Jumat, 03 September 2010

KONSEP MOTIVASI

Dr. Suparyanto, M.Kes

KONSEP MOTIVASI

Pengertian Motivasi
  • Motivasi adalah konsep yang menggambarkan baik kondisi ekstrinsik yang merangsang perilaku tertentu dan respon instrinsik yang menampakkan perilaku-perilaku manusia (Swanburg, 2006). Motivasi merupakan keadaan internal organisme, baik manusia maupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu (Mohibbin, 2008).

  • Motivasi adalah kecenderungan yang timbul pada diri seseorang secara sadar maupun tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu atau usaha-usaha yang menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang di kehendaki (Poerwodarminto, 2006).

  • Jadi motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan suatu energi yang ada pada diri manusia. Sehingga akan berhubungan dengan persoalaan gejala kejiwaan. Perasaan dan juga emosi untuk kemudian bertindak dan melakukan sesuatu. Semua dorongan itu karena adanya tujuan kebutuhan, keinginan.

Sumber Motivasi
1. Motivasi instrinsik
  • Yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Termasuk motivasi intrinsik adalah perasaan nyaman pada ibu nifas ketika dia berada di rumah bersalin.
2. Motivasi ekstrinsik
  • Yaitu motivasi yang datangnya dari luar individu, misalnya saja dukungan verbal dan non verbal yang diberikan oleh teman dekat atau keakraban sosial.
3. Motivasi terdesak
  • Yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit dan munculnya serentak serta menghentak dan cepat sekali (Widayatun, 2008).

Klasifikasi Motivasi
1. Motivasi Kuat
  • Motivasi dikatakan kuat apabila dalam diri seseorang dalam kegiatan-kegiatan sehari-hari memiliki harapan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi, dan memiliki keyakinan yang tinggi bahwa lansia akan mudah dalam melakukan aktivitasnya berkaitan dengan persoalan-persoalan yang dihadapi.
2. Motivasi Sedang
  • Motivasi dilakukan sedang apabila dalam diri manusia memiliki keinginan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi, namun memiliki keyakinan yang rendah bahwa dirinya dapat bersosialisasi dan mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapi.
3. Motivasi Lemah
  • Motivasi dikatakan lemah apabila di dalam diri manusia memiliki harapan dan keyakinan yang rendah, bahwa dirinya dapat berprestasi. Misalnya bagi seseorang dorongan dan keinginan mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru merupakan mutu kehidupannya maupun mengisi waktu luangnya agar lebih produktif dan berguna (Irwanto, 2008).

Komponen Motivasi
  • Vroom (2005) mengembangkan suatu teori motivasi berdasarkan jenis-jenis pilihan yang di buat orang untuk mencapai suatu tujuan, alih-alih berdasarkan kebutuhan internal. Teori harapan (expectancy) memiliki 3 asumsi pokok, yaitu :
1.Valence
  • Beberapa jauh yang orang inginkan terhadap hal-hal yang ditawarkan terhadap dirinya. Misalnya dalam suatu organisasi berkaitan dengan penghargaan, waktu kerja dan sebagainya. Valence mengacu pada keinginan atau kemampuan untuk menarik atau menolak dan memiliki sesuatu tertentu pada lingkungan (Asnawi, 2007).
2. Instrumentality
  • Bagaimana kemungkinan suatu hal yang potensial akan berimplikasi terhadap sesuatu yang bernilai lain, misalnya kinerja yang baik yang berimplikasi pada promosi. Instrumentality (Sarana) didasarkan pada hubungan yang dirasakan atau dua hasil (Asnawi, 2007).
3.Expectancy
  • Bagaimana kemungkinan seseorang menyakini bahwa apa yang telah diusahakan itu akan membawa kepada kinerja yang baik (Asnawi, 2007).
  • Pace dan Faules (1998) dalam Sobur (2005) menyatakan berdasarkan teori harapan ini, motivasi dapat dijelaskan dengan mengkombinasikan ketiga elemen dasar tersebut. Orang akan termotifitasi bila ia percaya bahwa : 1) perilaku tertentu, 2) hasil tersebut mempunyai nilai positif baginya, dan 3) hasil tersebut dapat dicapai dengan usaha yang dilakukan seseorang. Jadi seseorang akan memilih, ketika ia melihat alternatif – alternatif, tingkat kinerja yang memiliki kekuatan motivasional tertinggi yang berkaitan dengannya.

Teori motivasi
1. Teori hedonisme
  • Hedone dalam bahasa Yunani adalah kesukaan, kekuatan atau kenikmatan, menurut pandangan hedonisme. Implikasi dari teori ini adalah adanya anggapan bahwa orang akan cenderung menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan atau mengandung resiko berat dan lebih suka melakukan suatu yang mendatangkan kesenangan baginya.
2. Teori naluri
  • Bahwa pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok yang dalam hal ini disebut juga dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri, dorongan nafsu (naluri) mengembangkan diri, nafsu (naluri) mengembangkan atau mempertahankan jenis.
3. Teori reaksi yang dipelajari
  • Teori berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup. Menurut teori ini, apabila seorang pemimpin atau pendidik akan memotivasi anak buah atau anak didiknya, pemimpin atau pendidik hendaknya mengetahui latar belakang kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang dipimpinnya.
4. Teori pendorong
  • Teori ini merupakan panduan antar teori naluri dengan "teori reaksi yang dipelajari", daya dorong adalah semacam naluri tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Oleh karena itu, menurut teori ini bila seseorang memimpin atau mendidik ingin memotivasi anak buahnya, ia harus berdasarkan atas daya pendorong yaitu atas naluri dan juga reaksi yang dipelajari dari kebudayaan yang dimilikinya.
5. Teori kebutuhan
  • Teori motivasi sekarang banyak orang adalah teori kebutuhan. Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakekatnya adalah kebutuhan fisik maupun psikis. Oleh karena itu menurut teori ini apabila seseorang, ia harus mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan-kebutuhan orang-orang yang dimotivasinya.

  • Sebagai pakar psikologi, Maslow mengemukakan adanya lima tingkatan kebutuhan pokok manusia. Adapun kelima tingkatan kebutuhan pokok manusia yang dimaksud adalah :
1). Kebutuhan fisiologis
  • Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow. Kebutuhan fisiologis merupakan hal yang mutlak dipenuhi manusia untuk bertahan hidup. Manusia memiliki delapan macam kebutuhan yaitu:
  • Kebutuhan oksigen dan pertukaran gas: Merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan aktifitas berbagai organ atau sel.
  • Kebutuhan cairan dan elektrolit, kebutuhan makanan: Bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh hampir 90% dari total berat badan tubuh.
  • Kebutuhan eliminasi urine dan alvi: Merupakan bagian dari kebutuhan fisiologis dan bertujuan untuk mengeluarkan bahan sisa
  • Kebutuhan istirahat dan tidur, kebutuhan aktivitas: Untuk memulihkan status kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi
  • Kebutuhan kesehatan temperatur tubuh dan kebutuhan seksual: Merupakan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan untuk memperbanyak keturunan (Hidayat, 2006).

2). Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (Safely and Security) adalah aman dari berbagai aspek baik fisiologis maupun psikologis, kebutuhan meliputi :
  • Kebutuhan perlindungan diri dari udara dingin, panas, kecelakaan dan infeksi
  • Bebas dari rasa takut dan kecemasan
  • Bebas dari perasaan terancam karena pengalaman yang baru dan asing.

3). Kebutuhan sosial, yang meliputi antara lain :
  • Memberi dan menerima kasih sayang
  • Perasaan dimiliki dan hubungan yang berarti dengan orang lain
  • Kehangatan dan penuh persahabatan
  • Mendapat tempat atau diakui dalam keluarga, kelompok serta lingkungan sosial.

4). Kebutuhan harga diri
  • Perasaan tidak bergantung pada orang lain
  • Kompeten
  • Penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain.

5). Kebutuhan akan aktualisasi diri (Self Actualization)
Kebutuhan seperti antara lain kebutuhan mempertinggi potensi – potensi dan ekspresi diri meliputi:
  • Dapat mengenal diri sendiri dengan baik (mengenal dan memahami potensi diri)
  • Belajar memenuhi kebutuhan diri sendiri
  • Tidak emosional
  • Mempunyai dedikasi yang tinggi, kreatif dan mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan sebagainya (Mubarak, 2007).

Tujuan Motivasi
  • Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau tujuan tertentu (Purwanto, 2008).

Proses
  • Motivasi itu ada atau terjadi karena adanya kebutuhan seseorang yang harus segera beraktivitas segera. Untuk mencapai tujuan motivasi sebagai motor penggerak maka bahan bakarnya adalah kebutuhan (need) dan proses terjadinya motivasi digambarkan dalam bentuk lingkaran (Rusmi, 2008).

Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Motivasi
1.Faktor fisik
  • Motivasi yang ada didalam diri individu yang mendorong untuk bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan fisik seperti kebutuhan jasmani, raga, materi, benda atau berkaitan dengan alam. Faktor fisik merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi lingkungan dan kondisi seseorang, meliputi : kondisi fisik lingkungan, keadaan atau kondisi kesehatan, umur dan sebagainya.
2.Faktor hereditrer (lingkungan dan kematangan atau usia)
  • Motivasi yang didukung oleh lingkungan berdasarkan kematangan atau usia seseorang.
3.Faktor instrinsik seseorang
  • Motivasi yang berasal dari dalam dirinya sendiri biasanya timbul dari perilaku yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga puas dengan apa yang sudah dilakukan.
4.Fasilitas (sarana dan prasarana)
  • Motivasi yang timbul karena adanya kenyamanan dan segala yang memudahkan dengan tersedianya sarana-sarana yang dibutuhkan untuk hal yang diinginkan.
5.Situasi dan kondisi
  • Motivasi yang timbul berdasarkan keadaan yang terjadi sehingga mendorong memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu.
6.Program dan aktifitas
  • Motivasi yang timbul atas dorongan dalam diri seseorang atau pihak lain yang didasari dengan adanya kegiatan (program) rutin dengan tujuan tertentu.
7.Audio visual (media)
  • Motivasi yang timbul dengan adanya informasi yang di dapat dari perantara sehingga mendorong atau menggugah hati seseorang untuk melakukan sesuatu.
8.Umur
  • Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang berfikir logis dan bekerja sehingga motivasi seseorang kuat dalam melakukan sesuatu hal (Rusmi, 2008).


Cara Meningkatkan Motivasi
  1. Memotivasi dengan kekerasan (motivating by force,yaitu cara memotivasi dengan ancaman hukuman atau kekerasan dasar yang dimotivasi dapat melakukan apa yang harus dilakukan.
  2. Memotivasi dengan bujukan (motivating by enticement,yaitu cara memotivasi dengan bujukan atau memberi hadiah agar melakukan sesuatu harapan yang memberikan motivasi.
  3. Memotivasi dengan identifikasi (motivating by identification on egoinvoiremen), yaitu cara memotivasi dengan menanamkan kesadaran. (Sunaryo, 2006).

Pengukuran Motivasi
Kriteria motivasi dikategorikan menjadi :
  1. Motivasi Kuat : 67 – 100%
  2. Motivasi Sedang : 34 – 66%
  3. Motivasi lemah : 0 – 33% (Hidayat, 2009).


DAFTAR PUSTAKA

  1. Asnawi. 2007. Teori Motivasi. Jakarta: Rineka Cipta
  2. Azwar. 2008. Perilaku Manusia. Jakarta: EGC
  3. Depkes.2008. Kanker Payudara di Indonesia. http://www.depkes.com. diakses tanggal 26 Maret 2010
  4. Irwanto. 2008. Klasifikasi Motivasi. http://www.media.com. diakses tanggal 26 Maret 2010
  5. Mohibbin. 2008. Psikologi Perkembangan Remaja.Jakarta: EGC
  6. Mubarok. 2007. Teori Kebutuhan. Jakarta: Rineka Cipta
  7. Notoatmodjo, S. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
  8. Purwanto. 2008. Unsur Motivasi. Jakarta : Balai Pustaka
  9. Rusmi. 2008. Teori Movasi .Jakarta: Bintang Pustaka
  10. Saifudin. 2002. Sikap dan Skala Pengukurannya. Jakarta:PT.Rineka Cipta
  11. Swanburg. 2006. Motivasi. Jakarta: Bintang pustaka
  12. Sunaryo. 2006. Psikologi untuk Kesehatan. Jakarta : EGC
  13. Sunaryo. 2005. Psikologi Kesehatan untuk Keperawatan. Jakarta : EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar