Selasa, 15 Oktober 2013

SEKILAS TENTANG KEHAMILAN EKTOPIK

Dr. Suparyanto, M.Kes


SEKILAS TENTANG KEHAMILAN EKTOPIK

A.PENGERTIAN
Kehamilan Ektopik dalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus. (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal : hal. : 15).
Kehamilan Ektopik adalah kehamilan yang berimplantasi diluar endometrium. (ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana hal : 232).
Kehamilan Ektopik (kehamilan diluar rahim) yaitu kehamilan yang terjadi bila sel telur yang telah dibuahi tidak melekat dirahim tetapi ditempat yang berbeda yaitu disaluran telur (tuba falopi), indung telur, leher rahim atau rongga perut.
Istilah ektopik berasal dari bahasa inggris, ectopic, dengan akar kata dari bahasa yunani, topos yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik dapat diartikan “berada di luar tempat yang semestinya”. Apabila pada kehamilan ektopik terjadi abortus atau pecah, dalam hal ini dapat berbahaya bagi wanita hamil tersebut maka kehamilan ini disebut kehamilan ektopik terganggu. Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar endometrium kavum uteri. (Mansjoer, 2001)
Tempat kehamilan yang normal ialah di dalam cavum uteri. Kehamilan ektopik dapat terjadi di luar rahim misalnya dalam tuba, ovarium, atau rongga perut, tetapi dapt juga tejadi di dalam rahim di tempat yang luar biasa misalnya dalam cervik, pars interstisialis tubae atau dalam tanduk rudimenter rahim.
Sering juga dipergunakan istilah kehamilan ekstrauterin yang berarti kehamilan di luar rahim. Jadi sebenarnya kehamilan dalam cervik, pars interstisialis tubae dan dalam tanduk rudimenter bukan kehamilan ekstrauterin walaupun merupakan kehamilan ektopik. Kebanyakan kehamilan ektopik terjadi di dalam tuba. Adapun beberapa macam kehamilan yang terjadi di luar rahim yaitu :
1.  Kehamilan tuba
Kejadian kehamilan tuba ialah 1 diantara 150 persalinan (Amerika). Kejadian dipengaruhi oleh factor sosial: mungkin karena pada golongan pendapatan rendah lebih sering terdapat gonorrhoe karena kemungkinan berobat kurang.
2.  Kehamilan abdominal
Kehamilan abdominal ada 2 macam :
a.      Kehamilan abdominal primer, dimana telur dari awal mengadakan implantasi dalam rongga perut.
b.      Kehamilan abdominal sekunder yang asalnya kehamilan tuba dan setelah ruptur baru menjadi kehamilan abdominal.
3.  Kehamilan ovarial
Jarang terjadi dan biasanya berakhir dengan ruptur pada hamil muda. Untuk mendiagnosa kehamilan harus dipenuhi kriteria dari Spiegelberg.


4.  Kehamilan cervical
Kehamilan cervikal jarang terjadi. Nidasi terjadi dalam selaput lendir servik dan dengan tumbuhnya telur, servik menggembung. Kehamilan servik biasanya berakhir pada kehamilan muda, karena menimbulkan perdarahan hebat yang memaksa pengguguran.
B. ETIOLOGI
Penyebab kehamilan ektopik adayang diketahui dan ada pula yang tidak atau belum diketahui. Ada beberapa factor penyebab kehamilan ektopik:
Faktor Uterus
1.      Tumor rahim yang menekan tuba
2.      Uterus hipoplastis

Faktor Tuba
1.      Penyempitan lumen tuba oleh karena infeksi endosalfing
2.      Tuba sempit, panjang dan berlekuk- lekuk.
3.      Gangguan fungsi rambut getar (silia) tuba.
4.       Operasi dan sterilisasi tuba yang tidak sempurna.
5.      Endometriosis tuba.
6.      Striktur tuba
7.      Difertikel tuba dan kelainan congenital lainnya.
8.      Perlekatan peri tuba dan lekukan tuba.
9.      Tumor lain menekan tuba
10.   Lumen kembar dan sempit
Faktor Ovum
1.      Migrasi ekstema dari ovum.
2.      Perlekatan membrana granulose.
3.      Rapit cell devision.
4.      Migrasi internal ovum.
C. TANDA GEJALA
Gejala yang biasanya timbul pada kehamilan ektopik akan terasa pada sekitar 6-10 minggu usia kehamilan. Adapun gejala yang akan dirasakan oleh penderita sebagai berikut :
1.    Sakit disalah satu sisi panggul
2.    Perdarahan vagina di luar menstruasi
3.    Nyeri di perut bagian bawah
4.    Pingsan
5.    Mual
Pada tahap lanjut, kehamilan ektopik dapat menimbulkan gejala berikut
1.    Nyeri perut yang intens.
2.    Hipotensi
3.    Denyut nadi cepat
4.    Kulit pucat
Karena beberapa gejala diatas juga terjadi pada kehamilan normal, sehingga sulit untuk mendiagnosis. Oleh karena itu, ada sejumlah tes yang dapat dilakukan jika dicurigai kehamilan ektopik. Menggunakan ultrasound, dokter mungkin dapat melihat kehamilan ektopik, karena adanya darah dituba falopi yang rusak atau ada embrio di luar uterus. Juga dapat dilakukan laparoskopi melalui sayatan kecil diperut dapat dengan mudah melihat bila ada embrio diluar rahim.
Bila terjadi gangguan kehamilan tuba, gejalannya tergantung pada tua kehamilan tuba, lamanya kedalam rongga abdomen, jumlah darah yang terdapat dalam rongga abdomen, dan keadaan umum ibu sebelum kehamilan terjadi. Dengan demikian trias gejala klinik hamil ektopik terganggu sebagai berikut :
1.      Amenorea
·           Lamanya amenore berfariasi dari beberapa hari sampai beberapa bulan.
·           Dengan amenore dapat dijumpai tanda-tanda hamil muda yaitu morning sickness, mual-muntah, terjadi perasaan ngidam.
2.      Terjadi nyeri abdomen
·           Nyeri abdomen disebabkan kehamilan tuba yang pecah.
·           Rasa nyeri dapat menjalar keseluruh abdomen tergantung dari perdarahan didalamnya.
·           Bila rangsangan darah dalam abdomen mencapai diagfragma, dapat terjadi nyeri didaerah bahu.
·           Bila darahnya membentuk hemotokel yaitu timbunan didaerah cavum  douglas akan terjadi rasa nyeri dibagian bawah dan saat buang air besar.


3.      Perdarahan
·           Terjadinya abortus atau ruptura kehamilan tuba terdapat perdarahan kedalam cavum abdomen dan jumlah yang berfariasi.
·           Darah yang tertimbun dalam cavum abdomen tidak berfungsi hingga terjadi gangguan dalam sirkulasi umum yang menyebabkan nadi meningkat, tekanan darah menurun sampai jatuh dalam keadaan syok.
·           Hilanganya darah dari peredaran darah umum yang mengakibatkan penderita tampak anemis, daerah ujung ektremitas dingin, berkeringat dingin, kesadaran menurun, dan pada abdomen terdapat timbunan darah.
·           Setelah kehamilannya mati desidua dalam cavum uteri dikeluarkan dalam bentuk desidua spuria, seluruhnya dikeluarkan bersama dan dalam bentuk perdarahan hitam seperti menstruasi.
Gambaran klinis yang dijumpai bisa akut atau subakut. Beberapa penulis mengemukakan presentasi gejala yang dijumpai adalah sebagai berikut :
Rasa sakit dan nyeri                                        90%
Amenorea                                                          80%
Perdarahan                                                        82%
Teraba masa tumor                                           70%
Jatuh dalam syok                                              47%
Mual dan muntah – muntah                           31%
Febris                                                                  27%
Sakit di bahu                                                     13%
Diagnosa pasti sebelum operasi                   60%
Diagnosis mungkin sebelum operasi           20%
Diagnosa salah sebelum operasi                  20%
Gejala ini berfariasi menurut waktu kapan penderita kita lihat atau periksa, sebelum, sewaktu, atau sesudah terjadinya ruptur.
·       Sebelum terganggu
Tanda-tanda hamil mmuda, sedikit sakit pada perut, rasa tidak enak pada perabaan dan biasanya diagnosis sukar ditegakkan. Rasa tidak enak ini menyebabkan ibu pergi ke dukun dan sehingga dapat terjadi ruptur.
·       Sewaktu terganggu (ruptur)
Rasa sakit tiba-tiba pada sebelah perut, sakit ini sifatnya seperti diiris dengan pisau, dan terjadi perdarahan dengan akibat-akibatnya. Terjadi gejala akut abdomen, jadi diagnosis mudah ditegakkan.
·       Setelah ruptur
Diagnosa lebih mudah dengan adanya tanda-tanda akut abdomen dan perdarahan. Bila penderita baru datang ke rumah sakit setelah beberapa waktu, maka tanda-tanda diatas masih ada tetapi kurang jelas. Yang kita dapati adalah tumor di balakang rahim, yang disebut pelvic mass.
D.PENGARUH/DAMPAK TERHADAP KEHAMILAN, PERSALINAN DAN NIFAS
Pengaruh KET pada kehamilan :
·         Dapat menyebabkan perdarahan yang bisa membahayakan keadaan ibu akibat robekan pada dinding saluran telur yang tipis akibat didesak oleh perkembangan janin.
Pengaruh KET pada persalinan :
·         Ibu yang mempunyai riwayat persalinan kehamilan ektopik maka kemungkinan besar pada persalinan yang selanjutnya akan terjadi KET.
Pengaruh KET pada nifas :
·         Infeksi bisa terjadi pada ibu nifas karena alat-alat yang digunakan pada saat mengakhiri kehamilan ektopik kurang steril.
E. DIAGNOSA
Walaupun didiagnosanya agak sulit dilakukan namun beberapa cara ditegakkan, antara lain dengan melihat :
1.    Anamnesa dan gejala klinis
Riwayat terlambat haid, gejala dan tanda kehamilan muda, dapat ada atau tidak ada perdarahan pervaginam, adanya nyeri perut kanan atau kiri bawah. Berat atau ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah yang terkumpul dalam peritoneum.


2.    Pemeriksaan fisik
a.    Didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor didaerah adnexsa.
b.    Adanya tanda-tanda syok hipovolemik yaitu hipotensi, pucat dan ekstermitas dingin, adanya tanda-tanda abdomen akut yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen.
c.    Pemeriksaan ginekologis
Pemeriksaan dalam servik teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uterus kanan dan kiri.
F.PENATALAKSANAAN
Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparotomi. Pada laparotomi perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari adneksa yang menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita terus diperbaiki darah dalam rongga perut sebanyak mungkin dikeluarkan. Dalam tindakan demikian, beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu kondisi penderita pada saat itu, keinginan penderita akan fungsi reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik. Hasil ini menentukan apa perlu dilakukan salpingektomik ( pemotongan bagian tuba yang terganggu ) pada kehamilan tuba. Dilakukan pemantauan terhadap kadar HCG ( kuantitatif ).
Peninggian kadar HCG yang berlangsung terus menandakan masih adanya jaringan ektopik yang belum terangkat. Penanganan pada kehamilan ektopik dapat pula dengan transfusi, infus, oksigen, atau kalau dicurigai adanya infeksi diberikan juga antibiotika dan antiinflamasi. Sisa sisa darah dikeluarkan dan dibersihkan sedapat mungkin supaya penyembuhan lebih cepat dan harus dirawat inap dirumah sakit.
G. PENCEGAHAN
Pencegahan kehamilan ektopik terganggu.
·         Berhenti merokok akan menurunkan resiko kehamilan ektopik, wanita yang merokok memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami kehamilan ektopik.
·         Berhubungan seksual secara aman seperti menggunakan kondom akan mengurangi resiki kehamilan ektopik,dalam arti berhubungan sek secara aman akan melindungi seseorang dari penyakit menular seksual yang pada akhirnya dapat menjadi penyakit radang panggul. Penyakit radang panggul dapat menyebabkan jaringan parut pada saluran tuba yang akan meningkatkan resiko terjadinya kehamilan ektopik. Kita tidak dapat menghindari 100% resiko kehamilan ektopik, namun kita dapat mengurangi komplikasi yang mengancam nyawa dengan deteksi dini dan tata laksana secepat mungkin, jika kita memiliki riwayat kehamilan ektopik sebelumnya maka kerjasama antara dokter dan ibu sebaiknya di tingkatkan untuk mencegah komplikasi kehamilan ektopik.



DAFTAR PUSTAKA

  1. Sujiyatini. 2009. Asuhan Patologi Kebidanan. Jogjakarta: Nuha Medika FKU Padjajaran Bandung. 1984. Obstetric Patologi. Bandung: Elstar Offset
  2. Bagus, Ida Gde M. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
  3. Bari, Abdul Saifuddin. 2022. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohqqqardjo
  4. Prawirohardjo, S.2009. Ilmu Kebidanan.Jakarta: PT BINA PUSTAKA Sarwono Prawirohardjo
  5.  Http.ummukautsar.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar