Jumat, 03 September 2010

KONSEP GUMOH (REGURGITASI)

Dr. Suparyanto, M.Kes

KONSEP GUMOH (REGURGITASI)

Pengertian
  • Regurgitasi adalah keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan melalui mulut dan tanpa paksaan, beberapa saat setelah minum susu (Depkes 2007). Gumoh adalah keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan ketika beberapa saat setelah minum susu botol/ menyusui dan dalam jumlah sedikit. (Depkes 2007). 
  • Regurgitasi merupakan keadaan normal yang sering terjadi pada bayi denagn usia dibawah 6 bulan. Seiring dengan bertambahnya usia, yaitu sampai usia diatas 6 bulan, maka regurgitasi semakin jarang dialami oleh anak. Bisa dipastikan hampir semua bayi yang menyusui, baik ASI maupun memakai susu formula, pasti mengalami gumoh.

Penyebab terjadinya Gumoh Pada bayi
Penyebab terjadinya gumoh memang bisa bermacam-macam. di antaranya adalah:
  1. Susu atau ASI yang diminum bayi melebihi kapasitas lambung, padahal di usia itu kapasitas lambung bayi masih sangat kecil.
  2. Terlalu aktif. Misalnya pada saat bayi menggeliat atau pada saat bayi terus menerus menangis. Ini akan membuat tekanan didalam perutnya tinggi, sehingga keluar dalam bentuk gumoh.
  3. Klep penutup lambung belum berfungsi sempurna. Dari mulut, susu akan masuk ke saluran pencernaan atas, baru kemudian ke lambung. Nah, di antara kedua organ tersebut terdapat klep penutup lambung. Pada bayi, klep ini biasanya belum berfungsi sempurna. Akibatnya, kalau bayi dalam posisi yang salah susu akan keluar dari mulut.
  4. Posisi menyusui, ibu sering menyusui sambil tiduran dengan posisi miring sementarara bayi tidur telentang. Akibatnya, cairan tersebut tidak masuk ke saluran pencernaan tetapi ke saluran pernafasan yang menyebabkan bayi gumoh.

Pencegahan Gumoh
  1. Perbaiki teknik menyusui. Cara menyusui yang benar adalah bibir bayi menutup puting susu serta daerah yang berwarna hitam disekitar putting susu (areola), dengan begitu kemungkinan udara yang masuk dan tertelan pada saat menyusu bisa diperkecil.
  2. Beri bayi ASI sedikit-sedikit tetapi sering (minimal 2 jam sekali), jangan langsung banyak.
  3. Hindari mengajak bayi banyak bergerak sesaat setelah menyusu.
  4. Posisikan bayi tegak beberapa lama (15-30 menit) setelah menyusui
  5. Hindari memberikan ASI / susu ketika bayi sangat lapar, karena bayi akan tergesa-gesa saat menyusu sehingga menimbulkan udara masuk.
  6. Apabila menggunakan botol, perbaiki cara minumnya. Posisi botol susu diatur sedemikian rupa sehingga susu menutupi seluruh permukaan botol dan dot harus masuknya seluruhnya ke dalam mulut bayi.
  7. Sendawakan bayi sesaat setelah minum. Bayi yang selesai minum jangan langsung ditidurkan, tetapi perlu disendawakan dahulu terlebih dahulu.

Sendawa dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
  1. Bayi digendong dalam posisi berdiri dengan kepala bersandar dipundak ibu. Kemudian, punggung bayi ditepuk perlahan-lahan sampai terdengar suara bersendawa.
  2. Menelungkupkan bayi dipangkuan ibu, lalu usap / tepuk punggung bayi sampai terdengar suara bersendawa.

Dampak Gumoh
  1. Infeksi pada saluran pernafasan
  2. Cairan gumoh yang kembali keparu-paru dapat menyebabkan radang
  3. Nafas terhenti sesaat
  4. Bayi tersedak dan batuk
  5. Cairan gumoh dapat menimbulkan iritasi
  6. Pucat pada wajah bayi karena tidak bisa bernafas

Penatalaksanaan Gumoh
  1. Bersikaplah tenang,
  2. Segera miringkan badan bayi agar cairan tidak masuk ke paru-paru (jangan mengangkat bayi yang sedang gumoh, karena beresiko cairan masuk ke paru-paru)
  3. Bersihkan segera sisa gumoh dengan tissue atau lap basah hingga bersih pastikan lipatan leher bersih agar tidak menjadi sarang kuman dan jamur

DAFTAR PUSTAKA

  1. Aminah, Siti.2009. Baby’s Corner. Jakarta: PT Luxima Metro Media
  2. Dep.Kes. 2007. Kejadian Gumoh. http//www.depkes.co.id (diakses tanggal 15 Maret 2010)
  3. Desmita, 2006. Sikologi Perkembangan. Bandung Remaja Rosda karya
  4. Mayasti . 2008. Pencegahan Gumoh.http://www.Pencegahan Gumoh.co.id ( diakses tanggal 15 Maret 2010 )
  5. Mubarok, 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar