KONSEP
KEHAMILAN
1.
Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah urutan kejadian yang secara
normal terdiri atas pembuahan, implantasi, pertumbuhan embrio, pertumbuhan
janin dan berakhir pada kehamilan bayi. Ketika spermatozoa bertemu dengan ovum maka dimulailah awal kehamilan,
setiap kehamilan selalu diawali dengan konsepsi yaitu pembuahan ovum oleh spermatozoa dan nidasi dari hasil
konsepsi tersebut. Wanita setiap bulan melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur (ovarium), yang ditangkap oleh
umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke
dalam saluran telur. Seorang wanita biasanya mengovulasi (menghasilkan ovum
dari ovarii) hanya menghasilkan 450 ovum selama masa reproduksinya (Sudarti,
2012 : 3)
Kehamilan adalah pernyataan mengenai keyakinan dan nilai /
value yang dimiliki yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang / kelompok.
Filosofi asuhan kehamilan menggambarkan keyakinan yang dianut oleh bidan dan
dijadikan sebagai panduan yang diyakini dalam memberikan asuhan kebidanan pada
klien selama masa kehamilan. Dalam filosofi asuhan kehamilan ini dijelaskan
beberapa keyakinan yang akan mewarnai asuhan itu antara lain yaitu :
1)
Kehamilan merupakan proses yang alamiah
2)
Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan
pelayanan (continuity of care)
3)
Pelayanan yang terpusat pada wanita serta
keluarga
4)
Asuhan kehamilan menghargai hak ibu hamil
untuk berpatisipasi dan memperoleh pengetahuan / pengalaman kehamilannya
(Saryono, 2010 : 1)
Lamanya kehamilan kira-kira 280 hari atau
36-40 minggu dihitung dari haid pertama haid terakhir (HPHT), walaupun begitu
akan lebih tepat apabila kita menghitung umur janin dari saat konsepsi meski
tidak berbeda jauh dari ovulasi (selisih berapa jam). Ovulasi terjadi kurang
lebih 2 minggu sebelum haid yang akan datang, maka apabla dihitung dari saat
ovulasi, lamanya kehamilan 38 minggu atau 266 hari (Sudarti, 2012 : 12).
Perempuan yang sedang hamil mudah mengalami
kecemasan, kemurungan, kegusaran dan mudah menangis. Kecemasan ibu hamil dapat
mempengaruhi pertumbuhan otak bayi. Disadari atau tidak, emosi apapun yang
dirasakan oleh seorang ibu akan dirasakan sang bayi.
2.
Masa Kehamilan dan Kecemasan
1.
Trimester pertama
Perubahan pada tubuh seperti kegemukan dan
timbulnya garis-garis pada perut. Perubahan dalam hubungan dengan individu
lain. Perubahan tersebut menyebabkan wanita hamil merasa cemas, gusar,
ketakutan, dan perasaan panik. Komplikasi kehamilan pada trimester ini adalah
hiperemis gravidarum dan abortus.
Hiperemesis Gravidarum
Kehamilan yang paling sering disertai
gangguan psikis adalah hiperemis gravidarum. Muntah-muntah yang berlebihan
merupakan komponen reaksi psikologis terhadap situasi tertentu dalam kehidupan
wanita. Tanpa itu biasanya wanita hamil muda hanya menderita rasa mual dan
muntah sedikit-sedikit (emesis gravidarum).
Abortus
Abortus habitualis dapat disebabkan oleh
faktor-faktor psikologis seperti pertentangan emosional yang telah ada
sebelumnya atau yang timbul selama kehamilan. Pemikiran dan kecemasan /
ketakutan akan beban-beban dan tanggung jawab dalam hubungannya tugas sebagai
istri / ibu, akan menimbulkan pertentangan emosional yang hebat.
2.
Trimester kedua
Pada masa ini wanita cenderung untuk
memikirkan kesehatan kandungannya, keadaan janin, dan berfantasi akan
angan-angan yang akan dicapainya pada kelahiran nanti.
3.
Trimester ketiga
Selama periode ini sebagian besar wanita
hamil dalam keadaan cemas yang nyata. Sebagian belum pernah merasakan tingkat
kecemasan ini sebelumnya dan yang lainnya dapat mengatasi kecemasan tersebut
dengan baik. Alasan yang mungkin menyebabkan peningkatan kecemasan adalah
kecemasan mengenai ketakutan untuk melahirkan dan kekhawatiran terhadap
anaknya.
3. Tujuan
Asuhan Kehamilan
Tujuan utama ANC adalah menurunkan/mencegah
kesakitan dan kematian maternal dan perinatal. Adapun tujuan khususnya :
1)
Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan
kesehatan ibu dan perkembangan bayi yang normal
2)
Mengenali secara dini penyimpangan dari
normal dan memberikan penatalaksanaan yang diperlukan
3)
Membina hubungan saling percaya antara ibu
dan bidan dalam rangka mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional,
dan logis untuk menghadapi kelahiran serta kemungkinan adanya komplikasi
(Saryono, 2010 : 3)
4. Perubahan
Fisiologis Selama Kehamilan
Perubahan anatomi dan fisiologi pada
perempuan hamil sebagian besar sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan
terus berlanjut selama kehamilan. Kebanyakan perubahan ini merupakan respons
terhadap janin. Satu hal yang menakjubkan adalah bahwa hampir semua perubahan
ini akan kembali seperti keadaan sebelum
hamil setelah proses persalinan dan menyusui selesai.
Pemahaman tentang perubahan fisiologis selama
kehamilan merupakan salah satu tujuan ilmu kebidanan. Hampir tidak mungkin
dapat mengerti proses penyakit yang terjadi selama kehamilan dan masa nifas
tanpa disertai pemahaman mengenai perubahan anatomi dan fisiologi ini.
Perubahan sistem reproduksi
Uterus
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi
untuk menerima dan melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Uterus mempunyai
kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar dengan cepat selama kehamilan
dan pulih kembali seperti keadaan semula dalam beberapa minggu setelah
persalinan. Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70 g dan
kapasitas 10 ml atau kurang. Selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi
suatu organ yang mampu menampung janin, plasenta, dan cairan amnion rata-rata
pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5 l bahkan dapat mencapai 20 l
atau lebih dengan berat rata-rata 1100 g.
Serviks
Satu bulan setelah konsepsi akan menjadi
lebih lunak karena bertambah vaskularisasinya, kondisi ini disebut tanda Goodell.
Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti
dan pematangan folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat
ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu
awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai hasil progesteron dalam
jumlah yang relatif minimal.
Vagina dan perineum
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi
dan hiperemia terlihat jelas pada kulit dan otot-otot perineum dan vulva,
sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda Chadwick. Perubahan ini meliputi
penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari
sel-sel otot polos. Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan
persiapan untuk mengalami peregangan dalam waktu persalinan dengan meningkatnya
ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat, dan hipertrofi sel otot polos.
Perubahan ini mengakibatkan bertambah panjangnya dinding vagina.
Perubahan kulit
Topeng kehamilan (cloasma gravidarum) adalah bintik-bintik pigmen kecoklatan yang
tampak di kulit kening dan pipi. Peningkatan pigmentasi juga terjadi
disekeliling puting susu, sedangkan di perut bagian bawah tengah biasanya
tampak garis gelap. Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan
robeknya selaput elastis di bawah kulit, sehingga menimbulkan striae gravidarum.
Perubahan payudara
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan
payudaranya menjadi lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah
ukurannya dan vena-vena di bawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara
akan lebih besar, kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama suatu cairan berwarna
kekuningan yang disebut kolostrum dapat keluar.
Pada bulan yang sama areola akan lebih besar dan kehitaman.
Perubahan sistem pencernaan
Seiring dengan makin besarnya uterus, lambung
dan usus akan tergeser. Demikian juga dengan yang lainnya seperti apendiks yang
akan bergeser ke arah atas dan lateral. Perubahan yang nyata akan terjadi pada
penurunan motilitas otot polos pada traktus digestivus dan penurunan sekresi
asan hidriklorid dan peptin di lambung sehingga akan menimbulkan gejala berupa
pirosis yang disebabkan oleh reflek asam lambung ke esophagus bawah sebagai
akibat perubahan posisi lambung dan menurunnya tonus sfingter esofaghus bagian
bawah. Mual terjadi akibat penurunan asam hidriklorid dan penurunan motilitas,
serta konstipasi sebagai akibat penurunan motilitas usus besar.
Gusi akan lebih hiperemis dan lunak sehingga
dengan trauma sedang saja bisa mengakibatkan perdarahan. Hemoroid juga
merupakan sesuatu hal yang sering terjadi sebagai akibat konstipasi dan
peningkatan tekanan vena pada bagian bawah karena pembesaran uterus.
Perubahan sistem respirasi
Kehamilan sangat sedikit mempengaruhi
respirasi dibandingkan dengan sistem kardiovaskuler. Tetapi perubahan yang
terjadi menyebabkan ketidaknyamanan dan keadaan yang tidak menyenangkan pada
kehamilan dan penyakit sistem respirasi bisa menjadi lebih parah karena
kehamilan. Mukosa sistem respirasi menjadi hiperemik dan edema dengan mukus
yang hipersekresi mengarah pada sesak dan epistaksis. Hasilnya banyak wanita
hamil yang mengeluh pilek kronis.
Nafas yang berlebihan dapat menyebabkan
ketidaknyamanan, dispnea dan pusing. Ketika kebutuhan untuk bernafas menjadi
lebih, ibu hamil mengeluh nafas pendek. Perhatian yang lebih harus diberikan untuk
menghindari dispnea dan tanda / gejala penyakit jantung atau paru. Ruang
abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya ruang rahim dan pembentukan
hormone progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi sedikit berbeda dari
biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan
lebih banyak oksigen untuk janin dan untuk dirinya. Lingkar dada wanita hamil
agak membesar. Lapisan saluran pernafasan menerima lebih banyak darah
(kongesti). Kadang hidung dan tenggorokan mengalami penyumbatan parsial akibat
kongesti ini.
Perubahan sistem urinaria
Selama kehamilan, ginjal akan bekerja lebih
berat. Ginjal menyaring darah yang volumenya meningkat (sampai 30-50 % atau
lebih), yang puncaknya terjadi pada usia kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat
sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah ke ginjal berkurang akibat
penekanan rahim yang membesar). Dalam keadaan normal, aktivitas ginjal
meningkat ketika berbaring dan menurun ketika berdiri. Keadaan ini semakin
menguat selama kehamilan, karena itu wanita hamil sering merasa ingin berkemih
ketika mereka mencoba untuk berbaring / tidur.
Perubahan sistem metabolisme
Janin membutuhkan 30 - 40 gram kalsium untuk
pembentukan tulangnya dan ini terjadi ketika trimester terakhir. Oleh karena
itu, peningkatan asupan kalsium sangat diperlukan untuk menunjang kebutuhan.
Peningkatan kebutuhan kalsium mencapai 70 % dari diet biasanya. Penting bagi
ibu hamil untuk selalu sarapan karena kadar glukosa darah ibu sangat berperan
dalam perkembangan janin. Pada metabolisme lemak terjadi peningkatan kadar
kolesterol sampai 350 mg atau lebih per 100 cc. Hormon somatotropin mempunyai
peranan dalam pembentukan lemak pada payudara. Pada metabolisme mineral yang
terjadi adalah sebagai berikut :
1)
Kalsium. Dibutuhkan rata-rata 1,5 gram
sehari, sedangkan untuk pembentukan tulang terutama di trimester akhir
dibutuhkan 30-40 gram.
2)
Fosfor. Dibutuhkan rata-rata 2 gr / hari.
3)
Air. Wanita hamil cenderung mengalami retensi
air.
Perubahan sistem kardiovaskuler
Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa
oleh jantung setiap menitnya atau biasa disebut sebagai curah jantung (cardiac output) meningkat sampai 20-50
%. Peningkatan ini mulai terjadi pada usia kehamilan 6 minggu dan mencapai
puncaknya pada usia kehamilan 16-28 minggu. Oleh karena curah jantung yang
meningkat, maka denyut jantung yang meningkat (dalam keadaan normal 70 kali /
menit menjadi 80-90 kali / menit).
Setelah mencapai kehamilan 30 minggu, curah
jantung agak menurun karena pembesaran rahim menekan vena yang membawa darah
dari tungkai ke jantung. Selama persalinan, curah jantung meningkat sebesar 30
%, setelah persalinan curah jantung menurun sampai 15 - 25 % di atas batas
kehamilan, lalu secara perlahan kembali ke batas kehamilan.
Peningkatan curah jantung selama kehamilan
kemungkinan terjadi karena adanya perubahan alam aliran darah ke rahim. Janin
yang terus tumbuh, menyebabkan darah lebih banyak dikirim ke rahim ibu. Pada
akhir usia kehamilan, rahim menerima seperlima dari seluruh darah ibu
(Prawirohardjo, 2009).
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Aprianawati, B. 2009. Kecemasan Ibu Hamil. http://skripsistikes.files.wordpress.com/2009/08/56.pdf diakses tanggal 2 Maret 2013
2.
Carpenito, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. EGC.
Jakarta
3.
Hidayat, A.Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis
Data. Salemba Medika. Jakarta
4.
Jauhari, N. 2009. Gangguan Cemas Pada Ibu Hamil. http://medicom.blogdetik.com.cemas-pada-ibu-hamil/
diakses tanggal 1 maret 2013
5.
Leveno, J Kenneth. 2009. Obstetri Williams Edisi 21. EGC. Jakarta
6.
Nanda Internasional. 2010. Diagnosis Keperawatan. EGC. Jakarta
7.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. PT Rineka
Cipta. Jakarta
8.
Nursalam. 2011. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 2.
Salemba Medika. Jakarta
9.
Pantiawati, Ika. dan Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan. Nuha
Medika. Yogyakarta
10.
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta
11.
Puspitasari, Y. 2011. Kecemasan Ibu Hamil. http://lib.uin-malang.ac.id/ diakses tanggal 26 Februari 2013
12.
Salmah, Rusmiati. Maryanah. dan Susanti. Asuhan Kebidanan Antenatal. EGC. Jakarta
13.
Sudarti, Rodiyah. Judha Mohamad. dan Yongky. 2012. Asuhan Pertumbuhan Kehamilan, Persalinan,
Neonatus, Bayi Dan Balita. Nuha Medika. Yogyakarta
14.
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Salemba Medika. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar