SEKILAS
TENTANG PENYAKIT RABIES
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Rabies
adalah infeksi virus akut yang menyerang sistem saraf pusat (SSP)manu Rabies
adalah infeksi virus akut yang menyerang sistem saraf pusat (SSP)manusia dan
mamalia dengan mortalitas 100%. Penyebabnya adalah virus rabies yang termasuk
genus Lyssa virus, famili Rhabdoviridae, Virus rabies terdapat dalam air liur
hewan yang terinfeksi. Hewan ini menularkan infeksi kepada hewanlainnya atu
manusia melalui gigitan dan kadang melalui jilatan. Banyak hewan yang bisa
menularkan rabies kepada manusia. Yang paling sering menjadi sumber dari rabies
adalah anjing, hewan lainnya yang juga bisa menjadi sumber penularan rabies
adalah kucing, kelelawar, rakun, sigung, rubah.
Penyakit
rabies mempunyai gejala patognomik takut air (hydrophobia), takut sinar
matahari ( photophobia), takut suara, dan takut udara (aerophobia). Gejala
tersebut disertai dengan air mata berlebihan (hiperlakrimasi), air liur
berlebihan (hipersalivasi), timbul kejang bilaada rangsangan, kemudian lumpuh
dan terdapat tanda bekas gigitan hewan penular rabies.
Menurut
laporan Departemen Kesehatan Republik Indonesia di Indonesia, kasus gigitan
rabies ke Indonesia mencapai jumlah 20.926 kasus gigitan per tahun pada tahun
2010 yang terlaporkankepada Dinas-Dinas Kesehatan di seluruh Kabupaten di
Indonesia.
1.2
Tujuan
Makalah
ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut :
1)
Untuk
menjelaskan definisi rabies
2)
Untuk
menjelaskan faktor agent dari penyakit rabies
3)
Untuk
menjelaskan faktor host dari penyakit rabies
4)
Untuk
menjelaskan faktor environment dari penyakit rabies
5)
Untuk
menjelaskan port of entryand exit dari penyakit rabies
6)
Untuk
menjelaskan transmisi dari penyakit rabies
7)
Untuk
menjelaskan bagaimana pencegahan dari penyakit rabies
8)
Untuk
menjelaskan bagaimana pemberantasan dari penyakit rabies
9)
Untuk
menjelaskan bagaimana pengobatandari penyakit rabies
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi Rabies
Rabies
(penyakit anjing gila) adalah penyakit hewan yang disebabkan oleh virus,
bersifat akut serta menyerang susunan saraf pusat. Hewan berdarah panas dan
manusia. Rabies bersifat zoonosis artinya penyakit tersebut dapat menular dari
hewan ke manusia dan menyebabkan kematian pada manusia dengan CFR (Case
Fatality Rate) 100%. Virus rabies dikeluarkan bersama air liur hewan yang
terinfeksi da disebarkan melalui luka gigitan atau jilatan.
2.2
Faktor Agent
Di Amerika Serikat rabies terutama terjadi
pada musang, raccoon, serigala dan kelelawar. Rabies serigala terdapat di
Kanada, Alaska dan New York. Kelelawar penghisap darah (vampir), yang menggigit
ternak merupakan bagian penting siklus rabies di Amerika latin. Eropa mempunyai
rabies serigala, di Asia dan Afrika masalah utamanya adalah anjing gila.
Beberapa
daerah di Indonesia yang saat ini masih tertular rabies sebanyak 16 propinsi,
meliputi Pulau Sumatera (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu,
Sumatera Selatan, dan Lampung), Pulau Sulawesi (Gorontalo, Sulawesi Utara,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara), Pulau Kalimantan
(Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur) dan Pulau Flores.
Kasus terakhir yang terjadi adalah Propinsi Maluku (Kota Ambon dan Pulau
Seram).
2.3
Faktor Host
Rabies
telah menyebabkan kematian pada orang dalam jumlah yang cukup banyak. Tahun
2000, World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa setiap tahun di dunia
ini terdapat sekurang-kurangnya 50.000 orang meninggal karena rabies, kepekaan
terhadap rabies kelihatannya tidak berkaitan dengan usia, seks atau ras.
2.4
Faktor Environment
Rabies
bisa terjadi disetiap musim atau iklim.
2.5
Port of Entry and Exit
Pada
Hewan
Gejala
klinis pada hewan dibagi menjadi tiga stadium :
a).
Stadium Prodromal
Keadaan
ini merupakan tahapan awal gejala klinis yang dapat berlangsung antara 2-3
hari. Pada tahap ini akan terlihat adanya perubahan temperamen yang masih
ringan. Hewan mulai mencari tempat-tempat yang dingin/gelap, menyendiri, reflek
kornea berkurang, pupil melebar dan hewan terlihat acuh terhadap tuannya. Hewan
menjadi sangat perasa, mudah terkejut dan cepat berontak bila ada provokasi.
Dalam keadaan ini perubahan perilaku mulai diikuti oleh kenaikan suhu badan.
b).
Stadium Eksitasi
Tahap
eksitasi berlangsung lebih lama daripada tahap prodromal, bahkan dapat
berlangsung selama 3-7 hari. Hewan mulai garang, menyerang hewan lain ataupun
manusia yang dijumpai dan hipersalivasi. Dalam keadaan tidak ada provokasi
hewan menjadi murung terkesan lelah dan selalu tampak seperti ketakutan. Hewan
mengalami fotopobi atau takut melihat sinar sehingga bila ada cahaya akan
bereaksi secara berlebihan dan tampak ketakutan.
c).
Stadium Paralisis.
Tahap
paralisis ini dapat berlangsung secara singkat, sehingga sulit untuk dikenali
atau bahkan tidak terjadi dan langsung berlanjut pada kematian. Hewan mengalami
kesulitan menelan, suara parau, sempoyongan, akhirnya lumpuh dan mati.
Pada
Manusia
Gejala
klinis pada manusia dibagi menjadi empat stadium.
a).
Stadium Prodromal
Gejala
awal yang terjadi sewaktu virus menyerang susunan saraf pusat adalah perasaan
gelisah, demam, malaise, mual, sakit kepala, gatal, merasa seperti terbakar,
kedinginan, kondisi tubuh lemah dan rasa nyeri di tenggorokan selama beberapa
hari.
b).
Stadium Sensoris
Penderita
merasa nyeri, rasa panas disertai kesemutan pada tempat bekas luka kemudian
disusul dengan gejala cemas dan reaksi yang berlebihan terhadap ransangan
sensoris.
c).
Stadium Eksitasi
Tonus
otot-otot akan aktivitas simpatik menjadi meninggi dengan gejala berupa
eksitasi atau ketakutan berlebihan, rasa haus, ketakutan terhadap rangsangan
cahaya, tiupan angin atau suara keras. Umumnya selalu merintih sebelum
kesadaran hilang. Penderita menjadi bingung, gelisah, rasa tidak nyaman dan
ketidak beraturan. Kebingungan menjadi semakin hebat dan berkembang menjadi
argresif, halusinasi, dan selalu ketakutan. Tubuh gemetar atau kaku kejang.
d).
Stadium Paralis
Sebagian
besar penderita rabies meninggal dalam stadium eksitasi. Kadangkadang ditemukan
juga kasus tanpa gejala-gejala eksitasi, melainkan paresis otot-otot yang bersifat
progresif. Hal ini karena gangguan sumsum tulang belakang yang memperlihatkan
gejala paresis otot-otot pernafasan.
2.6
Transmisi
Penyakit
rabies ditularkan melalui gigitan binatang. Kuman yang terdapat dalam air liur
binatang ini akan masuk ke aliran darah dan menginfeksi tubuh manusia. Binatang
yang sering menderita rabies adalah anjing, kucing, kelelawar dan kera. Selain
lewat gigitan, rabies juga dapat ditularkan melalui mata, hidung, mulut dan
luka yang terkontaminasi oleh air liur binatang yang terjangkit rabies.
Penularan lewat cara ini sangat jarang terjadi, umumnya penularan melalui
gigitan. Sedangkan penularan rabies dari manusia ke manusia sampai saat ini
belum ada bukti maupun penelitian yang dapat membuktikannya, meskipun ada teori
yang menyatakan bahwa rabies dapat ditularkan dari orang ke orang namun pada
kenyataannya tidak dapat dibuktikan.
BAB
III PEMBAHASAN
3.1
Cara Mencegah Penyakit Rabies
Jadilah
pemelihara hewan yang baik dengan :
1)
Menempatkan
hewan peliharaan dalam kandang yang baik dan sesuai dan senantiasa
memperhatikan kebersihan kandang dan sekitarnya.
2)
Menjaga
kesehatan hewan peliharaan dengan memberikan makanan yang baik , pemeliharaan
yang baik dan melaksanakan Vaksinasi Rabies secara teratur setiap tahun ke
Dinas Peternakan atau Dokter Hewan Praktek. Tindakan ini tidak hanya melindungi
hewan anda dari penyakit rabies tetapi juga melindungi diri anda sendiri dan
keluarga anda.
3)
Memasang
rantai pada leher anjing bila anjing tidak dikandangkan atau sedang diajak
berjalan-jalan.
4)
Selalu
awasi binatang peliharaan anda. Kurangi kontak mereka dengan hewan atau
binatang liar. Jika binatang peliharaan anda digigit oleh hewan liar, segera ke
dokter hewan untuk diperiksa keadaannya.
5)
Hubungi
dinas peternakan setempat bila anda menjumpai ada binatang liar yang
mencurigakan di lingkungan tempat tinggal anda.
6)
Hindari
kontak dengan hewan liar yang tidak jelas asal usulnya.
7)
Nikmati
hewan liar seperti rakun, serigala dari tempat yang jauh. Jangan coba coba
memberi mereka makan, membelai ataupun memelihara mereka di rumah walaupun
kelihatan sangat jinak.
8)
Cegah
kelelawar memasukan rumah atau tempat anda beraktifitas.
9)
Jika
anda bepergian ke daerah yang terjangkit rabies, segeralah ke pusat pelayanan
kesehatan terdekat untuk mendapatkan vaksinasi rabies
3.2 Pengobatan/ Penatalaksanaan Penyakit Rabies
Tindakan
Penanganan Kasus Gigitan
Setiap
penderita kasus gigitan oleh hewan penular rabies harus diduga sebagai tersangka rabies, tindakan yang
harus dilakukan adalah:
1)
Pertolongan
pertama terhadap penderita gigitan: (1). Luka gigitan dicuci dengan detergen
selama 5-10 menit, keringkan dan diberi yodium tinture atau alcohol 70%; (2). Penderita
di bawah ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk penanganan lebih lanjut.
2)
Kejadian
penggigitan dilaporkan ke petuga Dinas Peternakan/ Pertanian setempat.
3)
Hewan
yang menggigit harus ditangkap dan dilaporkan ke Dinas Peternakan/ Pertanian
untuk diobeservasi. Diamati selama 14 hari, jika hewan mati dengan gejala
rabies dalam masa masa obeservas maka hewan tersangka dinyatakan positif rabies
4)
Apabila
dalam masa observasi hewan tetap sehat maka hewan tersebut divaksinasi anti
rabies dan dikembalikan pada pemiliknya atau dibunuh bila tidak ada pemilik.
Peraturan
perundang-undangan tentang rabies yakni tahun 1926 pemerintah telah
mengeluarkan peraturan tentang rabies pada anjing, kucing, dan kera. Yaitu
Hondsdol heid Ordonantie Staatblad No. 452 tahun 1926 dan pelaksanaannya
termuat dalam Staatblad No. 452 tahun 1926.
Untuk
pengendalian, saat ini, WHO telah mengendalikan penularan rabies dengan
melakukan pemberian vaksin ke beberapa negara berkembang, meskipun dalam jumlah
yang terbatas.Vaksin immunoglobulin (antibodi) yang direkomendasikan untuk
kasus rabies kategori III memiliki harga yang mahal dan diberikan dalam jumlah
yang sangat terbatas. Oleh karena itu, WHO memberikan vaksin immunoglobulin
rabies yang berasal dari kuda (purified equine immunoglobulin) untuk digunakan
sebagai campuran immunoglobulin manusia untuk menutupi kekurangan vaksin di
beberapa negara ini.
Vaksinasi
rabies pada manusia direkomendasikan kepada para pelancong yang tinggal atau
bepergian ke negara endemik rabies selama lebih dari 30 hari. Vaksinasi
pra-penularan tidak begitu saja mencegah penularan rabies, namun vaksinasi
pra-penularan ini harus diikuti dengan tindakan pasca-penularan, yaitu dengan
pemberian vaksin immunoglobulin untuk rabies. Selain para pelancong, vaksin
rabies juga direkomendasikan kepada orang-orang yang aktivitasnya beresiko
untuk tertular rabies, seperti pemburu, penjaga hutan, pekerja laboratorium,
breeder anjing, pekerja pemotongan hewan, dan dokter hewan. Orang-orang yang
beresiko ini harus secara rutin melakukan pemeriksaan kesehatan setiap 2 tahun
untuk memeriksakan tingkat kekebalan tubuhnya atau untuk mendapatkan vaksin
rabies.
3.3
Cara Memberantas Penyakit Rabies
Masa
inkubasi pada manusia yang khas adalah 1-2 bulan tetapi bisa 1 minggu atau
selama beberapa tahun (mungkin 6 tahun atau lebih). Biasanya lebih cepat pada
anak-anak dari pada dewasa. Kasus rabies manusia dengan periode inkubasi yang
panjang (2 sampai 7 tahun) telah dilaporkan, tetapi jarang terjadi. Masa
inkubasi tergantung pada umur pasien, latar belakang genetic, status immune,
strain virus yang terlibat, dan jarak yang harus ditempuh virus dari titik
pintu. Masuknya ke susunan saraf pusat. Masa inkubasi tergantung dari lamanya
pergerakan virus dari lamanya pergerakan virus dari luka sampai ke otak, pada
gigitan dikaki masa inkubasi kira-kira 60 hari, pada gigitan ditangan masa
inkubasi 40 hari, pada gigitan di kepala masa inkubasi kira-kira 30 hari.
BAB
IV PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dapat
kita simpulkan bahwa penyakit Rabies disebabkan oleh virus rabi. Biasanya yang
lebih rentan terkena remaja dan anak-anak yang tinggal di daerah dimana anjing
lebih banyak dari pada penghuni desa tersebut. Rabies adalah penyakit zoonosis
(penyakit yang ditularkan ke manusia dari hewan) yang disebabkan oleh virus.
Penyakit ini menginfeksi hewan domestik dan liar, yang menyebar ke orang
melalui kontak dekat dengan air liur yang terinfeksi melalui gigitan atau
cakaran.
Gejala
rabies pada manusia biasanya diawali dengan demam, nyeri kepala, sulit menelan,
hipersalivasi, takut air, peka terhadap rangsangan angin dan suara, kemudian
diakhiri dengan kematian. Biasanya mulai timbul dalam waktu 30-50 hari setelah
terinfeksi
B.
Saran
Untuk
mencegah penyakit ini dapat kita lakukan vaksinasi terhadap hewan-hewan seperti
Anjing, Monyet, Kucing, Musang dll. Dan apabila tergigit oleh hewan tersebut
maka kita harus cepat tanggap untuk menetralisir virus tersebut
DAFTAR
PUSTAKA
1.
http://www.facebook.com/topic.php?uid=55864661117&topic=10052
2.
http://www.animalgate.com/pub/article.php?id=224
3.
http://health.kompas.com/read/2010/10/25/09275732/Rabies.Tragedi.Manusia.dan.Hewan
4.
http://nursingbegin.com/penyakit-rabies-serta-penatalaksanaannya/
5.
(http://www.steve.gb.com,
2006)
7.
http://www.antaranews.com/berita/1256562409/waspadai-rabies
Tidak ada komentar:
Posting Komentar