SEKILAS
TENTANG BLEFARITIS
BAB
I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Saat
ini banyak sekali masyarakat yang tidak peduli akan kesehatan dirinya. Sehingga
memunculkan
masalah-masalah kesehatan terutama gangguan pada indra penglihatan, salah satunya
adalah bagian kelopak mata. Biasanya masyarakat menganggap remeh penyakit ini karena
mereka beranggapan bahwa penyakit ini akan segera hilang. Padahal bila tidak
ditangani dengan serius maka akan muncul berbagai komplikasi dari penyakit ini
seperti blefaritis salah satunya. Selain itu, penyakit ini juga dapat
mengganggu pencitraan dirinya. Disinilah peran tenaga medis sangat dibutuhkan
bagi masyarakat sebagai upaya memperbaiki tingkat kesehatan masyarakat.
Blefaritis
adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi pada kelopak
merupakan
radang kelopak dan tepi kelopak. Radang bertukak atau tidak pada tepi kelopak bisanya
melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis ditandai dengan pembentukan
minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang merupakan
lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di
kulit.
Terdapat 2 jenis blefaritis, yaitu :
1.
Blefaritis
anterior : mengenai kelopak mata bagian luar depan (tempat melekatnya bulu
mata). Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus dan seborrheik. Blefaritis
stafilokok dapat disebabkan infeksi dengan Staphylococcus aureus, yang sering
ulseratif, atau Staphylococcus epidermidis atau stafilokok koagulase-negatif.
Blefaritis seboroik(non-ulseratif) umumnya bersamaan dengan adanya Pityrosporum
ovale.
2.
Blefaritis
posterior : mengenai kelopak mata bagian dalam (bagian kelopak mata yang
lembab, yang bersentuhan dengan mata). Penyebabnya adalah kelainan pada
kelenjar minyak. Dua penyakit kulit yang bisa menyebabkan blefaritis posterior
adalah rosasea dan ketombe pada kulit kepala (dermatitis seboreik).
Blefaritis
dapat disebabkan infeksi dan alergi yang biasanya berjalan kronis atau menahun.
Blefaritis alergi dapat terjadi akibat debu, asap, bahan kimia, iritatif, dan
bahan kosmetik. Infeksi kelopak dapat disebabkan kuman streptococcus alfa atau
beta, pneumococcus, dan pseudomonas. Di kenal bentuk blefaritis skuamosa,
blefaritis ulseratif, dan blefaritis angularis.
Gejala
umum pada blefaritis adalah kelopak mata merah, bengkak, sakit, eksudat lengket
dan epiforia. Blefaritis sering disertai dengan konjungtivitis dan keratitis.
Biasanya
blefaritis sebelum diobati dibersihkan dengan garam fisiologik hangat, dan
kemudian diberikan antibiotik yang sesuia.
Penyulit
blefaritis yang dapat timbul adalah konjungtivitis, keratitis, hordeolum,
kalazoin, dan madarosis.
2.
Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui
pengertian blefaritis
2.
Mampu
menyebutkan penyebab terjadinya blefaritis
3.
Mampu
menyebutkan bagaimana tanda dan gejala dari
penyakit blefaritis
4.
Mengetahui
cara menghindari atau memberantas penyakit blefaritis
5.
Pasien
dan keluarga dapat mengetahui pengobatan dari penyakit blefaritis
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
1.
Faktor Agent
Peradangan
kelopak Mata atau lebih dikenal dengan nama Blefaritis adalah salah satu
penyakit mata yang harus diwaspadai. Penyakit ini disebabkan kelenjar minyak di
pangkal bulu mata mengalami kerusakan sehingga menyebabkan gatal di kelopak
mata, iritasi, bahkan sampai peradangan. Kalau efek ini dibiarkan makan akan
menjadi Blefaritis.
Meskipun
Blefaritis tidak menimbulkan kerusakan permanen pada mata, tetapi sangat
mengganggu aktifitas penglihatan kita.
Gejala
dari Penyakit Blefarits sbb :
1.
Kelopak
mata sering berminyak.
2.
Terasa
gatal pada kelopak mata Mata
3.
Terasa
terbakar pada Mata
4.
Mata
terlihat merah
5.
Mata
sering berair
6.
Mata
bengkak di kelopak Mata
7.
Bulu
mata kotor saat bangun tidur
8.
Sangat
sensitif pada cahaya
9.
Mengalami
pengelupasan kulit di sekitar mata
10. Bulu Mata Rontok
11. Bulu Mata tidak
normal dan arahnya tidak teratur
Penyebab
Utama terjadinya Blefaritis ( Peradangan kelopak Mata )
1.
Terinfeksi
oleh Bakteri
2.
Kelenjar
Mata Rusak
3.
Ketombe
dari kulit kepala ke alis
4.
Rosacea
5.
Alergi
terhadap sesuatu misal obat mata, lensa mata
2.
Faktor Host
Blefaritis
terjadi karena host yang tidak menjaga perilaku gaya hidupnya ataupun personal
hygiene yang kurang terjaga.
3.
Faktor Environment
Blefaritis
dapat menular melalui iklim yaitu udara dan dapat melalui pandangan mata antar
seseorang yang sebelumnya sudah menderita penyakit blefaritis.
4.
Portal Entry and Exit
Portal
of Entry: Pintu masuknya Agent kedalam Host, Kulit, udara, cairan air mata
Portal
of Exit: Pintu keluarnya Agent dari Host, Kulit, udara, cairan mata
5.
Transmisi
Terjadinya
blefaritis karena adanya kontak melalui udara, kulit, dan makluk hidup
(manusia). Radang bertukak atau tidak pada tepi kelopak bisanya melibatkan
folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis ditandai dengan pembentukan minyak
berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang merupakan lingkungan
yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit.
BAB
III PEMBAHASAN
1.
Pencegahan
Pencegahan
yang dapat dilakukan :
1.
Menghindari
tempat yang berdebu
2.
Tidak
mengusap mata terlalu sering
3.
Menjaga
kebersihan mata
4.
Menghindari
pandangan mata terhadap layar monitor yang terlalu terang
5.
Menghindari
bepergian jarak jauh diwaktu malam hari
3.2
Penatalaksanaan
Pengobatan
Blefaritis :
1.
Bersihkan
dengan garam fisiologis hangat kemudian diberikan antibiotik yang sesuai. Pada
blepharitis sering diperlukan kompres hangat. Pada infeksi ringan diberi
antibiotik lokal sekali sehari pada kelopak dan kompres basah dengan asam
borat. Bila terjadi blepharitis menahun, maka dilakukan penekanan manual
kelenjar Meibom untuk mengeluarkan nanah.
2.
Pada
blepharitis seroboik, kelopak harus dibersihkan dengan kapas lidi hangat, soda
bikarbonat, atau nitras argentin 1%. Dapat digunakan salepsulfonamid untuk aksi
ketoritiknya. Kompres hangat selam 5-10 menit, tekan kelenjar Meibom dan
bersihkan dengan sampo bayi. Diberikan juga antibiotik lokal, prednisolon
0,125% dua kali sehari, dan antibiotik sistemik, tetrasiklin 2 x 250 mg atau
sesuai dengan hasil kultur.
3.
Pengobatan
pada infeksi virus bersifat simtomatik, antibiotik diberikan bila terdapat
infeksi sekunder.
4.
Bila
disebabkan jamur, infeksi superfisial diobati dengan griseofulvin 0,5-1 gram
sehari dengan dosis tunggal atau dibagi dan diteruskan sampai 1-2 minggu
setelah gejala menurun. Bila disebabkan kandida diberikan nistatin topikal
100.000 unit per gram.
5.
Pada
infeksi jamur sistemik, diobati dengan sulfonamid, penisilin, atau
antibiotikspektrum luas. Amfoterisin B diberikan untuk histoplasmosis,
sporotrikosis, aspergilosis, dan lainnya, dimulai dengan 0,05-0,1 mg/kg Bb
secara intravena lambat selama 6-8 jam dalam dekstrosa 5%. Dosis dinaikkan
sampai 1 mg/kg BB, namun total tidak boleh dari 2 gram. Pengobatan diberikan
setiap hari selama 2-3 minggu atau sampai gejala berkurang. Hati-hati karena
toksik terhadap ginjal.
6.
Pada
blepharitis akibat alergi dapat diberikan steroid lokal atau sistemik, namun
harus dicegah pemakaian lama. Untuk mengurangi gatal, berikan antihistamin.
BAB
IV PENUTUP
1.
Kesimpulan
Blefaritis
adalah radang pada kelopak mata. Radang
yang sering mengenai bagian kelopak mata dan tepi kelopak mata. Pada beberapa kasus
disertai tukak atau tidak pada tepi kelopak mata. bisanya melibatkan folikel
dan kelenjar rambut. Blefaritis ditandai dengan pembentukan minyak berlebihan
di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai
oleh bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit.
Biasanya
orang sering menganggap kelelahan pada mata, atau mata yang berpasir, dan
terasa silau dan tidak nyaman bila terkena sinar matahari atau pada saat berada
pada lingkungan yang berasap, memberikan gambaran berupa mata merah, dan
seperti ada benda asing di dalam mata. Selain itu, blefaritis juga dapat
mengganggu pencitraan diri pasien. Penatalaksanaan pada pasien meliputi
pemberian antibiotik (jenis salep lebih dipertimbangkan), pemberian
kortikosteroid (dalam pengawasan) dan mengistirahatkan mata.
2.
Saran
Dengan
pembuatan makalah ini diharapkan mahasiswa lain lebih gampang mempelajari
terapan ilmu kebidanan khususnya pada system persepsi sensori penyakit
Blefaritis.
Dengan
pembuatan makalah ini, diharapkan para pembaca akan lebih memahami mengenai
penyakit pada mata khususnya penyakit Blefaritis. Sehingga diharapkan kita
dapat lebih menjaga kebersihan diri kita khususnya mata, agar mata kita dapat
terhindar dari penyakit mata.
REFERENSI
1.
http://catatankecil-elita.blogspot.com/2011/10/trikiasis.html
2.
Barbara
C. Long. 1996. Perawatan Medikal Bedah 2. Padjajaran Bandung; Bandung.
3.
Istiqomah,
dkk. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Mata. EGC; Jakarta.
4.
Radjamin,
Tamin. 1984. Ilmu Penyakit Mata. Airlangga University : Surabaya
5.
http://kesehatan-mata-kita.blogspot.com/2012/03/penyebab-dan-cara-menyembuhkan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar