neoantal oleh tenaga kesehatan
CARA MEMBUAT GRAFIK
Menentukan target rata2 per bulan untuk menggambarkan skala pada garis vertikal (sumbu Y), caranya target 1 tahun/12
Hasil perhitungan cakupan kumulatif, dimasukan kedalam lajur % kumulatif secara berurutan sesuai peringkat (tertinggi sebalah kiri)
Nama desa ditulis pada lajur desa, menyesuaikan lajur kumulatif
Hasil perhitungan bulan ini dan bulan lalu untuk tiap desa dimasukan ke lajur masing2
Gambar anak panah untuk mengisi lajur trend,
Bila bulan ini lebih tinggi dari bulan lalu maka trend naik (↑)
Bila bulan ini lebih rendah dari bulan lalu maka trend turun (↓)
Bila bulan ini sama dari bulan lalu maka trend tetap (−)
RENCANA TINDAK LANJUT
Bagi desa yang berstatus baik atau cukup, pola penyelenggaraan pelayanan KIA perlu dilanjutkan, dengan beberapa penyesuaian tertentu sesuai kebutuhan
Desa berstatus kurang, yang terutama berstatus jelek perlu diprioritaskan untuk pembinaan selanjutnya. Perlu dilakukan analisis lebih dalam serta dicari penyebab rendahnya cakupan, sehingga dapat diupayakan cara penanganan masalah secara spesifik
Intervensi kegiatan yang bersifat teknis (termasuk logistik) harus dibicarakan dalam minilokakarya puskesmas dan rapat dinas kesehatan kabupaten
Intervensi kegiatan non teknis (motivasi, penggerakan sasaran, mobilisasi sumberdaya) harus dibicarakan pada rapat koordinasi kecamatan
CARA PENGISIAN KOHORT IBU
NO URUT NO INDEK NAMA ALAMAT RT/RW
IBU SUAMI
1 2 3 4 5
Kolom 1: diisi nomor urut
Kolom 2: diisi nomor indek dari Family Folder SP2TP
Kolom 3: diisi nama ibu hamil
Kolom 4: diisi suami ibu hamil
Kolom 5: diisi alamat ibu hamil
UMUR
IBU KEHAMILAN
<20 20-35 >35 0-12 mg 13-24 >24
6 7 8 9 10 11
6, 7, 8: diisi umur ibu hamil yang sebenarnya dengan angka, misalnya umur 23 tahun diisikan pada kolom 7
9, 10, 11: diisi umur kehamilan ibu pada kunjungan pertama dengan angka, misalnya 20 minggu diisikan pada kolom 10
HAMIL KE BB TIII <45 Kg TB <145 cm Hb <8 g% TENSI 160/95
1 2-4 ≥5
12 13 14 15 16 17 18
12, 13, 14: diisi jumlah kehamilan yg pernah dialami oleh ibu yg bersangkutan, misalnya kehamilan ke 4, diisikan angka 4 pada kolom 13 15: diisi tanggal ditemukan ibu dengan BB kurang dari 45 Kg pada trimester III 16: diisi tanda (√) bila TB ibu < 145 cm 17: diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan Hb < 8 gr% 18: diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan tekanan darah 160/95 mmHg
PENDETEKSI FAK. RISK JARAK KEHAMILAN IMUNISASI
K NK <2TH >2TH TT 1 TT 2 TTU
19 20 21 22 23 24 25
19, 20: diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan risiko tinggi, NK = non kesehatan, K = kesehatan
21, 22: diisi tanda (√) bila jarak kehamilan <2tahun atau >2 tahun
23, 24, 25: diisi tanggal ibu hamil mendapat imunisasi TT 1, TT 2 atau TT ulang
KUNJUNGAN IBU
J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
26-49: diisi tanggal pada bulan yang sesuai dengan kunjungan ibu hamil dan kode:
O Untuk K 1
# Untuk K 4
* Untuk persalinan
+ Untuk kematian ibu
Contoh: K4 pada tanggal 21 januari, ditulis 21 # pada kolom 26 dan 38
50,51,52: diisi tanda (√) sesuai penolong persalinan; TK = tenaga kesehatan, DT = dukun terlatih, DTT = dukun tidak terlatih
53,54: diisi tanggal kelahiran, LM = lahir mati, LH = lahir hidup
55; diisi tanda lidi setiap kali kunjungan, selama masa nifas (diharapkan 2 kali kunjungan)
56: diisi tanda lidi setiap kali kunjungan, selama periode pasca nifas sampai 2 tahun (diharapkan 4 kali kunjungan setiap tahun)
57: diisi hal lain yang dianggap penting untuk ibu hamil yang bersangkutan
CARA PENGISIAN KOHORT BAYI
NO URUT NO INDEK NAMA BAYI TGL LAHIR NAMA ORTU ALAMAT
1 2 3 4 5 6
1: diisi no urut
2: diisi nomer indeks dari Family Folder SP2TP
3-6: cukup jelas
7: diisi sesuai jenis kelamin, L = laki, P = Perempuan
8: diisi angka dalam gram BB bayi yang baru lahir (BBL)
9, 10, 11: diisi tanggal kunjungan tenaga kesehatan yang memeriksa bayi tsb, dan ditulis AE1 (ASI Eksklusif bulan pertama)
HASIL PENIMBANGAN
J F M A M J J A S O N D
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
12 – 23: diisi tanggal dan kode BB bayi yang ditimbang; N = naik, T = turun, R = bawah garis titik-titik (BGT), # = bawah garis merah (BGM)
Kolom 12, 13, 14, 15, 16: berturut turut ditulis AE 2, AE 3, AE 4, AE 5, AE 6 ( ASI Eksklusif ke 1,2,3,4,5,6)
MENINGGAL KET
TGL TETANUS ISPA DIARE LAIN2
29 30 31 32 33 34
29: diisi tanggal bayi ditemukan meninggal
30 – 32: diisi tanda (√) sesuai dengan penyebab kematian bayi tersebut
33: diisi diagnose penyakit penyebab kematian bayi selain, tetanus, ISPA dan diare
34: diisi hal lain yang dianggap penting untuk bayi yang bersangkutan
.
Customer windows merupakan alat untuk memahami ekspektasi pelanggan
Diperkenalkaan oleh Arbor Inc, perusahaan riset pasar dan Total Quality Management di Philadelphia
Alat ukur tsb mengukur kepuasan dan harapan pelanggan yang dilukiskan dalam grafik Kartesius
•Pengujian hipotesis deskriptif: proses generasilasi penelitian berdasarkan pada satu sampel
•Jika datanya interval rasio digunakan statistik parametris (distribusi data normal)
•Jika datanya nominal, ordinal digunakan statistik non parametris (distribusi data bebas)
STATISTIK PARAMETRIS
•Data: interval atau rasio
•Uji: t-test 1 sampel
•Rumus yang digunakan t atau z
•Rumus z digunakan jika simpangan baku populasi diketahui (karena umumnya tidak diketahui), sering dipakai rumus z
•Macam uji: uji dua fihak (two tail test) dan uji satu fihak (one tail test)
RUMUS t
•t = (x – μo) / (s/√n)
•t = nilai t yang dihitung = t hitung
•x = rata-rata x
•μo = nilai yang dihipotesiskan
•s = simpangan baku
•n = jumlah sampel
UJI DUA FIHAK (TWO TAIL TEST)
•Uji dua fihak digunakan jika Ho berbunyi: “… sama dengan …” dan Ha berbunyi: “…tidak sama dengan …”
•Ho: “Lama kala 2 pada primigravida sama dengan 1 jam”
•Ha: “Lama kala 2 pada primigravida tidak sama dengan 1 jam”
•Kesimpulan: Ho diterima jika t hitung ≤ t tabel
UJI SATU FIHAK (ONE TAIL TEST)
•Uji fihak kiri:
–Ho = “… lebih besar atau sama dengan (≥)…”
–Ha = “… lebih kecil (<)…”
•Contoh:
–Ho = “Daya tahan bidan berdiri lebih besar dan sama dengan 2 jam”
–Ha = “Daya tahan bidan berdiri lebih kecil dari 2 jam”
•Kesimpulan: Ho diterima jika t hitung ≤ t tabel
•Uji fihak kanan:
–Ho = “… lebih kecil atau sama dengan (≤)…”
–Ha = “… lebih besar (>)…”
•Contoh:
–Ho = “Pasien Poli KIA dalam sehari lebih kecil dan sama dengan 20 orang”
–Ha = “Pasien Poli KIA dalam sehari lebih besar 20 orang”
•Kesimpulan: Ho diterima jika t hitung ≥ t tabel
STATISTIK NON PARAMETRIS
•Data: nominal atau ordinal
•Uji data nominal:
–Test Binomial
–Chi Kuadrat (χ2)
•Uji data ordinal:
–Run Test
TEST BINOMIAL
•Syarat:
–Populasi terdiri 2 klas (misal: pria dan wanita)
–Data Nominal
–Jumlah sampel kecil (<25)
•Distribusi data Binomial (terdiri 2 kelas): kelas dengan kategori (x) dan kelas dengan ketegori (N-x)
•Ketentuan: Bila harga P > α , Ho diterima
–P = proporsi kasus (lihat tabel)
–Α = taraf kesalahan ( 1% = 0,01)
•Contoh: penelitian tentang kecenderungan Bumil memilih tempat bersalin di Polindes atau di Puskesmas. Jumlah sampel 24 Bumil, 14 Bumil memilih di Polindes, 10 Bumil memilih di Puskesmas
•Ho = peluang Bumil memilih tempat bersalin di Polindes atau Puskesmas adalah sama, yaitu 50%
•Kesimpulan: kemungkinan Bumil memilih tempat bersalin di Polindes atau di Puskesmas adalah sama yaitu 50 %
CHI KUADRAT (χ2)
•Syarat:
–Populasi terdiri dari 2 atau lebih kelas
–Data Nominal
–Sampelnya besar
•Ho = “Peluang memilih x atau y adalah sama besar yaitu 50%”
•Ketentuan: Ho diterima jika χ2 hitung < χ2 tabel (dengan dk dan taraf kesalahan tertentu)
•dk = kebebasan untuk menentukan frekuensi yang diharapkan, jika peluangnya 2 (x atau y) maka dk =1
•Penelitian peluang Bumil memilih periksa ANC di Bidan P2B dan Bidan D3. Jumlah sampel 300 Bumil, memilih Bidan P2B 200 orang, memilih Bidan D3 100 orang
•Ho = “Peluang Bumil memilih periksa ANC di Bidan P2B dan Bidan D3 adalah sama (50%)”