Selasa, 15 Oktober 2013

SEKILAS TENTANG HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Dr. Suparyanto, M.Kes


SEKILAS TENTANG HIPEREMESIS GRAVIDARUM

HIPEREMESIS GRAVIDARUM
2.1  DEFINISI
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang hebat dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan atau gangguan elektrolit sehingga menggangu aktivitas sehari – hari dan membahayakan janin didalam kandungan. Pada umumnya terjadi pada minggu ke 6 – 12 masa kehamilan, yang dapat berlanjut hingga minggu ke 16 – 20 masa kehamilan.
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu hamil menjadi buruk. (Sarwono Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, 1999).
Hiperemesis gravidarum adalah mual – muntah berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari – hari dan bahkan membahayakan hidupnya. (Manuaba, 2001).
          Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk,karena terjadi dehidrasi (Rustam, Mochtar. 1998).


1.2   ETIOLOGI HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Peningkatan hormonal pada kehamilan, terutama pada kehamilan ganda dan mola, usia dibawah 24 tahun, perubahan metabolik dalam kehamilan, alergi dan faktor psikososial, wanita dengan riwayat mual pada kehamilan sebelumnya dan wanita yang mengalami obesitas juga mengalami peningkatan risiko HEG.
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan.Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh beberapa penulis sebagai berikut :
a)     Sering terjadi pada Primigravida,mola hidalidosa,diabetes dan kehamilan ganda akhibat peningkatan kadar HCG.
b)      Faktor organik :
a. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal
b. Perubahan metabolik akibat hamil
c. resistensi yang menurun dari pihak ibu.
d. Alergi
c)       faktor psikologis :
a. Rumah tangga yang retak
b. Hamil yang tidak diinginkan
c. takut terhadap kehamilan dan persalinan
d. takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu
e. Kehilangan pekerjaan
d)     Faktor endokrin : hipertiroid,diabeteS (mochtar,rustam 1998)

1.3      TANDA DAN GEJALA

Batas jelas antara mual yang masih fisiologis dalam kehamilan dengan hiperemesis gravidarum tidak ada.Ada yang mengatakan bisa lebih dari 10 kali muntah. Tetapi bila keadaan umum penderita atau ibu terpengaruh, ini sudah dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dapat dibagi menjadi 3 tingkatan:
1.  Tingkatan I (ringan)
Ø  Muntah terus menerus sehingga menimbulkan :
1) Dehidrasi : turgor kulit turun
2) Nafsu makan berkurang
3) Berat badan turun
4) Mata cekung dan lidah kering
5) Epigastrium terasa nyeri
6) tekanan darah turun
7)Frekuensi nadi sekitar 100 kali/menit
8) Tampak lemah dan lemas
2.  Tingkatan II
Ø  Dehidrasi semakin meningkat akibatnya :
1) keadaan umum penderita lebih parah
2) Lidah kering dan kotor
3) Mata tampak cekung 
4) fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan ikhterus ringan
5) turgor kulit mulai menurun
6) apatis
7) berat badan menurun
8) suhu badan naik (dehidrasi)
9) tekanan darah menurun
10) konstipasi
11) Frekuensi nadi semakin cepat > 100 kali/menit
3. Tingkatan III
1)     Keadaan umum lebih parah (jelek).
2)     Keadaan kesadaran makin menurun hingga mencapai somnollen atau koma
3)     Dehidrasi hebat
4)     Nadi kecil sangat cepat
5)     tekanan darah menurun sekali
6)     temperatur meningkat
7)     Dan komplikasi yang berakhibat fatal terjadi pada susunan syaraf pusat
8)      Ikterus semakin berat

1.4      PENGARUH TERHADAP KEHAMILAN

v  Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (Sindroma Mallory-Weiss) dengan akibat perdarahan gastro intestinal.
v  Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurnaterjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton – asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah
v  Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida darah dan khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah ke jaringan berkurang.
v  Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi muntah–muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan http://www.g-excess.com/37420/gejala-dan-dampak-dari-hiperemesis-gravidarum/

1.5      PENGARUH/DAMPAKTERHADAP PERSALINAN

Tidak ada ( - )

1.6      PENGARUH/DAMPAK TERHADAP NIFAS

Tidak ada (-)

1.7      DIAGNOSIS (CARA MENDIAGNOSA )

a) USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.
b) Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.

v  Kekurangan cairan dan elektrolit yang berhubungan dengan muntah yang berlebihan dan pemasukan yang tidak adekuat.
v  Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan mual dan muntah terus menerus.
v  Nyeri pada epigastrum yang berhubungan dengan muntah yang berulang.
v   Risiko intoleransi aktifitas fisik yang berhubungan dengan kelemahan dan kurangnya intake nutrisi.
v  Risiko perubahan nutrisi fetal yang berhubungan dengan berkurangnya peredaran darah dan makanana ke fetal (janin).

1.8      PENATALAKSANAAN

Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan pcnerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang flsiologiS pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
Ada beberapa yang harus dilakukan ibu dalam kasus ini yaitu:
v  Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang kehamilan muda yang disertai dengan emesis gravidarum;
v  Anjurkan ibu hamil tidak segera bangun dari tempat tidur agar terjadi adaptasi aliran darah menuju susunan saraf pusat;
v  Nasehatkan tentang diet ibu hamil: makan porsi sedikit tapi sering, menghindari makanan yang merangsang muntah;
v  Pemberian obat-obatan ringan seperti: sedatif, vitamin, anti emetik, anti histamin;
v  Dukungan psikologis berupa: menghilangkan rasa takut, mengurangi pekerjaan, menghilangkan masalah dan konflik;
v  Perawatan di rumah sakit meliputi: isolasi sampai mual muntah berkurang; penambahan cairan (glukosa 5% 2-3 liter dalam 24 jam, pemberian kalium dan vitamin apabila diperlukan); terminasi kehamilan apabila kondisi memburuk.
v  Pemeriksaan laboratorium berupa: analisis urun, kultur urin; darah rutin; fungsi hati (SGOT, SGPT, alkaline fostase); pemeriksaan tiroid (tiroksin dan TSH); Na, Cl, K, glukosa, kreatinin, asam urat; serta USG untuk menghindari kehamilan mola.
v   Perawatan di Rumah sakit bila keadaan semakin memburuk  Cairan infus yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein. Bila perlu ditambahkan vitamin B kompleks, vitamin C, dan kalium

1.9      PENCEGAHAN

   Wanita yang mulai mengkonsumsi vitamin sejak kehamilan dini dapat menurunkan risiko hiperemesis gravidarum.
Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis.
Penerangan bahwa
kehamilan dan persalinan merupakan fisiologis.
Makan sedikit-sedikit, tetapi sering. Berikan makanan selingan seperti biskuit, roti kering dengan the hangat saat bangun pagi dan sebelum tidur. Hindari makanan berminyak dan berbau. Makanan sebaiknya dalam keadaan panas atau hangat.
Defekasi teratur.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Prawirohardjo,S. 2009. Ilmu kebidanan. Yogyakarta YBPSP
  2. Varney, Helen 2007. Buku Saku Bidan. Jakarta : EGC
  3. Boyle.M.2005.Kedaruratan Dalam Persalinan.Jakarta: EGC
  4. Suherni.2008.Perawatan Masa Nifas.Yogyakarta: Fitramaya
  5. Prawirohardjo,S. 2009. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:PT Bina Pustaka
  6. Joandvhi.blogspot.com. Makalah Trauma Kehamilan.www.joandvhi.blogspot .com.akses 01 oktober 2013
  7. Dep.Kes. RI. 2007. Kementrian kesehatan republik indonesia. www. depkes ri.go.id.akses 01 oktober 2013, http://www.g-excess.com/37420/gejala-dan-dampak-dari-hiperemesis-gravidarum
  8. Moechtar R. Pedarahan Antepartum. Dalam: Synopsis Obstetri, Obstetri Fisiologis dan Obstetri Patologis, Edisi II. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1998; 195
  9.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar