Selasa, 16 April 2013

SEKILAS TENTANG DEMAM TYPHOID

Dr. Suparyanto, M.Kes

SEKILAS TENTANG DEMAM TYPHOID

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Demam tifoid terdapat di seluruh dunia dan penyebarannya tidak tergantung pada iklim, tetapi lebih banyak dijumpai di Negara-negara sedang berkembang di daerah tropis. Hal ini disebabkan karena penyediaan air bersih, sanitasi lingkungan dan kebersihan individu yang kurang baik. Di Indonesia demam tifoid jarang dijumpai secara epidemik, tetapi lebih sering bersifat seporadis, terpencar-pencar di suatu daerah, dan jarang menimbulkan lebih dari satu kasus pada orang-orang serumah. Demam tifoid dapat di temukan sepanjang tahun. Insiden tertinggi didapatkan pada anak-anak dan tidak ada perbedaan yang nyata anatra insidensi demam tifoid pada wanita dan pria.

Tifoid Apdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran cerna dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran. Gejala kilnis pada anak biasanya lebih ringan jika dibandingkan dengan penderita dewasa. Masa tunas rata-rata 10 sampai 20 hari. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodroma, yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat. Relaps dapat terjadi pada minggu ke-2 setelah suhu badan normal kembali. Komlikasi pada usus halus jarang terjadi,akan tetapi sering fatal, yaitu perdarahan usus, perforasi usus dan peritonitis. Komlikasi diluar usus dapat terjadi oleh karena lokalisasi peradangan akibat sepsis, terjadinya infeksi sekunder, masukan makanan yang kurang atau suhu tubuh yang tinggi.

1.2. Tujuan
Secara umum makalah ini memiliki tujuan jangka panjang yang ditujukan pada masyarakat agar lebih mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan thipoid, atau yang banyak dikenal dengan demam tipoid.
           
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Typhoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi salmonella Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella. ( Bruner and Sudart, 1994).

Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit ini adalah Typhoid dan paratyphoid abdominalis, ( Syaifullah Noer, 1996 ).

Typhoid adalah penyakit infeksi pada usus halus, typhoid disebut juga paratyphoid fever, enteric fever, typhus dan para typhus abdominalis (.Seoparman, 1996).

Typhoid adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik yang disebabkan oleh salmonella typhosa, salmonella type A.B.C. penularan terjadi secara pecal, oral melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi (Mansoer Orief.M. 1999)

Dari beberapa pengertian diatasis dapat disimpulkan sebagai berikut, Typhoid adalah suatu penyakit infeksi usus halus yang disebabkan oleh salmonella type A. B dan C yang dapat menular melalui oral, fecal, makanan dan minuman yang terkontaminasi.

2.2 Etiologi
1.    Salmonella thyposa, basil gram negative yang bergerak dengan bulu getar, tidak bersepora mempunyai sekurang-kurangnya tiga macam antigen yaitu: antigenO (somatic, terdiridarizatkomplekliopolisakarida); antigen H(flagella); antigen V1 dan protein membrane hialin.
2.    Salmonella parathypi A
3.    Salmonella parathypi B
4.    Salmonella parathypi C
5.    Faces dan Urin dari penderita thypus (RahmadJuwono, 1996).

2.3Patofisiologi
Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan 5F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat), dan melalui Feses.

Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman salmonella thypi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat. Apabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk ke dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid.

Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial. Sel-sel retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung empedu.

Semula disangka demam dan gejala toksemia pada typhoid disebabkan oleh endotoksemia. Tetapi berdasarkan penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksemia bukan merupakan penyebab utama demam pada typhoid. Endotoksemia berperan pada patogenesis typhoid, karena membantu proses inflamasi lokal pada usus halus. Demam disebabkan karena salmonella thypi dan endotoksinnya merangsang sintetis dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang.

2.4 Faktor Agent
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella thypi dan salmonella parathypi A,B,C.

2.5 Faktor Host
Penyakit typhoid merupakan penyakit yang dapat menyerang organ pencernaan, dan semua umur dapat terkena penyakit ini
Beberapa faktor yang mudah terjangkit penyakit typhoid :
1)    Penderita  penyakit maag
2)    Kesehatanseseorang menurun
3)    Personal hygiene yang kurangbersih
4)    Kurangnya akan kebersihan lingkungan
5)    BAB di sembarang tempat
6)    Memakan makanan yang di hinggapi lalat yang membawa kuman salmonella thypi

2.6  Faktor Environment 
1)    Kurangnya kebersihan lingkungan
2)    Tidak adanya jamban di rumah sehingga BAB di sembarang tempat
3)    Personal hygiene yang kurangbenar

2.7  Port Of Entry and Exit
Adapun cara kuman salmonela thypi ini masuk ke dalam tubuh manusia :
1)    Mulut
2)    Fecal
3)    Alirandarah

Penularan typhoid melalui yang dikenal dengan 5F yaitu Food (makanan), Fingers (jaritangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat), danmelaluiFeses.

2.8 Transmisi
Penularan penyakit typhoid yang disebabkan salmonella thypi melalui
1)    Tanah yang tercemar oleh kotoran manusia
2)    Makhluk hidup (lalat)
3)    Aliran darah
4)    Sanitasi air

BAB III EMBAHASAN

3.1 Pencegahan
Pencegahan typhoid dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan lingkungan, tidak BAB di sembarang tempat, mencuci tangan sebelum makan atau melakukan kebersihan diri secara baik dan benar, mengatur pola makan yaitu dengan cara makan tepat waktu sehingga tidak menyebabkan peradangan pada usus halus yang berakibat pada penyakit maag, membuang makanan yang sudah tidak dimakan.

3.2  Pemberantasan
1)    Penanggulangan penyakit typhoid dapat dilakukan dengan cara :
2)    Pembuatan WC disetiap rumah warga
3)    Membersihkan lingkungan agar terhindar dari lalat

3.3  Penatalaksanaan
Menurut Copstead, et al (2000: 170) “Pilihan pengobatan mengatasi kuman Salmonella typhi yaitu ceftriaxone, ciprofloxacin, danofloxacin. Sedangkan alternatif lainya itu trimetroprin, sulfametoksazol, ampicilin dan cloramphenicol”.
Pengobatan demam typoid terdiri atas 3 bagian, yaitu:

1. Perawatan
Pasien demam typoid perlu dirawat di Rumah Sakit untuk isolasi, observasi dan pengobatan. Pasien harus tirah baring absolut sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih selama 14 hari. Maksud tirah baring adalah untuk mencegah perdarahan usus. Mobilisasi pasien dilakukan secara bertahap, sesuai dengan pulihnya kekuatan pasien.

2.Diet
Di masa lampau, pasien demam typoid diberi bubur saring, kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi sesuai dengan tingkat kesembuhan pasien. Pemberian bubur saring tersebut dimaksudkan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus atau perforasi usus, karena ada pendapat bahwa usus perlu di istirahatkan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan padat dini, yaitu nasi dengan lauk pauk rendah selulosa (pantang sayuran dengan selai kasar) dapat diberikan dengan aman pada pasien demam typoid.

3.Obat
a.Kloramfenikol
Dosis hari pertama 4 kali 250 mg, hari kedua 4 kali 500 mg, di berikan selama demam dilanjutkan sampai 2 hari bebas demam, kemudian dosis diturunkan menjadi 4 kali 250 mg selama 5 hari kemudian.

b.Tiamfenikol
Dosis dan efektifitas tiamfenikol pada demam typoid sama dengan kloramfenikol. Komplikasi hematologis pada penggunaan tiamfenikol lebih jarang dari pada kloramfenikol. Dengan tiamfenikol demam pada demam typoid turun setelah rata-rata 5-6 hari.

c.Ampicillin dan amoxilin
Efektifitas keduanya lebih kecil dibandingkan dengan kloramfenikol. Indikasi mutlak penggunaannya adalah klien demam typoid dengan leukopenia.Dosis 75-150 mg/kg berat badan, digunakan sampai 7 hari bebas demam.

d.Kontrimoksazol (kombinasi trimetroprin dan sulfametaksazol)
Efektifitasnya kurang lebih sama dengan kloramfenikol.
Dosis untuk orang dewasa 2 kali 2 tablet sehari digunakan sampai 7 hari bebas demam turun setelah 5-6 hari.

e.Sepalosporin generasi ketiga. Beberapa uji klinis menunjukkan bahwa sepalosporin generasi ketiga antara lain sefoperazon, cefriaxone, cefotaxim efektif untuk demam typoid.

f.Fluorokinolon
Fluorokinolon efektif untuk demam typoid, tetapi dosis dan lama pemberian yang optimal belum diketahui dengan pasti

Selain dengan pemberian antibiotik, penderita demam typoid jugaobat-obatsimtomatikantara lain
1.Antipiretika
Tidak perlu diberikan secara rutin setiap klien demam typoid karena tidak berguna.
2.Kortikosteroid
Klien yang toksit dapat diberikan kortikosteroid oral atau parenteral dalam pengobatan selama 5 hari. Hasilnya biasanya sangat memuaskan, kesadaran klien menjadi baik, suhu badan cepat turun sampai normal, tetapi kortikosteroid tidak boleh diberikan tanpa indikasi, karena dapat menyebabkan perdarahan intestinal dan relaps”. (Sjaifoellah)


BAB IV   PENUTUP

4.1  Kesimpulan
Tifoid Apdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran  cerna dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran
Tifoid Apdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran cerna dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran.

4.2 Kritik dan saran
Sebagai petugas kesehatan harus mampu mengenali tanda dan gejala penyakit typhoid yang disebabkan oleh salmonella thypi sehinnga dapat mencegah dan memberikan pengobatan pada penyakit typhoid dan Indonesia mampu mewujudkan program Indonesia sehat tahun 2015 Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penysun dan pembaca. Kritik dan saran kami tunggu untuk pembelajaran ke depan yang lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA
1)    Mansjoer, A, KapitaSelektaKedokteran, Edisi IV EGC, Jakarta, 2000.
2)    Nelson, IlmuKesehatanAnak, Edisi XII EGC, Jakarta.StafPengajar IKA, Ilmu
3)    Kedokteran Anak, BukuKuliah II FKUI, Jakarta, 1995
4)    Rahmad Juwono, 1996, IlmuPenyakitDalam.Edisi 3, FKUI, Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar