Jumat, 03 Mei 2013

SEKILAS TENTANG PENYAKIT ANTHRAX

Dr. Suparyanto, M.Kes


SEKILAS TENTANG PENYAKIT ANTHRAX

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis yang memiliki curah hujan yang tinggi.Curah hujan yang tinggi menyebabkan genangan air dimana-mana dan juga sering menyebabkan banjir. Itulah yang menyebabkan bakteri-bakteri penyebab anthrax dapat berkembang biak dan menyebar dengan sangat mudah di Indonesia .
           
Anthrax adalah penyakit hewan yang dapat menular ke manusia dan bersifat akut.Penyakit ini umumnya menyerang ternak domestik, seperti domba, kambing dan sapi.Tetapi manusia juga dapat terinfeksi karena mengkonsumsi daging yang sudah terkena bakteri, adanya kontak sembrono dengan hewan yang sedang sakit anthrax atau terkena tanah yang tercemar bakteri. Bakteri anthrax bisa masuk ke dalam tubuh melalui kulit, paru-paru atau saluran pencernaan. Gejala umum serangan anthrax pada manusia berupa mengalami halusinasi buruk dan pernapasannya terganggu , juga bisul berwarna hitam kemerahan yang apabila pecah akan menimbulkan luka dan meninggalkan cacat.
           
Penyebab Anthrax adalah bakteri Bacillus anthracis. Bakteri ini bersifat aerob, memerlukan oksigen untuk hidup. Bakteri ini berbentuk spora bertangkai dan suka hidup serta berkembang biak di dalam tanah. Keluarnya bakteri tersebut bisa terjadi di musim kemarau panjang, karena ternak suka menarik rerumputan kering hingga keakar-akarnya. Akibatnya spora anthrax yang selama ini bertahan hidup dalam tanah dan menempel di rumput, terbawa keluar dan berubah menjadi bakteri ganas. Kondisi tubuh ternak yang lemah akibat kekurangan makanan dan stres oleh suhu udara yang panas, juga semakin memudahkan serangan anthrax.Selain itu spora ini juga dapat menyebar karena terbawa banjir seperti kasus di Bogor. Hewan yang mati akibat anthrax harus langsung dikubur atau dibakar, tidak boleh dilukai supaya bakteri tidak menyebar.

Penyakit Anthrax atau radang limpa adalah salah satu penyakit zoonotik penting , yang saat ini banyak dibicarakan orang di seluruh dunia. Penyakit zoonotik berarti dapat menular dari hewan ke manusia.Penyakit ini hampir setiap tahun selalu muncul di daerah endemis, yang akibatnya dapat membawa kerugian bagi peternak dan masyarakat luas. Infeksi antraks jarang terjadi namun hal yang sama tidak berlaku kepada herbivora-herbivora seperti ternak, kambing, unta, dan antelop. Antraks dapat ditemukan di seluruh dunia. Penyakit ini lebih umum terjadi di negara-negara berkembang atau negara-negara tanpa program kesehatan umum untuk penyakit-penyakit hewan. Beberapa daerah di dunia seperti (Amerika Selatan dan Tengah, Eropa Selatan dan Timur, Asia, Afrika, Karibia dan Timur Tengah) melaporkan kejadian antraks yang lebih banyak terhadap hewan-hewan dibandingkan manusia.

Penyakit Anthrax diketahui sudah ada sejak zaman Mesir Kuno. Di tahun 1613, Eropa dilanda wabah penyakit ini dan tercatat sekitar 60 ribu orang tewas. Penyakit anthrax sangat ditakuti, karena bakteri penyebabnya dapat mematikan, mudah menyebar, sulit dimusnahkan dan bersifat zoonotik (dapat menular pada manusia).Pada tahun 1877, Robert Koch mencoba mengembangbiakan bakteri ini untuk pertama kali.Penelitiannya menunjukkan adanya jamur sporadis pada jenis Bacillus yang terdapat dalam tubuh hewan.
           
Dalam beberapa tahun terakhir ini, hampir setiap tahun ada kejadian anthrax di Kabupaten Bogor yang menelan korban jiwa manusia.Akhir-akhir ini diberitakan media elektronik maupun cetak, 6 orang dan Babakan Madang meninggal dunia gara-gara memakan daging yang berasal dan ternak sakit yang diduga terkena anthrax.Kejadian ini telah mendorong Badan Litbang Pertanian mengambil Iangkah proaktif untuk meneiti kejadian ini agar tidak menimbulkan dampak negatif yang lebih luas.

Inilah yang mendasari saya mengangkat masalah tentang penyakit anthrax . Karena masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui apa dan bagaimana penyakit anthrax itu sebenarnya. Anthrax termasuk kedalam penyakit yang dapat menimbulkan kematian, dan berbagai macam kerugian lainnya. Untuk itu saya berharap dengan makalah ini masyarakat dapat mengetahui bagaimana cara pencegahan pencegahan penyakit anthrax dan pengobatannya jika telah terserang penyakit ini.

1.2       Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1)    Mengetahui apa pengertian dari penyakit antrax
2)    Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi penyakit antrax seperti : Faktor Agent, Faktor Host,             Faktor Environment, Port of Entry and Exit
3)    Mengetahui cara pencegahan penyakit antrax
4)    Mengetahui cara pemberantasan penyakit antrax
5)    Mengetahui pengobatan/penatalaksanaa dari penyakit antrax


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Antraks atau anthrax adalah penyakit menular akut yang disebabkan bakteria Bacillus anthracis dan sangat mematikan dalam bentuknya yang paling ganas. Antraks paling sering menyerang herbivora-herbivora liar dan yang telah dijinakkan, namun juga dapat menjangkiti manusia karena terekspos hewan-hewan yang telah dijangkiti, jaringan hewan yang tertular, atau spora antraks dalam kadar tinggi. Meskipun begitu, hingga kini belum ada kasus manusia tertular melalui sentuhan atau kontak dengan orang yang mengidap antraks. Antraks bermakna "batubara" dalam bahasa Yunani, dan istilah ini digunakan karena kulit para korban akan berubah hitam.

Infeksi antraks jarang terjadi namun hal yang sama tidak berlaku kepada herbivora-herbivora seperti ternak, kambing, unta, dan antelop. Antraks dapat ditemukan di seluruh dunia.Penyakit ini lebih umum di negara-negara berkembang atau negara-negara tanpa program kesehatan umum untuk penyakit-penyakit hewan. Beberapa daerah di dunia (Amerika Selatan dan Tengah, Eropa Selatan dan Timur, Asia, Afrika, Karibia dan Timur Tengah) melaporkan kejadian antraks yang lebih banyak terhadap hewan-hewan dibandingkan manusia.

2.2 Etiologi
Faktor Agent
Faktor Agent merupakan factor yang menyebabkan penyakit atau masalah kesehatan. Dalam penyakit Antrax factor agent yng mempengaruhi adalah bakteri Bacillus Antrhacis

Faktor Host
Faktor Host adalah yang melekat pada Host.Faktor host yang mempengaruhi adalah manusia dan hewan.

Faktor Environment
Faktor Environment merupakan factor yang mempengaruhi Host dan Agent.Faktor environment yang mempengaruhi tersebarnya penyakit antrax adalah peternakan.

Port of Entry and Exit
Potral of entry ialah pintu masuk Agent ke dalam host sedangkan port of exit ialah pintu keluarnya agent dari host.Port of entry dari penyakit antrax ialah mulut,kulit,hidung sedangkan port of exit dari penyakit antrax ialah mulut dan anus.

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pencegahan
Cara pencegahan penyakit anthrax adalah dengan menghindari kontak langsung dengan binatang atau benda-benda yang membawa bakteri penyakit ini. Ternyata bakteri ini memiliki kemampuan yang unik .Jangkitan yang disebabkan oleh penyakit ini tidak mudah untuk di musnahkan, karena bakteri ini memiliki kecenderungan untuk merubah bentuknya menjadi spora yang amat stabil. Saat berubah menjadi spora bakteri ini dapat masuk kedalam tanah dan mampu bertahan selama lima puluh sampai enam puluh tahun di dalam tanah. Uniknya bila tanah tempat ia tinggal tergenang air, kuman ini dapat tumbuh kembali dan menyerang hewan ataupun manusia yang ada di sekitamya. Selain itu saat terjadi musim kemarau biasanya ternak menaik rumput sampai ke akarnya ,inilah yang membuat penyakit ini akan terus terulang di daerah yang pernah terkena antrax.

Repotnya lagi kuman ini dapat terserap oleh akar tumbuh-tumbuhan, bahkan hingga dapat masuk ke dalam daun dan buah, hingga mampu menginfeksi tenak maupun manusia yang mengkonsumsinya. Bahkan serangga, burung, anjing, dan binatang-binatang lain juga dapat menjadi perantara penularan penyakit ini, apabila telah mengalami kontak langsung dengan bakteri penyebab penyakit ini.

Namun pencegahan dapat di lakukan dengan cara cucilah tangan sebelum makan, hindari kontak dengan hewan atau manusia yang sudah terjangkit anthrax, belilah daging dari rumah potong hewan yang resmi, masaklah daging dengan sempurna, hindari menyentuh cairan dari luka anthrax, melaporkan secepat mungkin bila ada masyarakat yang terjangkit anthrax.Bagi peternak atau pemilik hewan ternak, upayakan untuk menvaksinka hewan ternaknya.Dengan Pemberian SC ,untuk hewan besar 1 ml dan untuk hewan kecil 0,5 ml. Vaksin ini memiliki daya pengebalannya tinggi berlangsung selama satu tahun.

3.2 Pemberantasan
Disamping pengobatan, perlu cara-cara pengendalian khusus untuk menahan penyakit dan mencegah perluasannya. Seperti dilakukannya tindakan mengasingkan hewan -hewan yang menderita anthrax, hewan ternak yang sakit dilarang disembelih karena ada kemungkinan hewan tersebut terkena penyakit antrhax , bangkai hewan yang mati karena anthrax harus segera dibinasakan dengan dibakar habis atau dikubur dalam-dalam, untuk mencegah perluasan penyakit melalui serangga dipakai obat-obat pembunuh serangga, hewan yang mati karena anthrax dicegah agar tidak dimakan oleh hewan pemakan bangkai , dan tindakan sanitasi umum terhadap orang yang kontak dengan hewan penderita penyakit dan untuk mencegah perluasan penyakit.

Selain itu, penyembelihan hewan di laksanakan di RPH resmi dibawah pengawasan dokter hewan dan Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan hewan sebelum penyembelihan (ante mortem) yaitu pemeriksaan kesehatan daging, karkas, jeroan dan kepala setelah penyembelihan (post mortem) oleh dokter hewan atau para medis kesehatan hewan dibawah pengawasan dokter hewan pun juga perlu di lakukan.

3.3 Pengobatan/Penatalaksanaan
Pemberian antibiotik intravena direkomendasikan pada kasus antraks inhalasi, gastrointestinal dan meningitis.Pemberian antibiotik topikal tidak dianjurkan pada antraks kulit.Antraks kulit dengan gejala sistemik, edema luas, atau lesi di kepala dan leher juga membutuhkan antibiotic intravena.Walaupun sudah ditangani secara dini dan adekuat, prognosis antraks inhalasi, gastrointestinal, dan meningeal tetap buruk.

Anthracis alami resisten terhadap antibiotik yang sering dipergunakan pada penanganan sepsis seperti sefalosporin dengan spektrum yang diperluas tetapi hampir sebagian besar kuman sensitif terhadap penisilin, doksisiklin, siprofloksasin, kloramfenikol, vankomisin, sefazolin, klindamisin, rifampisin, imipenem, aminoglikosida, sefazolin, tetrasiklin, linezolid, dan makrolid. Bagi penderita yang alergi terhadap penisilin maka kloramfenikol, eritromisin, tetrasikilin, atau siprofloksasin dapat diberikan.Pada antraks kulit dan intestinal yang bukan karena bioterorisme, maka pemberian antibiotik harus tetap dilanjutkan hingga paling tidak 14 hari setelah gejala reda.

Oleh karena antraks inhalasi secara cepat dapat memburuk, maka pemberiaan antibiotik sedini mungkin sangat perlu.Keterlambatan pemberian antibiotik sangat mengurangi angka kemungkinan hidup.Oleh karena pemeriksaan mikrobiologis yang cepat masih sulit dilakukan maka setiap orang yang memiliki risiko tinggi terkena antraks harus segera diberikan antibiotik sambil menunggu hasil pemeriksaan laboratorium.

Sampai saat ini belum ada studi klinis terkontrol mengenai pengobatan antraks inhalasi. Untuk kasus antraks inhalasi Food and Drug Administration (FDA) menganjurkan penisilin, doksisiklin, dan siprofloksasin sebagai antibiotik pilihan.hewan tersangka sakit dapat dipilih salah satu dari perlakuan sebagai berikut :
1)    Penyuntikan antiserum dengan dosis pencegahan (hewan besar 20-30 ml, hewan kecil 10-1 ml)
2)    Penyuntikan antibiotika
3)    Penyuntikan kemoterapetika
4)    Penyuntikan antiserum dan antibiotika atau antiserum dan kemoterapetika.

Cara penyuntikan antiserum homolog ialah IV atau SC, sedangkan untuk antiserum heterolog SC. Dua minggu kemudian bila tidak timbul penyakit, disusul dengan vaksinasi
BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
a. Perlunya Mengetahui Penyebab Penyakit Anthrax
Penyakit anthrax memang sudah sepatutnya diketahui oleh masyarakat karena penyakit ini dapat menimbulkan kematian.Selain dapat menimbukan kematian, penyakit ini juga dapat menimbulkan cacat permanen bagi pederitanya.Untuk itu masarakat perlu mengetahui tentang penyakit anthax untuk dapat mencegah berkembangnya kembali penyakit ini di masyarakat.

b. Cara Pencegahan Penyakit Anthrax
Anthrax pada manusia dapat dicegah dengan tindakan-tindakan pencegahan yang bisa kita lakukan antara lain:
1)    Cuci tangan sebelum makan
2)    Hindari kontak dengan hewan atau manusia yang sudah terjangkit anthrax
3)    Beli daging dari rumah potong hewan yang resmi
4)    Masaklah daging dengan sempurna
5)    Hindari menyentuh cairan dari luka anthrax
6)    Melaporkan secepat mungkin bila ada masyarakat yang terjangkit anthrax

Bagi peternak atau pemilik hewan ternak, upayakan untuk menvaksinka hewan ternaknya. Dengan Pemberian SC ,untuk hewan besar 1 ml dan untuk hewan kecil 0,5 ml.Vaksin ini memiliki daya pengebalannya tinggi berlangsung selama 1 tahun.

c. Cara Pengobatan Penyakit Anthrax
Semua penyakit anthrax secara efektif dapat diobati dengan menggunakan antibiotik, seperti penicillin, doksisiklin, atau ciproflaksin.Pada inhalational dan gastrointestinal anthrax, pemberian antibiotik harus segera diberikan pada saat penderita melakukan kontak dengan bakteri anthrax.Hal ini karena pada saat gejala timbul, anthrax jenis ini tidak merespon terhadap antibiotik.Perawatan di rumah sakit yang berfasilitas lengkap merupakan keharusan bagi penderita penyakit anthrax.

Untuk hewan tersangka sakit dapat dipilih salah satu dari perlakuan sebagai berikut :
1)    Penyuntikan antiserum dengan dosis pencegahan (hewan besar 20-30 ml, hewan kecil 10-1 ml)
2)    Penyuntikan antibiotika
3)    Penyuntikan kemoterapetika
4)    Penyuntikan antiserum dan antibiotika atau antiserum dan kemoterapetika.

Cara penyuntikan antiserum homolog ialah IV atau SC, sedangkan untuk antiserum heterolog SC. Dua minggu kemudian bila tidak timbul penyakit, disusul dengan vaksinasi.

Cara Pengendalian Penyakit Anthrax
1)    Penyembelihan hewan di laksanakan di RPH resmi dibawah pengawasan dokter hewan.
2)    Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan hewan sebelum penyembelihan (ante mortem) dan pemeriksaan kesehatan daging, karkas, jeroan dan kepala setelah penyembelihan (post mortem) oleh dokter hewan atau para medis kesehatan hewan dibawah pengawasan dokter hewan.
3)    Hewan yang demam tinggi dan sakit jangan disembelih hanya hewan yang sehat berdasarkan pemeriksaan ante mortem boleh disembelih.
4)    Paralatan dan kandang yang kontak dengan hewan yang sakit harus didesinfeksi.
5)    Hewan penderita anthrax: a. harus diisolasi (tidak kontak dengan hewan sehat lainnya); b. ditangani dan diawasi oleh dokter hewan atau para medis kesehatan hewan atau petugas yang berwenang; c.           Hewan penderita anthrax dilarang disembelih.
6)    Hewan yang mati karena anthrax harus segera dimusnahkan adengan cara dibakar atau dikubur dalam-dalam. Seluruh peralatan dan kandang dimusnahkan atau didesinfeksi
7)    Orang yang kontak dengan hewan yang sakit dan mati akibat anthrax harus: a. Memperhatikan higiene pribadi dan sanitasi lingkungan; b. Segera berobat ke RSUD atau dokter terdekat

4.2 Saran
Saran saya agar dengan dibuatnya makalah ini, masyarakat lebih membuka mata terhadap penyakit anthrax. Selain itu juga agar nantinya masyarakat dapat mengusahakan seoptimal mungkin agar angka kasus penyakit anthrax di daerah masing-masing tidak mengalami peningkatan.

DAFTAR PUSTAKA

1.    Dewan Redaksi Hamparan Dunia Ilmu. 2008. Penyakit Anthrax. Jakarta : Tiara Pustaka.
2.    Prawirahartono, Slamet. 2008. Cara Penyakit Anthrax. Jakarta : Bumi Aksara.
3.    http://www.google.co.id/anthrax/subject


Tidak ada komentar:

Posting Komentar