Senin, 05 November 2012

APA ITU MASA NIFAS

Dr. Suparyanto, M.Kes


APA ITU MASA NIFAS

1.    Pengertian Nifas
Nifas (Puerperium) adalah dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6-8 minggu (Prawirohardjo, 2005) Masa nifas (puerperium) adalah di mulai setelah placenta lahir dan berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira – kira 6 minggu (Prawirohardjo, 2002). Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah partus selesai dan berakhir setelah kira – kira 6 minggu (Arif Mansjoer, 2001).

Tujuan Asuhan Masa Nifas
Menurut Prawirohardjo (2002), tujuan asuhan masa nifas :
1)    Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik.
2)    Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya.
3)    Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
4)    Memberikan pelayanan keluarga berencana.

2.    Periode Masa Nifas
Menurut Arif Mansjoer (2002), nifas di bagi dalam 3 periode :
1)    Puerperium dini yaitu kepulihan di mana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2)    Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6-8 minggu.
3)    Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan.

3.    Larangan Dan Himbuan Pada Ibu Saat Nifas
Larangan/Kebiasaan yang tidak dianjurkan pada ibu nifas
a.            Berpantang makanan
b.            Merokok/mengkonsumsi obat-obatan yang dapat membahayakan kesehatan ibu
c.            Penggunaan bebat perut yang berlebihan
d.            Menggunakan kantong es/pasir untuk menjaga uterus berkontraksi
e.            Memisahkan ibu dan bayi terlalu lama

Himbauan yang dianjurkan pada ibu nifas
1)    Mobilisasi sedini mungkin. Setelah melahirkan ibu harus istirahat terlentang selama 8 jam kemudian boleh miring kekiri dan kekanan. Hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari ke 3 jalan-jalan  hari ke 4 atau 5 diperbolehkan pulang.
2)    Diet seimbang/nutrisi cukup,  Sebaiknya makan – makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur mayur dan buah – buahan.
3)    Personal Hygiene, Kebersihan diri selain memberikan rasa nyaman juga dapat mencegah terjadinya infeksi.
4)    Istirahat cukup: Untuk mencegah kelelahan yang berlebihan karena kurang  istirahat akan mempengaruhi produksi ASI, memperlambat proses involusi dan memperbanyak perdarahan dan dapat menyebabkan depresi.
5)    Perawatan payudara: Dianjurkan sekali supaya ibu menyusukan bayinya karena sangat baik untuk   kesehatan bayinya.
6)    Latihan/senam: Senam berfungsi untuk memperkuat otot-otot perut,tonus otot jalan lahir dan dasar panggul.


4.    Tanda Dan Gejala Bahaya Masa Nifas
Adalah suatu tanda yang abnormal yang mengindikasikan adanya bahaya/ komplikasi yang dapat terjadi selama masa nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes,2003).
Tanda-tanda bahaya masa nifas, sebagai berikut :
1)Perdarahan Post Partum
Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir (Prawirohardjo, 2002)
Menurut waktu terjadinya di bagi atas 2 bagian :
1)    Perdarahan Post Partum Primer (Early Post Partum Hemorrhage) yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir. Penyebab utama adalah atonia uteri, retensio placenta, sisa placenta dan robekan jalan lahir. Terbanyak dalam 2 jam pertama.
2)    Perdarahan post partum sekunder (Late Post Partum Hemorrhage) yang terjadi setelah 24 jam, biasanya terjadi antara hari ke 5 sampai 15 post partum. Penyebab utama adalah robekan jalan lahir dan sisa placenta (Prawirohardjo, 2002).
Menurut Manuaba (2005), perdarahan post partum merupakan penyebab penting kematian maternal khususnya di negara berkembang.
Faktor-faktor penyebab perdarahan post partum adalah :
1)    Grandemultipara.
2)    Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun.
3)    Persalinan yang di lakukan dengan tindakan : pertolongan kala uri sebelum waktunya, pertolongan persalinan oleh dukun,persalinan dengan tindakan paksa, persalinan dengan narkosa

2)Lochea yang berbau busuk (bau dari vagina)
Lochea adalah cairan yang dikeluarkan uterus melalui vagina dalam masa nifas sifat lochea alkalis, jumlah lebih banyak dari pengeluaran darah dan lendir waktu menstruasi dan berbau anyir (cairan ini berasal dari bekas melekatnya placenta).
Lochea dibagi dalam beberapa jenis (Rustam Mochtar, 2002) :
1)    Lochea rubra (cruenta): berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekoneum, selama 2 hari pasca persalinan.
2)    Lochea sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir hari ke 3-7 pasca persalinan.
3)    Lochea serosa: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
4)    Lochea alba: cairan putih, setelah 2 minggu.
5)    Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
6)    Lochiostasis: lochea tidak lancar keluarnya.
Apabila pengeluaran lochea lebih lama dari pada yang disebutkan di atas kemungkinan adanya :
1)    Tertinggalnya placenta atau selaput janin karena kontraksi uterus yang kurang baik.
2)    Ibu yang tidak menyusui anaknya, pengeluaran lochea rubra lebih banyak karena kontraksi uterus dengan cepat.
3)    Infeksi jalan lahir, membuat kontraksi uterus kurang baik sehingga lebih lama mengeluarkan lochea dan lochea berbau anyir atau amis.
Bila lochea bernanah dan berbau busuk, disertai nyeri perut bagian bawah kemungkinan diagnosisnya adalah metritis. Metritis adalah infeksi uterus setelah persalinan yang merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu. Bila pengobatan terlambat atau kurang adekuat dapat menjadi abses pelvik, peritonitis, syok septik (Rustam Mochtar, 2002).

3)Sub-Involusi Uterus (Pengecilan Rahim yang Terganggu)
Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin, menjadi 40-60 mg 6 minggu kemudian. Bila pengecilan ini kurang baik atau terganggu di sebut sub-involusi (rustam Mochtar, 2002).
Faktor penyebab sub-involusi, antara lain: sisa plasenta dalam uterus, endometritis, adanya mioma uteri (Prawirohardjo, 2005). Pada pemeriksaan bimanual di temukan uterus lebih besar dan lebih lembek dari seharusnya, fundus masih tinggi, lochea banyak dan berbau, dan tidak jarang terdapat pula perdarahan (Prawirohardjo, 2005). Pengobatan di lakukan dengan memberikan injeksi Methergin setiap hari di tambah dengan Ergometrin per oral. Bila ada sisa plasenta lakukan kuretase. Berikan Antibiotika sebagai pelindung infeksi (Prawirohardjo, 2005).

4)Nyeri pada perut dan pelvis
Tanda-tanda nyeri perut dan pelvis dapat menyebabkan komplikasi nifas seperti : Peritonitis. Peritonitis adalah peradangan pada peritonium, peritonitis umum dapat menyebabkan kematian 33% dari seluruh kematian karena infeksi.

Menurut Rustam Mochtar (2002) gejala klinis peritonitis dibagi 2 yaitu :
a.Peritonitis pelvio berbatas pada daerah pelvis
Tanda dan gejalanya demam, nyeri perut bagian bawah tetapi keadaan umum tetap baik, pada pemeriksaan dalam kavum daugles menonjol karena ada abses.
b.Peritonitis umum
Tanda dan gejalanya: suhu meningkat nadi cepat dan kecil, perut nyeri tekan, pucat muka cekung, kulit dingin, anorexsia, kadang-kadang muntah.



5)Pusing dan lemas yang berlebihan
Menurut Manuaba (2005), pusing merupakan tanda-tanda bahaya pada nifas, pusing bisa disebabkan oleh karena tekanan darah rendah (Sistol <> 160 mmHg dan distolnya 110 mmHg. Pusing dan lemas yang berlebihan dapat juga disebabkan oleh anemia bila kadar haemoglobin <>
Lemas yang berlebihan juga merupakan tanda-tanda bahaya, dimana keadaan lemas disebabkan oleh kurangnya istirahat dan kurangnya asupan kalori sehingga ibu kelihatan pucat, tekanan darah rendah (sistol <>
1)    Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
2)    Makan dengan diit berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup.
3)    Minum sedikitnya 3 liter setiap hari.
4)    Pil zat besi harus di minum untuk menambah zat setidaknya selama 40 hari pasca bersalin.
5)    Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan kadar vitaminnya kepada bayinya.
6)    Istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
7)    Kurang istirahat akan mempengaruhi produksi ASI dan memperlambat proses involusi uterus.

6)Suhu Tubuh Ibu > 38 0C
Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit baik antara 37,20C-37,80C oleh karena reabsorbsi benda-benda dalam rahim dan mulainya laktasi, dalam hal ini disebut demam reabsorbsi. Hal itu adalah normal. Namun apabila terjadi peningkatan melebihi 380C beturut-turut selama 2 hari kemungkinan terjadi infeksi. Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat-alat genetalia dalam masa nifas (Rustam Mochtar, 2002).

Pencegahan Infeksi Nifas:
Menurut Rustam Mochtar (2002), pencegahan infeksi nifas sebagai berikut:
a.Masa kehamilan
Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti anemia, malnutrisi, dan kelemahan, serta mengobati penyakit¬penyakit yang diderita ibu. Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasi yang perlu. Begitu pula koitus pada hamil tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan dilakukan hati- hati karena dapat menyebabkan pecahnya ketuban, kalau ini terjadi infeksi akan mudah masuk dalam jalan lahir
b.Masa persalinan
1)    Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi dengan sterilitas yang baik, apalagi bila ketuban telah pecah.
2)    Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama.
3)    Jagalah sterilitas kamar bersalin dan pakailah masker, alat-alat harus suci hama.
4)    Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik pervaginam maupun perabdominam dibersihkan, dijahit sebaik-baiknya dan menjaga sterilitas.
5)    Pakaian dan barang-barang atau alat-alat yang berhubungan dengan penderita harus terjaga kesuci¬hamaannya.
6)    Perdarahan yang banyak harus dicegah, bila terjadi darah yang hilang harus segera diganti dengan transfusi darah.

c.Masa nifas
1)    Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula alat-alat dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan harus steril.
2)    Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan khusus, tidak bercampur dengan ibu sehat.
3)    Tamu yang berkunjung harus dibatasi.

7)Penyulit dalam Menyusui
Kelenjar mamae telah dipersiapkan semenjak kehamilan. Umumnya produksi ASI baru terjadi pada hari ke 2 atau 3 pasca persalinan. Pada hari pertama keluar kolostrum. Cairan yang telah kental lebih dari air susu, mengandung banyak protein, albumin, globulin dan kolostrum. Untuk dapat melancarkan ASI, dilakukan persiapan sejak awal hamil dengan melakukan massase, menghilangkan kerak pada puting susu sehingga duktusnya tidak tersumbat (Arif Mansjoer, 2001). Untuk menghindari putting rata sebaiknya sejak hamil, ibu dapat menarik-narik putting susu dan ibu harus tetap menyusui agar putting selalu sering tertarik (Arif Mansjoer, 2001).

Sedangkan untuk menghindari putting lecet yaitu dengan melakukan tehnik menyusui yang benar, putting harus kering saat menyusui, putting diberi lanolin monelia di terapi dan menyusui pada payudara yang tidak lecet. Selain itu putting lecet dapat disebabkan oleh karena cara menyusui dan perawatan payudara yang tidak benar dan infeksi monelia, bila lecetnya luas, menyusui 24-48 jam dan ASI dikeluarkan dengan tangan atau dipompa (Arif Mansjoer, 2007)

5.    Cara Merawat Vagina Saat Nifas
Vagina punya mekanisme pembersihan sendiri dengan mengandalkan koloni bakteri normal yang menjaga keseimbangan mikroorganisme di dalam dan di sekitarnya. Keseimbangan bisa terganggu kalau pemiliknya jorok. Penggunaan celana basah atau celana dalam terlalu ketat, misalnya, dapat mengganggu keseimbangan itu. Dalam keadaan tertentu, perawatan vagina tidak cukup hanya membersihkan bagian luar. Bagian dalam pun perlu dikuras. Ada beberapa cara yang biasa dilakukan dalam merawat organ reproduksi wanita. Cairan pembersih khusus digunakan dengan cara menyemprotkannya ke dalam vagina. Berisi bahan aktif yang mampu melumpuhkan bakteri, kuman, serta jamur.
1)    Bilas dengan cairan pembersih, cairan pembersih khusus digunakan dengan cara menyemprotkannya ke dalam vagina. Berisi bahan aktif yang mampu melumpuhkan bakteri, kuman, serta jamur. Cairan ini bisa digunakan dalam beberapa menit. Penggunaannya harus dengan pengawasan dokter. Karena itu, selain cairan pembilas, obatan untuk mengatasi gangguan yang ada juga akan diberikan. Tidak semua gangguan bisa diselesaikan dengan cairan ini. Paling hanya dapat mengatasi keputihan.ladi, tidak akan mampu mengatasi penyakit kelamin, apalagi penyakit menular cekcual (PMS).
2)    Sinar Laser, Laser diperlukan karena penggunaan obat pembunuh kuman di vagina biasanya butuh waktu lama, apalagi kalau terjadi resistensi obat. Laser yang digunakan biasanya jenis level rendah atau low level laser therapy. Formulasi dari sinar inframerah dan ultra violet ini mampu membersihkan bakteri, jamur, dan virus dalam waktu relatif cepat. Untuk gangguan ringan, penembakan biasanya dilakukan selama 15 menit sekali.’Bila gangguan sudah berat, butuh puluhan menit dengan beberapa kali tembakan dalam beberapa hari. Obat juga kerap diberikan oleh dokter setelah penembakan laser
3)    Terapi ozon. Dr., Mulyadi Tedjapranata, MD, dari Klinik Medizone, menyebutkan bahwa metode penggunaan terapi ozon ini layaknya menggunakan cairan pembersih. Dengan alat yang disebut vaginal insufflations, ozon dimasukkan ke organ kewanitaan dengan dosis sesuai kasus. “Prinsipnya ozon ini berfungsi sebagai disinfektan yang bisa membunuh kuman. Tujuannya untuk mencegah masuknya kuman penyebab penyakit,” ujarnya. Dengan periode waktu tertentu pula (tergantung kasus), ozon diperlukan agar kebersihan vagina terjaga. Agar pengobatan efektif, biasanya terapi ini dikombinasi dengan obat-obatan. Namun, ozon tidak bisa digunakan untuk mengatasi penyakit seksual atau PMS. Dan yang jelas, terapi ini harus dilakukan oleh dokter yang ahli dalam hal ini. Jika tidak digunakan secara tepat, memasukkan ozon ke organ kewanitaan hanya akan menyebabkan berkembangbiaknya bakteri yang malah merugikan vagina.
4)    Penguapan hangat, Dalam ritus perawatan tubuh secara tradisional, penguapan hangat biasa digunakan untuk vagina. Meski begitu, penguapan jelas tidak efektif membunuh mikroorganisme. Penguapan ini menggunakan ramuan wewangian sehingga mengharumkan vagina, selain menghangatkan. Karena itu, selayaknya cara ini dilakukan seperti kita menggunakan parfum badan. Tidak ada alasan selain alasan kosmetik. Meski penguapan disebut sebagai salah satu cara merawat vagina, langkah ini bukan untuk mencegah penyakit, apalagi menghilangkan gangguan.
5)    Gurah vagina, meski tak sedikit yang tertarik mencobanya, gurah vagina masih diragukan efektivitasnya. Apalagi yang menanganinya jelas-jelas bukan dokter. Tindakan ini bisa membuat semua mikrooganisme yang merugikan maupun yang normal akan mati clan hilang dari vagina. Akibatnya, vagina justru berisiko terganggu.
6)    Spa vagina, Ini metode perawatan alat reproduksi wanita yang menggabungkan berbagai terapi kuno. Ada teknik pengasapan atau penguapan. Ada juga teknik pijat akupresur pada seluruh tubuh dan terutama vagina. Ada juga meditasi gerak atau semacam kegel khusus untuk vagina. Beberapa terapi tersebut cukup aman. “Terapi spa sebenarnya umum digunakan dalam perawatan kesehatan, hanya kali ini. khusus diterapkan untuk bagian vagina saja,” ungkap Hj. Worro Harry Soeharman, M.Ph, MKA, penggagas terapi V-spa.
7)    Kuras vagina, Ini adalah pengontrolan dan pembersihan vagina sampai ke mulut serta rongga rahim. Langkah ini menjadi tindakan awal agar jamur atau kuman tidak merembet ke rongga rahim atau saluran telur, yang bisa mengakibatkan kemandulan atau infeksi yang bisa memicu kanker. Wanita yang menderita keputihan hendaknya tidak menunda pengobatan. Supaya tidak repot, penderita bisa mendatangi klinik semacam Klinik Pasutri atau Pusat Pelayanan Keluarga yang memberi pelayanan, mulai dari wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, serta membersihkan vagina sampai ke rongga rahim hingga pengobatannya tuntas. Caranya, ujung vagina sampai rongga rahim diteropong dengan speculum. Dengan alat penjepit kain kasa (gaas) yang terlebih dulu direndam dalam betadin ini, tindakan “kuras” dilakukan.

Cara Perawatan Perinium Pada Waktu Masa Nifas
Perawatan luka perineum menurut APN adalah sebagai berikut:
1)    Menjaga agar perineum selalu bersih dan kering.
2)    Menghindari pemberian obat trandisional
3)    Menghindari pemakaian air panas untuk berendam.
4)    Mencuci luka dan perineum dengan air dan sabun 3-4 x sehari.
5)    Kontrol ulang maksimal seminggu setelah persalinan untuk pemeriksaan penyembuhan luka.

Waktu Perawatan Perineum
Menurut Feerer (2001), waktu perawatan perineum adalah:
  1. Saat mandi
  2. Setelah buang air kecil
  3. Setelah buang air besar

Tujuan Perawatan Luka
a.    Mencegah infeksi dari masuknya mikroorganisme ke dalam kulit dan membran mukosa
b.    Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan
c.    Mempercepat penyembuhan dan mencegah perdarahanMembersihkan luka dari benda asing atau debris

4.    Menu Sehat Ibu Nifas
Ibu nifas memerlukan nutrisi dan cairan untuk pemulihan kondisi kesehatan setelah melahirkan, cadangan tenaga serta untuk memenuhi produksi air susu. Ibu nifas dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut:
1)    Mengkonsumsi makanan tambahan, kurang lebih 500 kalori tiap hari
2)    Makan dengan diet gizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral
3)    Minum sedikitnya 3 liter setiap hari
4)    Mengkonsumsi tablet besi selama 40 hari post partum
5)    Mengkonsumsi vitamin A 200.000 intra unit

Zat-zat yang dibutuhkan ibu pasca persalinan antara lain:
1)    Protein
2)    Kalsium dan Vitamin D
3)    Magnesium
4)    Sayuran Hijau dan buah
5)    Karbohidrat Kompleks
6)    Lemak           
7)    Lemak
8)    Garam
9)    Cairan
10) Vitamin
11) Zinc
12) DHA

Kalori, Kebutuhan kalori pada masa menyusui sekitar 400-500 kalori. Wanita dewasa memerlukan 1800 kalori per hari. Sebaiknya ibu nifas jangan mengurangi kebutuhan kalori, karena akan mengganggu proses metabolisme tubuh dan menyebabkan ASI rusak.
Protein, Kebutuhan protein yang dibutuhkan adalah 3 porsi per hari. Satu protein setara dengan tiga gelas susu, dua butir telur, lima putih telur, 120 gram keju, 1 ¾ gelas yoghurt, 120-140 gram ikan/daging/unggas, 200-240 gram tahu atau 5-6 sendok selai kacang.
Kalsium dan vitamin D, Kalsium dan vitamin D berguna untuk pembentukan tulang dan gigi. Kebutuhan kalsium dan vitamin D didapat dari minum susu rendah kalori atau berjemur di pagi hari. Konsumsi kalsium pada masa menyusui meningkat menjadi 5 porsi per hari. Satu setara dengan 50-60 gram keju, satu cangkir susu krim, 160 gram ikan salmon, 120 gram ikan sarden, atau 280 gram tahu kalsium.
Magnesium, Magnesium dibutuhkan sel tubuh untuk membantu gerak otot, fungsi syaraf dan memperkuat tulang. Kebutuhan megnesium didapat pada gandum dan kacang-kacangan
Sayuran hijau dan buah, Kebutuhan yang diperlukan sedikitnya tiga porsi sehari. satu porsi setara dengan 1/8 semangka, 1/4 mangga, ¾ cangkir brokoli, ½ wortel, ¼-1/2 cangkir sayuran hijau yang telah dimasak, satu tomat.
Karbohidrat kompleks, Selama menyusui, kebutuhan karbohidrat kompleks diperlukan enam porsi per hari. Satu porsi setara dengan ½ cangkir nasi, ¼ cangkir jagung pipil, satu porsi sereal atau oat, satu iris roti dari bijian utuh, ½ kue muffin dari bijian utuh, 2-6 biskuit kering atau crackers, ½ cangkir kacang-kacangan, 2/3 cangkir kacang koro, atau 40 gram mi/pasta dari bijian utuh.
Lemak, Rata-rata kebutuhan lemak dewasa adalah 41/2 porsi lemak (14 gram perporsi) perharinya. Satu porsi lemak sama dengan 80 gram keju, tiga sendok makan kacang tanah atau kenari, empat sendok makan krim, secangkir es krim, ½ buah alpukat, dua sendok makan selai kacang, 120-140 gram daging tanpa lemak, sembilan kentang goreng, dua iris cake, satu sendok makan mayones atau mentega, atau dua sendok makan saus salad.
Garam, Selama periode nifas, hindari konsumsi garam berlebihan. Hindari makanan asin seperti kacang asin, keripik kentang atau acar.
Cairan, Konsumsi cairan sebanyak 8 gelas per hari. Minum sedikitnya 3 liter tiap hari. Kebutuhan akan cairan diperoleh dari air putih, sari buah, susu dan sup.
Vitamin, Kebutuhan vitamin selama menyusui sangat dibutuhkan. Vitamin yang diperlukan antara lain:
1)    Vitamin A yang berguna bagi kesehatan kulit, kelenjar serta mata. Vitamin A terdapat dalam telur, hati dan keju. Jumlah yang dibutuhkan adalah 1,300 mcg.
2)    Vitamin B6 membantu penyerapan protein dan meningkatkan fungsi syaraf. Asupan vitamin B6 sebanyak 2,0 mg per hari. Vitamin B6 dapat ditemui di daging, hati, padi-padian, kacang polong dan kentang.
3)    Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan, meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh. Terdapat dalam makanan berserat, kacang-kacangan, minyak nabati dan gandum.
Zinc (Seng), Berfungsi untuk kekebalan tubuh, penyembuhan luka dan pertumbuhan. Kebutuhan Zinc didapat dalam daging, telur dan gandum. Enzim dalam pencernaan dan metabolisme memerlukan seng. Kebutuhan seng setiap hari sekitar 12 mg. Sumber seng terdapat pada seafood, hati dan daging.
DHA, DHA penting untuk perkembangan daya lihat dan mental bayi. Asupan DHA berpengaruh langsung pada kandungan dalam ASI. Sumber DHA ada pada telur, otak, hati dan ikan.

5.    Pemeriksaan Nifas
6 - 8 jam setelah melahirkan
1)    Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
2)    Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan rujuk bila perdarahan berlanjut.
3)    Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
4)    Pemberian ASI awal.
5)    Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

6 (enam) hari setelah melahirkan (persalinan)
a.    Memastikan involusi uterus berjalan baik (normal) uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b.    Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.
c.    Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat.
d.    Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
e.    Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari¬hari.

(dua) minggu setelah persalinan
1)    Memastikan involusi uterus berjalan baik (normal) uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
2)    Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.
3)    Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat.
4)    Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyuIit.
5)    Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari¬ hari.

6 (enam) minggu setelah persalinan
1)    Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ibu atau bayi alami.
2)    Memberikan konseling untuk KB secara dini.

6.    Frekuensi Dan Waktu Senggama Pasca Melahirkan
1)    Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu tidak merasakan nyeri pada vagina/liang sanggama.
2)    Ada budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa Waktu tertentu, misalnya 40 hari/6 minggu setelah persalinan.
ibu menghindari hubungan seksual selama terjadinya kehamilan sampai dengan persalinan. Kelelahandan gangguan tidur aadalah keluhan yang paling sering menyebabkan terjadinya Kebutuhan informasi dan konseling tentang kehidupan seksual dan kontrasepsi merupakan salah satu pertanyaan yang banyak diajukan pada masa pasca persalinan. Ada kemungkinan besar bahwa sebagian besar penurunan libido. Kembalinya perilaku seksual sebelum kehamilan pada umumnya akan berjalan sangat lambat.
Setelah 8 minggu pasca persalinan, hanya 71% responden menyatakan telah melakukan hubungan seksual dan pada 10 minggu 90% di antara perempuan yang memiliki pasangan telah melakukan hubungan seksual. Menyusui lebih berpengaruh pada penurunan aktivitas seksual apabila dibandingkan dengan penggunaan susu formula.

7.    SENAM NIFAS
Senam nifas adalah senam yang di lakukan pada saat seorang ibu menjalani masa nifas atau masa setelah melahirkan (Idamaryanti,2009). Senam nifas adalah latihan gerak yang dilakukan secepat mungkin setelah melahirkan, supaya otot-otot yang mengalami peregangan selama kehamilan dan persalinan dapat kembali kepada kondisi normal seperti semula (Ervinasby,2008). Senam nifas dapat di mulai 6 jam setelah melahirkan dan dalam pelaksanaanya harus dilakukan secara bertahap, sistematis dan kontinyu (Alijahbana,2008).

Tujuan senam nifas
Tujuan senaam nifas di antaranya:
1)    Memperlancar terjadinya proses involusi uteri (kembalinya rahim ke bentuk semula).
2)    Mempercepat pemulihan kondisi tubuh ibu setelah melahirkan pada kondisi semula.
3)    Mencegah komplikasi yang mungkin timbul selama menjalani masa nifas.
4)    Memelihara dan memperkuat kekuatan otot perut, otot dasar panggul, serta otot pergerakan.
5)    Memperbaiki sirkulasi darah, sikap tubuh setelah hamil dan melahirkan, tonus otot pelvis, regangan otot tungkai bawah.
6)    Menghindaripembengkakan pada pergelangan kaki dan mencegah timbulnya varises.

Manfaat senam nifas
1)    Membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang mengalami trauma serta mempercepat kembalinya bagian-bagian tersebut kebentuk normal.
2)    Membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar diakibatkan kehamilan
3)    Menghasilkan manfaat psikologis menambah kemampuan menghadapi stress dan bersantai sehingga mengurangi depresi pasca persalinan.

Syarat senam nifas
Senam nifas dapat di lakukan setelah persalinan, tetapi dengan ketentuan sebagai berikut:
1)    Untuk ibu melahirkan yang sehat dan tidak ada kelainan.
2)    Senam ini dilakukan setelah 6 jam persalinan dan dilakukan di rumah sakit atau rumah bersalin, dan diulang terus di rumah.

Kerugian Bila Tidak Melakukan senam nifas
a.    Infeksi karena involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak dapat dikeluarkan.
b.    Perdarahan yang abnormal, kontraksi uterus baik sehingga resiko perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan.
c.    Trombosis vena (sumbatan vena oleh bekuan darah).
d.    Timbul
e.    varises.

Cara melakukan senam nifas
a.Latihan senam nifas
1.Hari pertama, sikap tubih terlentang dan rileks, kemudian lakukan pernafasan perut diawali dengan mengambil nafas melalui hidung dan tahan 3 detik kemudian buang melalui mulut, Lakukan 5-10 kali.
Rasional: Setelah melahirkan peredaran darah dan pernafasan belum kembali normal. Latihan pernafasan ini ditujukan untuk memperlancar peredaran darah dan pernafasan. Seluruh organ-organ tubuh akan teroksigenasi dengan baik sehingga hal ini juga akan membantu proses pemulihan tubuh.

2.Hari kedua, sikap tubuh terlentang, Kedua tangan dibuka lebar hingga sejajar dengan bahu kemudian pertemukan kedua tangan tersebut tepat di atas muka. Lakukan 5-10 kali.
Rasional: Latihan ini di tujukan untuk memulihakan dan menguatkan kembali otot-otot lengan.

3.Hari ketiga, sikap tubuh terlentang, kedua kaki agak dibengkokkan sehingga kedua telapak kaki berada dibawah. Lalu angkat pantat ibu dan tahan hingga hitungan ketiga lalu turunkan pantat keposisi semula. Ulangi 5-10 kali.
Rasional: Latihan ini di tujukan untuk menguatkan kembali otot-otot daar panggul yang sebelumnya otot-otot ini bekerja dengan keras selama kehamilan dan persalinan.

4.Hari keempat, tidur terlentang dan kaki ditekuk ± 45°, kemudian salah satu tangan memegang perut setelah itu angkat tubuh ibu ± 45° dan tahan hingga hitungan ketiga.
Rasional: Latihan ini di tujukan untuk memulihakan dan menguatkan kembali otot-otot punggung.

5.Hari kelima, tidur terlentang, salah satu kaki ditekuk ± 45°, kemudian angkat tubuh dan tangan yang berseberangan dengan kaki yang ditekuk usahakan tangan menyentuh lutut. Gerakan ini dilakukan secara bergantian hingga 5 kali.
Rasional: Latihan ini bertujuan untuk elatih sekaligus otot-otot tubuh diantaranya otot-otot punggung, otot-otot bagian perut, dan otot-otot paha.

6.Hari keenam, Sikap tubuh terlentang kemudian tarik kaki sehingga paha membentuk 90° lakukan secara bergantian hingga 5 kali.
Rasional: Latihan ini ditujukan untuk menguatkan otot-otot di kaki yang selama kehamilan menyangga beban yang berat. Selain itu untuk memperlancar sirkulasi di daerah kaki sehingga mengurangi resiko edema kaki.

GAMBAR SENAM NIFAS
1.Berbaring dengan lutut di tekuk. Tempatkan tangan diatas perut di bawah area iga-iga. Napas dalam dan lambat melalui hidung dan kemudian keluarkan melalui mulut, kencangkan dinding abdomen untuk membantu mengosongkan paru-paru

2.Berbaring telentang, lengan dikeataskan diatas kepala, telapak terbuka keatas. Kendurkan lengan kiri sedikit dan regangkan lengan kanan. Pada waktu yang bersamaaan rilekskan kaki kiri dan regangkan kaki kanan sehingga ada regangan penuh pada seluruh bagian kanan tubuh

3.Kontraksi vagina. Berbaring telentang. Kedua kaki sedikit diregangkan. Tarik dasar panggul, tahan selama tiga detik dan kemudian rileks

4.Memiringkan panggul. Berbaring, lutut ditekuk. Kontraksikan/kencangkan otot-otot perut sampai tulang punggung mendatar dan kencangkan otot-otot bokong tahan 3 detik kemudian rileks

5.Berbaring telentang, lutut ditekuk, lengan dijulurkan ke lutut. Angkat kepala dan bahu kira-kira 45 derajat, tahan 3 detik dan rilekskan dengan perlahan.

6.Posisi yang sama seperti diatas. Tempatkan lengan lurus di bagian luar lutut kiri

7.Tidur telentang, kedua lengan di bawah kepala dan kedua kaki diluruskan. angkat kedua kaki sehingga pinggul dan lutut mendekati badan semaksimal mungkin. Lalu luruskan dan angkat kaki kiri dan kanan vertical dan perlahan-lahan turunkan kembali ke lantai

8.Tidur telentang dengan kaki terangkat ke atas, dengan jalan meletakkan kursi di ujung kasur, badan agak melengkung dengan letak pada dan kaki bawah lebih atas. Lakukan gerakan pada jari-jari kaki seperti mencakar dan meregangkan. Lakukan ini selama setengah menit

9.Gerakan ujung kaki secara teratur seperti lingkaran dari luar ke dalam dan dari dalam keluar. Lakukan gerakan ini selama setengah menit.

10.Lakukan gerakan telapak kaki kiri dan kanan ke atas dan ke bawah seperti gerakan menggergaji. Lakukan selama setengah menit

11.Tidur telentang kedua tangan bebas bergerak. Lakukan gerakan dimana lutut mendekati badan, bergantian kaki kiri dan kaki kanan, sedangkan tangan memegang ujung kaki, dan urutlah mulai dari ujung kaki sampai batas betis, lutut dan paha. Lakukan gerakan ini 8 sampai 10 setiap hari

12.Berbaring telentang, kaki terangkan ke atas, kedua tangan di bawah kepala. Jepitlah bantal diantara kedua kakidan tekanlah sekuat-kkuatnya. Pada waktu bersamaan angkatlah pantat dari kasur dengan melengkungkan badan. Lakukan sebanyak 4 sampai 6 kali selama setengah menit

13.Tidur telentang, kaki terangkat ke atas, kedua lengan di samping badan. kaki kanan disilangkan di atas kaki kiri dan tekan yang kuat. Pada saat yang sama tegangkan kaki dan kendorkan lagi perlahan-lahan dalam gerakan selama 4 detik. Lakukanlah ini 4 sampai 6 kali selama setengah menit



DAFTAR PUSTAKA

1.    (http://therizkikeperawatan.blogspot.com/2009/03/askeb.html)
2.    Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 97-115).
3.    Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 71-76).
4.    Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 101-118).
5.    blogs.unpad.ac.id/lidyasuhana/files/2010/04/Kebutuhan-dasar-ibu-nifas-PTM-6.pdf diunduh tgl 21 okt.2010,10.11 AM
6.    bidankusholihah.blogspot.com/2009/04/kebutuhan-dasar-ibu-nifas-dan-menyusui.html diunduh tgl 21 okt.2010,10.13 AM
7.    tutorialkuliah.blogspot.com/2009/05/kebutuhan-dasar-ibu-nifas.html diunduh tgl 21 okt.2010,10.14 AM

1 komentar: