Minggu, 05 Juni 2011

KONSEP KELENGKAPAN IMUNISASI

Dr. Suparyanto, M.Kes

KONSEP KELENGKAPAN IMUNISASI

PENGERTIAN KELENGKAPAN IMUNISASI
  • Kelengkapan adalah alat atau segala sesuatu yang sudah tersedia dengan lengkap ( Poerwadarminta, 2007).
  • Kelengkapan Imunisasi adalah alat atau segala sesuatu yang tersedia dengan lengkap untuk membuat zat anti untuk mencegah penyakit (Dino, 2004)
  • Imunisasi DPT yang lengkap adalah jika bayi diberi imunisasi 1-3 dari umur 4-12 bulan.
  • Imunisasi DPT yang tidak lengkap adalah jika bayi diberi imunisasi DPT kurang dari 3 kali pada usia 12 bulan (KIA, 2006).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN IMUNISASI 

1. Pengetahuan
  • Terbatasnya pengetahuan ibu tentang imunisasi bayi ini mengenai manfaat dan tujuan imunisasi maupun dampak yang akan terjadi jika tidak dilaksakannya. Imunisasi bayi akan mempengaruhi kesehatan bayi. Hal ini sesuai dengan teori dan pendorong. Daya pendorong adalah semacam naluri tetap hanya satu dorongan kekuatan yang luas terhadap satu arah yang umum (Purwanto, 2000).
  • Dalam pendorong dengan mengimunisasikan bayinya, salah satunya adalah pengetahuan dimana pengetahuan tersebut ditemukan dalam media elektronik (TV, Radio), media massa (Koran majalah).
2. Motif
  • Motif adalah suatu dorongan dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan (Notoatmodjo, 2003).
3. Pengalaman
  • Sesuai dengan kategori hidonisme (Bahasa Yunani) yang berarti kesukaran, kesenangan, atau kenikmatan (Purwanto, 2000). Dalam hal ini semua orang akan menghindari hal-hal yang sulit dan mengusahakan atau mengandung resiko berat.
  • Jika kegiatan imunisasi tetap berjalan dengan baik misalnya, bayi menangis saat menunggu giliran yang lama, tubuh menjadi panas setelah diimunisasi. Hal ini dapat mempengaruhi ibu untuk mengimunisasikan bayinya.
4. Pekerjaan
  • Teori kebutuhan (teori Maslow) mengemukakan nilanya 5 tingkat kebutuhan pokok manusia. Kelima tingkat ilmiah yang kemudian dijadikan pengertian guna dalam mempelajari motivasi manusia. Kelima tingkatan tersebut adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman dan perlindungan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, kebutuhan aktivitas diri. Ibu yang mempunyai pekerjaan itu demi mencukupi kebutuhan keluarga (kebutuhan pertama) akan mempengaruhi kegiatan imunisasi yang termasuk kebutuhan rasa aman dan perlindungan sehingga ibu lebih mengutamakan pekerjaan dari pada mengantarkan bayinya untuk di imunisasi (Purwanto, 2000).
5. Dukungan keluarga
  • Teori lingkungan kebudayaan dimana orang belajar banyak dari lingkungan kebudayaan sekitarnya (Purwanto, 2000). Pengaruh keluarga terhadap pembentukan sikap sangat besar karena keluarga merupakan orang yang paling dekat dengan anggota keluarga yang lain. Jika sikap keluarga terhadap imunisasi kurang begitu respon dan bersikap tidak menghiraukan atau bahkan pelaksanaan kegiatan imunisasi. Maka pelaksanaan imunisasi tidak akan dilakukan oleh ibu bayi karena tidak ada dukungan oleh keluarga.
6. Fasilitas Posyandu
  • Fasilitas merupakan suatu saran untuk melancarkan pelaksanaan fungsi (Depdiknas, 1996).
7. Lingkungan
  • Kehidupan dalam suatu lingkungan mutlak adanya interaksi sosial hubungan antara dua atau lebih saling mempengaruhi.
8. Sikap
  • Sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap stimulus atau obyek (dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk penyakit). Setelah seseorang mengetahui stimulus atau obyek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau obyek kesehatan tersebut (Notoatmodjo, 2003).
9. Tenaga kesehatan
  • Petugas kesehatan berupaya dan bertanggung jawab, memberikan pelayanan kesehatan pada individu dan masyarakat yang profesional akan mempengaruhi status kesehatan masyarakat (Suliha, 2001). Sehingga diharapkan ibu mau mengimunisasikan bayinya dengan memberikan atau menjelaskan pentingnya imunisasi.
10. Penghasilan
  • Yang sering dilakukan adalah menilai hubungan antara tingkat penghasilan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan yang ada mungkin oleh karena tidak mempunyai cukup uang untuk membeli obat membayar transport dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).
11. Pendidikan
  • Ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan. Bahwa penggunaan posyandu dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dapat membuat orang menjadi berpandangan lebih luas berfikir dan bertindak secara rasional sehingga latar belakang pendidikan seseorang dapat mempengaruhi penggunaan pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2003).

DAFTAR PUSTAKA

  1. Alimul, Aziz. 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika.
  2. Alimul, Aziz. 2008. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Salemba Medika.
  3. Azhali. (2008). Program Imunisasi. (http://www.nakita.com, diakses 16 Maret 2009).
  4. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
  5. Azwar, S. 2008. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Jakarta : Pustaka Pelajar.
  6. Dino. 2004. Masalah Imunisasi BGC. (http://www.nakita.com, diakses 16 Maret 2009.
  7. Depkes RI. 2005. Jadwal Pemberian Imunisasi. (http://www.depkes.com, diakses 18 Maret 2009.
  8. Depkes RI. 2006. Buku Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta.
  9. Depdiknas. 1996. Pelayanan Posyandu. (http://www.blogger.com, diakses 18 Mei 2009.
  10. Dinkes Jatim. 2006. Cakupan Imunisasi. (http://www.dinkesjatim.com, diakses 16 Maret 2009.
  11. Markum. 2005. Imunisasi DPT. (http://www.blogger.com, diakses 17 Maret 2009.
  12. Nelson. 2000. Kendala Utama Imunisasi. (http://www.worpress.com, diakses 17 Maret 2009.
  13. Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
  14. Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
  15. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian. Jakarta : Salemba Medika.
  16. Poerwadarminta, W.J.S. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai pustaka cetakan 10.
  17. Purwanto. 2000. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi. (http://www.worpress.com, diakses 18 Mei 2009).
  18. Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Bina Pustaka:Jakarta.
  19. Sebastian. 2008. Keluarga Sehat Keluarga Bahagia. (http://www.worpress.com, diakses 17 Maret 2009).
  20. Soekanto. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rineka Cipta.
  21. Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
  22. Suliha. 2001. Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat. (http://www.worpress.com, diakses 18 Mei 2009.Suliswati, 2005. Kosep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. EGC. Jakarta.
  23. Stuart, G. W. 2003. Principles and Practice Of Psychiatric. Nursing. USA. Mosby.
  24. Stuart, G.W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta. EGC.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar