Minggu, 07 April 2013

SEKILAS TENTANG BLEFARITIS

Dr. Suparyanto, M.Kes


SEKILAS TENTANG BLEFARITIS

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Saat ini banyak sekali masyarakat yang tidak peduli akan kesehatan dirinya. Sehingga
memunculkan masalah-masalah kesehatan terutama gangguan pada indra penglihatan, salah satunya adalah bagian kelopak mata. Biasanya masyarakat menganggap remeh penyakit ini karena mereka beranggapan bahwa penyakit ini akan segera hilang. Padahal bila tidak ditangani dengan serius maka akan muncul berbagai komplikasi dari penyakit ini seperti blefaritis salah satunya. Selain itu, penyakit ini juga dapat mengganggu pencitraan dirinya. Disinilah peran tenaga medis sangat dibutuhkan bagi masyarakat sebagai upaya memperbaiki tingkat kesehatan masyarakat.

Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi pada kelopak
merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. Radang bertukak atau tidak pada tepi kelopak bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis ditandai dengan pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit.

 Terdapat 2 jenis blefaritis, yaitu :
1.    Blefaritis anterior : mengenai kelopak mata bagian luar depan (tempat melekatnya bulu mata). Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus dan seborrheik. Blefaritis stafilokok dapat disebabkan infeksi dengan Staphylococcus aureus, yang sering ulseratif, atau Staphylococcus epidermidis atau stafilokok koagulase-negatif. Blefaritis seboroik(non-ulseratif) umumnya bersamaan dengan adanya Pityrosporum ovale.
2.    Blefaritis posterior : mengenai kelopak mata bagian dalam (bagian kelopak mata yang lembab, yang bersentuhan dengan mata). Penyebabnya adalah kelainan pada kelenjar minyak. Dua penyakit kulit yang bisa menyebabkan blefaritis posterior adalah rosasea dan ketombe pada kulit kepala (dermatitis seboreik).

Blefaritis dapat disebabkan infeksi dan alergi yang biasanya berjalan kronis atau menahun. Blefaritis alergi dapat terjadi akibat debu, asap, bahan kimia, iritatif, dan bahan kosmetik. Infeksi kelopak dapat disebabkan kuman streptococcus alfa atau beta, pneumococcus, dan pseudomonas. Di kenal bentuk blefaritis skuamosa, blefaritis ulseratif, dan blefaritis angularis.

Gejala umum pada blefaritis adalah kelopak mata merah, bengkak, sakit, eksudat lengket dan epiforia. Blefaritis sering disertai dengan konjungtivitis dan keratitis.
Biasanya blefaritis sebelum diobati dibersihkan dengan garam fisiologik hangat, dan kemudian diberikan antibiotik yang sesuia.

Penyulit blefaritis yang dapat timbul adalah konjungtivitis, keratitis, hordeolum, kalazoin, dan madarosis.

2. Tujuan Penulisan
1.    Mengetahui pengertian blefaritis
2.    Mampu menyebutkan penyebab terjadinya blefaritis
3.    Mampu menyebutkan bagaimana tanda dan gejala dari  penyakit blefaritis
4.    Mengetahui cara menghindari atau memberantas penyakit blefaritis
5.    Pasien dan keluarga dapat mengetahui pengobatan dari penyakit blefaritis


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Faktor Agent
Peradangan kelopak Mata atau lebih dikenal dengan nama Blefaritis adalah salah satu penyakit mata yang harus diwaspadai. Penyakit ini disebabkan kelenjar minyak di pangkal bulu mata mengalami kerusakan sehingga menyebabkan gatal di kelopak mata, iritasi, bahkan sampai peradangan. Kalau efek ini dibiarkan makan akan menjadi Blefaritis.

Meskipun Blefaritis tidak menimbulkan kerusakan permanen pada mata, tetapi sangat mengganggu aktifitas penglihatan kita.

Gejala dari Penyakit Blefarits sbb :          
1.    Kelopak mata sering berminyak.
2.    Terasa gatal pada kelopak mata Mata
3.    Terasa terbakar pada Mata
4.    Mata terlihat merah
5.    Mata sering berair
6.    Mata bengkak di kelopak Mata
7.    Bulu mata kotor saat bangun tidur
8.    Sangat sensitif pada cahaya
9.    Mengalami pengelupasan kulit di sekitar mata
10. Bulu Mata Rontok
11. Bulu Mata tidak normal dan arahnya tidak teratur

Penyebab Utama terjadinya Blefaritis ( Peradangan kelopak Mata )
1.    Terinfeksi oleh Bakteri
2.    Kelenjar Mata Rusak
3.    Ketombe dari kulit kepala ke alis
4.    Rosacea
5.    Alergi terhadap sesuatu misal obat mata, lensa mata

2. Faktor Host
Blefaritis terjadi karena host yang tidak menjaga perilaku gaya hidupnya ataupun personal hygiene yang kurang terjaga.

3. Faktor Environment
Blefaritis dapat menular melalui iklim yaitu udara dan dapat melalui pandangan mata antar seseorang yang sebelumnya sudah menderita penyakit  blefaritis.

4. Portal Entry and Exit
Portal of Entry: Pintu masuknya Agent kedalam Host, Kulit, udara, cairan air mata
Portal of Exit: Pintu keluarnya Agent dari Host, Kulit, udara, cairan mata

5. Transmisi
Terjadinya blefaritis karena adanya kontak melalui udara, kulit, dan makluk hidup (manusia). Radang bertukak atau tidak pada tepi kelopak bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis ditandai dengan pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit.

BAB III PEMBAHASAN

1. Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan :
1.    Menghindari tempat yang berdebu
2.    Tidak mengusap mata terlalu sering
3.    Menjaga kebersihan mata
4.    Menghindari pandangan mata terhadap layar monitor yang terlalu terang
5.    Menghindari bepergian jarak jauh diwaktu malam hari

3.2 Penatalaksanaan

Pengobatan Blefaritis :
1.    Bersihkan dengan garam fisiologis hangat kemudian diberikan antibiotik yang sesuai. Pada blepharitis sering diperlukan kompres hangat. Pada infeksi ringan diberi antibiotik lokal sekali sehari pada kelopak dan kompres basah dengan asam borat. Bila terjadi blepharitis menahun, maka dilakukan penekanan manual kelenjar Meibom untuk mengeluarkan nanah.
2.    Pada blepharitis seroboik, kelopak harus dibersihkan dengan kapas lidi hangat, soda bikarbonat, atau nitras argentin 1%. Dapat digunakan salepsulfonamid untuk aksi ketoritiknya. Kompres hangat selam 5-10 menit, tekan kelenjar Meibom dan bersihkan dengan sampo bayi. Diberikan juga antibiotik lokal, prednisolon 0,125% dua kali sehari, dan antibiotik sistemik, tetrasiklin 2 x 250 mg atau sesuai dengan hasil kultur.
3.    Pengobatan pada infeksi virus bersifat simtomatik, antibiotik diberikan bila terdapat infeksi sekunder.
4.    Bila disebabkan jamur, infeksi superfisial diobati dengan griseofulvin 0,5-1 gram sehari dengan dosis tunggal atau dibagi dan diteruskan sampai 1-2 minggu setelah gejala menurun. Bila disebabkan kandida diberikan nistatin topikal 100.000 unit per gram.
5.    Pada infeksi jamur sistemik, diobati dengan sulfonamid, penisilin, atau antibiotikspektrum luas. Amfoterisin B diberikan untuk histoplasmosis, sporotrikosis, aspergilosis, dan lainnya, dimulai dengan 0,05-0,1 mg/kg Bb secara intravena lambat selama 6-8 jam dalam dekstrosa 5%. Dosis dinaikkan sampai 1 mg/kg BB, namun total tidak boleh dari 2 gram. Pengobatan diberikan setiap hari selama 2-3 minggu atau sampai gejala berkurang. Hati-hati karena toksik terhadap ginjal.
6.    Pada blepharitis akibat alergi dapat diberikan steroid lokal atau sistemik, namun harus dicegah pemakaian lama. Untuk mengurangi gatal, berikan antihistamin.

BAB IV PENUTUP

1. Kesimpulan
Blefaritis adalah radang  pada kelopak mata. Radang yang sering mengenai bagian kelopak mata dan tepi kelopak mata. Pada beberapa kasus disertai tukak atau tidak pada tepi kelopak mata. bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis ditandai dengan pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit.

Biasanya orang sering menganggap kelelahan pada mata, atau mata yang berpasir, dan terasa silau dan tidak nyaman bila terkena sinar matahari atau pada saat berada pada lingkungan yang berasap, memberikan gambaran berupa mata merah, dan seperti ada benda asing di dalam mata. Selain itu, blefaritis juga dapat mengganggu pencitraan diri pasien. Penatalaksanaan pada pasien meliputi pemberian antibiotik (jenis salep lebih dipertimbangkan), pemberian kortikosteroid (dalam pengawasan) dan mengistirahatkan mata.

2. Saran
Dengan pembuatan makalah ini diharapkan mahasiswa lain lebih gampang mempelajari terapan ilmu kebidanan khususnya pada system persepsi sensori penyakit Blefaritis.

Dengan pembuatan makalah ini, diharapkan para pembaca akan lebih memahami mengenai penyakit pada mata khususnya penyakit Blefaritis. Sehingga diharapkan kita dapat lebih menjaga kebersihan diri kita khususnya mata, agar mata kita dapat terhindar dari penyakit mata.

REFERENSI
1.    http://catatankecil-elita.blogspot.com/2011/10/trikiasis.html
2.    Barbara C. Long. 1996. Perawatan Medikal Bedah 2. Padjajaran Bandung; Bandung.
3.    Istiqomah, dkk. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Mata. EGC; Jakarta.
4.    Radjamin, Tamin. 1984. Ilmu Penyakit Mata. Airlangga University : Surabaya
5.    http://kesehatan-mata-kita.blogspot.com/2012/03/penyebab-dan-cara-menyembuhkan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar