SEKILAS
TENTANG KEHAMILAN
1.
Definisi
Kehamilan
Ada
berbagai macam perbedaan dalam menerjemahkan kata “kehamilan”. Perbedaan
tersebut bisa terjadi karena berbagai macam hal. Antara lain latar belakang
pendidikan dan berbagai faktor lainya. Menurut Wikipedia, kehamilan adalah masa
di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya.
Sedangkan
menurut salah satu ahli, Kehamilan adalah proses dimana sperma menembus ovum
sehingga terjadinya konsepsi dan fertilasi sampai lahirnya janin, lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan), dihitung dari pertama haid
terakhir.
Menurut
BKKBN (Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional), kehamilan adalah
sebuah proses yang diawali dengan keluarnya sel telur yang matang pada saluran
telur yang kemudian bertemu dengan sperma dan keduanya menyatu membentuk sel
yang akan bertumbuh. Dari beberapa pernyata-an di atas, bisa penulis simpulkan
bahwa kehamilan adalah ketika seorang wanita mengandung atau membawa embrio di
dalam perutnya dimulai dari ketika embrio itu terbentuk sampai saat lahirnya
janin.
Proses
kehamilan sendiri bisa terjadi karena bertemunya sel sperma pria dengan sel
telur matang dari wanita. Kehamilan adalah saat-saat yang penuh perjuangan bagi
seorang calon ibu. Selama kurang lebih 9 bulan, seseorang yang sedang hamil
akan membawa beban berat yaitu calon buah hatinya. Kehamilan adalah sesuatu
yang paling dinanti-nanti oleh pasangan yang mendambakan memiliki buah hati
sebagai penerus keturunan keluarga.
2.
Ciri
kehamilan yang sehat
Kehamilan
yang sehat membutuhkan satu hal penting, yaitu wanita yang juga dalam keadaan
sehat. Semua itu pun berhubungan dengan berat badan ideal, nutrisi seimbang,
dan olahraga teratur. Untuk informasi selengkapnya, coba simak tujuh tanda
kehamilan sehat seperti yang dilansir dari Health Me Up (08/08) ini.
Tekanan
darah dan kadar gula
Dua
hal tersebut merupakan parameter penting bagi kehamilan yang sehat. Mungkin ada
sedikit peningkatan tekanan darah atau kadar gula, namun hal itu cukup normal.
Namun waspadai perubahan drastis kedua kondisi ini. Sebab keadaan tersebut
mampu memicu preeclampsiayang membuat ibu harus melahirkan dini (bayi
prematur).
Rahim
dan plasenta
Agar
janin tetap aman di dalam rahim, maka plasenta dan rahim itu sendiri harus
dijaga kesehatannya. Plasenta pun harus melekat di dinding rahim. Sebab
pelepasan plasenta biasanya mengarah pada kasus keguguran.
Pertumbuhan
janin
Ibu
hamil harus terus memantau kondisi janin di dalam rahimnya. Hal itu bisa
dilakukan melalui pemeriksaan USG. Jika ada tanda-tanda kekurangan oksigen
dalam rahim, kondisi tersebut sebaiknya diwaspadai. Bisa saja fungsi plasenta
terganggu sehingga ibu dan janin mengalami masalah kesehatan.
Berat
badan
Dokter
biasanya menyarankan peningkatan berat badan 13-15 selama ibu sedang hamil.
Namun jika seorang wanita sudah kelebihan berat badan, dokter memiliki anjuran
tersendiri saat masa kehamilan.
Kadar
hormon
Hormon
progesteron wanita bisa mencapai kadar 400 mg saat hamil. Fungsi hormon
tersebut adalah untuk menjaga wanita dari siklus menstruasi. Sementara itu,
hormon estrogen juga memiliki peran penting bagi ibu hamil. Hormon ini
membentuk jaringan rahim agar bisa menampung janin dalam perut wanita.
Perut
yang membesar
Dokter
idealnya mengukur perut ibu hamil untuk memantau perkembangan janin. Dokter pun
akan memastikan perkembangan kesehatan janin dalam perut ibu.
Pergerakan
janin
Selain
ukuran perut, pergerakan janin juga diperiksa oleh dokter. Di antara minggu
ke-6 dan ke-10 masa kehamilan, biasanya ibu akan merasakan pergerakan janin.
Pergerakan ini dianggap sebagai tanda bayi sehat dan menerima oksigen cukup
http://www.merdeka.com/sehat/7-tanda-kehamilan-sehat.html
3.
ANC
dan tujuannya
Pengertian
ANC
Pemeriksaan
antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan
kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan,
kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara
wajar (Manuaba, 1998).
Kunjungan
Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini
mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan
antenatal. Pada stiap kunjungan antenatal (ANC), petugas mengumpulkan dan
menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk
mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya masalah atau
komplikasi (Saifudin, 2002).
Kunjungan
ibu hamil dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan ANC sesuai
standar yang ditetapkan. Istilah kunjungan disini tidak hanya mengandung arti
bahwa ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi adalah setiap
kontak tenaga kesehatan baik diposyandu, pondok bersalin desa, kunjungan rumah
dengan ibu hamil tidak memberikan pelayanan ANC sesuai dengan standar dapat dianggap
sebagai kunjungan ibu hamil (Depkes RI, 2008).
TUJUAN
ANC
Menurut
Mansjoer (2005), tujuan ANC adalah:
1)
Memantau
kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
2)
Meningkatkan
dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.
3)
Mengenali
secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4)
Mempersiapkan
persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan
trauma seminimal mungkin.
5)
Mempersiapkan
ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6)
Mempersiapkan
peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang
secara normal.
4.
Frekuensi
ANC dan Jenis pemeriksaan ANC
Kebijakan
program
1)
Kunjungan
antenatal sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan (Saifudin, 2006), yaitu:
a.
Satu
kali trimester pertama
b.
Satu
kali trimester kedua
c.
Dua
kali trimester ketiga.
Kriteria
keteraturan anc
Pemeriksaan
kehamilan di lakukan berulang-ulang dengan ketentuan sebagai berikut :
a.
Pemeriksaan
pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat satu
bulan.
b.
Periksa
ulang 1 x sebelum sampai kehamilan 7 bulan.
c.
Periksa
ulang 2 x sebulan sampai kehamilan 9 bulan.
d.
Periksa
ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan
e.
Periksa
khusus bila ada keluhan-keluhan.
Berdasarkan
keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa, ibu hamil secara ideal melaksanakan
perawatan kehamilan maksimal 13 sampai 15 kali. Dan minimal 4 kali, yaitu l
kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimister III.
Namun jika terdapat kelainan dalam kehamilannya, maka frekuensi pemeriksaan di
sesuaikan menurut kebutuhan masing- masing. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
dikatakan teratur jika ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan ≥4 kali
kunjungan, kurang teratur : pemeriksaan kehamilan 2-3 kali kunjungan dan tidak
teratur jika ibu hamil hanya melakukan pemeriksaan kehamilan < 2 kali
kunjungan (WHO, 2006).
Pelayanan
ANC
Setiap
kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Itu
sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya (Saifudin,
2006). Bidan harus dapat mengenali perubahan yang mungkin terjadi, sehingga
kelainan yang ada dapat dikenali lebih dini. Ibu diberi tahu tentang
kehamilannya, perencanaan tempat bersalin, juga perawatan bayi dan menyusui
(Mansjoer, 2005).
Penatalaksanaan
ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-komponen (Saifudin, 2006)
sebagai berikut:
1.
Informasi yang dapat diberikan Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas
normal. Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebih dijaga karena
selama kehamilan terjadi peningkatan sekret vagina. Pemilihan makanan sebaiknya
yang bergizi dan tinggi serat. Pemakian obat harus dikonsultasikan dahulu
dengan dokter atau tenaga medis lainnya. Wanita perokok atau peminum alkohol
harus menghentikan kebiasaannya. Suami perlu diberi pengertian tentang keadaan
istrinya yang sedang hamil.
2.
Anamnesis Pada wanita dengan haid terlambat dan diduga hamil. Ditanyakan hari
pertama haid terakhir (HPHT). Taksiran partus dapat ditentukan bila HPHT
diketahui dan siklus haidnya teratur + 28 hari dengan menggunakan rumus
Naegele. Bila ibu lupa HPHT, tanyakan tentang hal lain seperti gerakan janin.
Untuk primigravida gerakan janin terasa pada kehamilan 18 minggu, sedangkan
multigravida 16 minggu. Nausea biasanya hilang pada kehamilannya 12-14 mingggu.
Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya serta berat bayi
yang pernah dilahirkan. Demikian pula riwayat penyakit yang pernah diderita
seperti penyakit jantung, paru, ginjal, diabetes melitus. Selain itu ditanyakan
riwayat menstruasi, kesehatan, keluarga, sosial, obstetri, kontrasepsi, dan
faktor risiko yang mungkin ada pada ibu.
3.
Pemeriksaan umum Pada ibu hamil yang datang pertama kali lakukan penilaian
keadaan umum, status gizi dan tanda vital. Pada mata dinilai ada tidaknya
konjungtiva pucat, sklera ikterik, edema kelopak mata, dan kloasma gravidarum.
Periksa gigi untuk melihat adanya infeksi lokal. Periksa pula jantung, paru,
mammae, abdomen, anggota gerak secara lengkap.
4.
Pemeriksaan Obstetri Terdiri dari pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam.
Sebelum pemeriksaan kosongkan kandung kemih. Kemudian ibu diminta berbaring
terlentang dan pemeriksaan dilakukan di sisi kanan ibu.
5.
Pemeriksaan luar Lihat apakah uterus berkontraksi atau tidak. Bila
berkontraksi, harus ditunggu sampai dinding perut lemas agar dapat diperiksa
dengan teliti. Agar tidak terjadi kontraksi dinding perut akibat perbedaan suhu
dengan tangan pemeriksa, sebelum palpasi kedua tangan pemeriksa digosokkan
dahulu. Cara pemeriksaan yang umum digunakan cara Leopold yang dibagi dalam 4
tahap. Pada pemeriksaan Leopold I, II, dan III pemeriksa menghadap ke arah muka
ibu, sedangkan pada Leopold IV ke arah kaki. Pemeriksaan Leopold I untuk
menentukan tinggi fundus uteri, sehingga usia kehamilan dapat diketahui. Selain
secara anatomi, tinggi fundus uteri dapat ditentukan dengan pita pengukur. Bandingkan
usia kehamilan yang didapat dengan hari pertama haid terakhir. Selain itu,
tentukan pula bagian janin pada fundus uteri: Kepala teraba sebagai benda keras
dan bulat, sedangkan bokong lunak dan tidak bulat. Dengan pemeriksaan Leopold
II ditentukan batas samping uterus dan posisi punggung pada bayi letak
memanjang. Pada letak lintang ditentukan kepala. Pemeriksaan Leopold III
menentukan bagian janin yang berada di bawah. Leopold IV selain menentukan
bagian janin yang berada di bawah, juga bagian kepala yang telah masuk pintu
atas panggul (PAP). Bila kepala belum masuk PAP teraba balotemen kepala.
Dengarkan DJJ pada daerah punggung janin dengan stetoskop monoaural atau
doppler. Dengan stetoskop monoaural BJJ terdengar pada kehamilan 18-20 minggu,
sedangkan dengan Doppler terdengar pada kehamilan 12 minggu. Dari pemeriksaan
luar diperoleh data berupa usia kehamilan, letak janin, persentase janin,
kondisi janin, serta taksiran berat janin. Taksiran berat janin ditentukan
berdasarkan rumus Johnson Toshack. Perhitungan penting sebagai pertimbangan
memutuskan rencana persalinan pervaginam secara spontan. Rumus tersebut:
Taksiran Berat Janin (TBJ) = (Tinggi fundus uteri (dalam cm) – N) X 155. N = 13
bila kepala belum melewati PAP N = 12 bila kepala masih berada di atas spina
iskiadika N = 11 bila kepala masih berada di bawah spina iskiadika.
6.
Pemeriksaan dalam Siapkan ibu dalam posisi-litotomi lalu bersihkan daerah vulva
dan perineum dengan larutan antiseptik. Inspeksi vulva dan vagina apakah
terdapat luka, varises, radang, atau tumor. Selanjutnya lakukan pemeriksaan
inspekulo. Lihat ukuran dan warna porsio, dinding, dan sekret vagina. Lakukan
pemeriksaan colok vagina dengan memasukan telunjuk dan jari tengah. Raba adanya
tumor atau pembesaran kelenjar di liang vagina. Periksa adanya massa di adneksa
dan parametrium. Perhatikan letak, bentuk, dan ukuran uterus serta periksa
konsistensi, arah, panjang, porsio, dan pembukaan servik. Pemeriksaan dalam ini
harus dilakukan dengan cara palpasi bimanual. Ukuran uterus wanita yang tidak
hamil kira-kira sebesar telur ayam. Pada kehamilan 8 minggu sebesar telur
bebek, 12 minggu sebesar telur angsa, dan 16 minggu sebesar kepala bayi atau
tinju orang dewasa.
7.
Pemeriksaan panggul Lakukan penilaian akomodasi panggul bila usia kehamilan 36
minggu karena jaringan dalam rongga panggul lebih lunak, sehingga tidak
menimbulkan rasa sakit. Masukkan telunjuk dan jari tengah ke dalam liang
vagina. Arahkan ujung kedua jari ke promontorium, coba untuk merabanya. Bila
teraba, tentukan panjang konjugata diagonalis. Dengan ujung jari menelusuri
linea inominata kiri dan kanan sejauh mungkin, tentukan bagian yang teraba.
Raba lengkung sakrum dan tentukan apakah spina iskiadika kiri dan kanan
menonjol ke dalam. Raba dinding pelvik, apakah luruh atau konvergen ke bawah
dan tentukan panjang distansia interspinarum. Arahkan bagian palmar jari-jari
tangan ke dalam simfisis dan tentukan besar sudut yang dibentuk antara os pubis
kiri dan kanan.
8.
Pemeriksaan laboratorium Pada kunjungan pertama diperiksa kadar hemoglobin
darah, hematokrit, dan hitung leukosit. Dari urin diperiksa beta-hCG, protein,
dan glukosa.
5.
Ciri
hamil resiko tinggi
DEFINISI
Kehamilan
Resiko Tinggi adalah suatu kehamilan yang memiliki resiko lebih besar dari
biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan terjadinya penyakit atau kematian
sebelum maupun sesudah persalinan.
Untuk
menentukan suatu kehamilan resiko tinggi, dilakukan penilaian terhadap wanita
hamil untuk menentukan apakah dia memiliki keadaan atau ciri-ciri yang
menyebabkan dia ataupun janinnya lebih rentan terhadap penyakit atau kematian
(keadaan atau ciri tersebut disebut faktor resiko).
Faktor
resiko bisa memberikan suatu angka yang sesuai dengan beratnya resiko.
Faktor Resiko Sebelum Kehamilan
Sebelum
hamil, seorang wanita bisa memiliki suatu keadaan yang menyebabkan meningkatnya
resiko selama kehamilan.
Selain
itu, jika seorang wanita mengalami masalah pada kehamilan yang lalu, maka
resikonya untuk mengalami hal yang sama pada kehamilan yang akan datang adalah
lebih besar.
Karakteristik
ibu
Usia
wanita mempengaruhi resiko kehamilan.
Anak
perempuan berusia 15 tahun atau kurang lebih rentan terhadap terjadinya
pre-eklamsi (suatu keadaan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, protein
dalam air kemih dan penimbunan cairan selama kehamilan) dan eklamsi (kejang
akibat pre-eklamsi). Mereka juga lebih mungkin melahirkan bayi dengan berat
badan rendah atau bayi kurang gizi.
Wanita
yang berusia 35 tahun atau lebih, lebih rentan terhadap tekanan darah tinggi,
diabetesatau fibroid di dalam rahim serta lebih rentan terhadap gangguan
persalinan. Diatas usia 35 tahun, resiko memiliki bayi dengan kelainan kromosom
(misalnya sindroma Down) semakin meningkat. Pada wanita hamil yang berusia
diatas 35 tahun bisa dilakukan pemeriksaan cairan ketuban (amniosentesis) untuk
menilai kromosom janin.
Seorang
wanita yang pada saat tidak hamil memiliki berat badan kurang dari 50 kg, lebih
mungkin melahirkan bayi yang lebih kecil dari usia kehamilan (KMK, kecil untuk
masa kehamilan). Jika kenaikan berat badan selama kehamilan kurang dari 7,5 kg,
maka resikonya meningkat sampai 30%.
Sebaliknya,
seorang wanita gemuk lebih mungkin melahirkan bayi besar. Obesitas juga
menyebabkan meningkatnya resiko terjadinya diabetes dan tekanan darah tinggi
selama kehamilan.
Seorang
wanita yang memiliki tinggi badan kurang dari 1,5 meter, lebih mungkin memiliki
panggul yang sempit. Selain itu, wanita tersebut juga memiliki resiko yang
lebih tinggi untuk mengalami persalinan prematur dan melahirkan bayi yang
sangat kecil.
Peristiwa
pada kehamilan yang lalu
Seorang
wanita yang 3 kali berturut-turut mengalami keguguran pada trimester pertama,
memiliki resiko sebesar 35% unuk mengalami keguguran lagi.
Keguguran
juga lebih mungkin terjadi pada wanita yang pernah melahirkan bayi yang sudah
meninggal pada usia kehamilan 4-8 minggu atau pernah melahirkan bayi prematur.
Sebelum
mencoba hamil lagi, sebaiknya seorang wanita yang pernah mengalami keguguran
menjalani pemeriksaan untuk:
1)
kelainan
kromosom atau hormon
2)
kelainan
struktur rahim atau leher rahim
3)
penyakit
jaringan ikat (misalnya lupus)
4)
reksi
kekebalan pada janin (biasanya ketidaksesuaian Rh).
Jika
penyebab terjadinya keguguran diketahui, maka dilakukan tindakan pengobatan.
Kematian
di dalam kandungan atau kematian bayi baru lahir bisa terjadi akibat:
1)
Kelainan
kromosom pada bayi
2)
Diabetes
3)
Penyakit
ginjal atau pembuluh darah menahun
4)
Tekanan
darah tinggi
5)
Penyalahgunaan
obat
6)
Penyakit
jaringan ikat pada ibu (misalnya lupus).
Seorang
wanita yang pernah melahirkan bayi prematur, memiliki resiko yang lebih tinggi
untuk melahirkan bayi prematur pada kehamilan berikutnya.
Seorang
wanita yang pernah melahirkan bayi dengan berat badan kurang dari 1,5 kg,
memiliki resiko sebesar 50% untuk melahirkan bayi prematur pada kehamilan
berikutnya.
Jika
seorang wanita pernah melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 5 kg,
mungkin dia menderita diabetes.
Jika
selama kehamilan seorang wanita menderita diabetes, maka resiko terjadinya
keguguran atau resiko kematian ibu maupun bayinya meningkat.
Pemeriksaan
kadar gula darah dilakuka pada wanita hamil ketika memasuki usia kehamilan
20-28 minggu.
Seorang
wanita yang telah mengalami kehamilan sebanyak 6 kali atau lebih, lebih mungkin
mengalami:
1)
kontraksi
yang lemah pada saat persalinan (karena otot rahimnya lemah)
2)
perdarahan
setelah persalinan (karena otot rahimnya lemah)
3)
persalinan
yang cepat, yang bisa menyebabkan meningkatnya resiko perdarahan vagina yang
berat
4)
plasenta
previa (plasenta letak rendah).
Jika
seorang wanita pernah melahirkan bayi yang menderita penyakit hemolitik, maka
bayi berikutnya memiliki resiko menderita penyakit yang sama.
Penyakit
ini terjadi jika darah ibu memiliki Rh-negatif, darah janin memiliki Rh-positif
dan ibu membentuk antibodi untuk menyerang darah janin; antibodi ini
menyebabkan kerusakan pada sel darah merah janin.
Pada
kasus seperti ini, dilakukan pemeriksaan darah pada ibu dan ayah. Jika ayah
memiliki 2 gen untuk Rh-positif, maka semua anaknya akan memiliki Rh-positif;
jika ayah hanya memiliki 1 gen untuk Rh-positif, maka peluang anak-anaknya
untuk memiliki Rh-positif adalah sebesar 50%.
Biasanya
pada kehamilan pertama, perbedaan Rh antara ibu dengan bayinya tidak
menimbulkan masalah, tetapi kontak antara darah ibu dan bayi pada persalinan
menyebabkan tubuh ibu membentuk antibodi. Akibatnya, resiko penyakit hemolitik
akan ditemukan pada kehamilan berikutnya.
Tetapi
setelah melahirkan bayi dengan Rh-positif, biasanya pada ibu yang memiliki
Rh-negatif diberikan immunoglobulin Rh-nol-D, yang akan menghancurkan antibodi
Rh. Karena itu, penyakit hemolitik pada bayi jarang terjadi.
Seorang
wanita yang pernah mengalami pre-eklamsi atau eklamsi, kemungkinan akan
mengalaminya lagi pada kehamilan berikutnya, terutama jika diluar kehamilan dia
menderita tekanan darah tinggi menahun.
Jika
seorang wanita pernah melahirkan bayi dengan kelainan genetik atau cacat
bawaan, biasanya sebelum merencanakan kehamilan berikutnya, dilakukan analisa
genetik pada bayi dan kedua orangtuanya.
Kelainan
struktur
Kelainan
struktur pada organ reproduksi wanita (misalnya rahim ganda atau leher rahim
yang lemah) bisa meningkatkan resiko terjadinya keguguran.
Untuk
mengetahui adanya kelainan struktur, bisa dilakukan pembedahan diagnostik, USG
atau rontgen.
Fibroid
(tumor jinak) di dalam rahim bisa meningkatkan resiko terjadinya:
1)
kelahiran
prematur
2)
gangguan
selama persalinan
3)
kelainan
letak janin
4)
kelainan
letak plasenta
5)
keguguran
berulang.
Keadaan
kesehatan
Keadaan
kesehatan tertentu pada wanita hamil bisa membahayakan ibu dan bayi yang
dikandungnya.
Keadaan
kesehatan yang sangat penting adalah:
1)
Tekanan
darah tinggi menahun
2)
Penyakit
ginjal
3)
Diabetes
4)
Penyakit
jantung yang berat
5)
Penyakit
sel sabit
6)
Penyakit
tiroid
7)
Lupus
8)
Kelainan
pembekuan darah.
Riwayat
keluarga
Riwayat
adanya keterbelakangan mental atau penyakit keturunan lainnya di keluarga ibu
atau ayah menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya kelainan tersebut
pada bayi yang dikandung. Kecenderungan memiliki anak kembar juga sifatnya
diturunkan.
6.
Tanda
dan Gejala bahaya kehamilan
Macam
tanda bahaya kehamilan menurut Tiran (2007) terdiri dari:
a.
Perdarahan
Pervaginam
Perdarahan pervaginam dalam kehamilan adalah
cukup normal. Pada masa awal kehamilan, ibu akan mengalami perdarahan yang
sedikit (spotting) di sekitar waktu terlambat haidnya. Perdarahan ini adalah
perdarahan implantasi dan normal, perdarahan kecil dalam kehamilan adalah
pertanda dari “Friabel cervik”. Perdarahan semacam ini mungkin normal atau
mungkin suatu tanda adanya infeksi. Jika terjadi perdarahan yang lebih (tidak
normal) yang menimbulkan rasa sakit pada ibu. Perdarahan ini bisa berarti
aborsi, kehamilan molar atau kehamilan ektopik. Pada akhir kehamilan,
perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak dan kadang-kadang tetapi
tidak selalu disertai dengan rasa nyeri.
b.
Sakit
kepala yang hebat
Sakit kepala selama kehamilan adalah umum dan
seringkali merupakan ketidaknyaman yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala
yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala yang hebat yang
menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala
yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur
atau berbayangan. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari
pre eklamsia. Sakit kepala sering dirasakan pada awal kehamilan dan umumnya
disebabkan oleh peregangan pembuluh darah diotak akibat hormon kehamilan,
khusunya hormon progesteron. Jika ibu hamil merasa lelah, pusing atau tertekan
atau pandangan mata bermasalah, sakit kepala akan lebih sering terjadi atau
makin parah, jika sebelumnya menderita migrain kondisi ini dapat semakin
bermasalah selama 3 sampai 4 bulan pertama kehamilan.
c.
Masalah
visual
Karena pengaruh hormonal, ketajaman visual
ibu dapat berubah dalam kehamilan. Perubahan yang kecil adalah normal. Masalah
visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual
mendadak, misalnya pandangan kabur atau berbayangan/berbintik-bintik. Perubahan
visual ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat. Perubahan visual
mendadak mungkin merupakan tanda pre eklamsia.
d.
Bengkak
pada muka dan tangan
Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami
bengkak yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya
hilang setelah beristirahat atau meletakkan lebih tinggi. Bengkak bisa
menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan tidak hilang
setelah beristirahat dan diikuti dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan
pertanda anemia, gagal jantung atau pre eklamsia. Sistem kerja ginjal yang
tidak optimal pada wanita hamil mempengaruhi system kerja tubuh sehingga
menghasilkan kelebihan cairan. Ini dapat terlihat setelah kelahiran, ketika
pergelangan kaki yang bengkak secara temporer semakin parah. Ini dikarenakan
jaringan tambahan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin
selama dalam kandungan tidak lagi dibutuhkan dan akan dibuang setelah
sebelumnya diproses oleh ginjal menjadi urin. Oleh karena ginjal belum mampu
bekerja secara optimal, kelebihan cairan yang menempuk dihasilkan disekitar
pembuluh darah hingga ginjal mampu memprosesnya lebih lanjut. Terkadang bengkak
membuat kulit di kaki di bagian bawah meregang, terlihat mengkilat, tegang dan
sangat tidak nyaman. Menurut pengobatan tradisional Cina, odem atau bengkak
disebabkan karena penipisan energi pada meridian limpa dan ginjal. Energi yang
secara alami berkurang sesuai usia, sehingga wanita hamil dengan usia lebih
dari 35 tahun lebih rentan pada penyakit ini dibandingkan wanita hamil dengan
usia lebih muda. Kram kaki sering terjadi di malam hari ketika tidur. Kram
dihubungankan dengan kadar garam dalam tubuh dan perubahan sirkulasi.
Pengobatan cina menganggap kram ada hubungannya dengan kekurangan energi pada
darah dan ginjal.
e.
Nyeri
abdomen yang hebat
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan
persalinan normal adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan
masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak
hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan
ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks, persalinan preterm, gastritis,
penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsi plasenta, infeksi saluran
kemih atau infeksi lain.
f.
Bayi
kurang bergerak
seperti biasa Ibu mulai merasakan gerakan
bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan
bayinya lebih awal. Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi harus
bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih
mudah terasa jika berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum
dengan baik. Apabila ibu tidak merasakan gerakan bayi seperti biasa, hal ini
merupakan suatu risiko tanda bahaya. Bayi kurang bergerak seperti biasa dapat
dikarenakan oleh aktivitas ibu yang terlalu berlebihan, keadaan psikologis ibu
maupun kecelakaan sehingga aktivitas bayi di dalam rahim tidak seperti
biasanya.
7.
Menu
Untuk Ibu Hamil
Jangan
sembarangan makan, bagi wanita hamil. Tabel ini, sekadar contoh yang bisa
dijadikan pegangan. Mudah-mudahan bermanfaat.
Dikutip
dari Majalah INTISARI, 1999. Contoh Susunan Menu untuk Ibu Hamil WaktuHari
IHari IIPagiMi bakso lengkap dengan sayur dan air tomat.Omelet sayur isi daging
dan sari wortel.Pk. 10.00Roti bakar isi selai dan susu.Schotel kentang isi
telur + daging dan susu.SiangNasi, gepuk daging bumbu kecap, perkedel jagung,
sayur asem, kerupuk udang, dan pisang.Nasi, sayap bakar bumbu madu, bakwan
tahu, ca sawi + kapri + wortel, dan melon.MalamNasi, pindang kikil, ikan bakar
bumbu kuning, oseng buncis, dan pisang.Nasi, kalio daging, tahu balado, oseng
daun singkong, sambal goreng teri,dan teh manis.WaktuHari IIIHari IVPagiNasi
soto lengkap dan sari jeruk.Nasi goreng lengkap dan jus alpukat.Pkl.
10.00Kroket tempe dan susu. martabakSetup sayuran, daging, dan susu.SiangNasi,
gulai bakso ikan, oseng ati + kacang panjang peyek kacang hijau dan
pepaya.Nasi, empal goreng, kering tempe, tahu isi cumi, lodeh kacang tolo, dan
apel.Pkl. 16.00Bubur kacang hijau, roti tawar, dan teh manis.Rujak buah manis
dan sari jeruk.MalamNasi, ayam goreng tepung, telur bumbu kecap, sayur satur
kare komplet, dan pepaya.Nasi, semur daging cincang, rolade telur asin, semur
terong + tahu, dan apel. http://www.balita-anda.com/tabel/504-tabel-menu-makan-ibu-hamil.html
Tabel
Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Ibu Hamil Zat GiziKebutuhan wanita
dewasaKebutuhan wanita hamilSumber makananEnergi (kalori)2500+ 300Padi-padian,
jagung, umbi-umbian, mi, roti.Protein (gram)40+ 10Daging, ikan, telur,
kacang-kacangan, tahu,tempe.Kalsium (mg)0,5+ 0,6Susu, ikan teri,
kacang-kacangan, sayuran hijau.Zat besi (mg)28+ 2Daging, hati, sayuran
hijau.Vit. A (SI)3500+ 500Hati, kuning telur, sayur dan buah berwarna hijau dan
kuning kemerahan.Vit. B1 (mg)0,8+ 0,2Biji-bijian, padi- padian,
kacang-kacangan, daging.Vit. B2 (mg)1,3+ 0,2Hati, telur, sayur,
kacang-kacangan.Vit. B6 (mg)12,4+ 2Hati, daging, ikan, biji-bijian,
kacang-kacangan.Vit. C (mg)20+ 20Buah dan sayur.
8.
Pengertian
Ngidam Dan Penanggulangannya
Ngidam
adalah tidak stabilnya emosi karena adanya perubahan fisik, hormonal dan psikis
pada wanita hamil.
Ngidam
pada umumnya digambarkan sebagai keinginan wanita hamil pada makanan tertentu
di luar kebiasaan (sewaktu tidak hamil). Di sinilah persoalan kadangkala
timbul, terutama jika yang diminta adalah makanan (atau buah) yang sulit
didapat atau malah langka, ditinjau dari segi jenis maupun waktu.
Sebagai
contoh, seorang wanita hamil tiba-tiba minta buah dondong tengah malam (harus
segera dituruti tuh). Iya kalau punya pohon dondong sedang berbuah, lha kalau
tidak musim sedangkan pasar tutup bisa dibayangkan betapa ngenesnya sang suami.
Di lain pihak harus segera berangkat untuk mendapatkannya (dondong). Duhhhh !!!
Penyebab
Hingga
kini belum ada rumusan pasti terkait penyebab timbulnya ngidam pada wanita
hamil. Diduga berhubungan dengan perubahan hormon dan masalahpsikis.
Seperti
halnya “keanehan” apa (makanan) yang diinginkan (diminta), penyebab ngidam
masih sebuah misteri. Pernah ada anggapan bahwa ngidam berhubungan dengan
reaksi tubuh terhadap kekurangan nutrisi (vitamin, mineral, karbohidrat, dll)
saat hamil, namun anggapan ini tidak dapat dibuktikan. Kenyataannya tidak semua
wanita hamil yang ngidam kurang nutrisi dan tidak semua wanita hamil yang kurang
nutrisi mengalami ngidam.
Kita
berharap para ahli dapat menguak misteri di balik ngidam. ANGKA KEJADIAN
Disinyalir,
sekitar 55%-80% wanita hamil mengalami ngidam makanan tertentu, dan sekitar
45-65% wanita hamil menolak makanan tertentu. ( MT Indarti )
Kondisi
ini (ngidam dan penolakan terhadap makanan tertentu) biasanya terjadi pada 3
bulan (trimester) pertama masa kehamilan, namun dapat terjadi pada bulan
berikutnya.
Menyediakan Yang Tak Tersedia
Kendati
ngidam dan penolakan terhadap makanan tertentu dapat dihiraukan, sungguh tidak
mudah untuk mengetrapkannya. Dengan kata lain, boleh jadi seorang wanita hamil
menyadari sepenuhnya bahwa keinginan “aneh”-nya tidak harus dituruti, namun
kekecewaan acapkali menerpa saat apa yang diinginkan tidak tersedia. Apakah
setiap ngidam harus dituruti?
Boleh,
sepanjang tidak menimbulkan gangguan pada janin (alasan pertama) dan tidak
menyulitkan dalam pemenuhannya (alasan kedua).
Alasan
pertama mengacu kepada masalah keamanan, artinya kita tidak harus memenuhi
keinginan (ngidam) jika makanan yang diminta membahayakan janin dan kesehatan
si wanita hamil, misalnya minta pil k0plo. Adapun alasan kedua lebih kapada
pertimbangan cara mendapatkannya. Betapa sulitnya jika yang diminta misalnya HYPERLINK "http://lita.inirumahku.com/"
\o "Pisang oh Pisang" \t "_blank" pisang
di waktu tengah malam, sementara di rumah tidak tersedia dan pasar
tutup. Nah, sebagai jalan tengah mungkin
bisa ditempuh cara lain, yakni dengan memberikan (makanan) pengganti ngidam
atau mengalihkannya pada kegiatan lain(seperti membaca, olahraga ringan,
rekreasi, mendengarkan musik, melukis, dll.
9.
SENAM
IBU HAMIL
GERAKAN
SENAM HAMIL
LATIHAN
Gerakan Umum/Basic
1.
Latihan Pernafasan Dada Ibu telentang dengan lutut ditekuk dan tangan terjalin
di atas dada. Tiupkan nafas dari mulut sepanjang mungkin sambil kedua tangan
menekan dada pada hitungan 5-6-7-8. Kemudian tarik nafas dalam dengan
mengembungkan dada pada hitungan 1-2-3-4. Ulangi sampai 8 X 8 hitungan.
2.
Latihan Pernafasan Diafragma Posisi seperti di atas dan tangan di atas perut,
lakukan hal yang sama dan dimulai pada hitungan yang sama. Ulangi sampai 8 X 8
hitungan.
3.
Latihan Penguatan Dan Perlemasan Otot Dasar Panggul Ibu telentang dengan lutut
ditekuk dan tangan di samping badan. Kerutkan otot-otot yang ada dikedua paha
hingga dengan sendirinya pantat terlepas dari alat tidur. Jangan melakukan
gerakan mengangkat paha dengan sengaja agar latihan ini efektif. Kemudian
lepaskan kerutan pelan-pelan sehingga pantat kembali menyentuh alas tidur
(1-2). Ulangi sampai 8 X 8 hitungan.
4.
Latihan Penguatan Dan Perlemasan Otot Tungkai Ibu telentang dengan lutut kiri
ditekuk dengan tungkai kanan lurus, tangan di samping badan. Angkat lurus
tungkai kanan kemudian gerakkan pergelangan kaki ke depan dan ke belakang
kemudian luruskan kembali dalam hitungan 1-2-3-4. Ulangi sampai 8 X 8 hitungan.
Lakukan hal yang sama pada tungkai kiri dengan lutut kanan ditekuk.
5.
Latihan Penguluran Danperlemasan Otot Pinggang,Perut Paha
Gerakan
1 : Ibu telentang dengan lutut kiri ditekuk dan tungkai kanan lurus, tangana di
samping badan. Gerakkan tungkai secara rata dengan alas tidur, ke arah pantat
(sehingga tungkai seperti pendek) dan ke arah mata kaki (sehingga tungkai
seperti panjang) dalam hitungan 8 X 8 hitungan. Lakukan hal yang sama pada
tungkai kiri dengan menekuk lutut kanan.
Gerakan
2 : Ibu telentang lutut kanan ditekuk dan tungkai kiri lururs serta tangan di
samping badan. Dengan menjinjitkan telapak kaki kanan, gerakan lutut ke arah
kaki (sehingga paha seperti memanjang) kemudian tapakkan lagi kaki kanan dan
lutut tetap lurus. Dalam hitungan 1-2. Ulangi sampi 8 X 8 hitungan.
Gerakan
3 : Ibu telentang dengan kedua lutut ditekuk dan kedua lengan membuka di
samping badan (seperti sayap pesawat terbang) kemudian gulingkan kedua lutut ke
kanan dengan menjaga badan tetap pada posisinya, kemudian gulingkan ke kiri
dalam hitungan 1-2. Ulangi sampai 8 X 8 hitungan.
Gerakan
4 : Ibu duduk dengan tangan bertelekan di belakang badan, kedua tungkai lurus
terbuka selebar bahu. Gerakan pergelangan kaki ke depan dan ke belakang
bergantian, dalam hitungan 1-2. Ulangi sampai 8 X 8 hitungan.
Gerakan
5 : Posisi ibu seperti di atas hanya gerakan pergelangan kaki ke samping luar
dan ke dalam. Dalam hitungan 1-2. Ulangi sampai 8 X 8 hitungan.
6.
Latihan Sendi Bahu Dan Payudara Ibu duduk bersila, kedua tangan memgang bahu
sisi yang sama. Gerakan bahu memutar ke arah dalam dengan mempertemukan kedua
siku ke depan dada dan dengan menekankan lengan atas ke payudara dan bahu diputar
dengan putaran penuh (sampai ketiak terbuka) : satu kali putaran penuh dalam
satu hitungan. Ulangi sampai 8 X 8 hitungan. Kemudian lakukan hal yang sama
dengan memutar bahiu ke arah luar.
7.
Latihan Koreksi Sikap Latihan ini bertujuan untuk mengurangi beban yang harus
disangga pinggang selama ibu mengandung. Ibu berdiri dengan kedua kaki lurus
namun rileks. Agar posisi ibu tidak terlalu tegak maka aturlah agar dada dan
perut agak terdorong ke belakang dan pantat agak terdorong ke depan.
Pertahankanlah posisi ini samampu mungkin setiap saat.
8.
Latihan Rileksasi Umum Gerakan-gerakan ini dilakukan saat ibu beristirahat agar
tercapai rileksasi bagi otot-otot perut dan tungkai yang merupakan otot-otot
yang sangat berperan selama ibu mengandung. Gerakan-gerakan di bawah ini bisa
menjadi pilihan ibu di saat beristirahat.
Gerakan
1 : Tidur telentang kepala disangga bantal, dan kedua tungkai disangga guling
hampir ke arah pantat.
Gerakan
2 : Tidur miring kepala disangga bantal, tungkai yang sisi atas disangga bantal
(baik tertumpang di atas tungkai sebelah bawah maupun bertumpu pada alas
tidur). Bila perut sudah cukup besar pada sisi antara perut dan alas tidur
diganjal bantal tipis atau selimut yang terlipat.
Gerakan
3 : Posisi duduk pada kursi yang ada sandaran punggungnya namun muka menghadap
ke arah sandaran kursi. Kedua tungkai ada di samping-samping kursi, kedua
lengan terlipat di atas puncak sandaran kursi untuk tempat menyandarkan kepala.
LATIHAN
Gerakan Khusus 1 Usia Kehamilan 22 – 30 Minggu
1.
Latihan Umum Diulang
2.
Latihan-Latihan Untuk Penguatan – Perlemasan Otot Tungkai Pinggang Dan Perut.
Gerakan 1 : Posisi ibu merangkak, lengan dan tungkai atas tegak lurus dengan
lantai. Cembungkan punggung bawah sambil menundukkan kepala, kemudian cekungkan
punggung bawah sambil menengadahkan kepala dengan hitungan 1 – 2 . ulangi
sampai 8 X 8 hitungan.
Gerakan
2 : Posisi ibu merangkak, lengan dan tungkai atas tegak lurus dengan lantai.
Angkat lengan kiri, kemudian belokkan tubuh ke kanan dan kembali lagi ke posisi
semula. Hitungan 1 – 2. Angkat lengan kanan, kemudian belokkan tubuh ke kiri
dan kembali lagi ke posisi semula. Hitungan 3 – 4. ulangi sampai 8 X 8
hitungan.
Gerakan
3 : Posisi ibu berdiri atau duduk (di kursi atau di tempat tidur), keduan
tangan di pinggang, angkat lengan kiri ke atas, belokkan badan ke kanan,
kembali lagi ke posisi semula. Hitungan 1 – 2. Angkat lengan kanan ke atas dan
belokkan badan ke kiri. Hitungan 3 – 4. ulangi sampai 8 X 8 hitungan.
3.
Latihan Otot Pinggang (Pelvic Tilting Laterally) Posisi ibu berdiri lengan
lurus di samping badan dan tangan membuka ke samping. Gerakan panggul kanan ke
atas dengan tungkai tetap lurus sehingga telapak kaki kanan lebih tinggi dari
telapak kaki kiri, kemudian kembali ke posisi semula. Hitungan 1 – 2. Lakukan
gerakan yang sama untuk panggul kiri, dengan hitungan 3 – 4. Ulangi sampai 8 X
8 hitungan.
4.
Latihan otot perut – otot dasar panggul – otot punggung dan penguluran Otot
paha bagian dalam serta peningkatan gerakan sendi pangkal paha (pelvic rocking
forward and backward). Ibu berdiri tungkai dibuka selebar bahu dan lutut
sedikit ditekuk. Letakkan tangan memegang tulang panggul (SIAS) dengan
jari-jari di sisi depan dan ibu jari di sisi belakang. Gerakkan panggul ke
depan dan ke belakang dengan hitungan 1 – 2 – …Ulangi sampai 8 X 8 hitungan.
5.
Latihan Rotasi Tubuh Ibu berdiri dan tungkai dibuka selebar bahu, tangan di
pinggang. Putar badan ke kanan dan pandangan tetap lurus ke depan serta tungkai
tetap lurus, kembali ke posisi semula dengan hitungan 1 – 2. Lakukan gerakan
yang sama ke arah kiri dengan hitungan 3 – 4. Ulangi sampai 8 X 8 hitugan.
6.
Latihan Pernafasan Gerakan 1 : Latuihan pernafasan pada saat latihan umum
diulang. Gerakan 2 (panting quick breathing) : Tiupkan nafas dengan cepat dan
keras lewat mulut kemudian tariknafas dalam lewat hidungdengan mulut terkatup,
hitungan 1 – 2. ulangi sampai 8 X 8 hitungan.
LATIHAN
Gerakan Khusus 2 Usia Kehamilan 30 – 36 Minggu
Latihan
umum diulang.
Gerakan
pada usia 22 – 30 minggu diulang sampai 4 X 8 hitungan.
Mengatasi
keluhan : Nyeri punggung bawah a. Infra merah b. Meratakan kurva tulang
belakang 4 X 5.
Bengkak
kedua tungkai a. Penguluran otot betis b. Meninggikan kedua tungkai pada saat
istirahat.
LATIHAN
Gerakan Khusus 3 Usia kehamilan 36 – 40 minggu
1)
Duduk
bersila kedua tumit bertemu sedekat mungkin dengan selangkangan. Dengan bantuan
berat badan tekan kedua lutut dengan telapak tanagan 4 X 8 hitungan.
2)
Berpegangan
pada sesuatu yang berat (meja, dll) kemudian berjongkok samapi ke tumit tanpa
mengangkat tumit kemudian kembali ke posisi berdiri, lakukan 4 X 8 hitungan.
3)
Latihan
nafas saat mulai terjadi pembukaan jalan lahir (mulas-mulas) diulangi lagi
(panting quick breathing) 4 X 8 hitungan.
4)
Latihan
meneran/ mengejan (valsava). Ibu tidur telentang dengan bantal agar tinggi.
Sebelum melakukan gerakan mengejan tarik nafas dulu, ditahan di daerah dada,
diikuti lutut ditekuk dibuka ke samping dan kedua tangan memegang pergelangan
kaki, angkat kepala dengan mendorong kepala ke arah jalan lahir. Gerakan ini
dipertahankan samapi tidak kuat lagi. Kemudian nafas dikeluarkan lewat mulut
secara tiba-tiba.
5)
MengMassage
payudara 1 X sehari.
6)
Kurangi
nyeri punggung bawah dengan kompres hangat.
HYPERLINK "a"
10. KONSEP KELAS IBU
HAMIL
Definisi
Kelas Ibu Hamil Kegiatan Kelas Ibu Hamil merupakan sarana untuk belajar
kelompok tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka yang
bertujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan,
persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, melalui praktik
dengan menggunakan buku KIA (Kesehatan Ibu anak) ( Depkes, 2009 : vii).
Tujuan
Pegangan fasilitator Kelas Ibu Hamil ini diharapkan dapt menjadi catatan alur
pembelajaran bagi fasilitator dalam melakukan fasilitasi standar Kelas Ibu
Hamil. Sasaran Bidan atau petugas
kesehatan yang terkait dengan kegiatan pelayanan kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
dalam melakukan fasilitasi Kelas Ibu Hamil yang sudah mendapatkan pelatihan.
Manfaat
Kelas Ibu Hamil Supaya ibu mengerti tentang kelas ibu hamil Supaya ibu bisa
mengaplikasikannya ke dalam kehidupannya sehari-hari Menambah wawasan keluarga
tentang kelas ibu hamil Kelas Ibu Hamil
di lakukan selama 3 pertemuan
Pertemuan
kelas ibu hamil pertama Informasi kelas ibu hamil Perubahan tubuh selama
kehamilan Perawatan kehamilan Tujuan Memahami apa yang disebut kelas ibu hamil
Memahami bahwa kehadiran tepat waktu dan berpartisipasi aktif penting untuk
keberhasilan kelas ibu hamil Memahami bahwa kelas ibu penting untuk meningkatkan
pengetahuan ibu tentang kehamilan, persalinan dan perawatan anak Memahami
bagaimana terjadiya kehamilan Memahami adanya perubahan tubuh ibu selama
kehamilan Memahami bagaimana mengatasi berbagai keluhan saat hamil Memahami apa
saja yang harus dilakukan oleh ibu selama kehamilan Memahami pentingnya makanan
sehat dan pencegahan anemia saat kehamilan Memahami bahwa kesiapan psikologis
diperlukan dalam menghadapi kehamilan Memahami bagaimana hubungan suami istri
semasa kehamilan Mengetahui obat-obatan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi
oleh ibu semasa kehamilan Mengetahui tanda-tanda bahaya pada kehamilan Memahami
perlunya perencanaan persalinan sejak awal agar dapat memperlancar proses
persalinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar