INPARTU DAN TEKNIK
MENGEJAN
1. Pengertian Ibu bersalin (Inpartu)
Ibu Inpartu (bersalin) adalah seorang wanita yang sedang dalam keadaan
persalinan dimana saat uterus berkontraksi akan menyebabkan perubahan pada
serviks (mendatar dan menipis) (worldhealth 2012).
2. Pengertian persalinan
Persalinan adalah
suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus
melalui vagina ke dunia luar(Sarwono 2005 : 180).
Persalinan adalah
proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya, tetapi persalinan pada
manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun janinnya
sehingga memerlukan pengawasan, pertolongan, dan pelayanan dengan fasilitas
yang memadai (Manuaba 2009 : 144).
Persalinan adalah
proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui
jalan lahir (Bobak 2005 : 245).
3. Tujuan Persalinan
Mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat
kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi
dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas
pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal (Sarwono 2009 : 335).
4. Teori-teori yang menyebabkan persalinan
Menurut (Manuaba 2009 : 144) yaitu:
a)
Teori
kadar progesteron
Progesteron yang
mempunyai tugas mempertahankan kehamilan semakin menurun dengan makin tuanya
kehamilan, sehingga otot rahim mudah dirangsang oleh oksitosin
b)
Teori
Oksitosin
Menjelang kelahiran
oksitosin makin meningkat, sehingga cukup kuat untuk merangsang persalinan.
c)
Teori
regangan otot rahim
Dengan meregangnya
otot rahim dalam batas tertentu menimbulkan kontraksi persalinan dengan
sendirinya.
d)
Teori
prostaglandin
Prostaglandin banyak
dihasilkan oleh lapisan dalam rahim yang di duga dapat menyebabkan kontraksi
rahim. Pemberian prostaglandin dari luar dapat merangsang kontraksi otot rahim
dan terjadi persalinan atau gugur kandung.
5. Tanda-tanda Inpartu
a)
Rasa
sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
b)
Keluar
lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan pada
serviks.
c)
Kadang-kadang
ketuban pecah dengan sendirinya.
d)
Pada
pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan telah ada (Suparyanto 2011).
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
a)
Power (Kekuatan)
Power disebut juga tenaga
atau kekuatan, yang terdiri dari his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi
diafragma dan aksi dari ligament.
b)
Passage (jalan lahir)
Passage disebut juga jalan lahir,
jalan lahir dibagi menjadi 2 bagian yaitu : bagian keras tulang-tulang panggul
(rangka panggul) dan bagian lunak yaitu otot-otot, jaringan-jaringan dan
ligament-ligament.
c)
Passanger (janin dan plasenta)
Janin dapat mempengaruhi jalannya
kelahiran karena ukuran dan presentasinya. Pada persalinan, karena
tulang-tulang masih dibatasi fontanel dan sutura yang belum keras, maka pinggir
tulang dapat menyisip antara satu dengan yang lain yang disebut moulage,
sehingga kepala bertambah kecil. Biasanya apabila kepala janin sudah lahir maka
bagian-bagian lain dari janin dengan mudah menyusul. Karena plasenta juga harus
melalui jalan lahir, ia juga dianggap sebagai penumpang yang menyertai janin.
a.
Psikologis
Faktor psikologis
meliputi:
1)
Persiapan
fisik untuk melahirkan
2)
Pengalaman
persalinan
3)
Dukungan
orang terdekat
4)
Integritas
emosional
b.
Penolong
Peran dari penolong
persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada
ibu dan janin. Dalam hal ini proses tergantung dari kemampuan skill dan
kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan (Eniyati 2012 : 17-29).
7. Tahapan Proses Persalinan
1.
Kala
1
Kala 1 persalinan dibagi atas 2 fase:
1)
Fase
laten ini, pembukaan serviks berlangsung lambat sampai pembukaan 3 cm
berlangsung dalam 7-8 jam.
2)
Fase
aktif
Pada fase ini,
pembukaan berlangsung 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase :
a.
Periode
akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan 4 cm.
b.
Periode
dilatasi maksimal : selama 2 jam, pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.
c.
Periode
deselerasi : berlangsung lambat dalam 2 jam, pembukaan menjadi 10 cm atau
lengkap.
Pada primigravida
kala 1 berlangsung ± 13 jam sedangkan pada multigravida ± 7 jam.
2.
Kala
II atau fase pengeluaran
Pada kala II, his
terkoordinir kuat, cepat, dan lebih lama terjadi setiap 2-3 menit. Kepala telah
turun memasuki ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar
panggul yang menimbulkan rasa ingin mengejan. Tekanan pada rektum akibat penurunan
kepala tersebut, menyebabkan ibu ingin mengejan seperti mau buang air besar,
dengan tanda anus membuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva
membuka dan perineum meregang. Adanya his yang terpimpin, akan lahirlah kepala
yang diikuti seluruh badan bayi. Kala II pada primi berlangsung 1 ½ jam dan
pada multi ½ jam (Eniyati 2012 : 12-14).
Tanda
dan gejala persalinan kala II adalah :
a)
Ibu
merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
b)
Ibu
merasakan ada peningkatan tekanan pada rektum atau vagina.
c)
Perineum
menonjol.
d)
Vulva,
vagina, dan spinter ani membuka.
e)
Meningkatnya
pengeluaran lendir darah.(Dewi 2010 : 62).
8. Teknik Mengejan Saat Persalinan
Mengejan adalah
tahapan saat pembukaan atau dilatasi mulut rahim mencapai puncaknya, yaitu 10
cm. Pada saat itu konsentrasi terasa semakin kuat dan Anda secara insting akan
merasakan dorongan kuat untuk mengejan, mendorong bayi keluar. Dengan teknik
mengejan yang benar, bayi bisa didorong keluar tanpa perlu habis-habisan
menguras tenaga.
a)
Mengejan
dimulai saat persalinan memasuki kala ke-2 yaitu mengejan. Penolong persalinan
akan menentukan waktunya, namun secara fisik Anda akan merasakannya saat
pembukaan sudah lengkap, kontraksi kian kuat dan sakit, juga ada ‘panggilan’
mengejan dari tubuh.
b)
Mulai
mengejan setelah diperintah penolong persalinan.
c)
Tarik
napas panjang, mulai mengejan.
d)
Buang
napas sedikit demi sedikit.
e)
Angkat
kepala saat mengejan.
f)
Konsentrasikan
mengejan pada daerah perut, bukan otot leher.
g)
Mata
tetap terbuka, arahkan pandangan ke perut.
h)
Kaki
dilemaskan, jangan tegang, apa pun posisi melahirkan Anda.
i)
Mulut
ditutup, kemudian mengejan ke daerah perut. Jangan angkat panggul. Kondisikan
diri santai.
j)
Hindari
berteriak karena justru akan menghabiskan tenaga.
k)
Berhenti
mengejan saat penolong persalinan memerintahkan berhenti, yang disebut satu
periode mengejan, lamanya antara beberapa detik sampai 1 menit. Jika satu
periode mengejan ini efektif, bayi akan terdorong keluar cukup jauh.
l)
Istrirahat
di sela periode mengejan dengan bernapas cepat (panting), hembuskan napas
pendek-pendek dari mulut. Dengarkan lagi instruksi penolong persalinan untuk
periode mengejan berikutnya (biasanya saat kontraksi datang lagi). Lalu ulangi
prosesnya dari awal. Proses mengejan sampai bayi lahir biasanya memakan waktu
30 menit.
9. Kesalahan yang sering dilakukan ibu saat mengejan
a.
Berteriak
Mungkin karena igin menyalurkan emosi dan
rasa sakit, namun hal ini tidak produktif. Selain membuang tenaga akan lebih
bermanfaat jika disalurkan sepenuhnya untuk mengejan. Berteriak juga akan
membuat tenggorokan kering, batuk, serak, membuat suasana jadi panik dan
tegang. Jika sakit tak tertahankan saat kontraksi, lemaskan otot agar relaks,
tarik napas panjang dan hembuskan perlahan.
b.
Mata
di tutup
Dapat mengakibatkan
tekanan pada mata, sehingga pembuluh darah di selaput bola mata pecah.
Akibatnya mata memerah, meski akan sembuh dalam beberapa hari. Maka buka mata
saat meneran, arahkan pandangan kearah perut.
c.
Mengangkat
panggul
Dapat membuat robekan
perineum lebih lebar sehingga memerlukan lebih banyak jahitan.
d.
Bernapas
Serabutan
Tidak ada manfaatnya
dalam proses mengejan. Tarik napas yang benar justru mengurangi rasa sakit dan
menjadi sumber tenaga mengejan
e.
Mengejan
sebelum disarankan oleh penolong pesalinan
Sehingga pola
mengejan jadi tidak teratur, tenaga terbuang percuma, dan jalan lahir
membengkak karena saat mengejan terdapat cairan yang keluar dari jalan lahir.
Akibat lebih jauh jika vagina mengalami pembengkakan adalah menyulitkan
penjahitan. Jika sudah tak ingin lagi mengejan sementara pembukaan belum
lengkap dan belum dianjurkan penolong, lakukan pernafasan pendek-pendek dan
cepat.
f.
Menahan
mengejan
Beberapa ibu menahan
mengejan karena khawatir feses (kotoran) ikut keluar dari anus. Agar tidak
terjadi kosongkan usus 24 jam sebelum persalinan(Momadmin 2011).
DAFTAR PUSTAKA
1.
Arikunto,
Suharsimi 2010, Prosedur penelitian suatu
pendekatan Praktek, Rineka Cipta : Jakarta.
2.
Asri,
Dewi H, dan P, Cristine Clervo 2010, Asuhan
Persalinan Normal, Nuha Medika : Yogyakarta.
3.
Azwar,
Saifuddin 2011, Sikap Manusia Teori Dan
Pengukurannya, Pustaka Belajar : Yogyakarta.
4.
Bobak,
Lowdermilk, dan Jensen 2005, Buku Ajar
Keperawatan Maternitas, Penerbit Buku kedokteran EGC : Jakarta.
5.
Budiarto,
Eko 2002, Biostatistika Untuk Kedokteran
dan Kesehatan Masyarakat, EGC :
Jakarta.
6.
Eniyati,
dan Putri Melisa R 2012, Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Bersalin. Pustaka Belajar : Yogyakarta.
7.
Hidayat,
Aziz Alimul 2007, Riset Keperawatan dan
Teknik Penulisan Ilmiah, Salemba Medika : Jakarta.
8.
Hidayat,
Aziz Alimul 2010, Metode Penelitian
Kesehatan paradigma Kuantitatif, Health Books Publishing : Surabaya.
9.
Hidayat,
Aziz Alimul 2012, Metode Penelitian
Kebidanan dan Teknik Analisa Data, Salemba Medika : Jakarta.
10.
Kartono,
2006, Perilaku Manusia, ISBN: Jakarta
11.
Manuaba,
Ida Bagus Gde 2009, Memahami Kesehatan
Reproduksi Wanita, Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
12.
Maulana,
Heri D.J 2009, Promosi Kesehatan, EGC
: Jakarta.
13.
Mubarak,
Wahit Iqbal 2011, Promosi Kesehatan Untuk
Kebidanan, Salemba Medika : Jakarta
14.
Momadmin
2011, Mengejan, dilihat 22 februari
2013
15.
Notoatmodjo,
Soekidjo 2010, Ilmu Perilaku Kesehatan,
Rineka Cipta : Jakarta.
16.
Notoatmodjo,
Soekidjo 2010, Metodologi Penelitian,
Rineka Cipta : Jakarta.
17.
Oxorn,
Harry dan Forte William R 2010, Ilmu
Kebidanan Patologi dan Persalinan, Yayasan Essentia Medica : Yogyakarta.
18.
Prawirohardjo,
Sarwono 2005, Ilmu Kebidanan, Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta.
19.
Prawirohardjo,
Sarwono 2009, Ilmu Kebidanan, Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta.
20.
Suparyanto
2011, Konsep Persalinan, dilihat 22
februari 2013 <http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/03/konsep-persalinan.html>
21.
Suyanto
2011, Metodologi dan Aplikasi Penelitian
Keperawatan, Nuha Medika : Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar