SEKILAS
TENTANG ASCITES
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Orang
dengan ascites harus secara rutin diikuti oleh dokter utama mereka dan setiap
spesialis yang mungkin terlibat dalam perawatan mereka. Pencernaan (spesialis
dalam penyakit gastrointestinal) dan hepatologi (spesialis hati) umumnya
melihat pasien dengan ascites akibat penyakit hati. Spesialis lain juga dapat
merawat pasien dengan ascites didasarkan pada kemungkinan penyebab dan kondisi
yang mendasarinya. Para ahli biasanya meminta pasien untuk pertama menghubungi
dokter utama mereka jika ascites meningkat. Jika ascites menyebabkan gejala
sesak napas, perut tidak nyaman, atau ketidakmampuan untuk melakukan tugas
sehari-hari seperti berjalan, dokter utama pasien harus diberitahu.
1.2 TUJUAN
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1)
untuk
mengetahui faktornya agent penyakit ascites
2)
untuk
mengetahui faktornya host penyakit ascites
3)
untuk
mengetahui environment penyakit ascites
4)
untuk
mengetahui port of entry and exit penyakit ascites
5)
untuk
mengetahui transmisi penyakit ascites
6)
untuk
mengetahui pencegahan penyakit ascites
7)
untuk
mengetahui pemberantasan penyakit ascites
8)
untuk
mengetahui pengobatan penyakit ascites
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
DEFINISI
Ascites
adalah akumulasi dari cairan (biasanya cairan serous yang adalah cairan kuning
pucat dan bening) dalam rongga perut (peritoneal). Rongga perut berlokasi
dibawah rongga dada, dipisahkan darinya oleh diaphragm. Cairan ascitic dapat
mempunyai banyak sumber-sumber seperti penyakit hati, kanker-kanker, gagal
jantung congestif, atau gagal ginjal.
2.2
FAKTOR AGENT
Penyebab
yang paling umum dari ascites adalah penyakit hati yang telah lanjut atau
cirrhosis. Kira-kira 80% dari kasus-kasus ascites diperkirakan disebabkan oleh
cirrhosis. Meskipun mekanisme yang tepat dari perkembangan tidak dimengerti
sepenuhnya, kebanyakan teori-teori menyarankan portal hypertension (tekanan
yang meningkat adalam aliran darah hati) sebagai penyumbang utama. Asas
dasarnya adalah serupa pada pembentukan dari edema ditempat lain di tubuh yang
disebabkan oleh ketidakseimbangan tekanan antara sirkulasi dalam (sistim
tekanan tinggi) dan luar, dalam kasus ini, rongga perut (ruang tekanan rendah).
Kenaikan dalam tekanan darah portal dan pengurangan dalam albumin (protein yang
diangkut dalam darah) mungkin bertangung jawab dalam pembentukan gradien
tekanan dan berakibat pada ascites perut.
Faktor-faktor
lain yang mugkin berkontribusi pada ascites adalah penahanan garam dan air.
Volume darah yang bersirkulasi mungkin dirasakan rendah oleh sensor-sensor
dalam ginjal-ginjal karena pembentukan dari ascites mungkin menghabiskan
beberapa volume dari darah. Ini memberi sinyal pada ginjal-ginjal untuk
menyerap kembali lebih banyak garam dan air untuk mengkompensasi volume yang
hilang.
Beberapa
penyebab-penyebab lain dari ascites berhubungan dengan gradien tekanan yang
meningkat adalah gagal jantung kongestif dan gagal ginjal yang telah lanjut
yang disebabkan oleh penahanan cairan keseluruhan dalam tubuh.
Pada
kasus-kasus yang jarang, tekanan yang meningkat dalam sistim portal dapat
disebabkan oleh rintangan internal atau eksternal dari pembuluh portal,
berakibat pada portal hypertension tanpa cirrhosis. Contoh-contoh dari ini
dapat adalah massa (atau tumor) yang menekan pada pembuluh-pembuluh portal dari
rongga perut bagian dalam atau pembentukan bekuan (gumpalan) darah dalam
pembuluh portal yang menghalangi aliran normal dan menongkatkan tekanan dalam
pembuluh (contoh, Budd-Chiari syndrome).
Ada
juga pembentukan ascites sebagai akibat dari kanker-kanker, yang disebut
malignant ascites. Tipe-tipe ascites ini secara khas adalah
manifestasi-manifestasi dari kanker-kanker yang telah lanjut dari organ-organ
dalam rongga perut, seperti, kanker usus besar, kanker pankreas, kanker lambung,
kanker payudara, lymphoma, kanker paru-paru, atau kanker indung telur.
Pancreatic
ascites dapat terlihat pada orang-orang dengan pancreatitis atau peradangan
pankreas kronis. Penyebab yang paling umum dari pankreatitis kronis adalah
penyalahgunaan alkohol yang berkepanjangan. Pancreatic ascites dapat juga
disebabkan oleh pankreatitis akut serta trauma pada pankcreas
2.3
FAKTOR HOST
1)
Kondisi
imun pada orang tersebut lemah
2)
Kurangnya
kebersian
3)
Factor
umur, status gizi, status social ekonomi, dan perilaku.
2.4
FAKTOR ENVIRONMENT
1)
Kurangnya
kebersihan lingkungan
2)
Lingkungan:
fisik, biologi, social yang kurang sehat
2.5
PORT OF ENTRY AND EXIT
1)
Entry:
mulut
2)
Exit:
mulut
2.6
TRANMISI
Penularan
pada umumnya melaluli udara, berupa infeksi dropet selain itu dapat pula
melalui benda atau makanan yang terkontaminasi serta dapat tertular melalui
mahluk hidup atau vector.
BAB
III PEMBAHASAN
3.1
PENCEGAHAN
Pencegahan
dari ascites sebagian besar melibatkan pecegahan faktor-faktor risiko dari
kondisi-kondisi yang mendasarinya yang menjurus pada ascites. Pada
pasien-pasien dengan penyakit hati dan sirosis telah lanjut yang diketahui dari
segala sebab, penghindaran dari pemasukan alkohol dapat dengan jelas mengurangi
risiko pembentukan ascites. Obat-obat antiperadangan nonsteroid [ibuprofen
(Advil, Motrin, dll.)] juga harus dibatasi pada pasien-pasien dengan cirrhosis
karena mereka mungkin mengurangi aliran darah ke ginjal-ginjal, jadi, membatasi
ekskresi (pengeluaran) garam dan air. Mematuhi pembatasan-pembatasan garam makanan
juga adalah tindakan pencegahan mudah lainnya untuk mengurangi ascites.
3.2
PEMBERANTASAN
Perawatan
dari ascites sebagian besar tergantung pada penyebab yang mendasarinya.
Contohnya, peritoneal carcinomatosis atau malignant ascites mungkin dirawat
dengan pemotongan keluar kanker secara operasi dan kemoterapi, sementara
penatalaksanaan dari ascites yang berhubungan dengan gagal jantung diarahkan
menuju perawatan gagal jantung dengan penatalaksanaan medis dan
pembatasan-pembatasan makanan. Karena sirosis hati adalah penyebab utama dari
ascites, ia akan menjadi fokus utama dari bagian ini
3.3
PENGOBATAN/PENATALAKSANAAN
Menatalaksanakan
ascites pada pasien-pasien dengan cirrhosis secara khas melibatkan pembatasan
pemasukan sodium makanan dan penggunaan diuretics (pil-pil air). Membatasi
pemasukan sodium (garam) makanan kurang dari 2 gram per hari adalah sangat
praktis, dengan sukses, dan secara luas direkomendasikan untuk pasien-pasien
dengan ascites. Pada kebanyakan dari kasus-kasus, pendekatan ini perlu
dikombinasikan dengan penggunaan diuretics karena pembatasan garam sendirian
umumnya bukan cara yang efektif untuk merawat ascites. Konsultasi dengan ahli
nutrisi dalam rangka pembatasan garam harian dapat sangat bermanfaat untuk
pasen-pasien dengan ascites
Pengobatan
Diuretics
meningkatkan ekskresi (pengeluaran) air dan garam dari ginjal-ginjal. Regimen
(aturan) diuretic yang direkomendasikan dalam setting dari ascites yang
berhubungan dengan hati adalah kombinasi dari spironolactone (Aldactone) dan furosemide
(Lasix). Dosis tunggal harian dari 100 miligram spironolactone dan 40 miligram
furosemide adalah dosis awal yang biasanya direkomendasikan. Ini dapat
ditingkatkan secara berangsur-angsur untk memperoleh respon yang tepat pada
dosis maksimum 400 miligram spironolactone dan 160 miligram furosemide,
sepanjang pasien dapat mentolerir peningkatan dosis tanpa segala efek-efek
sampingan. Meminum obat-obat ini bersama pada pagi hari secara khas dianjurkan
untuk mencegah buang air kecil yang seringkali sewaktu malam hari.
Therapeutic
paracentesis
Untuk
pasien-pasien yang tidak merespon dengan baik pada atau tidak dapat mentolerir
regimen diatas, therapeutic paracentesis (jarum yang secara hati-hati
ditempatkan kedalam area perut, dibawah kondisi-kondisi yang steril) yang
sering dapat dilakukan untuk mengeluarkan jumlah-jumlah cairan-cairan yang
besar. Beberapa liter (sampai 4 sampai 5 liter) dari cairan dapat dikeluarkan
secara aman dengan prosedur ini setiap waktu. Untuk pasien-pasien dengan
malignant ascites, prosedur ini mungkin juga adalah lebih efektif daripada
penggunaan diuretic.
Operasi
Untuk
kasus-kaus yang lebih gigih (refractory), prosedur-prosedur operasi mungkin
adalah perlu untuk mengontrol ascites. Transjugular intrahepatic portosystemic shunts
(TIPS) adalah prosedur yang dilakukan melalui internal jugular vein (vena utama
pada leher) dibawah pembiusan lokal oleh interventional radiologist. Shunt
(langsiran) ditempatkan diantara portal venous system dan systemic venous
system (vena-vena yang mengalirkan balik darah ke jantung), dengan demikian
mengurangi tekanan portal. Prosedur ini dicadangkan untuk pasien-pasien yang
mempunyai respon yang minimal pada perawatan medis yang agresif. Ia telah
ditunjukan mengurangi ascites dan membatasi atau mengeliminasi penggunaan dari
diuretics pada mayoritas dari kasus-kasus yang dilaksanakan. Bagaimanapun, ia
berhubungan dengan komplikasi-komplikasi yang signifikan seperti hepatic
encephalopathy (kebingungan) dan bahkan kematian. Penempatan-penempatan langsiran
yang lebih tradisional (peritoneovenous shunt dan systemic portosystemic shunt)
telah pada dasarnya ditinggalkan yang disebabkan oleh angka
komplikasi-komplikasi mereka yang tinggi.
Transplantasi
hati
Akhirnya,
transplantasi hati untuk cirrhosis yang telah lanjut mungkin dipertimbangkan
sebagai perawatan untuk ascites yang disebabkan oleh gagal hati. Transplantasi
hati melibatkan proses yang sangat sulit dan berkepanjangan dan ia memerlukan
pengamatan dan manajemen yang sangat ketat oleh spesialis-spesialis
transplantasi.
BAB
IV PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
Ascites
atau asites adalah meningkatanya jumlah cairan intra peritoneal. Penyebab
ascites ini adalah adanya gangguan hati yang paling kronis tetapi dapat juga
disebabkan oleh penyakit lain.
4.2
SARAN
Untuk
pembuatan makalah ini saya menyadari masih banyak kekurangan saya berharap bagi
pembaca untuk saran dan kritiknya guna untuk menyempurnakan makalah ini. Terima
kasih
DAFTAR
PUSTAKA
1.
http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberitaminggu&kid=24&id=55211
2.
http://kesehatan.us/2012/06/apa-ascites-itu-dan-bagaimana-gejalanya/
3.
http://tips-sehat-bahagia.blogspot.com/2012/11/gejala-dan-penyebab-penyakit-ascites.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar