Sabtu, 13 Agustus 2011

PERILAKU PEMBERIAN ASI

Dr. Suparyanto, M.Kes

PERILAKU PEMBERIAN ASI

1.Pengertian
  • Perilaku pemberian ASI adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan seorang ibu dalam memberikan ASI pada bayi.
2.Bentuk Perilaku Pemberian ASI
  • Menurut Hurlock (2004), perilaku dibagi menjadi 2, yaitu :
3.Perilaku yang Tampak (overt behavior)

a. Cara menyusui yang benar
  1. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit kemudian diolesi pada puting susu dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.
  2. Bayi diletakkan menghadap perut ibu atau payudara
  3. Duduk atau berbaring santai atau duduk lebih baik mengunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak menggantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
  4. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan.kepala bayi tidak boleh tengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
  5. Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu, dan yang satu didepan.
  6. Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi mengahadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi).
  7. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
  8. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang
  9. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawah. Jangan menempelkan puting susu atau areolanya saja
  10. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (Rooting Reflek) dengan cara: a)Menyentuh pipi dengan puting susu atau, b)Menyentuh mulut sisi bayi
  11. Setelah bayi membuka mulut dengan cepat kepala bayi didekatkan di payudara ibu dengan puting serta areola dimasukan ke mulut bayi
  12. Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi, sehingga puting susu dibawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak dibawah areola
  13. Setelah bayi mulai menghisap payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi
  14. Melepas isapan bayi, setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya ganti menyusui payudara yang lain.cara melepas isapan bayi: a)Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut, atau b)Dagu bayi ditekan ke bawah
  15. Menyusui berikutnya mulai dari payudara yang belum terkosongkan (yang dihisap terakhir)
  16. Setelah menyusui ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola dan sekitarnya, biarkan kering dengan sendirinya.
  17. Menyendawakan bayi. Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari labung supaya bayi tidak muntah (gumoh) setelah menyusui.cara menyedawakan bayi: a)Bayi digendong tegak bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan atau, b)Bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu, kemudian punggungnya ditepuk perlahan, (Suradi, 2006).

b. Perilaku yang Tidak Tampak (covert behavior)

1). Belonging
  • Ibu merasa memiliki bayinya sehingga tercermin dari ibu selalu ingin melindungi bayinya.
2). Accepted
  • Ibu menerima jenis kelamin yang anak yang dilahirkan terbukti dengan ibu sangat meyayangi dan memanjakan anaknya.
3). Love
  • Ibu menyayangi bayinya tercermin dengan rasa cemas dan bingung apabila ibu merasakan ada sesuatu masalah pada bayinya.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Alimul Aziz.2003. Metode dan Riset Keperawatan. PT.Rineka Cipta. Jakarta.
  2. Amirudin. 2007. Praktik Menyusui di Dunia. http://www.nakita.com. diakses tanggal 7 Maret 2009
  3. Arikunto, S, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
  4. BKKBN, 2008. Cakupan ASI Eksklusif. http://www.Pikiran-Rakyat.com. diakses tanggal 7 Maret 2009.
  5. Dinkes, Jatim. 2007. Standar Pelayanan Minimal. http://www.dinkes-jatim.com. diakses tanggal 7 Maret 2009.
  6. Heather. 2001. Promosi ASI Eksklusif. http://www.info-balita.com.id diakses tanggal 7 Maret 2009.
  7. Jensen. 2005. Kebutuhan Cairan Ibu Menyususi. http://www.Pikiran-Rakyat.com. diakses tanggal 7 Maret 2009.
  8. Kristina.2007. ASI Eksklusif dan Diare. http://www.info ibu.com. diakses tanggal 7 Maret 2009
  9. Linda, Juall.2006. Diagnosa Keperawtan. Jakarta:EGC
  10. Lita. 2007. Rendahnya Pemberian ASI. http://www.Pikiran-Rakyat.com. diakses tanggal 7 Maret 2009.
  11. Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia
  12. Markum.2003.Diare Pada Balita. http://www.info ibu.com. diakses tanggal 7 April 2009
  13. Notoatmodjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT Rineka Cipta.
  14. Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
  15. Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta
  16. Nursalam, 2003. Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
  17. Pekey. 2007. Prevalensi Pemberian ASI. http://www.Pikiran-Rakyat.com. diakses tanggal 7 April 2009.
  18. Safitri.2006. ASI Eksklusif. http://www.info ibu.com. diakses tanggal 7 Maret 2009
  19. SKRT.2004. Angka Kejadian Diare. Jakarta:PT. Rineka Cipta
  20. Suciningsih.2004.Susu Formula dan Diare. http://www.kompas.com. diakses tanggal 7 Maret 2009
  21. Sugiyono. 2006. Statistik Untuk Kesehatan. ALFABETA. Bandung
  22. Supariasa.2001. Pemantauan Status Gizi. Jakarta:EGC
  23. Suradi, 2006. ASI Menyelamatkan Jiwa Bayi. http://www.kompas.com. diakses tanggal 7 Maret 2009
  24. Suririnah. 2007.Faktor Penyebab Diare. http://WWW. Info-Balita.com.id diakses pada tanggal 7 Maret 2009
  25. Tarmudji.2003.Faktor Pemberian ASI Eksklusif. Jakarta:Salemba Medika
  26. Utami, Roesli. 2004. ASI dan Manfaatnya. http://www.Pikiran-Rakyat.com. diakses tanggal 7 Maret 2009.
  27. Utami. 2005. Diare Pada Balita. . http: // WWW. Info-kia.com. id diakses pada tanggal 7 Maret 2009
  28. Warta.2006. Diare. http: // WWW. Info-balita.com. id diakses pada tanggal 7 Maret 2009


Tidak ada komentar:

Posting Komentar