Rabu, 10 Agustus 2011

KONSEP ASI EKSKLUSIF

Dr. Suparyanto, M.Kes

KONSEP ASI EKSKLUSIF

1.Pengertian ASI Eksklusif
  • ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu sebagai makanan utama bagi bayi, (Utami, 2004).
  • ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan pendamping lain telah cukup memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi dalam enam bulan pertama setelah dilahirkan, (Warta, 2006).
  • ASI Eksklusif adalah pemberian ASI murni tanpa diberi tambahan lain seperti cairan air putih, teh, madu, buah, maupun makanan tambahan seperti bubur susu atau bubur saring, dan sebagainya sampai bayi usia 6 bulan, (Suradi, 2006).
2.Macam ASI Menurut Stadium Laktasi

a. Kolostrum
  1. Merupakan cairan yang pertama kali di sekresi oleh kelenjar payudara, mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat dalam di alveoli dan duktus dari kelenjar payudara sebelum dan sesudah masa puerpurium.
  2. Merupakan cairan viscous kental dengan warna kekuningan, lebih kuning dibandingkan dengan susu matur.
  3. Lebih banyak mengandung protein dibanding dengan ASI yang matur tetapi berlainan dengan ASI matur pada kolostrum protein yang utama adalah globulin (gamma globulin).
  4. Lebih banyak mengandung antiodi dibandingkan dengan ASI yang matur, apat memberikan perlindungan bagi bayi sampai umur 6 bulan.
  5. Terdapat tripsin inhibitor, sehingga hidrolisis protein didalam usus bayi menjadi kurang sempurna. Hal ini akan lebih banyak menambah kadar antibodi pada bayi.
  6. Volume berkisar 150 - 300 ml/24 jam.

b. Air Susu Transisi/ Peralihan
  1. Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai ASI yang matur.
  2. Disekresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi, tetapi ada pula pendapat yang mengatakan bahwa ASI matur baru terjadi pada minggu ketiga sampai minggu kelima.
  3. Kadar protein makin merendah sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin meningkat.
  4. Jumlah volume akan makin meningkat.
Tabel 1 Komposisi Asi menurut penyelidikan dari Klemner 1,5 dan Osten J.M

Waktu Protein Karbohidrat Lemak
  1. Hari ke-5 2,00 6,42 3,2
  2. Hari ke-9 1,73 6,73 3,7
  3. Minggu ke-34 1,30 7,11 4,0
Satuan diatas dalam satuan gram/100 ml ASI

c. Air Susu Matur
  1. Merupakan ASI yang dikeluarkan pada hari ke-10 dan seharusnya, komposisi relatif konstan (adapula yang menyatakan bahwa komposisi ASI relatif baru mulai minggu ke-3 sampai mingguke -5)
  2. Pada ibu yang sehat dimana produksi ASI cukup, ASI ini merupakan makanan yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan
  3. Merupakan suatu cairan bewarna putih kekuningan yang diakibatkan warna dari garam ca-casainat, riboflavin dan karoten yang terdapat di dalamnya.
  4. Terdapat anti-microbial faktor antara lain : a)Antibodi terhadap bakteri dan virus, b)Sel (fagosit granulosit dan makrofit dan limsofit tipe T), c)Enzim (lisozim, laktoperoksidose, lipase, katalase, fosfatase, amylase fosfo diestarase, askalin fosfotase), d)Protein (laktoferin ,B12 dinding protein), e)Resistan faktor terhadap stafilokokus, f)Komplemen , g)Interferion producing cell, h)Sifat biokimia yang khas, kapasitas buffer yang rendah dan adanya faktor bifidus, i)Hormon
  5. Laktoforin merupakan suatu iron dinding protein yang bersifat bakteriostatik kuat terhadap Escherichia dan juga menghambat pertumbuhan candida Albican
  6. Laktobasilus bifidus merupakan koloni kuman yang menyebabkan memetabolisis laktoba menjadi asam laktat yang menyebabkan rendahnya pH sehingga pertumbuhan kuman patogen akan dihambat
  7. Immunoglobulin memberikan mekanisme pertahanan yang efektif terhadap bakteri dan virus (terutama Ig A) dan bila bergabung dengan komplemen ini adalah suatu anti-bacterial non spesifik yang mengatur pertumbuhan flora usus
  8. Faktor leukosit dan pH ASI mempunyai pengaruh mencegah pertumbuhan kuman patogen (efek bakteriostatis dicapai pada pH sekitar 7,20), (Soetjiningsih, 2004).

Tabel 2 Perbedaan antara ASI, susu sapi dan susu formula.

Properti ASI Susu Sapi Susu formula
Kontaminasi bakteri
1.Tidak ada
2. Mungkin ada
3. Mungkin ada bila dicampur
Faktor anti infeksi
1. Ada
2. Tidak ada
3. Tidak ada
Faktor pertumbuhan
1. Ada
2. Tidak ada
3. Tidak ada
Protein
1. Jumlah sesuai dan mudah dicerna (kasein : whey 40 : 60 whey : alfa)
2. Terlalu banyak dan sukar dicerna
(Kasein : whey 80:20 whey : betalactoglobuli)
3. Sebagian diperbaiki (Disesuaikan dengan ASI)
Lemak
1. Cukup mengandung asam lemak esensial (ALE) >DHA dan AA mengandung lipase
2. Kurang ALE, tidak ada lipase
3. Kurang ALE tidak DHA dan lipase
Zat besi
1. Jumlah kecil tapi mudah dicerna
2. Jumlah lebih banyak tapi tidak diserap dengan baik
3. Ditambah ekstra tidak diserap dengan baik
Vitamin
1. Cukup
2. Tidak cukup vitamin A dan C
3. Vitamin ditambahkan
Air
1. Cukup
2. Perlu tambahan
3. Mungkin perlu tambahan
Sumber : Soetjiningsih, 2004

3.Manfaat Pemberian ASI
  • Menurut Suradi (2006), ASI mempunyai beberapa manfaat diantaranya:
a. Bagi bayi
  1. ASI adalah makanan alamiah yang disediakan untuk bayi anda. Dengan komposisi nutrisi yang sesuai untuk perkembangan bayi sehat
  2. ASI mudah dicerna oleh bayi
  3. Jarang menyebabkan konstipasi
  4. Nutrisi yang terkandung pada ASI sangat mudah diserap oleh bayi.
  5. ASI kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh) yang membantu tubuh bayi untuk melawan infeksi dan penyakit lainnya
  6. ASI dapat mencegah caries karena mengandung mineral selenium
  7. Dari suatu penelitian di Denmark menemukan bahwa bayi yang diberikan ASI samapi lebih dari 9 bulan akan menjadi dewasa yang lebih cerdas. Hal ini diduga karena ASI mengandung DHA/AA
  8. Bayi yang diberikan ASI Eksklusif sampai 4 bulan akan menurunkan resiko sakit jantung bila mereka dewasa
  9. ASI juga menurunkan resiko diare, infeksi saluran nafas bagian bawah, infeksi saluran kencing, dan juga menurunkan resiko kematian bayi mendadak
  10. Memberikan ASI juga membina ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi.

b. Bagi ibu
  1. Memberikan ASI segera setelah melahirkan akan meningkatkan kontraksi rahim, yang berarti mengurangi resiko perdarahan
  2. Memberikan ASI juga membantu memperkecil ukuran rahim ke ukuran sebelum hamil
  3. Menyusui (ASI) membakar kalori sehingga membantu penurunan berat badan lebih cepat
  4. Beberapa ahli menyatakan bahwa terjadinya kanker payudara pada wanita menyusui sangat rendah
  5. ASI lebih hemat waktu karena tidak usah menyiapkan dan mensterilkan botol susu, dot, dan sebagainya
  6. ASI tidak akan basi. ASI selalu diproduksi payudara bila ASI telah kosong ASI yang tidak dikeluarkan akan diserap kembali oleh tubuh ibu jadi ASI dalam payudara tidak pernah basi dan ibu tidak perlu memerah dan membuang ASI nya selalu menyusui

c. Bagi keluarga
  1. Tidak perlu buang uang untuk membeli susu formula
  2. Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam perawatan kesehatan
  3. Penjarangan kelahiran karena efek kontrasepsi MAL dari ASI Eksklusif
  4. Memberikan ASI pada bayi (meneteki) berarti hemat tenaga bagi keluarga sebab ASI selalu siap sedia.

d. Untuk masyarakat dan negara
  1. Menghemat devisa negara karena tidak perlu menyimpan susu formula dan peralatan lain untuk persiapan
  2. Bayi sehat membuat negara lebih sehat
  3. Terjadi penghematan pada sektor kesehatan karena jumlah bayi sakit lebih sedikit
  4. Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan kematian
  5. ASI adalah sumber daya yang terus diproduksi dan baru.

4.Manfaat ASI Eksklusif enam bulan

a.Untuk Bayi
  1. Melindungi dari infeksi gastrointestinal
  2. Bayi yang ASI Eksklusif selama 6 bulan tingkat pertumbuhannya sama dengan yang ASI Eksklusif hanya 4 bulan
  3. ASI Eksklusif 6 bulan ternyata tidak menyebabkan kekurangan zat besi.

b. Untuk Ibu
  1. Menambah panjang kembalinya masa kesuburan pasca kelahiran, sehingga memberi jarak antara anak pertama dan kedua lebih panjang alias menunda kehamilan berikutnya. Karena kembalinya menstruasi tertunda, ibu menyusui tidak membutuhkan zat besi sebanyak ketika mengalami menstruasi.
  2. Ibu lebih cepat langsing, penelitian membuktikan bahwa menyusui eksklusif selama 6 bulan lebih langsing ½ kg dibanding ibu yang tidak menyusui bayinya secara eksklusif.

5. Managemen Laktasi

a.Persiapan menyusui

1). Persiapan psikologis
  • Keberhasilan menyusui didukung oleh persiapan psikologis yang dilakukan sejak masa kehamilan. Persiapan ini sangat berarti karena keputusan atau sikap ibu yang positif terhadap pemberian ASI harus sudah terjadi pada saat kehamilan dan atau bahkan jauh sebelumnya. Sikap ibu terhadap pemberian ASI dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain : adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan tentang menyusui di daerahnya.
  • Dokter, bidan atau petugas kesehatan lainnya harus dapat memberikan perhatian dan memperlihatkan pengertian terhadap kondisi/situasi ibu. Langkah persiapan ibu agar secara mental siap menyusui adalah :
  1. Memberikan dorongan kepada ibu dengan meyakinkan bahwa setiap ibu mampu menyusui bayinya. Kepada ibu dijelaskan bahwa persalinan dan menyusui adalah proses alamiah, hampir semua ibu berhasil menjalaninya.
  2. Meyakinkan ibu akan keuntungan ASI. Ajak ibu membicarakn susu formula dalam perbandingannya dengan ASI agar ibu bisa melihat keuntungan ASI dan kekurangan susu formula.
  3. Membantu ibu mengatasi keraguan karena pernah bermasalah ketika menyusui pada pengalaman sebelumnya.
  4. Mengikut sertakan suami atau anggota keluarga lain yang berperan dalam keluarga.
  5. Memberi kesempatan ibu untuk bertanya setiap ia membutuhkannya.
2). Pemeriksaan Payudara
  • Dalam masa kehamilan payudara ibu perlu diperiksa sebagai persiapan menyusui. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui keadaan payudara sehingga bila terdapat kelainan dapat segera diketahui.

b. Lama dan frekuensi menyusui
  • Sebaiknya bayi disusui nir-jadwal (On Demand), karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing, kepanasan atau kedinginan, atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan atau payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya bayi akan menyusu dengan jadwal yang tidak teratur, dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian. Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui nir-jadwal, sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah timbulnya masalah menyusui, (Suradi, 2006).

c. Kebutuhan Cairan Ibu Menyusui
  • Selama laktasi, terjadi peningkatan kebutuhan energi, protein, mineral, dan vitamin maternal. Peningkatan ini memulihkan kehilangan energi yang dialami ibu dalam memproduksi susu, menyediakan cukup nutrisi bagi bayi, dan melindungi cadangan ibu sendiri. Diet yang seimbang mengandung 500 kalori ekstra per-hari (per-bayi) untuk ibu dan bayi. Karena jumlah kalori sebesar ini tidak cukup untuk mengompensasi kehilangan energi akibat produksi susu, ibu akan mengalami penurunan berat badan secara bertahap, karena lemak yang disimpan selama hamil dipakai, (Jensen, 2005).

d. Penyimpanan ASI
  • ASI yang dikeluarkan dapat disimpan untuk beberapa saat. Ada perbedaan lamanya disimpan dikaitkan dengan tempat penyimpanan
  1. Di udara terbuka atau bebas: 6-8 jam
  2. Di lemari es (4°C) : 24 jam
  3. Di lemari pendingin/beku (-18°C): 6 bulan
  • ASI yang telah didinginkan tidak boleh direbus bila akan dipakai, karena kwalitasnya akan menurun, yaitu usur kekebalan. ASI tersebut cukup didiamkan beberapa saat di dalam suhu kamar, agar tidak terlalu dingin, atau dapat pula direndam di dalam wadah yang telah berisi air panas, (Soetjiningsih, 2004).

e. Kriteria Untuk Mengetahui Jumlah ASI Cukup Atau Tidak
  1. Bayi kencing paling sedikit 6 kali dalam 24 jam dan warna urine jernih sampai kuning pucat
  2. Bayi sering buang air besar berwarna kekuningan berbiji (seedy)
  3. Bayi kelihatannya puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun dan tidur dengan cukup
  4. Bayi paling sedikit menyusu 10 kali sampai 24 jam
  5. Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui
  6. Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI setiap kali bayi mulai menyusu
  7. Ibu dapat mendengar suara menelan yang pelan ketika bayi menelan ASI
  8. Bayi bertambah berat badannya.

f. Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI

1). Sosial Ekonomi
  • Faktor sosial ekonomi sangat berperan dimana sosial ekonomi yang cukup atau baik akan memudahkan mencari pelayanan kesehatan yang lebih baik. Faktor ekonomi berkaitan erat dengan konsumsi makanan atau dalam penyajian makanan keluarga khususnya dalam pemberian ASI. Kebanyakan penduduk dapat dikatakan masih kurang mencukupi kebutuhan dirinya sendiri. Keadaan umum ini dikarenakan rendahnya pendapatan yang mereka peroleh dan banyaknya anggota keluarga yang harus diberi makan dengan jumlah pendapatan rendah, (SKRT, 2004).
2). Status Pekerjaan
  • Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu bagi ibu-ibu yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga, (Markum, 2003). Seorang yang memerlukan banyak waktu dan tenaga untuk menyeleseikan pekerjaan yang dianggap penting dan memerlukan perhatian dengan adanya pekerjaan. Masyarakat yang sibuk akan memiliki waktu yang sedikit untuk memperoleh informasi, sehingga tingkat pendidikan yang mereka peroleh juga berkurang, sehingga tidak ada waktu untuk memberikan ASI pada bayinya.
3). Sosial Budaya
  • Faktor sosial budaya sangat berperan dalam proses terjadinya masalah pemberian ASI diberbagai kalangan masyarakat. Beberapa unsur budaya mampu menciptakan suatu kebiasaan untuk tidak memberikan ASI karena merasa ketinggalan zaman jika menyusui bayinya, hal ini sangat bertentangan dengan berbagai prinsip yang ada.
  • Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengaruh budaya antara lain sikap terhadap makanan, pemberian ASI, pantangan, takhayul dan tahu yang menyebabkan konsumsi pemberian ASI menjadi rendah, (Supariasa, 2001). Adanya pantangan tersebut didasarkan pada keagamaan, tetapi ada pula yang merupakan tradisi yang menurun.
4). Perawatan Waktu Lahir
  • Pertolongan pertama dan terakhir kelahiran ditenaga kesehatan sangat penting dalam pengupayaan keberhasilan pemberian ASI sejak dini di tempat pelayanan ibu bersalin sangat tergantung pada petugas kesehatan, karena mereka adalah orang yang pertama akan membantu ibu bersalin melakukan pemberian ASI sejak dini.
  • Pada saat perawatan antenatal petugas kesehatan harus memotivasi ibu untuk memperhatikan dan mempersiapkan payudara dengan melakukan perawatan payudara secara teratur. Pada trimester III kehamilan, petugas kesehatan harus memberikan dorongan psikologis kepada ibu dengan mengemukakan berbagai manfaat pemberian ASI, (Markum, 2003).
5). Ketenangan Jiwa dan Pikiran
  • Pemberian ASI dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu yang selalu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri, dan berbagai bentuk ketegangan emosional akan menurunkan volume ASI bahkan produksi ASI tidak bisa terjadi, (Soetjiningsih, 2004).
6). Kemauan Ibu
  • Seorang ibu yang secara tidak sadar berpendapat bahwa menyusui hanyalah merupakan beban saja bagi kebebasan pribadinya atau hanya memperburuk ukuran tubuhnya, tidak akan dapat menyusui anaknya dengan baik perasaan tersebut mempunyai pengaruh negatif terhadap produksi susu, (Kristina, 2007).
7). Karakteristik Ibu 

a). Tingkat Pendidikan Dalam Pemberian ASI
  • Tingkat pendidikan merupakan jenjang pendidikan terakhir yang ditempuh seseorang tingkat pendidikan merupakan suatu wahana untuk mendasari seseorang berperilaku secara ilmiah.
  • Tingkat pendidikan yang rendah akan susah mencerna pesan atau informasi yang disampaikan, (Notoatmodjo, 2003).
  • Pendidikan diperoleh melalui proses belajar yang khusus diselenggarakan dalam waktu tertentu, tempat tertentu dan kurikulum tertentu, namun dapat diperoleh dari bimbingan yang diselenggarakan setiap waktu dengan maksud mempertinggi kemampuan atau ketrampilan khusus. Dalam garis besar ada tiga tingkatan pendidikan yaitu pendidikan rendah, pendidikan menengah, dan tinggi. Masing-masing tingkat pendidikan tersebut memberikan tingkat pengetahuan tertentu yang sesuai dengan tingkat pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan formal yang diperoleh, semakin tinggi pula pengetahuan tentang pemberian ASI yang dimiliki, (Tarmudji, 2003).
  • Pendidikan tentang pemberian ASI merupakan suatu proses mengubah kepribadian, sikap, dan pengertian tentang ASI sehingga tercipta pola kebudayaan dalam memberikan ASI secara tanpa tambahan bahan makanan apapun. Berpedoman pada tujuan pendidikan diperkirakan bahwa semakin meningkatnya pendidikan yang dicapai sebagian besar penduduk, semakin membantu kemudahan pembinaan akan pentingnya pemberian ASI pada bayi.
b). Umur Ibu
  • Umur adalah lama hidup individu terhitung saat mulai dilahirkan sampai berulang tahun, (Nursalam, 2003).
  • Semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari pada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwa, (Nursalam, 2003).
c). Pengetahuan
  • Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh FKUI tampak bahwa ibu yang berpendidikan rendah sampai menengah lebih cepat memberikan susu botol daripada ibu yang tidak berpendidikan formal. Ibu yang tidak formal sebagian telah mengetahui apa manfaat serta keuntungan ASI sehingga mendorong ibu untuk menyusui bayinya sendiri, (Notoatmodjo, 2005).

DAFTAR PUSTAKA

  1. Alimul Aziz.2003. Metode dan Riset Keperawatan. PT.Rineka Cipta. Jakarta.
  2. Amirudin. 2007. Praktik Menyusui di Dunia. http://www.nakita.com. diakses tanggal 7 Maret 2009
  3. Arikunto, S, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
  4. BKKBN, 2008. Cakupan ASI Eksklusif. http://www.Pikiran-Rakyat.com. diakses tanggal 7 Maret 2009.
  5. Dinkes, Jatim. 2007. Standar Pelayanan Minimal. http://www.dinkes-jatim.com. diakses tanggal 7 Maret 2009.
  6. Heather. 2001. Promosi ASI Eksklusif. http://www.info-balita.com.id diakses tanggal 7 Maret 2009.
  7. Jensen. 2005. Kebutuhan Cairan Ibu Menyususi. http://www.Pikiran-Rakyat.com. diakses tanggal 7 Maret 2009.
  8. Kristina.2007. ASI Eksklusif dan Diare. http://www.info ibu.com. diakses tanggal 7 Maret 2009
  9. Linda, Juall.2006. Diagnosa Keperawtan. Jakarta:EGC
  10. Lita. 2007. Rendahnya Pemberian ASI. http://www.Pikiran-Rakyat.com. diakses tanggal 7 Maret 2009.
  11. Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia
  12. Markum.2003.Diare Pada Balita. http://www.info ibu.com. diakses tanggal 7 April 2009
  13. Notoatmodjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT Rineka Cipta.
  14. Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
  15. Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta
  16. Nursalam, 2003. Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
  17. Pekey. 2007. Prevalensi Pemberian ASI. http://www.Pikiran-Rakyat.com. diakses tanggal 7 April 2009.
  18. Safitri.2006. ASI Eksklusif. http://www.info ibu.com. diakses tanggal 7 Maret 2009
  19. SKRT.2004. Angka Kejadian Diare. Jakarta:PT. Rineka Cipta
  20. Suciningsih.2004.Susu Formula dan Diare. http://www.kompas.com. diakses tanggal 7 Maret 2009
  21. Sugiyono. 2006. Statistik Untuk Kesehatan. ALFABETA. Bandung
  22. Supariasa.2001. Pemantauan Status Gizi. Jakarta:EGC
  23. Suradi, 2006. ASI Menyelamatkan Jiwa Bayi. http://www.kompas.com. diakses tanggal 7 Maret 2009
  24. Suririnah. 2007.Faktor Penyebab Diare. http://WWW. Info-Balita.com.id diakses pada tanggal 7 Maret 2009
  25. Tarmudji.2003.Faktor Pemberian ASI Eksklusif. Jakarta:Salemba Medika
  26. Utami, Roesli. 2004. ASI dan Manfaatnya. http://www.Pikiran-Rakyat.com. diakses tanggal 7 Maret 2009.
  27. Utami. 2005. Diare Pada Balita. . http: // WWW. Info-kia.com. id diakses pada tanggal 7 Maret 2009
  28. Warta.2006. Diare. http: // WWW. Info-balita.com. id diakses pada tanggal 7 Maret 2009


Tidak ada komentar:

Posting Komentar