Jumat, 23 September 2011

PERKEMBANGAN MOTORIK PADA BAYI

Dr. Suparyanto, M.Kes

PERKEMBANGAN MOTORIK PADA BAYI

PENGERTIAN
  • Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 24 bulan, namun tidak ada batasan yang pasti. Pada masa manusia sangat lucu dan menggemaskan tetapi juga rentan terhadap kematian (Alimul, 2009).
  • Perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf dan otot yang terkoordinasi. (Djiwandono, 2005)
  • Jadi, perkembangan motorik pada bayi adalah perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf dan otot yang terkoordinasi pada manusia yang baru lahir sampai umur 24 bulan.
  1. Perkembangan motorik kasar (Gross Motor) adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar. (Dinkes Jombang, 2007)
  2. Perkembangan motorik halus (Fine Motor Adaptive) adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. (Marimbi, 2010)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN MOTORIK

1. Herediter/Genetik
  • Merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam mencapai tumbuh kembang anak di samping faktor-faktor yang lain. Faktor hereditas meliputi bawaan, jenis kelamin, ras dan suku bangsa. Faktor ini dapat ditentukan dengan intensitas, kecepatan dalam pembelahan sel telur, tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, usia pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang. (Alimul, 2009)

2. Faktor Lingkungan
  • Merupakan faktor yang sangat menentukan tercapainya atau tidaknya potensi bawaan. Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi:

A. Faktor yang mempengaruhi perkembangan anak pada waktu masih di dalam kandungan (prenatal), antara lain:

1.Gizi Ibu pada Waktu Hamil
  • Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR/lahir mati, menyebabkan cacat bawaan, hambatan pertumbuhan otak, bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus dan sebagainya. (Marimbi, 2010)

2.Mekanis
  • Lingkungan mekanis adalah segala hal yang mempengaruhi janin atau posisi janin dalam uterus.
  1. Radiasi dapat menyebabkan kerusakan pada organ otak janin.
  2. Infeksi dalam kandungan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin.
  3. Kekurangan oksigen pada janin mengakibatkan gangguan dalam plasenta sehingga kemungkinan bayi lahir dengan berat badan yang kurang.
  4. Faktor imunitas dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin karena menyebabkan terjadinya abortus atau karena icterus.
  5. Stress dapat mempengaruhi kegagalan tumbuh kembang janin.

3. Zat Kimia atau Toksin
  • Hal ini berkaitan dengan penggunaan obat-obatan, alkohol, atau kebiasaan merokok oleh ibu hamil.
4. Hormonal
  • Hormon-hormon ini mencakup hormon somatotropin, plasenta, tiroid dan insulin. Peran hormon somatotropin (growth hormone), yaitu disekresi kelenjar hipofisis janin sekitar minggu ke-9 dan produksinya meningkat pada minggu ke-20. Hormon plasenta (human placenta lactogen) berperan dalam nutrisi plasenta. (Alimul, 2009)

B. Faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak setelah lahir (faktor postnatal), antara lain: 

1.Biologis
  • Lingkungan biologis yang dimaksud adalah ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit yaitu imunisasi, penyakit kronis. (Marimbi, 2010)
  • Usia dapat berpengaruh terhadap perkembangan motorik anak. Pertumbuhan pada masa anak-anak mengalami perbedaan yang bervariasi sesuai dengan bertambahnya usia anak.
  • Setiap anak akan melewati tahapan tertentu secara fleksibel dan berkesinambungan. Misalnya, pencapaian kemampuan tumbuh kembang pada masa bayi tidak selalu dicapai persis pada usia 1 tahun, tetapi dapat dicapai lebih awal atau terlambat dari 1 tahun.
  • Upaya untuk mengoptimalkan tumbuh kembang pada awal-awal kehidupan bayi adalah sangat penting. Pencapaian suatu kemampuan pada setiap anak berbeda-beda, tetapi ada patokan umur tertentu untuk mencapai kemampuan tertentu. (Nursalam, 2008)
2. Fisik
  • Yang termasuk dalam faktor fisik itu antara lain yaitu cuaca, musim, ventilasi, cahaya dan radiasi.
3. Psikososial
  • Stimulasi merupakan hal penting dalam tumbuh kembang anak, selain itu motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini, dengan memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar, ganjaran atau hukuman yang wajar merupakan hal yang dapat menimbulkan motivasi yang kuat dalam perkembangan kepribadian anak kelak di kemudian hari.
  • Dalam proses sosialisasi dengan lingkungannya anak memerlukan teman sebaya, stress juga sangat berpengaruh terhadap anak, selain sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak orang tua dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang anak. (Marimbi, 2010)
4. Status Sosial Ekonomi Keluarga
  • Status sosial ekonomi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak dengan keluarga yang memiliki sosial ekonomi tinggi umumnya pemenuhan kebutuhan gizinya cukup baik dibandingkan dengan anak dengan sosial ekonomi rendah.
  • Demikian juga dengan anak berpendidikan rendah, tentu akan sulit untuk menerima arahan dalam pemenuhan gizi atau pentingnya pelayanan kesehatan lain yang menunjang dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. (Alimul, 2009)

3. Faktor Hormonal
  • Faktor hormonal yang berperan dalam tumbuh kembang anak antara lain hormon somatotroin, tiroid, dan glukokortikoid. Hormon somatotropin (growth hormone) berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan dengan menstimulasi terjadinya proliferasi sel kartilago dan sistem skeletal. Hormon tiroid berperan menstimulasi metabolisme tubuh. Hormon glukokortikoid mempunyai fungsi menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dari testis (untuk memproduksi testosteron) dan ovarium (untuk memproduksi estrogen), selanjutnya hormon tersebut akan menstimulasi perkembangan seks, baik pada anak laki-laki maupun perempuan yang sesuai dengan peran hormonnya. (Alimul, 2009)

TAHAP PERKEMBANGAN MOTRIK PADA BAYI

1.Perkembangan Motorik Halus pada Masa Bayi (28 Hari-1 Tahun)

Usia 1-4 Bulan
  • Perkembangan mototrik halus pada usia ini adalah dapat melakukan hal-hal seperti memegang suatu objek dari sisi ke sisi, mencoba dan memasukkan benda ke dalam mulut, memegang benda tapi terlepas, memperhatikan tangan dan kaki, memegang benda dengan kedua tangan, serta menahan benda di tangan walaupun hanya sebentar.
Usia 4-8 Bulan
  • Perkembangan mototrik halus pada usia ini adalah sudah mulai mengamati benda, menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk memegang, mengeksplorasi benda yang sedang dipegang, mengambil objek dengan tangan terkangkup, mampu menahan kedua benda di kedua tangan secara simultan, menggunakan bahu dan tangan sebagai satiu kesatuan serta memindahkan objek dari satu tangan ke tangan yang lain.
Usia 8-12 Bulan
  • Perkembangan mototrik halus pada usia ini adalah mencari dan meraih benda kecil, bila diberi kubus mampu memindahkan, mengambil, memegang dengan telunjuk dan ibu jari, membenturkannya serta meletakkan benda atau kubus ke tempatnya.

2.Perkembangan Motorik Kasar pada Masa Bayi (28 Hari-1 Tahun)

Usia 1-4 bulan
  • Perkembangan motorik kasar pada usia ini dimulai dengan kemampuan mengangkat kepala saat tengkurap, mencoba duduk sebentar dengan ditopang, mampu duduk dengan kepala tegak, jatuh terduduk di pangkuan ketika disokong pada posisi berdiri, kontrol kepala sempurna, mengangkat kepala sambil berbaring telentang, berguling dari telentang ke miring, posisi lengan dan tungkai kurang fleksi dan berusaha untuk merangkak.
Usia 4-8 bulan
  • Perkembangan motorik kasar awal bulan ini dapat dilihat pada perubahan dalam aktivitas, seperti posisi telungkup pada alas dan sudah mulai mengangkat kepala dengan melakukan gerakan menekan kedua tangannya. Pada bulan ke-4 sudah mampu memalingkan kepala ke kanan dan ke kiri, duduk dengan kepal tegak, membalikkan badan, bangkit dengan kepala tegak, menumpu beban pada kaki dengan lengan berayun ke depan dan ke belakang, berguling dari telentang ke tengkurap serta duduk dengan bantuan dalam waktu yang singkat.
Usia 8-12 bulan
  • Perkembangan motorik kasar dapat diawali dengan duduk tanpa pegangan, berdiri dengan pegangan, bangkit lalu berdiri, berdiri 2 detik dan berdiri sendiri. (Alimul, 2009)

PENILAIAN PERKEMBANGAN MOTORIK PADA BAYI DENGAN KPSP

1. Pengertian
  • Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) adalah sebuah pemeriksaan perkembangan anak yang digunakan untuk mendeteksi dini penyimpangan perkembangan anak.
2. Tujuan KPSP
  • Tujuan skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
3. Jadwal Skrining/Pemeriksaan KPSP
  • Adalah pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. jika anak belum mencapai umur skrining tersebut, minta ibu datang kembali pada umur skrining yang terdekat untuk pemeriksaan rutin. Misalnya bayi umur 7 bulan, diminta kembali untuk skrining pada umur 9 bulan.
  • Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah tumbuh kembang, sedangkan umur anak bukan umur skrining maka pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur skrining terdekat-yang lebih muda.
4. Alat/Instrumen yang Digunakan
  1. Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak umur 0-72 bulan.
  2. Alat bantu pemeriksaan berupa : pensil, kertas, bola sebesar bola tenis, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah, potongan biskuit kecil berukuran 0,5-1 cm.
5. Cara Menggunakan KPSP
  1. Pada waktu pemeriksaan/skrining, anak harus dibawa.
  2. Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir. Bila umur anak lebih 15 hari, maka dibulatkan menjadi 1 bulan. Contoh : bayi umur 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan. Bila umur bayi 3 bulan 15 hari, dibulatkan menjadi 3 bulan.
  3. Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak.
  4. KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu : 1.Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak, contoh : “Dapatkah bayi makan kue sendiri?”; 2.Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh : “Pada posisi bayi anda telentang, tariklah bayi pada pergelangan tangannyasecara perlahan-lahan ke posisi duduk”.
  5. Jelaskan kepada orang tua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh karena itu pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya.
  6. Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan, satu persatu. Setiap pertanyaan hanya ada 1 jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut pada formulir.
  7. Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak menjawab pertanyaan terdahulu.
  8. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
6. Interpretasi Hasil KPSP
  1. Hitunglah berapa jumlah jawaban “Ya”. (1.Jawaban “Ya”, bila ibu/pengasuh anak menjawab : anak bisa atau pernah atau sering atau kadang-kadang melakukannya. 2.Jawaban “Tidak”, bila ibu/pengasuh anak menjawab : anak belum pernah melakukan atau tidak pernah atat ibu/pengasuh anak tidak tahu.)
  2. Jumlah jawaban “Ya” = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya (S).
  3. Jumlah jawaban “Ya” = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M).
  4. Jumlah jawaban “Ya” = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P).
  5. Untuk jawaban “Tidak”, perlu dirinci jumlah jawaban “Tidak” menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian).
7. Intervensi

a. Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan berikut :
  1. Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh ananya dengan baik.
  2. Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak.
  3. Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai dengan umur dan kesiapan anak.
  4. Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di posyandu secara teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan BKB. Jika anak sudah memasuki usia pra-sekolah (36-72 bulan), anak dapat diikutkan pada kegiatan di Pusat PADU, Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak.
  5. Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap bulan pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 24 sampai 72 bulan.
b. Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan berikut :
  1. Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin.
  2. Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk mengatasi penyimpangan / mengejar ketertinggalannya.
  3. Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya.
  4. Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak.
  5. Jika hasil KPSP ulang jawaban “Ya” tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada penyimpangan (P).
c. Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P), lakukan tindakan berikut: 
  • Rujukan ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian). (Dinkes Jombang, 2007)

BEBERAPA GANGGUAN PERKEMBANGAN MOTORIK YANG SERING DITEMUKAN

1. Cerebral Palsy
  • Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, yang disebabkan oleh karena suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/ belum selesai pertumbuhannya.
2. Sindrom Down
  • Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat dikenal dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih. Perkembanganya lebih lambat dari anak yang normal. Beberapa faktor seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis atau lingkungan lainnya dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan ketramilan untuk menolong diri sendiri.
3. Gangguan Autisme
  • Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.
4. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
  • Merupakan ganggaun dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian yang seringkali disertai dengan hiperaktivitas. (Dinkes Jombang, 2007)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2006.Prosedur Penelitian.Jakarta:Rineka Cipta.
  1. Dinkes Jombang.2007. Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Dasar.Jombang:Dinkes Jombang.
  2. Dinkes Jombang, SE.2010.Laporan UCI Kumulatif Tahun 2010 Kabupaten Jombang.Jombang:Dinkes Jombang.
  3. Djiwandono, Sri Esti Wuryani.2005.Konseling dan Terapi Dengan Anak dan Orang Tua.Jakarta:PT. Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo).
  4. Hidayat, A. Aziz Alimul.2009.Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.Jakarta:Salemba Medika.
  5. Hidayat, A. Aziz Alimul.2010.Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.Jakarta:Salemba Medika.
  6. IDAI.2008.Pedoman Imunisasi Di Indonesia.Jakarta:Satgas Imunisasi.
  7. Kumala, Poppy.1998.Kamus Saku Kedokteran Dorland.Jakarta:EGC
  8. Mansur, Herawati.2009.Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan.Jakarta:Salemba Medika.
  9. Marimbi, Hanum.2010.Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar Pada Balita.Yogyakarta:Nuha Medika.
  10. Nasir.2005.Metode Penelitian.Jakarta:Ghalia Indonesia.
  11. Nasir.2009.Metode Penelitian.Jakarta:Ghalia Indonesia.
  12. Nursalam. 2008.Asuhan Keperawatan Bayi dan anak (Untuk Perawat dan Bidan). Jakarta : Salemba Medika
  13. Nursalam.2009.Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika.
  14. Proverawati, Atikah.2010.Imunisasi dan Vaksinasi.Yogyakarta:Nuha Offset.
  15. Puskesmas Cukir, KIA.2010. Laporan Uci Kumulatif Perdesa Tahun 2010.Jombang:Puskesmas Cukir.
  16. Saryono.2010.Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi Pemula.Jogjakarta:Mitra Cendikia.
  17. Sudayasa, Putu.2010.Latar Belakang Program Imunisasi. http://imunisasihsu.wordpress.com
  18. Sugiono.2006.Metode Penelitian Administrasi.Bandung:Alfabeta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar